Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas laporan praktikum mata kuliah Praktikum
Farmasi Praktis
Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
FARMASI C 2015
FEBRUARI
2018
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Farmasi
Praktis mengenai Kajian Administrasi Resep hingga selesai. Adapun laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Farmasi Praktis.
Harapan kami sebagai penyusun semoga laporan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, sehingga dalam
penyusunannya masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
laporan ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….......….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………...............................1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..............1
1.3 Tujuan Praktikum……………….....................…………………......................1
BAB V PEMBAHASAN............................................................................................9
BAB VI KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan……………………………………..............................................15
5.2 Saran…............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA………………………………….............................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu melaksanaan pelayanan kefarmasian sesuai
standar pelayanan kefarmasian pada sarana pelayanan kefarmasian yaitu membaca
resep, mengkaji resep secara administrasi. membuat kopi resep dan etiket.
1
BAB II
DASAR TEORI
2
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan APA dan nomor SIA
3. Nama, umur, pasien
4. Nama dokter penulis resep
5. Tanggal Penulisan resep
6. Tanggal dan nomor urut pembuatan
7. Tanda R/
8. Tanda “det” atau “deteur” untuk obat yang sudah diserahkan “ne det”
atau “ne deteur” untuk obat yang belum diserahkan
9. Tuliskan p.c.c (pro copy conform) menandakan bahwa salinan resep
telah ditulis sesuai dengan aslinya.
3
BAB III
METODE KERJA
3.2 Resep 1
4
3.3 Resep 2
5
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
6
4.2 Salinan Resep dan Etiket
4.2.1 Resep 1
7
4.2.2 Resep 2
8
BAB V
PEMBAHASAN
9
Pencantuman paraf dokter diperlukan agar resep menjadi otentik dan tidak
disalahgunakan dilingkungan masyarakat (lebih-lebih bila menyangkut resep
narkotika dan psikotropika). Cukup banyak resep yang tidak mencantumkan paraf
penulis resep. Penulisan nama obat, jumlah obat, dosis obat, aturan pakai harus jelas.
Hal ini dikarenakan ketidakjelasan penulisan selain memperlambat pelayanan di
apotek, juga merugikan pasien karena berpengaruh terhadap hasil terapi dan harga
obat yang harus ditanggung oleh pasien. Pada praktikum kali ini, praktikan mengkaji
resep secara administrasi setelah itu dibuat copy resep dan etiket obat yang nantinya
akan diberikan kepada pasien.
10
Pengkajian resep berdasarkan kajian administrasi resep pada resep 2 terdapat
beberapa aspek yang tidak terpenuhi yaitu identitas pasien diantaranya tidak
terdapatnya umur pasien selain itu tidak terdapatnya jenis kelamin pasien yang
biasanya ditunjukkan pada keterangan di depan nama pasien seperti Ny yang
berarti nyonya atau Nn yang berarti nona yang merujuk kepada perempuan atau Tn
yang merujuk kepada laki-laki serta tidak adanya keterangan berat badan pasien
sedangkan aspek lainnya terpenuhi diantaranya identitas pasien yang lainnya yaitu
nama pasien yaitu alifah dan alamatnya yang bertempat tinggal di pondok ranji.
Selain itu identitas dokter pada resep tersebut juga terpenuhi yaitu nama dokter
dengan nama dr. Santoso, Sp. A, nomor SIP yang bernomor 503/1497/IV/2009,
alamat praktek dokter yang beralamat di jalan WR Supratman nomor 86
Tangerang Selatan, nomor telepon dokter yaitu 021-74175478 serta paraf dokter
dan tanda penutup tercantum dalam resep tersebut. Selain identitas pasien dan
identitas dokter, tempat dan tanggal penulisan resep juga tercantum pada resep
tersebut yaitu bertempat di tangerang selatan pada tanggal 21 Maret 2017.
Selain aspek kajian administratif resep yang telah telah disebutkan
sebelummnya, aspek lain pada resep kedua juga tercantum diantaranya Invocatio
yaitu permintaan tertulis dokter dalam singkatan latin “R/ = resipe” artinya
ambilah atau berikanlah, sebagai kata pembuka komunikasi dengan apoteker di
apotek juga terdapat dalam resep tersebut. Selain invocatio, prescriptio yang
berarti nama obat dan jumlah serta bentuk sediaan yang diinginkan juga tercantum.
