Anda di halaman 1dari 49

Pelayanan Farmasi

RS – PKM - Klinik
DASAR
UUK 36 / 2009

UU RS 44 / 2009
UU NAKES 36/20-14

PP 51 / 2009 PEKERJAAN KEFARMASIAN

PERMENKES TTG KEFARMASIAN


Rumah sakit oleh WHO ( 1957 )
• diberikan batasan yaitu suatu bahagian
menyeluruh, ( Integrasi ) dari organisasi dan
medis, berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik
kuratif maupun rehabilitatif, dimana output
layanannya menjangkau pelayanan keluarga
dan lingkungan, rumah sakit juga merupakan
pusat pelatihan tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial.
PERMENKES TERKAIT RS/PKM/KLINIK
• PMK 889/’11 : REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, DAN IZIN KERJA TENAGA
KEFARMASIAN
• PMK 012/’12 : AKREDITASI RUMAH SAKIT
• PMK No. 56/’14 : KLASIFIKASI & PERIZINAN RUMAH SAKIT
• PMK 75/’14 : PUSKESMAS & PMK 09/’14 : KLINIK
• PMK HK 02.02.068/’10 : KEWAJIBAN MENGGUNAKAN OBAT
GENERIK DI FASYANKES PEMERINTAH
• PMK 74/’16 : STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
• PMK 72/’16 : STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH
SAKIT
• PMK 75/’14 : PUSKESMAS
• PMK 3/’15 : P4 NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, DAN PREKURSOR
FARMASI
• DLL
PERIZINAN RS & PERSYARATAN RS
1. IZIN RUMAH SAKIT :
a. MENDIRIKAN ATAU MERUBAH
b. MEMENUHI PERSYARATAN
2. IZIN OPERASIONAL :
a. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
b. MEMENUHI PERSYARATAN
3. INSTITUSI
a. UNIT PELAKSANA TEKNIS INSTANSI
PEMERINTAH
b. BADAN HUKUM KHUSUS PERUMAHSAKITAN
SWASTA / BUMN
PERIZINAN RS & PERSYARATAN RS
4. KLASIFIKASI
a. RUMAH SAKIT UMUM ( A,B,C,D)
b. RUMAH SAKIT KHUSUS ( A,B,C)
c. DASAR KLASIFIKASI : JENIS PELAYANAN, SDM,
PERALATAN, BANGUNAN – PRA SARANA
5. PELAYANAN : MEDIK; KEFARMASIAN; KEPERAWATAN
DAN KEBIDANAN; PENUNJANG KLINIK; PENUNJANG
NONKLINIK; PELAYANAN RAWAT INAP.
6. PELAYANAN KEFARMASIAN : PENGELOLAAN SEDIAAN
FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN BAHAN MEDIS HABIS
PAKAI, DAN PELAYANAN FARMASI KLINIK
PERIZINAN RS & PERSYARATAN RS
7. TENAGA KEFARMASIAN
a. APOTEKER SEBAGAI KEPALA INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT;
b. APOTEKER(5;4; 2; 1* ) DI RAWAT JALAN + TTK ( MIN 10;
8; 4;2* )
c. APOTEKER(5;4; 4; 1* ) DI RAWAT INAP + TTK ( MIN. 10; 8;
8 2*)
d. APOTEKER(1;1; 1; 0 ) DI IGD + TTK( MIN. 2; 2; 0; 0)
e. APOTEKER (1;1; 0; 0 ) DI RUANG ICU + TTK (MIN. 2; 2; 0;0)
f. APOTEKER (1;1; 1; 1) KOORDINATOR PENERIMAAN DAN
DISTRIBUSI(DAPAT MERANGKAP FARMASI KLINIK) + TTK
SESUAI KEBUTUHAN
g. APOTEKER(1;1; 0; 0) KOORDINATOR PRODUKSI (DAPAT
MERANGKAP FARMASI KLINIK ) + TTK SESUAI
KEBUTUHAN
* MERANGKAP RW JALAN & INAP;(A;B;C;D)
PERIZINAN RS & PERSYARATAN KLINIK
1. IZIN RUMAH SAKIT :
a. MENDIRIKAN ATAU MERUBAH
b. MEMENUHI PERSYARATAN
2. IZIN OPERASIONAL :
a. MENYELENGGARAKAN PELAYANAN
b. MEMENUHI PERSYARATAN
3. INSTITUSI
a. UNIT PELAKSANA TEKNIS INSTANSI PEMERINTAH
b. BADAN HUKUM KHUSUS PERUMAHSAKITAN
SWASTA / BUMN
PELAYANAN DI IFRS ( 58/2014)
1. PENGELOLAAN OBAT, ALKES & BMHP
2. PELAYANAN FARMASI KLINIS
3. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
KEFARMASIAN LAINSDM; SARANA –
PERALATAN; PENDIDIKAN & PELATIHAN
NAKES
4. PENELITIAN & PENGEMBANGAN
5. ORGANISASI;
6. PENGENDALIAN MUTU
7. DUKUNGAN LAIN UNTUK MEDIS &
KERJASAMA NAKES LAIN
PENCATATAN & PELAPORAN
1. KARTU STOK – CATATAN MUTASI OBAT
2. CATATAN PELAYANAN PASIEN / PATIENT
MEDICATION RECORD
3. MONITORING EFEK SAMPING OBAT
4. PELAPORAN NARKOTIKA & PSIKOTROPIKA (
SIPNAP)
5. CATATAN MUTU & LAPORAN MANAJEMEN
6. LAIN-2
PELAYANAN KEFARMASIAN
(PP No. 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian)

• Pelayanan langsung dan bertanggung


jawab kepada pasien yang berkaitan
dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2016
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan


kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
• Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit, apoteker harus mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 tahun
2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Rumah Sakit.
• Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
telah memuat berbagai macam aktifitas baik
pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) dan pelayanan farmasi klinik
yang harus dilaksanakan dan menjadi tanggung
jawab seorang apoteker
• Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit berperan penting
dalam penjaminan mutu, manfaat, keamanan dan
khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan.
• Selain itu pelayanan kefarmasian bertujuan untuk
melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan
obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan
pasien (patient safety).
• Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian di Rumah
Sakit diselenggarakan dengan mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan No. 72 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit serta Pelayanan
Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS).
• Pelayanan Kefarmasian yang diselenggarakan di
Rumah Sakit haruslah mampu menjamin ketersediaan
obat yang aman, bermutu dan berkhasiat dan sesuai
dengan amanat Undang Undang Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit diselenggarakan sesuai
dengan Standar Pelayanan Kefarmasian.
• Selanjutnya, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 72
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah
Sakit diterbitkan, meliputi pengelolaan sediaan obat
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), pelayanan
farmasi klinik serta pengawasan obat dan BMHP
REGULASI
Dokumen Regulasi
• Dokumen regulasi yang harus
disiapkan terkait pengorganisasian
pelayanan kefarmasian di rumah
sakit dapat berbentuk kebijakan/
pedoman/ standar prosedur
operasional
Kebijakan
• Kebijakan adalah ketetapan pimpinan RS pada tataran
strategis. Narasi bersifat garis besar dan mengikat.
• Kebijakan yang perlu ditetapkan meliputi:
pengorganisasian dan pelayanan kefarmasian dalam
hal pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi, alat
kesehatan (Alkes) dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) dan pelayanan farmasi klinik.
• Kebijakan pengelolaan dan penggunaan obat di
rumah sakit dapat dibuat dalam satu Peraturan
Pimpinan Tertinggi Rumah Sakit.
Pedoman
• Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang
memberi arah pelaksanaan kegiatan, contoh: Pedoman
Organisasi Instalasi Farmasi, Pedoman Pelayanan
Farmasi dan lain-lain.
• Format dan sistematika pedoman disesuaikan dengan
kebutuhan RS. Pedoman harus dibuatkan surat
keputusan (SK) pemberlakuannya oleh Direktur Rumah
Sakit dan dievaluasi minimal 2 tahun sekali.
• Pedoman pengelolaan dan penggunaan obat di rumah
sakit dapat dibuat dalam satu Peraturan Pimpinan
Rumah Sakit.
Standar Prosedur Operasional

• Standar prosedur operasional (SPO) adalah suatu


perangkat instruksi/langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja
rutin tertentu.
• SPO bertujuan agar pelayanan konsisten dan
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
• Rumah sakit harus menyiapkan SPO untuk setiap
kegiatan dalam pengelolaan sediaan farmasi,
Alkes dan BMHP dan pelayanan farmasi klinik.
Sistem Satu Pintu
• Yanfar di RS harus dilakukan oleh IFRS dengan
menerapkan sistem satu pintu sebagaimana dijelaskan
dalam Permenkes No.72 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
• Sistem satu pintu pada pelayanan kefarmasian, yaitu:
– Kegiatan Yanfar baik pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP, termasuk pembuatan formularium, pengadaan, dan
pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
dilaksanakan melalui IFRS.
– Apabila, sesuai dengan peraturan yang berlaku, terdapat proses
pengelolaan (misal: pengadaan) yang dilaksanakan oleh unit
kerja lain, penetapan kebijakan tetap dilakukan berkoordinasi
dengan IFRS.
Manfaat Satu Pintu bagi RS
IFRS merupakan satu-satunya penyelenggara Pelayanan Kefarmasian,
sehingga Rumah Sakit akan mendapatkan manfaat dalam hal:
1. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penggunaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan BMHP;
2. Standarisasi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP;
3. Penjaminan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP;
4. Pengendalian harga sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP;
5. Pemantauan terapi Obat;
6. Penurunan risiko kesalahan terkait penggunaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan BMHP (keselamatan pasien);
7. Kemudahan akses data sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP yang
akurat;
8. Peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit dan citra Rumah Sakit; dan
9. Peningkatan pendapatan Rumah Sakit dan peningkatan kesejahteraan
pegawai.
Yanfar di RS
Yanfar RS , PMK 72-2016 dan Petunjuk Tekhnik Yanfar RS

1. Rangkaian pengelolaan sediaan


farmasi .
2. Rangakaian pelayanan farmasi
klinik
Rangkaian pada pengelolaan sediaan farmasi

1. Pemilihan,
2. Perencanaan Kebutuhan,
3. Pengadaan,
4. Penerimaan,
5. Penyimpanan,
6. Pendistribusian,
7. Pemusnahan dan Penarikan,
8. Pengendalian dan Administrasi.
rangakaian pelayanan farmasi klinik
1. Pengkajian dan Pelayanan Resep,
2. Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat,
3. Rekonsiliasi Obat,
4. Pelayanan Informasi Obat,
5. Konseling,
6. Visite,
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO),
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO),
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO),
10.Dispensing Sediaan Steril dan
11.Pemantauan Kadar Obat dalam Darah.
Yanfar PKM
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2016
TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya
disebut Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja.
Latar Belakang PKM
• Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
pelayanan kesehatan tidak lagi terpusat di rumah
sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjutan,
namun pelayanan kesehatan harus dilakukan
secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan
medis pasien. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
• Prinsip ini memberlakukan pelayanan kesehatan
difokuskan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) dimana salah satunya adalah Puskesmas.
• Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat, Puskesmas merupakan fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
• Salah satu fungsi pokok Puskesmas adalah sebagai pusat
pelayanan kesehatan tingkat pertama
• Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berperan penting dalam
penjaminan mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan
farmasi dan bahan medis habis pakai.
• Selain itu pelayanan kefarmasian bertujuan untuk melindungi
pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak
rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
• Dalam melaksanakan pelayanan
kefarmasian di Puskesmas, apoteker
dan tenaga teknis kefarmasian harus
mengacu pada Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 74 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas.
Permenkes tentang standar pelayanan
kefarmasian di puskesmas
• Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas,
pelayanan kefarmasian terbagi dalam
dua kegiatan yaitu pengelolaan sediaan
farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) serta pelayanan farmasi klinik
Puskesmas
• “Suatu unit organisasi yang bergerak dalam
bidang pelayanan kesehatan yang berada di
garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang
telah ditentukan secara mandiri dalam
menentukan kegiatan pelayanan namun tidak
mencakup aspek pembiayaan”.
Tujuan Pelayanan kefarmasian di PKM
menyediakan dan memberikan
sediaan farmasi dan alat kesehatan
disertai informasi

agar masyarakat mendapatkan manfaat


yang terbaik.
TUJUAN PENGATURAN
STANDAR YANFAR

Meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian

Menjamin kepastian hukum


bagi tenaga kefarmasian

Melindungi pasien dan masyarakat dari


penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety)
Kompetensi apoteker di Puskesmas
1. Mampu menyediakan dan memberikan pelayanan kefarmasian
yang bermutu
2. Mampu mengambil keputusan secara profesional
3. Mampu berkomunikasi yang baik dengan pasien maupun profesi
kesehatan            lainnya dengan menggunakan bahasa verbal,
nonverbal maupun bahasa lokal
4. Selalu belajar sepanjang karier baik pada jalur formal maupun
informal, sehingga ilmu dan keterampilan yang dimiliki selalu
baru (up to date).
5. Sedangkan asisten apoteker / TTK hendaknya dapat membantu
pekerjaan apoteker dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian
tersebut.
Prasarana dan Sarana PKM
• Prasarana adalah tempat, fasilitas dan peralatan yang
secara tidak langsung mendukung pelayanan
kefarmasian, sedangkan sarana adalah suatu tempat,
fasilitas dan peralatan yang secara langsung terkait
dengan pelayanan kefarmasian.
• Dalam upaya mendukung pelayanan kefarmasian di
Puskesmas diperlukan prasarana dan sarana yang
memadai disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing Puskesmas dengan memperhatikan luas
cakupan, ketersediaan ruang rawat inap, jumlah
karyawan, angka kunjungan dan kepuasan pasien
Administrasi PKM
• Administrasi adalah rangkaian aktivitas pencatatan,
pelaporan, pengarsipan dalam rangka penatalaksanaan
pelayanan kefarmasian yang tertib baik untuk sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan maupun pengelolaan resep supaya
lebih mudah dimonitor dan dievaluasi.
• Administrasi untuk sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
meliputi semua tahap pengelolaan dan pelayanan
kefarmasian,yaitu:
 Perencanaan.
 Permintaan obat ke instalasi farmasi kabupaten/ kota.
 Penerimaan.
 Penyimpanan mengunakan kartu stok atau komputer
 Pendistribusian dan pelaporan menggunakan form LP-LPO.
• Administrasi untuk resep meliputi pencatatan jumlah
resep berdasarkan pasien (umum, miskin, asuransi),
penyimpanan bendel resep harian secara teratur
selama 3 tahun dan pemusnahan resep yang
dilengkapi dengan berita acara.
• Pengadministrasian termasuk juga untuk:
– Kesalahan pengobatan (medication error)
– Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
– Medication Record  
– Pelayanan Farmasi Klinik
– Pelayanan Resep
Alasan Pemusnahan
Sediaan Farmasi dan BMHP

 produk tidak memenuhi persyaratan mutu;


 telah kadaluwarsa;
 tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan
dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan;
 dan/atau dicabut izin edarnya.
YANFAR DI KLINIK

PERATURAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA NOMOR
028/MENKES/PER/I/2011 TENTANG KLINIK
Pasal 4 Penyelengaraan Yankes

1) Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan


yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
(2) Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, one
day care, rawat inap dan/atau home care.
(3) Klinik yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan 24 (dua puluh empat) jam harus
menyediakan dokter serta tenaga kesehatan lain
sesuai kebutuhan yang setiap saat berada di tempat.
Kefarmasian
Pasal 21
(1) Klinik rawat jalan tidak wajib
melaksanakan pelayanan farmasi.
(2) Klinik rawat jalan yang
menyelenggarakan pelayanan kefarmasian
wajib memiliki apoteker yang memiliki
Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) sebagai
penanggung jawab atau pendamping
Pasal 22
(1) Klinik rawat inap wajib memiliki instalasi
farmasi yang diselenggarakan apoteker.
(2) Instalasi farmasi sebagaimana dimaksud
pada ayat
(1) melayani resep dari dokter Klinik yang
bersangkutan, serta dapat melayani resep
dari dokter praktik perorangan maupun
Klinik lain
Pasal 23

Klinik yang menyelenggarakan


pelayanan rehabilitasi medis pecandu
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif
lainnya wajib memiliki instalasi farmasi
yang diselenggarakan oleh apoteker.
Yanfar di klinik (Pasal 24)

(1) Klinik menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan


kefarmasian melalui ruang farmasi yang dilaksanakan oleh
apoteker yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk itu.

(2) Apabila klinik berada di daerah yang tidak terdapat apoteker


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelayanan kefarmasian
dapat dilaksanakan oleh tenaga teknis kefarmasian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Ruang farmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya


dapat melayani resep dari tenaga medis yang bekerja di klinik
yang bersangkutan.
Kesimpulan
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus terakreditasi dan
memenuhi Standar
• Salah satu yang harus dipenuhi adalah Standar Pelayanan
Kefarmasian di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (RS, Puskesmas
dan Apotek)
• Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten Kota harus
Melaksanakan Pembinaan dalam Implementasi Standar
Pelayanan Kefarmasian.
• Dinas Kesehatan Provinsi Wajib Melaporkan Hasil Pembinaan
Dan Pengawasan Kepada Direktur Jenderal Kefarmasian Dan
Alat Kesehatan-KEMENKES RI
• Standar pelayanan kefarmasian di fasilitas pelayanan kesehatan
dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pasien
TERIMA KASIH
tugas
• Masing masing membuat minimal
lima soal dan jawabannya. Serahkan
2 x 24 jam sesudah jam kuliah
berakhir…. Paling lambat jam 20.00
• Kirimkan secara berkelompok
melalui ketua kelas dalam satu file /
folder

Anda mungkin juga menyukai