Anda di halaman 1dari 17

“COMMUNICATION STRATEGY”

PAPER
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATAKULIAH
Manajemen Perubahan
Yang dibina oleh Ibu Sopiah, S.Pd., M.Pd.

Oleh :
Mila Amalia Rahmah (180413620664)
Mustika Agtin Bela Pertiwi (180413620705)
Mustika Apriana (180413620550)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
SEPTEMBER 2020
A. Konsep Strategi Komunikasi (Concept of Communication Strategy)
Setiap hari sebagai mahluk sosial, mau tidak mau sadar atau tidak sadar komunikasi sudah
menjadi bagian dari aktivitas kita. Pengaruh komunikasi sangat terasa, tidak ada kegiatan yang
dilakukan manusia yang tidak memerlukan komunikasi. Hal yang sangat mendasar, kita perlu
berbicara dengan keluarga kita, teman kita ketika hendak mengemukakan maksud dan tujuan kita.
Begitu juga halnya dengan karyawan/ti dalam suatu perusahaan selaku anggota sebuah organisasi
komunikasi sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam setiap alur
komunikasi, agar setiap anggota organisasi memahami dan ikut berpartisipasi dalam tujuan
organisasi tersebut. Maka dari itu, komunikasi dengan karyawan tidak hanya bagaimana karyawan
memahami perusahaan dan peran di dalamnya, tapi juga bentuk komitmen aktual pada tujuan –
tujuan organisasi.
a.1 Definisi Strategi Komunikasi (Definition of Communication strategy)
Untuk memahami strategi komunikasi, penulis terlebih dahulu akan menguraikan definisi
strategi dan komunikasi.
a.1.1 Definsi Strategi
Midlleton dalam Hafied Cangara (2013) mengatakan Strategi berasal dari bahasa Yunani
klasik yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Jadi strategi
adalah konsep militer yang dapat diartikan seni perang par ajenderal (The Art of General), atau
suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan
a.1.2 Definisi Komunikasi
Menurut Wibowo dalam Perilaku dalam Organisasi (2013) menjelaskan bahwa
komunikasi adalah pertukaran informasi antar sender dan reciver, dan menarik kesimpulan sebagai
persepsi tentang makna sesuatu antara individual yang terlibat. Sehingga komunikasi dapat
didefinisikan sebagai pertukaran ide-ide, komunikasi merupakan transnisi informasi yang
dihasilkan oleh pengiriman stimulus dari suatu sumber yang direspons penerima.
a.1.3 Definisi Strategi Komunikasi
Menurut seorang pakar perencanaan komunikasi Middleton dalam Cangara (2013) juga
membuat definisi dengan menyatakan bahwa strategi komunikasi adalah kombinasi terbaik dari
semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada
pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.
Strategi komunkasi memungkinkan suatu tindakan komunikasi dilakukan untuk target-
target komunikasi yang dirancang sebagai target perubahan. Bahwa didalam strategi komunikasi
pemasaran, target utamanya adalah pertama, bagaimana membuat orang sadar bahwa dia
memerlukan suatu produk, jasa atau nilai dan apabila perhatian sudah terbangun, maka target
terpentingnya adalah agar orang loyal untuk membeli produk, jasa atau nilai itu (Bungin, 2015:
62).
Di dalam menjalankan strategi komunikasi seluruh proses komunikasi harus dipahami
sebagai proses mentranformasikan pesan di antara kedua belah pihak. Kedua pihak memiliki
kepentingan didalam proses ini dan memiliki pengetahuan yang saling dipertukarkan satu dengan
yang lainnya, oleh karena itu strategi komunikasi harus mempertimbangkan semua pihak yang
terlbat di dalam proses komunikasi (Bungin, 2015: 62).

Seiring dengan komunikasi yang terjadi dalam organisasi, setiap perubahan yang terjadi
dalam lingkungan organisasi sangatlah penting untuk dikomunikasikan secara terarah kepada
setiap anggota organisasi, supaya setiap anggota organisasi terlibat dan mampu memahami tujuan-
tujuan dari perubahan.
a.2 Unsur-unsur Strategi Komunikasi (Elements of Communication Strategy)
Menurut Suryanto (2015) sumber juga menjadi bagian yang penting bagi sebuah proses
komunikasi. Oleh karena itu sumber masuk bagian dari unsur komunikasi. Adapun secara umum
unsur-unsur komunikasi yaitu meliputi sumber (source), komunikator (comunicator), pesan
(message), saluran atau media (channel), komunikan (comunicant) dan efek (effect). Berikut ini
dijelaskan unsur-unsur tersebut.
1. Sumber
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan dalam
rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa organisasi, lembaga,
maupun pribadi seseorang. Menurut hemat penulis hal ini menunjukan bahwa
sumber pada saat tertentu bisa jadi adalah seorang komunikator, tentunya dalam hal
ini jika komunikasi yang terjadi adalah komunikasi interpersonal, misalnya
komunikasi antara orang tua dan anak. Sumber yang berupa organisasi atau lembaga
biasanya terjadi pada saat komunikasi organisasi ataupun komunikasi massa.
2. Komunikator
Dalam komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya
komunikan dapat menjadi komunikator (Suryanto, 2015). Menurut hemat penulis
siapa yang memberikan pesan dialah komunikatornya. Suryanto (2015) menjelaskan
beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang komunikator yaitu sebagai
berikut:
a) Memiliki kedekatan dengan khalayak.
b) Memiliki kesamaan dan daya tarik sosial serta fisik
c) Kesamaan yang meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial,
ras, hobi dan kemampuan bahasa.
d) Memiliki dan dikenal kredibilitasnya dan otoritasnya.
e) Pandai dalam cara penyampaian pesan.
f) Dikenal status, kekuasaan dan kewenangannya.
3. Pesan
Menurut Suryanto (2015) pesan yang disampaikan akan tepat dan mengenai
sasaran, memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a) Pesan harus direncanakan dengan baik (disiapkan) serta sesuai dengan kebutuhan.
b) Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.
c) Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta menimbulkan
kepuasan.
Adapun bentuk pesan meliputi tiga hal yaitu; informatif, persuasif dan koersif.
Informatif yaitu pesan yang ditujukan untuk memberikan keterangan fakta dan data
kemudian komunikan mengampil kesimpulan dan keputusan sendiri. Persuasif yaitu
pesan yang ditujukan untuk membangkitkan pengertian dan kesadaran manusia bahwa
yang disampaikan akan mengubah sikap penerima pesan. Perubahan ini diterima
bukan karena paksaan melainkan atas kesadaran dan keterbukaan. Koersif yaitu pesan
yang bersifat memaksa dan menggunakan sanksi-sanksi. Koersif berbentuk perintah
atau instruksi untuk penyampaian suatu target (Suryanto, 2015)
4. Saluran
Saluran komunikasi atau media adalah perantara dalam penyampaian
informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi
penyebaran informasi atau pesan tersebut (Suryanto, 2015). Menurut Suryanto (2015)
media komunikasi memiliki beberapa fungsi yaitu;
a) Efektifitas yaitu mempermudah kelancaran penyampaian informasi.
b) Efisiensi yaitu mempercepat penyampaian informasi.

c) Konkret yaitu membantu mempercepat isi pesan yang bersifat abstrak.

d) Motivatif yaitu menambah semangat untuk melakukan komunikasi.

5. Komunikan
Suryanto (2015) menyatakan syarat komunikan sebagai faktor penyebab
keberhasilan komunikasi yang patut diperhatikan ialah kerangka pengetahuan dan
lingkup pengalaman. Penerima pesan dapat digolongkan dalam tiga jenis, yakni
personal, kelompok, dan massa.
Hal tersebut penting karena jika seorang komunikan tidak cukup memiliki
pengetahuan dan pengalaman komunikator harus lebih pandai untuk bisa membuat
pesan itu sampai dan dimengerti oleh komunikan.

6. Efek

Suryanto (2015) menjelaskan bahwa efek merupakan akhir dari proses


komunikasi, yaitu sikap dan tingkah laku orang yang dijadikan sasaran komunikasi,
sesuai atau tidak sesuai dengan yang dilakukan. Jika sikap dan tingkah laku
komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikan maka komunikasi dapat
dikatakan berhasil, demikian pula sebaliknya.
7. Umpan Balik
Umpan balik ialah tanggapan yang diberikan oleh komunikan oleh seorang
komunikator. Umpan balik yang ditimbulkan dalam proses komunikasi
memberikan gambaran kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang
dilakukannya. Umpan balik merupakan elemen yang dapat menjadi tolak ukur
berhasil atau tidaknya komunikasi (Suryanto, 2015).

Jenis – jenis umpan balik secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Umpan Balik Positif
Adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang
menandakan bahwa mereka memahami, membantu dan mau bekerja sama dengan
komunikator untuk mencapai sasaran komunikasi tertentu.
2. Umpan Balik Negatif
Adalah isyarat atau gejala yang ditunjukkan oleh komunikan yang
menandakan bahwa mereka memiliki sikap serta perilaku yang dapat berkisar dari
mulai tidak setuju hingga tidak menyukai pesan, cara penyampaian atau bahkan tidak
menyukai diri sang komunikator.
Dari beberapa unsur komunikasi yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya
komunikasi adalah faktor manusia. Oleh karena itu ia memberi saran jika seseorang mempelajari
komunikasi maka ia harus mempelajari manusia dengan segala keunikannya. Manusia yang sama
pada suatu saat di suatu tempat, akan berbeda dalam banyak hal jika berada di suatu saat dan suatu
tempat yang lain.
a.3 Tujuan dan Fungsi Strategi Komunikasi (Goal & Fungtion of Communication Strategy)
a.3.1 Tujuan Strategi Komunikasi
Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan
strategi komunikasi organisasi. Ruslan (2012) mengatakan ada beberapa tujuan dari strategi
komunikasi organisasi.
1. To secure understanding, untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam
berkomunikasi.
2. To establish acceptance, bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
3. To motive action, penggiatan untuk motivasinya.
4. The goals which the communicator sought to achieve, bagaimana mencapai tujuan yang
hendak dicapai oleh komunikator dari proses komunikasi tersebut.
a.3.2 Fungsi Strategi Komunikasi
Menurut Fajar (2009) menjelaskan bahwa dalam suatu organisasi baik yang berorientasi
komersial maupun sosial, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut melibatkan
empat fungsi yaitu:
1. Fungsi informatif, yaitu organisasi dapat dipandang sebagai suatun sistem pemrosesan
informasi. Maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat
memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
2. Fungsi regulatif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku
dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga ataupun organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang-orang yang berada
dalam tataran manajement yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan
semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif
pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan.
3. Fungsi persuasif, yaitu fungsi untuk melakukan pendekatan secara emosional. Di dalam
mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang
dilakukan secara sukarela oleh seorang bawahan akan menghasilkan kepedulian yang lebih
besar dibandingkan kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
4. Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang
memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua
saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (Newslatter, Buletin) dan laporan
kemajuan organisasi, juga saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antar pribadi
selama istirahat kerja, pertandingan olah raga ataupun kegiatan darma wisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
anggota terhadap organisasi.
a.4 Aliran Komunikasi
Masmuh (2010) mengatakan Aliran komunikasi juga salah satu komponen yang penting
dalam strategi. Adapun aliran komunikasi sebagai berikut :
1. Komunikasi satu arah (simplex)
Komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one way communication). Pada
umumnya komunikasi ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat atau yang terjadi
karena sistem yang mengaturnya harus demikian. Misalnya untuk menjaga kerahasiaan
atau untuk menjaga kewibawaan pemimpin.
2. Komunikasi dua arah
Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways communication). Dalam hal ini
komunikasi diberi kesempatan untuk memberikan respon atau feed back kepada
komunikatornya. Maka komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua belah pihak dan
dapat menghindarkan terjadinya kesalah pahaman.
3. Komunikasi ke bawah
Aliran informasi berdasarkan struktur organisasi yaitu informasi mengalir dari jabatan
berotoritas tinggi kepada mereka yang berotoritas rendah.
4. Komunikasi ke atas
Informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi
(penyelia). Informasi disampaikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan
organisasi.
5. Komunikasi horisontal
Informasi disampaikan di antara teman sejawat dalam unit kerja yang sama. Komunikasi
horisontal ini dilakukan untuk koordinasi, berbagi informasi tentang rencana kegiatan,
memecahkan masalah, memperoleh pemahaman bersama, menghilangkan perbedaan dan
memberi dukungan antar pekerja.

