Anda di halaman 1dari 14

Ilmu kesehatan masyarakat

Bedah Buku
Bab Regulasi
INSTRUKTUR: JULAIKHA S.KM., M.P.H
kelompok 1:
Delia Farida Sari
Dira Puspa Aura
Fuzti Nadya Fatimah
Mira
Nila Adila Inuri
Saena Lobar
Regulasi
DUKUMEN REGULASI YANG
HARUS DIPERSIAPKAN TERKAIT
PENGORDINASIAN PELAYANAN
KEFARMASIAN DIRUMAH SAKIT
DAPAT BERBENTUK KEBIJAKAN,
PEDOMAN, DAN STANDAR
PROSEDUR OPERASIONAL.
1. KEBIJAKAN
Kebijakan adalah ketetapan pimpinan Rumah sakit pada
tataran strategis. Narasi bersifat garis besar dan
mengikat. Kebijakan yang perlu ditetapkan meliputi:
pengorganisasian dan pelayanan kefarmasian dalam hal
pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi, alat
kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
dan pelayanan farmasi klinik.
Dalam menyusun kebijakan tersebut, aspek yang b. Struktur organisasi dan
harus diperhatikan yaitu: tata kerja unit kerja yang
a. Mengacu pada peraturan yang berlaku terlibat dalam
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan penggunaan obat
2. UU No. 36 tahun 2014 tentang tenaga diuraikan, termasuk Unit
kesehatan Layanan Pengadaan
3. UU No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit (ULP), Tim Farmasi dan
4. UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika Terapi (TFT), IFRS, unit-unit
5. UU No. 5 tahun 1997 tentang psikotropika kerja di bawah bidang
6. Peraturan menteri kesehatan No. 72 tahun 2016 penunjang medik, dan Staf
Medik Fungsional (SMF).
tentang standar pelayanan kefarmasian
dirumah sakit.
2. PEDOMAN
Pedoman adalah kumpulan
ketentuan dasar yang
memberi arah pelaksanaan
kegiatan. sebagai contoh yaitu Pedoman yang dibuat meliputi:
pedoman organisasi instalasi - pedoman pengorganisasian
farmasi , pedoman pelayanan instalasi farmasi rumah sakit
farmasi, dan lain-lain. dan tata hubungan
kerjasamanya dengan unit
kerja terkait.
- pedoman pelayanan
kefarmasian
3. STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
Standar prosedur operasional adalah suatu
perangkat instruksi atau langkah-langkah yang
dilakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu. SPO bertujuan agar pelayanan
konsisten dan memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan rumah sakit harus menyiapkan
SPO untuk setiap kegiatan dalam pengelolaan
sediaan farmasi alkes dan bmhp dan
pelayanan farmasi klinik.
4. DOKUMEN LAIN

Dokumen lain yang harus dipersiapkan 7. SK pengangkatan/surat penugasan,


yaitu: STRA, SIP, STRTTK, SIPTTK, Surat
1. Formularium Nasional Penugasan Kewenangan Klinis (SPKK),
2. Formularium Rumah Sakit uraian tugas, sertifikat pelatihan
3. Sumber informasi obat bagi petugas kefarmasian untuk seluruh apoteker
4. Media informasi bagi pasien (Leaflet, dan tenaga teknis kefarmasian.
brosur dan media lain) 8. Bukti supervisi yang dilakukan IFRS
5. Daftar obat yang tersedia di rumah terhadap proses pelayanan
sakit kefarmasian. Dokumen supervisi dapat
6. Bukti kajian sistem pengelolaan dan berupa notulensi rapat, laporan
penggunaan obat minimal 1 kali per kegiatan, lembar supervisi, logbook
tahun. (catatan kinerja harian pegawai) dan
lain-lain.
5. SISTEM SATU PINTU

Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit harus dilakukan oleh Instalasi


Farmasi Rumah Sakit (IFRS) dengan menerapkan sistem satu pintu
sebagaimana dijelaskan dalam Permenkes No.72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Sistem satu pintu pada pelayanan kefarmasian, yaitu:
1. Kegiatan pelayanan kefarmasian baik pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP, termasuk pembuatan
formularium, pengadaan, dan pendistribusian sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan BMHP dilaksanakan melalui Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS).
2. Apabila, sesuai dengan peraturan yang berlaku,
terdapat proses pengelolaan (misal: pengadaan)
yang dilaksanakan oleh unit kerja lain, penetapan
kebijakan tetap dilakukan berkoordinasi dengan
IFRS.
Dengan kebijakan pengelolaan sistem satu
pintu, IFRS merupakan satu-satunya
penyelenggara Pelayanan kefarmasian,
sehingga Rumah Sakit akan mendapatkan
manfaat dalam hal:
a. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian
penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP;
b. Standarisasi c. Penjaminan mutu
Selanjutnya sediaan farmasi, sediaan farmasi,
alat kesehatan, alat kesehatan, dan
dan BMHP. BMHP

d. Pengendalian
harga sediaan
e. Pemantauan terapi
farmasi, alat
obat
kesehatan, dan
BMHP
f. Penurunan risiko
g. Kemudahan akses
kesalahan terkait
data sediaan
penggunaan sediaan
farmasi, alat
farmasi, alat
Selanjutnya

kesehatan, dan
kesehatan, dan BMHP
BMHP yang akurat
(keselamatan pasien)

i. Peningkatan
h. Peningkatan mutu
pendapatan Rumah
pelayanan Rumah
Sakit dan peningkatan
Sakit dan citra
kesejahteraan
Rumah Sakit; dan
pegawai.
Thank you

ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai