Anda di halaman 1dari 9

USULAN INDIKATOR MUTU

DIKLAT DAN PENGEMBANGAN

RUMAH SAKIT UMUM

Jl.Raya KlapagadingKulon – Wangon 53176 Telp. (0281) 513267, 5700170


Email. annimah_hospital@yahoo.com Banyumas – Jawa Tengah
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu pelayanan rumah sakit merupakan derajat kesempurnaan pelayanan rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat/ konsumen akan pelayanan kesehatan yang
sesuai dengan standar profesi dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta di berikan secara aman dan memuaskan
sesuai norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan memperhatikan keterbatasan
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat sebagai konsumen.
Menurut Donabedian, pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur
dengan menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu:
1. Input (struktur) ialah segala sumber daya yamg diperlukan untuk melakukan
pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan
teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu
memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu
pelayanan kesehatan adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan
pelayanan kesehatan.
2. Proses ialah interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan konsumen
(pasien/ masyarakat). Proses ini merupakan variabel peningkatan mutu yang
penting.
3. Output/ outcome ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen
tersebut.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan penilaian
akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan
proses. Pada kegiatan ini rumah sakit harus melakukan berbagai standar dan prosedur
yang telah ditetapkan. Rumah sakit dipacu untuk dapat menilai diri sendiri (self
assesment) dan memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
Sebagai kelanjutan untuk mengukur hasil kerjanya perlu adanya latar ukur yang lain, yaitu
intrumen mutu pelayanan rumah sakit yang menilai dan memecahkan masalah pada hasil
(output). Tanpa mengukur hasil kinerja rumah sakit, tidak dapat diketahui apakah input
dan proses yang baik telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator rumah sakit
yang disusun dengan bantuan WHO bertujuan mengukur kinerja rumah sakit secara nyata.
Di Indonesia telah dikeluarkan Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Minimal Pelayanan Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah
Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada mayarakat memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, Undang- Undang Nomor: 36 tahun 2009
tentang Kesehatan, Kepmenkes Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit serta Permenkes Nomor: 11 TAHUN 2017 tentang Keselamatan
Pasien serta sesuai dengan Specification Manual for The Joint Commission
International Library of Measures Version 2,0 Januari 2013 maka rumah sakit dituntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan
dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan, khususnya di rumah sakit disusun suatu indikator mutu untuk
mengukur kualitas pelayanan. Indikator mutu rumah sakit adalah seperangkat alat ukur
mutu pada output suatu pelayanan. Alat ukur ini lebih mencerminkan mutu pelayanan
medik, mutu pelayanan pendukung dan tingkat kecanggihan. Indikator ini merupakan
indikator minimal yang seharusnya dapat dlaksanakan pada sebagian besar rumah sakit.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum AN NI’MAH dapat
seperti yang diharapkan, maka perlu disusun Panduan Indikator Mutu Rumah Sakit
Umum AN NI’MAH. Buku panduan tersebut disusun sebagai acuan bagi pengelola
Rumah Sakit Umum AN NI’MAH dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang pengertian, ruang lingkup
indikator mutu, serta langkah-langkah pelaksanaannya.

B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberikan panduan dalam pelaksanaan indikator mutu pada tiap unit RS terkait
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum AN
NI’MAH.

2. Tujuan khusus :
a. Dapat terselenggaranya pemilihan indikator mutu seuai dengan yang diperlukan
tiap-tiap unit RS.
b. Memudahkan unit dalam pelaksanaan, penerapan dan pengukuran indikator mutu.
c. Memperjelas alur pelaksanaan dan pelaporan untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaan indikator mutu.
BAB II
DEFINISI