B. Membangun Strategi (Building a Strategy)


Menurut Sheldon (2011) menyatakan ada 6 pertanyaan yang harus disiapkan sebuah tim
dalam membangun strategy komunikasi:
1. What do we need to accomplish?, menjelaskan apakah yang perlu dicapai oleh suatu organisasi
mencakup pertanyaan bagaimana keadaan saat ini dan keadaan mendatang organisasi.
2. What do we need to communicate?, menjelaskan apa yang perlu dikomunikasikan dalam suatu
organisasi termasuk siapakah yang menyampaikan suatu pesan dan dengan siapa kita perlu
berkomunikasi.
3. In what order do we communicate with our audiences?, menjelaskan bagaimana urutan dalam
berkomunikasi mencakup pertanyaan kapan pesan akan dikomunikasikan, frekuensi dan alat
saluran apa yang nantinya digunakan.
4. How can communications accomplish the desired state?, menjelaskan komunikasi mencapai
keadaan yang diinginkan mencakup pertanyaan seputar apakah komunikasi kemudian mendorong
perilaku, mendidik, dan membangkitkan komitmen anggota.
5. Do we understand the following about our audience?, menjelaskan apakah sebuah team
memahami apa yang telah disampaikan audiens, mencakup seberapa mengenalnya team terhadap
audience, dan mampukah audience memotivasi karyawan.
6. How will we measure whether the communications strategy achieves its objectives?,
menjelaskan bagaimana kita mengukur apakah strategi komunikasi mencapai tujuannya.
Beberapa pertanyaan diatas harus dipersiapkan agar apa yang disampaikan oleh
koumikator dan komunikan sehingga bisa memahami maksud dan tujuan yang diharapkan oleh
organisasi. Setelah itu Midlleton dalam Hafied Cangara (2013) menyatakan terdapat beberapa
jenis strategi komunikasi untuk sosialisasi perubahan diantaranya.

1. Spray and pray

Menyediakan informasi yang luas dan bervariasi kepada karyawan. Dalam hal ini Manajer
berharap karyawan akan memahami dan berkoordinasi untuk mendukung perubahan.
2. Tell and sell

Manajemen memberi informasi tentang perubahan yang terjadi dan menyatakan bahwa para
karyawan/ti dibutuhkan untuk mendukung perubahan tersebut.
3. Underscore and explore

Manajemen membuka ruang dialog untuk berdikusi tentang proses perubahan dan berupaya
mencari tahu apakah terdapat halangan dan kesalahpahaman dalam proses perubahan.
4. Identify and Reply

Mempergunakan strategi bertahan, untuk mengetahui respon karyawan terhadap perubahan


dan sistem kerja, apakah terdapat rumor dalam respon perubahan

Di dalam dunia bisnis tiga strategi komunikasi di atas harus memperhatikan haal-hal lain
disekitarnya: 1) pemahaman terhadap proses komunikasi, 2) berpikir positif, 3) memahami bahasa,
4) kejelasan pesan, 5) daya persuasi, 6) kelengkapan pesan, dan 7) keinginan baik (Priyatna dan
Ardianto dalam Bungin (2015).
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadikan suksesnya
komunikasi. Setelah perhatian muncul kemudian diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang
merupakan tingkatan lebih tinggi dari perhatian. Minat merupakan titik pangkal untuk tumbuhnya
hasrat. Selanjutnya seorangkomunikator harus pandai membawa hasrat tersebut untuk menjadi
suatu keputusan komunikan untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator.
C. Melibatkan Pemangku Kepentingan Utama dalam Upaya Komunikasi (Involving Key
Stakeholders in Communications Efforts)

Bila ’communication strategy’ dikembangkan sebagai bagian dari keseluruhan strategi


