Pembimbing:
Ahdun Trigono, SKM, M.Kes
Disusun oleh:
Santoso Cokro 226080177
Seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari yang
namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi secara
langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap muka secara langsung
sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui perantara orang ketiga yang
menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di dalam kehidupan bermasyarakat.
Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup
sendiri melainkan perlunya interaksi dengan manusia lainnya. Komunikasi adalah proses
berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut
komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi efektif harus memenuhi
syarat, komunikasi yang menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlihat dalam
komunikasi. Tujuan komunikasi efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami pesan
yang disampaikan antara pemberi dan penerima sehingga bahasa lebih jelas, lengkap,
pengiriman dan umpan balik seimbang, dan melatih menggunakan bahasa non verbal secara
baik. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai komunikasi efektif, antara lain :
Menurut Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Komunikasi (2008:13) menyebutkan,
komunikasi yang efektif ditandai dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan
kesenangan, mempengaruhi sikap, meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan
pada akhirnya menimbulkan suatu tidakan.
Johnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi
efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau
dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan
materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada
komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini
adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain
agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.
Menurut Mc. Crosky Larson dan Knapp (2001) mengatakan bahwa komunikasi yang
efektif dapat dicapai dengan mengusahakan ketepatan (accuracy) yang paling tinggi
derajatnya antara komunikator dan komunikan dalam setiap komunikasi.
Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut ;
Pengirim pesan , penerima pesan dan pesan. Semua fungsi manager melibatkan proses
komunikasi sebagai berikut ;
Pengirim pesan (sender) dan isi pesan atau materi
Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang
dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang
dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh
pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir
secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa:
Informasi
Ajakan
Rencana kerja
Pertanyaan dan sebagainya
Simbol atau isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau symbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manager menyampaikan peasan dalam
bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan , kepala, mata, dan bagian muka
lainnya ). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah
sikap, periklaku atau menunjukkan arah tertentu.
Media atau penghubung
Adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan
yang akan disampaikan, jumlah penerimaan pesan, situasi dsb.
Mengartikan kode atau isyarat
Setelah pesan diterima melalui indra ( telinga, mata dst)maka si penerima pesan harus
dapat mengartikan symbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimngerti /
dipahaminya.
Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun
dalam bentuk code /isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim.
Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu
dampak pesannya terhadap sipenerima pesan hal ini penting bagi manager atau pengirim
pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan
tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan
penerima pesan. Bailkan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya
merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan
sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak.
Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai
pengaruh dalam proses komunikasi, karena setiap situasi hampir selalu ada hal yang
mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi
sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
BAB II
Patient Centered Care
Dan seperti yang ditunjukkan oleh data, pasien yang benar-benar puas terus
menjadi penyebar informasi dalam hal ini pengalaman pasien di bawah
perawatan RS.
KESIMPULAN
Sebagai seorang leader / manager di RS, pertama kita harus menidentifikasi masalah
yang menjadi kendala dalam melakukan komunikasi yang efektif. niscaya bila hambatan
komunikasi tidak teratasi, tujuan dari komunikasi tidak akan pernah terwujud.
SBAR dipergunakan sebagai landasan penyusunan komunikasi verbal lewat sarana
komunikasi (telepon) dan dilakukan oleh pelaku p elayanan kesehatan di rumah sakit pada
saat para pelaku kesehatan melakukan:
1. Pelaporan perkembangan pasien
2. Melaporkan kasus urgent/penting
3. Memberikan perintah asuhan keperawatan
4. Memberikan perintah pemberian obat, tindakan medic maupun diagnostik
5. Diskusi dengan konsultan profesional baik dalam bentuk lingkup ilmu yang sama
maupun lintas disiplin
6. Serah terima petugas ambulan kepada staf rumah sakit
7. Mengkonfirmasikan critical result / hasil kritis laboratorium radiologi kepada unit
yang meminta pemeriksaan harus disampaikan kepada dokter penanggung jawab
pasien selambat lambatnya 30 menit setelah hasil lab / radiologi
- SITUATION : Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien
- BACKGROUND : Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang
mengakibatkan timbulnya keluhan klinis
- ASESMENT : Penelitian / pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga
perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk
- RECOMMENDATION : Usulan sebagai tindak lanjut apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini
- Catat : Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut
- Baca : Isi pesan dibaca kembali secara lengkap oleh penerima pesan
- Konfirmasi : Penerima pesan mengkonfirmasi kepada pemberi pesan.
Dalam komunikasi lisan, hal di atas dapat diajdikan landasan pelasanaan. Pemberi pesan
harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh penerima pesan yang dibacakan oleh
penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih kurang atau salah
Penyedia layanan kesehatan harus terobsesi dengan perjalanan pasien. Perjalanan dimulai
jauh sebelum pasien mengunjungi fasilitas kesehatan untuk berinteraksi dengan penyedia
layanan kesehatan, dan berakhir setelah perawatan mereka. Peta perjalanan pasien yang baik
mengintegrasikan berbagai titik sentuh virtual dan fisik.
Apakah pasien puas dan puas dengan perawatan yang mereka terima?
Daftar Pustaka
Depkes, RI. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Ernawati, Elies, Asih Tri R, dan Satra Wiyanto. (2014) Penerapan Hand hygiene Perawat di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 28, Suplemen No. 1, 2014 halaman 89-
94.
Flynn, L., Liang, Y., Dickson, G.L., Xie, M., & Suh, D.C. (2012). Nurses’ practice environments,
error interception practices, and inpatient medication errors. Journal of Nursing Scholarship
Vol.44/No.22 halaman 180-186.
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) (2012). Instrumen Akreditasi Rumah Sakit Standar
Akreditasi Versi 2012. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1087/MENKES/SK/VIII/2010: Standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI. (2009). Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta
Mulyatiningsih, Sri. (2013). Determinan Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien
di Rawat Inap RSAU Dr Esnawan Antariksa Jakarta [Thesis]. Jakarta: Universitas Indonesia.
Nilsson, L., Lindeeroet, O., Gupta, A., & Vegfors, M. (2009). Implementing a pre-operative checklist
to increase patient safety: a 1-year follow-up of personnel attitudes. Journal Compilation. Vol.54/No.2
halaman 176-182. Diunduh melalui http://onlinelibrary.wiley.com/doi/ 10.1111/j.1399-
6576.2009.02109.x/ abstract> [Diakses 16 Desember 2022)
Tubb, S. L, dan Moss, S. 2006. Human Communication. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf Zainal
Abidin, 2015. Manajemen Komunikasi (Filosofi, Konsep, dan Aplikasi). Bandung: Pustaka Setia