Anda di halaman 1dari 34

LA P O R A N

AKHIR
PRAKTEK KERJA PROFESI
APOTEKER

PKPA UNVERSITAS ISLAM BANDUNG

PRESEPTOR RSUD AL-IHSAN;


apt.Mirna Widyana, S. Farm
apt. Ismi Muslimah, S.Farm
Topik Bahasan
Praktek Kerja Profesi Apoteker RSUD Al- Ihsan Prov. Jawa
Barat Semester Ganjil TA. 2023/2024
• Latar Belakang
• Tinjauan Umum Wahana Hasil dan Pembahasan
• Tugas Khusus
• Kesimpulan
Latar Belakang
Dasar Perundang-undangan Praktek Kerja
Profesi Rumah Sakit (PKPA)
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

• Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit

• Undang Undang Nomor 36 tahun 2016


tentang Tenaga Kesehatan.

• Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998


• tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Dasar Hukum
• Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian

• Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014


tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

• Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012


tentang Sistem Kesehatan Nasional.

• Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018


tentang Pengadaan Barang dan Jasa

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 63 Tahun 2014


tentang Pengadaan Obat Berdasarkan E-Catalog
Dasar Hukum
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika dan Prekusor Farmasi.

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun 2016, Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.

• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017, Tentang


Keselamatan Pasien.

• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/659/2017


Tentang Formularium Nasional.

• Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/MENKES/SK/III/2006


Kebijakan Obat Nasional
Waktu dan Tempat
Kegiatan

Pelaksanaan praktek kerja lapangan di Rumah Sakit


Umum Daerah Al- Ihsan Provinsi Jawa Barat
Jl. Ki Astramanggala, Baleendah, Kecamatan
Baleendah, Bandung, Jawa Barat 40381.

Di laksanakan dari tanggal 01 November


sampai 24 Desember 2023
Tinjauan Umum - Sejarah Singkat
RSUD Al-Ihsan
Tinjauan Umum- Struktur Organisasi RSUD Prov. Al Ihsan
Tinjauan Umum-Struktur
IFRS RSUD Prov. Al Ihsan
RSUD Al-Ihsan termasuk kedalam rumah sakit umum kelas B dan
memiliki jumlah tempat tidur kurang lebih 617 buah.
Menurut Permenkes RI No 72 tahun 2016
tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit bahwa Instalasi
Farmasi Rumah Sakit adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelengarakan seluruh kegiatan pelayanan di rumah sakit.
Hasil dan
Pembahasan
"Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009
tentang
Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan bahwa
dalam menjalankan
praktik kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian,
Apoteker
harus menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian
yang
diamanahkan untuk diatur dengan Peraturan Menteri
Kesehatan"
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 34 Tahun 2016

tentang

Perubahan Atas Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014

tentang

Standar Pelayanan Kefarmasian di


Rumah Sakit.
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
meliputi 2 (dua)
1. pengelolaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai
2. pelayanan farmasi klinik.
Standar Pelayanan Kefarmasian
di Rumah Sakit

Pengelolaan Sediaan
Farmasi, Alkes, dan Pelayanan Farmasi Klinik
BMHP
a. Pemilihan a. Pengkajian dan pelayanan resep
b. Penelusuran riwayat penggunaan obat
b. Perencanaan kebutuhan c. Rekonsiliasi obat
c. Pengadaan d. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
d. Penerimaan e. Konseling
f. Visite
e. Penyimpanan g. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
f. Pendistribusian h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
g. Pemusnahan dan penarikan j. Dispensing sediaan steril, dan
h. Pengendalian, dan k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD) – “di
i. Administrasi RSUD Al-Ihsan Belum terlaksana”
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai

Pemilihan 1. Formularium dan standar pengobatan diagnose dan


terapi berbasis nasional, di susun oleh Komite Farmasi
dan Terapi (KFT)
Pemilihan sediaan 2. Standar sediaan farmasi dan BMHP yang telah di
farmasi dan BMHP tetapkan
di RSUD Al Ihsan 3. Pola penyakit, efektifitas dan keamanan
berdasarkan : 4. Pengobatan berbasis bukti
5. Mutu, harga dan ketersediaan di pasaran

1. Mengutamakan penggunaan obat generic


2. Obat yang dibutuhkan untuk pelayanan di rumah sakit
3. Memiliki rasio manfaat – resiko (benefit – risk ratio) yang
Kriteria pemilihan obat paling menguntungkan penderita
untuk masuk 4. Memperhatikan prevalensi penyakit, fasilitas pelayanan
Formularium Rumah kesehatan, kemampuan SDM yang ada
Sakit 5. Terbukti efektif, aman dan bermutu di dukung bukti ilmiah
6. Utamakan masuk formularium nasional dan e-catalog
7. Memiliki rasio manfaat – biaya (benefit – cost rasio) yang
tertinggi berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung
Tahapan Proses Penyusunan
Formularium Rumah Sakit

Membuat usulan
Pengelompokkan Membuat
rekapitulasi Mengembalikan
berdasarkan kelas usulan dalam
masing – masing rancangan ke KSM
terapi rapat KFT
KSM

Penetapan Menyusun kebijakan Menetapkan daftar


Membahas umpan
Formularium & pedoman untuk obat masuk ke dalam
balik dari KSM
RS implementasi formulariumRS

KET :
Melakukan edukasi mengenai KFT : Komite farmasi
Dilakukan pemilihan
formularium RS kepada staf & dan terapi
tender
melakukan monitoring KSM : Komite Staf
Medik
Perencanaan Kebutuhan