organisasi, maka pihak yang terlibat dalam komunikasi tentu tidak hanya berasal dari pihak
internal seperti exsekutif, HRD, dan manager. Akan tetapi juga termasuk pihak external organisasi
seperti investor, masyarakat, maupun pemerintah. Dalam hal ini agar komunikasi antara pihak
internet dan external berjalan dengan baik maka Sheldon (2011) menyebut terdapat beberapa
pertanyaan yang perlu disiapkan diantaranya:
1. Sudahkah perusahaan mempertimbangkan semua pemangku kepentingan utama yang terkena
dampak upaya perubahan?
2. Apakah semua area (eksekutif, SDM, dan manajer) berkolaborasi untuk mengkomunikasikan
pesan yang konsisten?
3. Apakah HR telah memberikan alat dan pelatihan kepada manajer untuk mempersiapkan mereka
secara memadai guna mendukung semua komunikasi?
Selain itu Sheldon (2011) menyebut beberapa tahapan yang bisa dilakukan perusahaan
guna melakukan identifikasi terhadap stakeholder :
1. Understand what stakeholder engagement means to us, Yang artinya memahami arti
keterlibatan pemangku kepentingan dalam suatu perusahaan.
2. Engagement strategy, yaitu menetapkan visi dan tingkat ambisi keterlibatan di masa depan dan
meninjau tindakan masa lalu
3. Stakeholder mapping, yaitu menentukan kriteria untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan
pemangku kepentingan dan memilih mekanisme keterlibatan
4. Preparation, yaitu fokus pada tujuan jangka pendek dan panjang, menentukan logistik untuk
keterlibatan dan menetapkan aturan
5. Engagement, yaitu melakukan keterlibatan itu sendiri, memastikan kontribusi pemangku
kepentingan yang adil dan mengurangi ketegangan sambil tetap fokus pada masalah
6. Action plan, yaitu mengidentifikasi peluang dari umpan balik dan menentukan tindakan,
meninjau kembali tujuan dan merencanakan langkah selanjutnya untuk tindak lanjut dan
keterlibatan di masa depan.
D. Menentukan Isi Pesan (Determining Message Content)
Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. Ini menentukan teknik yang harus diambil,
apakah teknik informasi, teknik persuasi, atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri dari isi
pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu tapi lambang yang digunakan bermacam-
macam. Lambang tersebut diantaranya bahasa, gambar, gesture (kial), warna dan sebagainya.
Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, karena hanya
bahasalah yang dapat mengungkapakan pikiran dan perasaan fakta dan opini hal yang konkrit dan
abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang akan datang dan lain sebagainya. Karena
itu dalam komunikasi bahasa memegang peranan yang sangat penting. Tanpa penguasaan bahas,
hasil emikiran yang bagaimanapun baiknya tak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain
secara tepat.
Menurut Sheldon (2011) dalam menentukan suatu isi pesan tentunya harus memperhatikan
beberapa hal yang harus dipenuhi internal perusahaan seperti :
1. Apakah komunikasi merinci alasan di balik perubahan itu?
2. Apakah pesan tersebut mencapai yang berikut:
a) Berikan alasan perubahan dan jelaskan manfaatnya?
b) Minta bantuan staf untuk membuat perubahan bekerja secara efektif?
c) Tunjukkan dukungan untuk perubahan (yaitu, bantu orang lain menerima perubahan)?
3. Apakah strategi komunikasi secara efektif menyampaikan bagaimana perubahan akan
mempengaruhi karyawan dan bisnis dalam jangka pendek dan panjang?
4. Apakah strategi tersebut memenuhi berikut ini:
a) Berikan detail sebanyak mungkin?
b) Berikan detail realistis dari sisi positif dan negatif dari perubahan?
c) Beri tahu karyawan bahwa organisasi memahami rentang emosi yang terkait dengan
perubahan?

Selain itu Scharmm dalam Yoyon Mudjiono (2012) memberikan prinsip yang disebut “The
Condition Of Succes in Communication” yang terdiri dari:

1. Pesan haruslah direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa, hingga pesan itu dapat menarik
sasaran yang dituju.

2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antar
sumber dan sasaran, hingga kedua pengertian bertemu dan berpadu.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan menyarankan cara-cara
untuk mencapai kebutuhan itu.

4. Pesan harus menyarankan jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak dari situasi kelompok,
dimana kesadaran pada saat itu digerakkan untuk memberi respon yang dikehendaki

E. Menentukan Metode
Efektivitas komunikasi selain dipengaruhi oleh isi pesan yang disesuaikan dengan kondisi
khalayak juga dipengaruhi oleh metode penyampaian yang digunakan pada sasaran. Metode
penyampaian tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu dari cara pelaksanannya dan menurut
bentuk isinya. Dari cara pelaksanaannya semata-mata melihat komunikasi dari segi pelaksanannya
dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua melihat komunikasi dari
bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung.
Menurut Hafien Cangara (2013) Metode penyampaian pesan menurut bentuk dan isinya
dikenal dengan metode-metode : informatif, persuasif dan kursif.
1. Metode Informatif adalah suatu bentuk isi pesan yang bertujuan untuk memberikan penerangan
kepada khalayak.
2. Metode persuasif merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan dengan jalan
membujuk. Khalayak digugah baik pikiran maupun perasaannya. Komunikasi persuasif berusaha
mengubah pengetahuan, sikap, tingkah laku seseorang atau publik terhadap program yang
dilaksanakan.
3. Metode edukatif adalah metode yang digunakan untuk mendidik khalayak akan suatu hal. Jika
pesan informatif tekannanya pada unsur kognitif, maka pesan yang bersifat mendidik punya
tekanan pada unsut kognitif , afektif dan psikomotorik. Pesan mendidik harus memiliki tendensi
ke arah perubahan bukan hanya dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi juga melaksanakan apa yang
diketahuinya.
4. Sedangkan metode kursif (cursive) berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.
Dalam hal ini khalayak dipaksa, tanpa perlu berpikir lebih banyak lagi untuk menerima gagasan-
gagasan atau idea-idea yang dilontarkan. Oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi
pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.
F. Identifikasi Saluran Komunikasi yang Paling Efektif (Identifying Most Effective
Communication Channels)
Untuk mencapai saluran komunikasi yang efektif kita dapat memilih salah satu atau
gabungan dari beberapa media, tergantung dari tujuan yang akan dicapai pesan yang akan
disampaikan dan teknik yang akan dipergunakan. Mana yang terbaik dari sekian banyak saluran
komunikasi itu, tida dapat ditegaskan dengan pasti, sebab masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Sebagai contoh, pesan melalui media tulisan/cetakan dan media visual dapat
dikaji berulang ulang dan disimpan sebagai dokumentasi. Pesan melalui media audial dapat
didengarkan pada saat mata dan tangan dipergunakan untuk mengendarai hal-hal lain, umpamanya
mendengarkan berita radio ketika sedang mengemudikan mobil. Pesan melalui media audio-visual
dapat ditangkap secara lengkap, dapat dilihat dan didengarkan.
Sheldon (2011) mencontohkan dua saluran komunikasi yang bisa dipilih diantaranya:
1. Mass Communication
Menurut Nurudin (2013) sesuatu didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup
hal-hal sebagai berikut:
a) Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk
menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan
tersebar.
b) Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan- pesannya bermaksud
mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui
satu sama lain.
c) Pesan adalah milik publik, artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima banyak
orang.
d) Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan
atau perkumpulan, atau dengan kata lain komunikatornya tidak berasal dari seseorang
tetapi lembaga.
e) Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penepis informasi), artinya pesan-pesan
yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga
tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.
f) Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda
Beberapa saluran Komunikasi Massa menurut Sheldon (2011) :
1. Email
2. Internet
3. Newspaper
4. Memos
2. Face to face communication
Komunikasi tatap muka adalah suatu bentuk komunikasi yang mempertemukan secara
tatap muka pihak komunikator dan komunikan. Pesan disampaikan secara langsung dari
komunikator, dan secara langsung dapat langsung menerima umpan balik/feedback dari
komunikan. Komunikasi tatap muka sendiri terbagi menjadi komunikasi interpersonal dan
kelompok.
a) Komunikasi antarpribadi (interpersonal)
Komunikasi antarpribadi terjadi apabila terjadi apabila seseorang mendasarkan
prediksinya tentang reaksi orang lain dengan data psikologis (Budyatana, 2011: 7).
Fungsi utama komunikasi antarpribadi adalah mengendalikan lingkungan guna
memperoleh imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi dan sosial. Adapun yang
dimaksud imbalan ialah setiap akibat perolehan fisik, ekonomi, dan sosial yang dinilai
positif. Contohnya ialah uang sebagai akibat perolehan ekonomi yang dinilai positif jika
seorang pegawai berhasil mengendalikan perilaku atasannya, seperti rajin, prestasi kerja
baik, dan jujur (Budyatna, 2011).
a) Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah komunikasi dimana lawan komunikasi atau
komunikannya berupa sekelompok orang. Komunikasi kelompok dibagi menjadi dua
yaitu komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Komunikasi
kelompok kecil ialah komunikasi dimana komunikannya berupa kelompok yang
jumlahnya sedikit. Selain itu komunikasi kelompok kecil ditujukan kepada kognisi
komunikan dan prosesnya berlangsung secara dialogis. Komunikan dalam kelompok
kecil cenderung homogen. Misalnya rapat koordinasi pimpinan, pesertanya adalah para
pimpinan dari masing-masing divisi dari sebuah kelompok. Oleh karena itu mereka
cenderung saling kenal dan punya hubungan secara psikologis.
Adapun komunikasi kelompok besar adalah komunikasi dimana komunikannya
berupa kelompok yang jumlahnya banyak. Komunikasi kelompok besar ditujukan kepada
afeksi komunikan dan prosesnya berlangsung secara linier. Komunikan dalam kelompok
besar cenderung bersifat heterogen. Misalnya rapat raksasa di sebuah lapangan, biasanya
mereka terdiri dari orang-orang yang tidak saling kenal dan tidak memiliki hubungan
psikologis (Budyatna, 2011).
Beberapa saluran Komunikasi tatap muka menurut Sheldon (2011) :

1. Meetings
2. Information sessions
3. Round table discussions

G. Memastikan Tindak Lanjut (Ensuring Follow-Up)


Tahapan terakhir dari strategi komunikasi adalah memastikan apakah penerapan strategi
komunikasi akan memberikan dampak berkelanjutan yang efektif bagi perusahaan. Menurut
Sheldon (2011) pertanyaan yang mungkin Anda pertimbangkan untuk ditanyakan untuk mengukur
keefektifan strategi mungkin termasuk:
1. Apakah departemen atau fakultas disiapkan untuk melibatkan karyawan dengan
melakukan hal berikut:
a) Mengajukan pertanyaan?
b) Mendengarkan kekhawatiran karyawan?
c) Mengakui setiap kontribusi dan menyoroti keuntungan dan kerugian dari berbagai
saran?
2. Apakah departemen atau fakultas mempertimbangkan hal berikut:
a. Merencanakan untuk menilai reaksi karyawan terhadap perubahan (melalui survei,
kelompok fokus, dll.)?
b. Terus memantau metrik utama yang terkait dengan tujuan komunikasi dan
membuat penyesuaian yang diperlukan saat karyawan bereaksi terhadap pesan
yang berbeda?
c. Secara proaktif dan reaktif menyesuaikan strategi komunikasi berdasarkan
tanggapan karyawan?
d. Mengungkapkan apresiasi atas bantuan dan kerja sama karyawan dalam
melaksanakan perubahan?
Contoh cara yang bisa dilakukan perusahaan guna mengawasi strategi komunikasi dalam
perusahaan bisa menggunakan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators). Menurut
Banerjee dan Buoti (2012), Key Performance Indicator (KPI) adalah ukuran berskala dan
kuantitatif yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja organisasi dalam tujuan mencapai target
organisasi. KPI juga digunakan untuk menentukan objektif yang terukur, melihat tren, dan
mendukung pengambilan keputusan.
Pada Umumnya, Indikator yang ditetapkan dan diukur dalam KPI merupakan kesepakatan
dari semua pihak yang berkaitan. Indikator-indikator yang diukur dan sasaran KPI pada setiap
organisasi berbeda-beda, tergantung pada sifat dan strategi organisasi tersebut. Misalnya, salah
satu indikator kinerja utama atau KPI untuk perusahaan terbuka (perusahaan publik) adalah harga
saham dan jumlah dividen yang akan dibagikan ke pemegang sahamnya sedangkan KPI bagi
perusahaan startup adalah penambahan jumlah pelanggan ataupun pertumbuhan penjualan
produk. Esensi dari KPI adalah menetapkan target dan cara-cara yang dapat diukur untuk menilai
kemajuan perusahaan terhadap target yang ditentukan tersebut.
Dengan menjalankan KPIs perusahaan dapat mengukur indikator kemajuan yang kritis
(kunci) menuju hasil yang diinginkan. KPI memberikan fokus untuk perbaikan strategis dan
operasional, membuat analitis dasar pengambilan keputusan dan membantu memfokuskan
perhatian pada hal yang paling penting bagi perusahaan.
Daftar Pustaka

Abdullah, Masmuh. 2010. Komunikasi Organisasi dalam Prespektif Teori dan Praktek. Malang :
UPT Penerbitan Muhammadiyah Malang.
Banerjee, J. & Buoti, C., 2012. General specifications of KPIs. s.l.:International Telecomunication
Union
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Rajawali Pers.
Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:
Prenada Media Group
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo.
Fajar, Mahaerni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Levy, Sheldon 2011. Change Management Leadership Guide. Spring 2007 : President’s
Newsletter to the Ryerson Community.
Nurudin. 2013. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ruslan, Rosady, S.H., M.M..2012. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi; Konsep
dan aplikasi, Jakarta; Raja Grafindo Persada
Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung : CV Pustaka Setia.
Wibowo. 2013. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yoyon Mudjiono,. 2012. Bahan Ajar Ilmu Komunikasi, (Surabaya: Jaudar Press).

Anda mungkin juga menyukai