Pada obat pertama prescriptio-nya adalah ‘Tempra Sir 160 mg/5ml no.1’ yang
berarti nama obat adalah Tempra dengan bentuk sediaan sirup dan jumlahnya yaitu
satu botol obat dengan kekuatan sediaan 160 mg/5ml. Pada obat kedua prescriptio-
nya adalah ‘Cefspan susp 100 mg/5 ml no.1’yang berarti nama obatnya adalah
Cefspan dengan bentuk sediaan suspensi dan jumlahnya adalah satu botol dengan
kekuatan sediaan 100 mg/5 ml dan pada obat ketiga prescriptio-nya adalah
‘Actived plus expectorant sir 60 ml no.1’ yang berarti nama obatnya adalah
Actived plus expectorant dengan bentuk sediaan sirup yang berjumlah satu botol
11
dengan volume 60 ml. Signatura juga terdapat dalam resep ini Signatura yaitu
tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval
12
5.3 Etiket
Etiket digunakan untuk memberikan petunjuk cara pemakaian obat tersebut
kepada pengguna atau pasiennya. Dalam etiket hal-hal yang harus ada di dalamnya
yaitu, nama apotek, alamat dan nomer telepon apotek, nama apoteker dan SIA.
Selanjutnya terdapat nomer resep, tanggal pembuatan etiket, nama obat, nama
pasien, cara aturan pakai, bentuk sediaan, masa kadaluarsa obat dan jumlah obat
yang diberikan. Selain itu, untuk sediaan puyer perlu dituliskan komposisi obat.
Pada resep 1, bentuk sediaan kedua obat (obat tensikap dan dumin) yaitu
tablet karena pada resep tertulis ‘tab’ yang berarti tablet. Selanjutnya aturan pakai
obat tensikap dan dumin yaitu 3 x sehari 1 tablet karena terdapat tulisan ‘s 3 dd’
pada kedua resep yang merupakan singkatan dari signa ter de die yang berarti
tandailah tiga kali sehari. Pada obat dumin waktu pemberian obat hanya diberikan
jika sakit kepal, hal ini karena pada etiket terdapat tulisan ‘prn jika sakit kepala’
dimana ‘prn’ merupakan singkatan dari pro re nata yang berarti jika perlu dan
dibelakangnya diikuti keterangan sakit kepala yang berarti dipakai jika sakit
kepala. Etiket yang digunakan berwarna putih yang menandakan obat dalam (obat
yang masuk ke dalam tubuh melalui kerongkongan dan mengikuti saluran
pencernaan).
Pada resep 2, bentuk sediaan pada obat pertama (Tempra) dan obat ketiga
(Actifed) yaitu sirup karena pada resep tertulis ‘sir’ yang berarti sirup. Dan obat
kedua (Cefspan) bentuk sediaannya yaitu suspensi karena tertulis ‘susp’ pada resep
yang berarti suspensi. Selanjutnya aturan pakai pada obat Tempra dan Actifed
sama yaitu diminum 3 x sehari karena terdapat tulisan ‘s 3 dd’ pada resep pertama
dan ‘stdd’ pada obat ketiga Pada obat kedua tertulis ‘sbdd’ yang merupakan
singkatan dari signa bis de die yang artinya tandailah dua kali sehari. Dosis pada
obat kedua dan obat ketiga tertulis ‘1/4 cth’ yang merupakan singkatan dari
cochlear theae yang berarti seperempat sendok teh dan pada obat pertama tertulis
’cth 1’ yang berarti satu sendok teh serta pada obat pertama tertulis ‘prn demam’
dimana ‘prn’ merupakan singkatan dari pro re nata yang berarti jika perlu dan
dibelakangnya diikuti keterangan deman yang berarti dipakai jika demam. Waktu
13
pemberian tidak tertera dalam resep, namun kelompok kami memberikan waktu
pemberian yaitu setelah makan karena berdasarkan literatur obat-obat yang tertera
pada resep diberikan setelah makan seharusnya apabila obat diberikan setelah
makan maka tertulis ‘p.c’ yang merupakan singkatan dari post coenam yang berarti
sesudah makan.
14
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Pengkajian resep dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
kelalaian pencantuman informasi, penulisan resep yang buruk dan penulisan
resep yang tidak tepat (Katzung, 2004).
2. Dalam penulisan resep kelengkapan administratif sudah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014,
yang meliputi:
a. Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan
b. Nama dokter, Nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepon,
dan paraf
c. Tanggal Penulisan resep
3. Pada resep 1 ketidaklengkapan resep berupa tempat dan tanggal penulisan
resep serta berat badan pasien. Pada resep 2 ketidaklengkapan resep berupa
umut pasien, jenis kelamin, dan berat badan pasien
6.2 Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan laporan masih jauh dari kata sempurna,
semoga kedepannya akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
laporan di atas dan kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pemaca
untuk menjadikan laporan kami lebih baik lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16