Prinsip dasar upaya peningkatan mutu pelayanan adalah pemilihan aspek yang akan
ditingkatkan dengan menetapkan indikator, kriteria serta standar yang digunakan untuk
mengukur mutu pelayanan rumah sakit. Berikut beberapa definisi aspek-aspek dalam
pelaksanaan indikator mutu :
1. Indikator
Indikator adalah suatu cara untuk menilai penampilan dari suatu kegiatan dengan
menggunakan instrumen. Menurut WHO, indikator adalah variabel yang digunakan untuk
mengukur perubahan. Indikator yang ideal harus memiliki 4 (empat) kriteria:
a. Sahih (valid), yaitu benar-benar dapat dipakai untuk mengukur aspek yang akan dinilai.
b. Dapat dipercaya (reliable), yaitu mampu menunjukkan hasil yang sama pada saat yang
dinilai berulangkali, untuk waktu sekarang maupun yang akan datang.
c. Sensitif, yaitu cukup peka untuk mengukur, sehingga jumlahnya tidak perlu banyak.
d. Spesifik, yaitu memberikan gambaran perubahan ukuran yang jelas.
2. Mutu
Menurut Crosby, mutu adalah sesuai yang disyaratkan atau distandarkan
(Conformance to requirement), yaitu sesuai dengan standar mutu rumah sakit yang
telah ditentukan, baik inputnya, prosesnya maupun outputnya.
3. Indikator Mutu
Indikator mutu adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi mutu
keadaan atau status dan memungkinkan dilakukan pengukuran terhadap perubahan
yang terjadi dari waktu ke waktu atau tolok ukur presentasi kuantitatif/ kualitatif yang
digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan terhadap besaran target atau standart
yang telah ditetapkan sebelumnya/cara untuk menilai mutu atau kualitas dari suatu
kegiatan dalam hal ini mutu pelayanan dirumah sakit.
4. Indikator Mutu Prioritas
Indikator mutu prioritas adalah indikator mutu yang diprioritaskan yang akan
diimplementasi di rumah sakit meliputi topik terkait perbaikan pelayanan yang berdampak
terhadap unit- unit pelayanan secara menyeluruh.. indikator mutu dipilih berdasarkan :
a. Misi Rumah sakit dan tujuan strategi rumah sakit
b. Data permasalahan di rumah sakit (komplain, capaian indikator mutu dan lain- lain)
c. Sistem dan proses yang bervariasi dalam penerapan suatu penyakit ( IMA )
d. Sistem pelayanan klinis kompleks yang perlu efisiensi ( stroke, SC)
e. Dampak perbaikan sistem keseluruh unit di rumah sakit (Sistem manajemen obat)
f. Pendidikan dan pelatihan profesi kesehatan
Bedasasarkan hal tersebut maka dipilihlah area prioritas dan dilakukan peningkatan
mutu pelayanan area prioritas yaitu : dengan pembuatan dan pemberlakuan PPK dan Clinical
pathway masing – masing KSM dan dinilai dengan indikator mutu area klinis, area
manajemen dan area sasaran keselamatan pasien. Mengacu pada prioritas pengukuran mutu
pelayanan klinis yang akan di evaluasi maka selain ditetapkan indikator mutu, juga
diperlukan standarisasi proses asuhan klinis pada prioritas pengukuran mutu di rumah
sakit.Kamus Profil Indikator
Kamus profil indikator berisi poin-poin indikator mutu dari tiap unit rumah
sakit, di dalamnya mencakup judul, definisi operasional, tujuan dan dimensi mutu, dasar
pemikiran/ alasan pemilihan indikator, numerator, denominator dan formula pengukran,
metodologi pengumpulan data, cakupan data, frekuensi pengumpulan data, frekuensi analisis
data, metodologi analisis data, sumber data, penanggung jawab pengumpul data dan
publikasi data, standar dari indikator mutu sebagai acuan dalam pelaksanaan indikator mutu.
5. PPK (Panduan Praktik Klinik) – CP (Clinical Pathway)
Ketua Kelompok Staf Medis telah menetapkan paling sedikit 5 (lima) prioritas
panduan praktik klinis-alur klinis dan/atau protokol klinis dan atau prosedur dan atau
standing order, sebagai panduan dari standarisasi proses asuhan klinik yang dimonitor oleh
Komite Medik. Dengan tujuan sebagai berikut :
a. Melakukan standarisasi proses asuhan klinik.
b. Mengurangi risiko dalam proses asuhan, terutama yang berkaitan asuhan kritis.
c. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan efisien dalam memberikan asuhan
klinik tepat waktu dan efektif.
d. Memanfaatkan indikator prioritas sebagai indikator dalam penilaian kepatuhan
penerapan alur klinis di area yang akan diperbaiki di tingkat rumah sakit.
e. Secara konsisten menggunakan praktik berbasis bukti (“evidence based practices”)
dalam memberikan asuhan bermutu tinggi.
f. Penerapan panduan praktik klinis-clinical pathway dipilih oleh masing-masing
kelompok staf medis adalah di unit-unit pelayanan, dimana DPJP memberikan asuhan.
6. Indikator Mutu Unit
Indikator Mutu Unit adalah indikator mutu yang tetap dijalankan pada unit terkait,
sebagai upaya peningkatan mutu pelayanan. Dimana kegiatan validasi, monitoring dan
evaluasi dan bencmarking dilakukan menyusul setelah indikator mutu utama terlaksana
sesuai dengan yang diharapkan.
7. Judul Indikator
Judul indikator mutu.
8. Dasar Pemikiran
Dasar Pemikiran/ alasan pemilihan indikator adalah hal yang melatarbelakangi dipilihnya
suatu indicator.
9. Dimensi Mutu
Suatu pandangan dalam menentukan penilaian terhadap jenis dan mutu pelayanan
dilihat dari akses, efektifitas, efisiensi, keselamatan dan keamanan kenyamanan,
kesinambungan pelayanan, kompetensi teknis, dan hubungan antar manusia
berdasarkan WHO.
10. Tujuan
Tujuan dibuatnya indicator.
11. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan pengertian dari indikator.
12. Jenis Indikator
Tipe indikator adalah input, proses, output.
13. Satuan Pengukur
Besaran yang digunakan dalam pengukuran.
14. Numerator (Pembilang)
Numerator (Pembilang) adalah besaran sebagai nilai pembilang dalam rumus indikator
kinerja.
15. Denominator (Penyebut)
Denominator (Penyebut)adalah besaran sebagai nilai pembagi dalam rumus indikator
kinerja.
16. Target Pencapaian
Standar/ target adalah nilai atau ukuran pencapaian mutu/ kinerja tertentu yang telah
ditetapkan dan wajib dicapai langsung atau bertahap berdasarkan kemampuan pemilik
rumah sakit. Standar adalah sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas,
berat, nilai atau mutu. Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan acuan dari
berbagai sumber, benchmarking dengan rumah sakit yang setara, berdasarkan tren yang
menuju kebaikan.
17. Kriteria
Kriteria Inklusi adalah hal yang termasuk dalam pengukuran.
Kriteria Eksklusi adalah hal yang tidak masuk dalam pengukuran.
18. Formula
Formula/ rumus untuk menghitung capaian indikator
19. Metode Pengumpulan data
Metode Pengumpulan adalah cara yang digumakan untuk mendapatkan data tersebut.
20. Sumber Data
Sumber data tersebut diambil.
21. Instrumen Pengambilan Data
Alat yang digunakan untuk proses pengambilan data.
22. Besar Sampel
Jumlah sampel yang akan diambil.
23. Cara Pengambilan Sampel
Teknik / cara pengambilan sampel.
24. Periode Pengumpulan Data
Jumlah pengumpulan data dalam kurun waktu tertentu.
25. Penyajian Data
□ Tabel
□ Run Chart
26. Periode Analisis dan Pelaporan Data
Rentang waktu pelaksanaan kajian terhadap indikator kinerja yang dikumpulkan.
27. Penanggung Jawab
Penanggung jawab pengumpul data adalah petugas yang ditunjuk sebagai PIC (Person In
Charge) / Koordinator unit bila PIC berhalangan, dan Data Colektor sebagai pengumpul data
dari PIC/ koordinator unit.

BAB III

KEBIJAKAN

1. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien


2. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 2018
3. Kepmenkes RI nomor 129/SK/II/2008 tentang Standar pelayanan minimal Rumah Sakit
BAB IV

PROFIL USULAN INDIKATOR MUTU


A. Diklat dan Pengembangan

Judul Indikator Prosentase karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20


jam/orang dalam setahun

Dasar Pemikiran Indikator mutu ini adalah indikator mutu pada tahun 2021,
karena pada tahun 2021 belum sesuai dengan standar maka
indikator mutu ini diajukan kembali pada tahun 2022

Dimensi Mutu Kompetensi teknis

Tujuan Tergambarnya kepedulian rumah sakit terhadap kualitas


sumber daya manusia

Definisi Operasional Pelatihan adalah semua kegiatan meningkatkan


kompetensi karyawan yang dilakukan baik dirumah sakit
ataupun di luar rumah sakit yang bukan merupakan
pendidikan formal. Minimal per karyawan 20 jam per
tahun.

Jenis Indikator Hasil


Satuan Pengukuran Prosentase
Numerator (Pembilang) Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20
jam per tahun

Denominator Jumlah seluruh karyawaan di rumah sakit


(Penyebut)
Target Pencapaian >75%
Kriteria Kriteria Inklusi :

- Semua karyawan baik karyawan tetap maupun


karyawan kontrak

Kriteria Eksklusi :

- Karyawan orientasi

Formula Jumlah karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam per tahun x 100%
Jumlah seluruh karyawan di rumah sakit

Metode Pengumpulan Retropektif


Data
Sumber Data UMAN pelaksanaan diklat

Instrumen Pengambilan Bukti kehadiran peserta pelatihan


Data
Besar Sampel Total sampel (apabila populasi ≤30
Rumus slovin (apabila populasi >20)
Cara Pengambilan Non probability sampling – consecutive sampling
Sampel
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data □ Tabel
□ Run Chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab PIC Diklat dan Pengembangan

Anda mungkin juga menyukai