Setiap depo instalasi Dikelola dengan menjumlahkan


Dikumpulkan ke semua data, di pisahkan kebutuhan
farmasi membuat RKBF
petugas perbekalan untuk barang branded dan BPJS
setiap bulan
gudang farmasi
berdasarkan konsumsi

Ajukan Hasil diberikan kepada apoteker


Dibuat surat ke bagian perencanaan ke perbekalan farmasi untuk pengkajian,
penunjang medik kepala instalasi sesuaikan anggaran (Maksimal tanggal
farmasi RS 10 setiap bulan

Dilakukan
pengadaan dengan
Ajukan perencanaan ke Jika ACC, turun Turun ke PPK di
mengajukan Surat
direktur RS ke KPA buatkan SP
Pesanan ke
distribusi
Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan perencanaan kebutuhan. Dalam pengadaan dilakukan rencana
kebutuhan obat (RKO) yang dilakukan 1 tahun sekali lalu dievaluasi dan rencana kebutuhan Barang Farmasi (RKBF) yang dilakukan 1
bulan sekali sebelum tangal 10 tiap bulannya.

Pengadaan meliputi :
Metode pengadaan Sistem
Pembelian :
• Pembelian langsung, pembelian jumlah kecil, perlu segera
tersedia. Harga tertentu, relatif agak lebih mahal.
• Lelang atau Tender tertutup = hanya dengan distributor
yang telah bekerjasama sebelumnya

• Tender terbuka = termasuk dengan distributor yang belum


bekerjasama

• Pembelian dengan tawar menawar, dilakukan bila item


tidak penting, tidak banyak dan biasanya dilakukan
pendekatan langsung untuk item tertentu.
Contoh :
Surat Pesanan Narkotika
Penerimaan

Barang yang diterima oleh apoteker


dilakukan pengecekan kesesuaian
antara faktur dengan surat pesanan,
kemudian dilakukan verifikasi apakah
barang tersebut diterima atau ditolak.

Pemeriksaan mencakup kesesuaian


jenis, spesifikasi, jumlah, mutu,
expired date dan harga yang tertera
dalam surat pesanan.
Semua sediaan farmasi dan BMHP harus ditempatkan dalam tempat persediaan, segera setelah
diterima, sediaan farmasi dan BMHP harus segera disimpan dalam tempat penyimpanan
sesuai standar. Sediaan farmasi dan BMHP yang diterima harus sesuai dengan dokumen
pemesanan.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penerimaan:


 Harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS), untuk bahan berbahaya.
 Khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai Certificate of Origin.
 Sertifikat Analisa Produk.
 Khusus vaksin dan enzim harus diperiksa cool box dan catatan pemantauan suhu
dalam perjalanan.
Distribusi merupakan suatu kegiatan dalam rangka menyalurkan, menyerahkan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai Dari tempat penyimpanan sampai kepada unit
pelayanan pasien dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, jumlah, dan ketepatan waktu

Ada beberapa metode penyiapan sediaan farmasi dan BMHP untuk pasien, yaitu:

 Persediaan di Ruang Rawat (Floor Stock)


 Resep Perseorangan (Individu)
 Dosis Unit (Unit Dose Dispensing = UDD)
Depo Farmasi di Rumah Sakit Umum
Daerah Al Ihsan terdiri dari 9 depo yaitu
:

1. Depo Farnasi Rawat Inap


2. Depo Farmasi IGD
3. Depo Farmasi Rawat Jalan BPJS
4. Depo Farmasi Rawat Jalan Eksekutif
5. Depo Farmasi Hemodialisa
6. Depo Farmasi Cancer Center
7. Depo Farmasi DOTS
8. Depo Farmasi OK/Bedah Sentral
9. Depo Farmasi Cathlab
Pengendalian

Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan


penggunaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis
Habis Pakai.

Pengendalian dapat dilakukan oleh Instalasi Farmasi harus bersama


dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) di Rumah Sakit.

Tujuan pengendalian persediaan adalah penggunaan obat sesuai


dengan Formularium Rumah Sakit, diagnosis, terapi serta
memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi
kelebihan maupun kekurangan,
Pengendalian di RSUD Al-Ihsan

Contoh Kartu Stock


Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan Dan Pelaporan

Aplikasi SITB (Sistem Informasi Tuberkulosis)


Pemusnahan dan Penarikan di RSUD Al-Ihsan
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Al-Ihsan melakukan kegiatan pemusnahan obat pada setiap tahun.
Kegiatan pemusnahan ini melibatkan pihak ketiga sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Dinas
Kesehatan, rumah sakit, dan Balai POM.
Pemusnahan dilakukan jika :
a. Produk tidak memenuhi syarat mutu.
b. Produk telah kadaluwarsa.
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau kepentingan ilmu
pengetahuan.
d. Produk telah dicabut izin edarnya.

Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan peraturan perundang-


undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM
(mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall)
dengan tetap memberikan laporan kepada kepala BPOM.
Pemusnahan dan Penarikan di RSUD Al-Ihsan
ADMINISTRASI

Administrasi harus dilakukan secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan yang
sudah berlalu.

Administrasi Penghapusan
Administrasi Keuangan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan
Administrasi keuangan merupakan pengaturan
penyelesaian terhadap sediaan farmasi, alat
anggaran, pengendalian dan analisa biaya,
kesehatan dan bahan medis habis pakai yang tidak
pengumpulan informasi keuangan, penyiapan
terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak
laporan, penggunaan laporan yang berkaitan
memenuhi standar dengan cara membuat usulan
dengan semua kegiatan Pelayanan Kefarmasian
penghapusan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
secara rutin atau tidak rutin dalam periode bulanan,
Bahan Medis Habis Pakai kepada pihak terkait
triwulanan, semesteran atau tahunan
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai