BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Resep
5
6
2.1.8.7 Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai literature
yang berlaku (subscription).
2.1.8.8 Nama, umur, untuk pasien dewasa menggunakan singkatan Tn
(tuan) untuk pasien pria dan Ny (nyonya) untuk pasien wanita.
2.1.9 Penulisan obat didalam resep disusun berdasarkan urutan sebagai
berikut.
2.1.9.1 Obat pokok dituliskan terlebih dahulu (remidium cardinal).
2.1.9.2 Remidiu, adjuvans yaitu obat yang menunjang kerja obat
utama.
2.1.9.3 Corrigens yaitu bahan obat tambahan yang digunakan untuk
memperbaiki warna, rasa, dan bau obat utama (Susanti, 2016).
2.1.10 Standar pelayanan kefarmasian.
Menurut Permenkes RI No.73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek mengenai pelayanan farmasi klinik meliputi
pengkajian dan pelayanan resep meliputi 3 aspek diantaranya :
2.1.10.1 Administrati
a. Nama pasien, umur, jenis kelamin, dan berat badan.
b. Nama dokter, surat izin praktek (SIP), alamat, No telpon
dan paraf.
c. Tanggal peulisan Resep.
2.1.10.2 Farmasetik
a. Bentuk dan kekuatan sediaan.
b. Stabilitas.
c. Kompabilitas (Ketercampuran Obat).
2.1.10.3 Klinis
a. Ketepatan indikasi dan dosis obat.
b. Aturan, cara, dan lama penggunaan obat.
c. Duplikasi atau polifarmasi
d. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping
obat, manifestasi klinik lain).
e. Kontra indikasi
8
f. Interaksi obat
Pada resep yang mengandung narkotika tidah boleh tercantum tulisan / tanda
iter (dapat diulang), untuk resep yang memerlukan penanganan segera dokter
bisa memberikan tanda dibagian kanan atas resep dengan kata CITO (segera),
urgent (sangat penting), atau P.I.M (berbahaya jika ditunda). (Susanti, 2016)
2.2.2 Dispensing.
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
obat. Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan hal sebagai berikut:
2.2.2.1 Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan resep.
2.2.2.1 Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk
Obat yang berbeda untuk menjaga mutu obat dan menghindari
penggunaan yang salah. Setelah penyiapan obat dilakukan hal
sebagai berikut :
Apoteker di Apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang
memerlukan obat non resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas
atau bebas terbatas yang sesuai.
2.2.3 Pelayanan informasi obat.
Pelayanan informasi obat (PIO) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
apoteker dalam pemberian informasi mengenai obat yang tidak memihak,
dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek
penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat.
Informasi mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal.
12
e. Uraian pertanyaan.
f. Jawaban pertanyaan.
13
g. Referensi.
c. Adanya multidiagnosis.
2.2.6.2 Kegiatan:
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
2.3 Apotek