Pendidikan
•S2 – Administrasi Rumah Sakit di Universitas Respati Indonesia (2019-2021)
•Pendidikan Profesi Bidan di Universitas Nasional (2020-2021)
•DIV – Kebidanan di Universitas Nasional (2018-2019)
•DIII – Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Bengkulu (2014-2017)
Pengalaman Kerja
•Rumah Sakit Umum Astrini sebagai Kasi Pelayanan Medik (2022 - sekarang)
•Politeknik Piksi Ganesha sebagai dosen (2022 - sekarang)
•Rumah Sakit Umum An Ni'mah sebagai Kasi Diklat dan Pengembangan (2021 - 2022)
•Puskesmas Kecamatan Kebon Manggis sebagai Contact Tracer – Relawan BNPB (2021)
081379881221 •Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung sebagai Contact Tracer – Relawan BNPB (2020)
•BPM Tusnawati sebagai Bidan Pelaksana2017 – 2020
Organisasi
•IMARSI Jawa Tengah 2022-2025
Bid. Advokasi , Bantuan Hukum dan Perlindungan Anggota
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
PKPO
PKPO
3; 3.1; PENYIMPANAN PERESEPAN
3.2; 3.3 4; 4.1
PKPO PKPO
PENYIAPAN (DISPENSING) PEMBERIAN (ADMINISTRATION) 6; 6.1
5; 5.1
Klinis
Non-Klinis/Manajemen
Klinis Pemilihan
Pemantauan Efek Terapi Obat (PKPO 7 EP a)
Perencanaan PKPO 2
Rekonsiliasi Obat (PKPO 4) Pengadaan
Pemantauan Efek Samping Obat (PKPO 7 EP b)
Penyimpanan (PKPO 3; 3.1;3.2;3.3)
Pengkajian Resep (PKPO 5.1) Distribusi
Edukasi dan Konseling Obat (PKPO 4.1 EP e,
Dispensing PKPO 5
PKPO 6.1 EP b)
PEDOMAN
TERKAIT PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
9. Pedoman Penyusunan Rencana Kebutuhan Obat dan Pengendalian Persediaan Obat di Rumah Sakit, Kemenkes RI, 2019
10. Pedoman dasar dispensing sediaan steril, Kemenkes 2009, (sedang proses updating 2021-2022)
11. Modul Farmakovigilans untuk Tenaga Profesional Kesehatan, Badan POM, 2020
12. Panduan Penatagunaan Antimikroba di Rumah Sakit, Kemenkes RI, 2020
WEBSITES
TERKAIT PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
13. Institute for Safe Medication Practice: www.ismp.org
14. US FDA: www.fda.gov
15. American Society of Health-System Pharmacists: https://www.ashp.org/pharmacy-practice/policy-positions-and-guidelines/
PENGORGANISASIAN
Standar PKPO 1
Sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat dikelola untuk memenuhi kebutuhan pasien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
a. Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang sistem pelayanan kefarmasian dan
penggunaan obat, termasuk pengorganisasiannya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Memiliki bukti apoteker memiliki izin dan kompeten serta telah melakukan supervisi
pelayanan kefarmasian dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
c. Memiliki bukti kajian sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang
dilakukan setiap tahun.
d. Memiliki sumber informasi obat untuk semua staf yang terlibat dalam penggunaan
obat.
KAJIAN SISTEM
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT
Standar PKPO 2
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan formularium yang digunakan untuk peresepan/permintaan
obat/instruksi pengobatan. Obat dalam formularium senantiasa tersedia di rumah sakit.
a. Rumah sakit telah memiliki proses penyusunan formularium rumah sakit secara kolaboratif.
b. Rumah sakit melakukan pemantauan kepatuhan terhadap formularium baik dari persediaan
maupun penggunaannya.
c. Rumah sakit melakukan evaluasi terhadap formularium sekurang-kurangnya setahun sekali
berdasarkan informasi tentang efektivitas, keamanan dan biaya.
d. Rumah sakit melakukan pelaksanaan dan evaluasi terhadap perencanaan dan pengadaan
sediaan farmasi, dan BMHP.
e. Rumah sakit melakukan pengadaan sediaan farmasi, dan BMHP melibatkan apoteker untuk
memastikan proses berjalan sesuai peraturan perundang-undangan
PENYIMPANAN
Standar PKPO 3
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP
disimpan dengan benar dan aman sesuai peraturan perundang-undangan dan standar profesi.
a. Sediaan farmasi dan BMHP disimpan dengan benar dan aman dalam kondisi yang sesuai untuk
stabilitas produk, termasuk yang disimpan di luar Instalasi Farmasi.
b. Narkotika dan psikotropika disimpan dan dilaporkan penggunaannya sesuai peraturan
perundang-undangan.
c. Rumah sakit melaksanakan supervisi secara rutin oleh apoteker untuk memastikan
penyimpanan sediaan farmasi dan BMHP dilakukan dengan benar dan aman.
d. Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan obat diberi label secara akurat yang terdiri
atas nama zat dan kadarnya, tanggal kedaluwarsa, dan peringatan khusus.
PENYIMPANAN
a. Obat yang memerlukan penanganan khusus dan bahan berbahaya dikelola sesuai sifat dan
risiko bahan.
b. Radioaktif dikelola sesuai sifat dan risiko bahan radioaktif.
c. Obat penelitian dikelola sesuai protokol penelitian.
d. Produk nutrisi parenteral dikelola sesuai stabilitas produk.
e. Obat/BMHP dari program/donasi dikelola sesuai peraturan perundang-undangan dan pedoman
terkait.
PENYIMPANAN
a. Obat dan BMHP untuk kondisi emergensi yang tersimpan sudah dikeluarkan dari kotak
di luar Instalasi Farmasi termasuk di ambulans dikelola kemasannya agar tidak menghambat
penggantian karena digunakan, rusak atau kedaluwarsa, pemberian obat, misalnya: obat
dan dilindungi dari kehilangan dan pencurian. dalam bentuk ampul atau vial.
Pemisahan penempatan BMHP untuk
b. Rumah sakit menerapkan tata laksana obat emergensi pasien dewasa dan pasien anak.
untuk meningkatkan ketepatan dan kecepatan pemberian Tata letak obat yang seragam.
a. Batas waktu obat dapat digunakan (beyond use date) tercantum pada label obat.
b. Rumah sakit memiliki sistem pelaporan sediaan farmasi dan BMHP substandar (rusak).
c. Rumah sakit menerapkan proses recall obat, BMHP dan implan yang meliputi identifikasi,
penarikan, dan pengembalian produk yang di-recall.
d. Rumah sakit menerapkan proses pemusnahan sediaan farmasi dan BMHP.
Expiration Date VS Beyond Use Date
• Rekonsiliasi Obat
• Resep terbaca, • Verifikasi: 5 BENAR
lengkap, jelas PRESCRIBING
DISPENSING
ADMINISTRATION MONITORING
Efek terapeutik
Efek samping/ tidak
diharapkan
KNC
“Near Miss”
PERESEPAN
Penulisan nama dagang atau nama generik pada sediaan dengan zat aktif tunggal.
Penulisan indikasi dan dosis maksimal sehari pada obat PRN (pro renata atau “jika
perlu”).
Penulisan berat badan dan/atau tinggi badan untuk pasien anak-anak, lansia, pasien yang
mendapatkan kemoterapi, dan populasi khusus lainnya.
Penulisan kecepatan pemberian infus di instruksi pengobatan.
Penulisan instruksi khusus seperti: titrasi, tapering, rentang dosis.
INSTRUKSI KHUSUS
INSTRUKSI TITRASI
Instruksi pengobatan dimana dosis obat dinaikkan/diturunkan secara bertahap tergantung status klinis
pasien.
Instruksi harus terdiri dari: dosis awal, dosis titrasi, parameter penilaian, dan titik akhir penggunaan.
Contoh:
infus nitrogliserin, dosis awal 5 mcg/menit. Naikkan dosis 5 mcg/menit setiap 5 menit jika nyeri dada menetap,
jaga tekanan darah 110-140 mmHg.
Infus dopamine 5 mcg/kg/menit. Naikkan dosis setiap 15 menit untuk menjaga MAP 60-80 mmHg
Pagi 5 mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 10 mg H3: Pagi 5
mg, siang 5 mg, malam 5 mg, sebelum tidur 5 mg H4: Pagi 5 mg, down selama 1 bulan
siang 5 mg, sebelum tidur 5 mg
H5: Pagi 5 mg, sebelum tidur 5 mg
H6: Pagi 5 mg
H7: stop
INSTRUKSI KHUSUS
Instruksi pengobatan yang dihentikan secara otomatis apabila telah melewati durasi
penggunaan yang telah ditetapkan dalam suatu kebijakan dan durasi penggunaan tidak disebutkan
secara spesifik oleh dokter.
ASO dapat diterapkan untuk penggunaan obat dengan tujuan mencegah penggunaan obat
berkepanjangan tanpa asesmen ulang dan memastikan dilakukannya asesmen ulang tepat
waktu pada terapi obat tertentu
Contoh: peresepan ASO antibiotik untuk indikasi CAP (community acquired pneumonia ditetapkan 7
(tujuh) hari jika tidak disebutkan lain oleh dokter penulis resep. Dalam penerapannya: jika seorang
pasien dengan CAP diresepkan antibiotik tanpa dituliskan durasinya secara spesifik oleh dokter,
maka dalam waktu 24-48 jam sebelum pemberian antibiotik tersebut dihentikan, apoteker akan
mengingatkan dokter penulis resep bahwa pemberian antibiotik untuk pasien terkait akan
dihentikan setelah pemberian di hari ke-7 kecuali dokter menuliskan resep baru untuk terapi
lanjutan.
