Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Farmasi secara umum merupakan bidang ilmu yang mempelajari cara
membuat, mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis
dan standarisasi/ pembakuan obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat
dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Farmasi dalam bahasa Yunani
disebut farmakon yang berarti medika atau obat, sedangkan ilmu resep adalah
ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat-obatan menjadi bentuk
tertentu (meracik) hingga siap digunakan sebagai obat (Nora Susanti, 2016). Ilmu
farmasi terbagi dalam beberapa bidang yaitu farmakologi, farmakokinetika,
farmakodinamika, farmakoterapi, toksikologi, farmakognosi, farmakokimia,
biofarmasi dan farmasetika.
Farmasetika adalah ilmu yang mempelajari cara menyediakan atau
meracik obat (art of drug compounding) menjadi bentuk yang siap digunakan
sebagai obat. Farmasetika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari pembuatan
dan penyerahan obat, yang meliputi langkah-langkah pengumpulan, penambahan,
penyimpanan, standarisasi bahan obat, pencampuran obat, dan penyiapan sediaan
farmasetik yang dapat digunakan sebagai obat. (Andi Dian Permana,2022).
Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapakan diagnosa,mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuh
kan penyakit atau gejalah penyakit, luka atau kelainan badania dan rohaniah pada
manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia (Anief,
2006). Dalam penyediaan obat selalu diawali dengan permintaan dokter lewat
peresepan.
Resep adalah dokumen yang bersifat legal berisi permintaan tertulis dari
seorang dokter kepada apoteker sebagai sarana untuk mempersiapkan atau
memberikan obat kepada pasien sesuai hasil pemeriksaan. Resep harus dibuat
berdasarkan kebutuhan pasien setelah dokter memutuskan hasil pemeriksaan
medis atau diagnosis. Secara hukum, yang bisa mengeluarkan resep hanya dokter
umum, dokter gigi, dan dokter spesialis. Dalam resep, dokter akan menuliskan

1
nama obat yang harus dibawa pulang, dosis konsumsi obat dan cara penggunaan
secara

spesifik Selain itu, dokter juga pasti menulis banyaknya obat yang harus
diresepkan untuk bisa ditebus kembali jika keluhan pasien masih berlanjut setelah
obat habis. Resep dokter digunakan sebagai sarana legalitas obat untuk
menyembuhkan penyakit. Dalam resep dokter dan kemasan obat yang harus
digunakan biasanya tertulis singkatan Rx'. Tulisan ini merupakan kependekan dari
kata recipe yang berasal dari bahasa Latin. Setelah dokter merumuskan obat
tertentu untuk menyembuhkan penyakit, kemudian obat tersebut disiapkan oleh
apoteker. Selain itu, biasanya tulisan resep dokter susah dibaca atau dipahami oleh
masyarakat awam selain apoteker. Hal ini dilakukan karena berkaitan dengan
volume aktivitas. Cepatnya layanan yang harus dilakukan oleh seorang tenaga
kesehatan tak dibarengi dengan kecepatan pada jari jemarinya dalam menulis
resep sehingga kadang penulisannya begitu susah dibaca masyarakat. Tapi, di luar
itu semua apoteker tidak akan meragukan kembali apa yang telah ditulis dalam
resep karena pada dasarnya apoteker sudah mengetahui apa yang harus diberikan
kepada pasien hasil dari konsultasi dengan dokter (Sienny Agustin, 2019). Dalam
resep, terdapat turunan resep atau istilah lainnya disebut copy resep
Copy Resep (Copie resep,Salinan resep, Apogrpah, Exemplum atau
Afschrift) adalah salinan tertulis dari satu resep dokter. Salinan ini memuat
keterangan yang memuat resep dokter asli. Resep atau salinan resep hanya boleh
diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau petugas medis yang berwenang
(Anief, Moh, 2018). Berdasarkan uraian latar belakang, ilmu farmasi dapat
dipelajari secara lebih meluas dan mendalam yang dimana salah satunya berupa
ilmu resep, maka dilakukanlah praktikum farmasetika dasar sebagai acuan
pemahaman mahasiswa terkait resep, copy resep dan bahasa latin resep.

2
3
1.2 Tujuan Percobaan
1. Melalui praktikum ini diharapkan mahasiswa lebih menguasai berbagai
bahasa latin dan singkatan latin dalam peresepan
2. Melalui praktikum ini diharapkan mahasiswa lebih menguasai dan memahami
penulisaan resep beserta artinya
1.2 Manfaat Percobaan
1. Praktikum dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai kosa kata latin
dalam resep
2. Praktikum dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membaca
resep dokter
3. Praktikum dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengerjakan
resep dokter

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Resep
Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter
hewan kepada apoteker untuk membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu
dan menyerahkannya kepada pasien. Resep merupakan perwujudan akhir dari
kompetensi, pengetahuan dan keahlian dokter dalam menerapkan pengetahuannya
dalam bidang farmakologi dan terapi. Resep juga perwujudan hubungan profesi
antara dokter, apoteker dan pasien. Penulisan resep harus ditulis dengan jelas
sehingga dapat dibaca oleh petugas di apotek. Resep yang ditulis dengan tidak
jelas akan menimbulkan terjadinya kesalahan saat peracikan/penyiapan obat dan
penggunaan obat yang diresepkan. (Drs. Seno Soetopo, Apt 2002)
Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat
obatan menjadi bentuk tertentu hingga siap digunakan sebagai obat
Ada anggapan bahwa ilmu ini mengandung sedikit kesenian, maka dapat
dikatakan bahwa ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari seni meracik obat (art
of drug compounding), terutama ditujukan untuk melayani resep dari dokter.
Penyediaan obat-obatan disini mengandung arti pengumpulan, pengenalan,
pengawetan, dan pembakuan dari bahan obat-obatan. Melihat ruang lingkup dunia
farmasi yang cukup luas, maka mudah dipahami bahwa ilmu resep tidak dapat
berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan cabang ilmu yang lain, seperti
fisika, kimia, biologi dan farmakologi (Drs. Seno Soetopo, Apt 2002).
Standar penulisan resep yang rasional terdiri dari inscriptio, praescriptio,
signatura dan subcriptio. Inscriptio meliputi nama dan alamat dokter, nama kota
serta tanggal penulisan resep. Untuk praescriptio terdiri atas nama dan dosis obat
yang diberikan serta jumlahnya, cara pembuatan atau bentuk sediaan yang
dikehendaki. Yang termasuk dalam signatura adalah aturan pakai, nama, umur dan
berat badan pasien. Sedangkan tanda tangan atau paraf dokter merupakan
subscriptio, yang menjadikan suatu resep tersebut otentik. Tiap resep dimulai

5
dengan R/ dan diakhiri dengan tanda penutup dan paraf atau tanda tangan dokter.
(Rahmatini 2018)
2.1.2 Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep meliputi administrasi, kesesuaian farmasetik,
dan pertimbangan klinis.
1. Kajian administrasi meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat
badan, nama dokter, no. SIP, alamat, no. telp dan paraf, serta tanggal
penulisan resep.
2. Kajian kesesuaian farmasetik meliputi bentuk dan kekuatan sediaan,
stabilitas, dan kompatibilitas (ketercampuran).
3. Pertimbangan klinis meliputi ketepatan indikasi dan dosis obat, aturan,
cara dan lama penggunaan obat, duplikasi dan atau polifarmasi, reaksi obat
yg tidak diinginkan, kontraindikasi, serta interaksi.
2.1.3 Salinan Resep
Salinan memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli, salinan
resep harus memuat pula:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIPA Apoteker
3. Tanda tangan atau paraf Apoteker
4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan atau nedet (nedetur)
untuk obat yang belum diberikan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan resep
2.1.4 Etiket
Penyerahan obat harus dilengkapi dengan etiket warna putih utuk obat
dalam/ oral dan etiket biru untuk obat luar/ topikal dan suntik serta
menempelkan label ”kocok dahulu” pada sediaan bentuk emulsi atau
suspensi. Etiket memuat hal sebagai berikut:
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan no. SIPA Apoteker
3. No dan tanggal obat dibuat
4. Nama pasien

6
5. Aturan pemakaian
6. Nama dan jumlah obat
7. Tanda lain yang diperlukan (misal sebelum makan, obat tetes
2.1.5 Bahasa Latin Dalam Resep
Resep menggunakan satu bahasa yang dimana bahasa tersebut merupakan
bahasa latin. Bahasa latin digunakan secara keseluruhan baik dalam resep maupun
istilah-istilah lainnya dalam dunia farmasi. Penggunaan bahasa latin ini
mempunyai alasan diantaranya yaitu
1. Bahasa universal/internasional dalam ilmu medis (kedokteran dan farmasi)
2. Bahasa yang mati
3. Dengan menggunakan bahasa latin tidak akan terjadi dualisme
4. Menjaga kerahasiaan
Penggunaan bahasa latin dalam resep diantaranya berkaitan dengan aturan
pakai, takaran/jumlah/satuan, perintah pembuatan, keterangan waktu, keterangan
tempat penggunaan, dan istilah bahan obat atau bentuk sediaan.( Yeni Farida,
S.Farm.,M.Sc.,Apt., 2017)
Beberapa contoh bahasa latin dalam resep diantaranya yaitu
1. aa ana sama banyak
2. a.c ante coenam sebelum makan
3. a,n, ante noctum malam sebelum tidur
4. ad. libit ad libitum secukupnya
5. u.e usus externum untuk obat luar
6. u.p usus propius untuk dipakai sendiri
7. m.i. mihi ipsi dipakai sendiri
8. c cum dengan
9. C Cohlear sendok makan = 15 cc
10. Cth cohlear theae sendok teh = 5 cc
11. Clysm clysma clysma, lavement
12. Collyr collyrium obat cuci mata
13. Comp compositus (obat) campuran
14. Conc. Concent pekat

7
15. D.i.d. da in dimidio berikan separohnya
16. D.c durante coenam selama makan
17. D.d de die kali sehari
18. 1 d.d semel dedie sekali sehari
19. 2 d.d bis dedie 2 kali sehari
20. 3 d.d ter de die 3 kalisehari
21. Dext dexter kanan
22. Dext . et sin. Dexter et sinistra kanan dan kiri
23. Emuls emulsum emulsi
24. Extr extractum ekstrak
25. F fac buat
26. Fla fac lege artis buat menurut cara semestinya
27. G gramma gram
28. Garg gargarisma obat kumur
29. Gtt guttae tetes
30. H hora jam
31. H.s hora somni jam sebelum tidur
32. i.m.m. in manum medici berikan ke tangan dokter
33. inj. Injektio injeksi
34. iter iteretur harap diulang
35. iter 2x iteretur 2x harap diulang dua kali
36. l loco penggantinya
37. lot lotio lotion, obat cair untuk obat luar
38. m misce campurlah
39. m.f. misce fac campur dan buatlah
40. m.f.l.a misce fac lege artis campur dan buatlah menurut cara sebenarnya
41. mane pagi
42. m.et.v mane et vespere pagi dan sore
43. mg miligrama miligram 41
44. ne iter jangan diulang
45. o omni tiap

8
46. o.n. omni noctum tiap malam
47. p.p pro paupere untuk si miskin
48. p.c. post coenam sesudah makan
49. PIM periculum in mora berbahaya bila ditunda
50. P.r.n pro re nata kalau perlu

Anda mungkin juga menyukai