Anda di halaman 1dari 12

KepMenKes 1027/2004

Persyaratan Administratif

Skrining resep Kesesuai Farmasetis

Pertimbangan klinis
Prescribing Transcribing Dispensing Administration
1. Kontraindikasi 1. Copy error a) Kontraindikasi 1. Administration error

2. Duplikasi 2. Dibaca keliru b) Extra dose 2. Kontraindikasi

3. Tidak terbaca 3. Ada instruksi yang c) Kegagalan mencek 3. Obat tertinggal di samping
terlewatkan instruksi bed
4. Instruksi tidak jelas
4. Mis-stamped d) Sediaan obat buruk 4. Extra dose
5. Instruksi keliru
5. Instruksi tidak dikerjakan e) Instruksi pengguna-an obat 5. Kegagalan mencek
6. Instrukti tidak lengkap
tidak jelas instruksi
6. Instruksi verbal
7. Penghitungan dosis keliru
diterjemahkan salah f) Salah menghitung dosis 6. Tidak mencek identitas
pasien
g) Salah memberi label
7. Dosis keliru
h) Salah menulis instruksi
8. Salah menulis instruksi
i) Dosis keliru
9. Patient off unit
j) Pemberian obat di luar
instruksi 10. Pemberian obat di luar
instruksi
k) Instruksi verbal dijalankan
keliru 11. Instruksi verbal dijalankan
keliru
1.1. Skrining resep.
Apoteker melakukan skrining resep meliputi :
1.1.1. persyaratan administratif :
- Nama,SIP dan alamat dokter.
- Tanggal penulisan resep.
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat
badan pasien.
- Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.
- Cara pemakaian yang jelas.
- Informasi lainnya.
UU Kes no 36 th 2009
• Pasal 102
• (1) Penggunaan sediaan farmasi yang
berupa narkotika dan psikotropika hanya
dapat dilakukan berdasarkan resep dokter
atau dokter gigi dan dilarang untuk
disalahgunakan.
1.1.2. Kesesuaian farmasetik:
bentuk sediaan,
dosis,
potensi,
stabilitas,
inkompatibilitas,
cara dan lama pemberian.
1.1.3. Pertimbangan klinis:
adanya alergi,
efek samping,
interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-
lain).

Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya


dikonsultasikan kepada dokter penulis resep
dengan memberikan pertimbangan dan alternatif
seperlunya bila perlu menggunakan persetujuan
setelah pemberitahuan.
Efek samping obat (ESO)

• Batasan:
Efek samping obat atau adverse drug
reaction (ADR) adalah setiap efek obat
yang dapat membahayakan atau
merugikan si pemakai atau (pada orang
hamil) janin yang dikandung maupun bayi
yang baru dilahirkan.
Ada 4 macam etiologi pada ESO

A. Reaksi akibat kelainan bawaan/herediter.


1. Alergi (hipersensitivitas)
Reaksi ini terjadi akibat reaksi imunologi.
Beberapa sifat khusus dari reaksi ini:
• Tidak berhubungan dengan sifat farmakologi yang diketahui
• Dapat timbul pada dosis yang kecil

2. ESO akibat kelainan genetik


Ada 2 macam tipe:
– Reaksi akibat perbedaan farmakokinetika obat dan
– Reaksi akibat perbedaan farmakodinamik obat.
B. Kelainan yang didapat
Pada keadaan ini reaksi diakibatkan
karena adanya penyakit yang memang
telah ada pada penderita. sebagai
contoh:
• Penderita karena perforasi tukak lambung, akibat
aspirin atau kortikosteroid.
• Adanya penyakit hati yang dapat mengganggu
detoksifikasi obat.
• Adanya penyakti ginjal yang dapaat
mengganggu filtrasi glomerulus, yang kemudian
mengurangi eliminasi obat yang diekskresi lewat
ginjal.
C. Kelainan akibat bentuk serta cara pemberian obat.
1. Reaksi terjadi akibat respon yang berlebihan,
perubahan bioavailabiliti, atau cara pemberian yang
kurang tepat.
2. Tiga macam penyebab ESO pada kelainan ini
adalah:
1. Dekomposisi bahan aktif
2. Efek aditif, bahan pelarut, bahan stabilisator, bahan
pewarna, atau bahan tambahan yang ditambahkan pada
saat pembuatan obat.
3. Efek produk samping dari bahan aktif yang timbul saat
sintesa.
3. Perubahan cara produksi juga dapat memperberat
ESO yang timbul.
D. Interaksi obat
Terjadi akibat interaksi lebih dari satu
macam obat yang diberikan pada saat
yang sama, dan tampaknya seimbang
dengan jumlah obat yang diberikan [1/2
n(n-1) kali]. Reaksi ini dapat memberikan
reaksi yang negatif , tapi juga dapat positif
misalnya potensiasi.

Anda mungkin juga menyukai