PENYIAPAN (DISPENSING)
Standar PKPO 5
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi dispensing sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai sesuai standar profesi dan peraturan perundang-undangan.
a. Telah memiliki sistem distribusi dan dispensing yang sama/seragam diterapkan di rumah sakit
sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Staf yang melakukan dispensing sediaan obat non steril kompeten.
c. Staf yang melakukan dispensing sediaan obat steril non sitostatika terlatih dan kompeten.
d. Staf yang melakukan pencampuran sitostatika terlatih dan kompeten.
e. Tersedia fasilitas dispensing sesuai standar praktik kefarmasian.
f. Telah melaksanakan penyerahan obat dalam bentuk yang siap diberikan untuk pasien rawat
inap.
g. Obat yang sudah disiapkan diberi etiket yang meliputi identitas pasien, nama obat, dosis atau
konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal dispensing dan tanggal
kedaluwarsa/beyond use date (BUD).
PENYIAPAN
(DISPENSING)
Standar PKPO 5.1
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pengkajian resep dan telaah obat sesuai peraturan
perundang-undangan dan standar praktik profesi.
a. Telah melaksanakan pengkajian resep yang dilakukan oleh staf yang kompeten dan berwenang
serta didukung tersedianya informasi klinis pasien yang memadai.
PENYERAHAN OBAT
KEPADA
PERAWAT
PEMBERIAN
(ADMINISTRATION)
Standar PKPO 6
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi pemberian obat sesuai peraturan perundang-
undangan.
a. Staf yang melakukan pemberian obat kompeten dan berwenang dengan pembatasan yang
ditetapkan.
b. Telah dilaksanakan verifikasi sebelum obat diberikan kepada pasien minimal meliputi: identitas
pasien, nama obat, dosis, rute, dan waktu pemberian.
c. Telah melaksanakan double checking untuk obat high alert.
d. Pasien diberi informasi tentang obat yang akan diberikan.
SAFE ADMINISTRATION
DOUBLE CHECK
UNTUK OBAT HIGH ALERT
Menyiapkan
Memverifikasi
Mengkaji kesesuaian obat
Memverifika obat dan Observasi
Cek instruksi s i memberikan
kondisi klinis dari farmasi
kesesuaian obat respon
pasien dengan instruksi
pengobatan pengobatan obat dengan (administration pasien
) kepada pasien
pasien
a. Telah melakukan penilaian obat yang dibawa pasien dari luar rumah sakit untuk
kelayakan penggunaannya di rumah sakit.
b. Telah melaksanakan edukasi kepada pasien/keluarga jika obat akan digunakan secara
mandiri.
• ED?
RISIKO • Mutu?
• Indikasi?
• Sumber obat
PENILAIAN
KELAYAKAN • Cek mutu obat secara visual
PENGGUNAAN • Hasil rekonsiliasi obat
• DPJP
INFORMASIKAN KE • Dokter terkait
PPA DAN SATELIT
FARMASI
• Perawat
• Staf farmasi
TUJUAN
Standar PKPO 7
Rumah sakit menerapkan pemantauan terapi obat secara kolaboratif.
b. Telah melaksanakan pemantauan dan pelaporan efek samping obat serta analisis laporan
untuk meningkatkan keamanan penggunaan obat.
• Komunikasi
• Kolaborasi
• Proses yang terstandar • Koordinasi
• Integrasi
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT
Menelusuri literatur
Identifikasi ESO tentang ESO dan
menetapkan skor
algoritma Naranjo
Mencatat data:
pasien, manifestasi
ESO, obat yang Tindaklanjut bersama Tim
digunakan/dicurigai Profesional Pemberi
Asuhan (PPA)
Mengirimkan
Laporan ESO
Kompilasi dan Evaluasi Hasil Kajian ESO Hasil Kajian ESO
Laporan ESO
PEMANTAUAN
Forcing functions
Pengadaan
Automation and computerization
Penyimpanan Standardization
P
O Redundancies
W
Peresepan (Prescribing) E Reminder and checklists
R
Rules and policies
Penyiapan (Dispensing) Education and Information
LOW
Pemantauan (Monitoring)
Sumber: Institute for Safe Medication Practice
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTANSI ANTIMIKROBA
Standar PKPO 8
Rumah sakit menyelenggarakan program pengendalian resistansi antimikroba (PPRA) sesuai peraturan
perundang-undangan.