Anda di halaman 1dari 20

PELAYANAN DAN

PENGELOLAAN RESEP DI
APOTEK
DOSEN PENGAMPU :
APT.AINUN WULANDARI, M.SC

KELOMPOK 3

DINA MAILIANDA PUTRI (23344010)

NAOMI TERESYA (23344012)

ICHA IRMIELDA SUHENDRA (23344027)

LUPINA (23344029)

UMAMATUL AMALIAH (23344032)

RATIH DWI PRAMANA S (23344036)


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016 menyatakan bahwa :
Pelayanan resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaa, pengkajian resep,
penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan
obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Apoteker harus melakukan
pengkajian resep sesuai persyaratan administrasi, persyaratan farmasetik, dan persyaratan
klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan
>> DEFINISI RESEP <<

Menurut Permenkes tahun 2016 :


Resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada Apoteker, baik dalam
bentuk kertas maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan sediaan farmasi / alat kesehatan
bagi pasien.
Resep yang mengandung narkotik tidak boleh terdapat tulisan atau tanda iter (iterasi) yang berarti dapat
diulang, m.i (mihi ipsi) yang berarti untuk dipakai sendiri, atau u.c (usus cognitus) yang berarti
pemakaiannya diketahui. Resep yang mengandung narkotik tidak boleh diulang, tetapi harus dengan
resep baru. Resep yang memerlukan penanganan segera, maka dokter dapat memberi tanda di bagian
kanan atas resepnya dengan kata-kata : cito (segera), statim (penting), urgent (sangat penting), P.I.M
(Periculum In Mora) artinya berbahaya jika ditunda. Dalam keadaan darurat resep dengan penandaan
khusus yang didahulukan adalah PIM, Urgent, statim,cito.
Hal-Hal yang harus dimuat dalam resep, antara lain :

1. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter


2. Tanggal penulisan resep (inscriptio)
3. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocation)
4. Nama setiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordonatio)
5. Cara pembuatan untuk obat racikan
6. Aturan pemakaian obat tertulis (signatura)
7. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (subcriptio)
8. Nama pasien dan umur pasien, untuk pasien dewasa dapat menggunakan singkatan Tn (tuan, untuk pasien pria) atau
Ny (nyonya, untuk pasien Wanita)
9. Tanda seru / paraf dokter untuk resep yang melebihi dosis maksimum,
• CONTOH RESEP
• Copy Resep
Copy resep atau salinan resep adalah salinan yang dibuat apoteker dimana obat berdasarkan resep asli dari dokter. Copy
resep atau resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan,
atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Copy resep atau salinan resep Selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli. copy resep juga harus
memuat hal-hal berikut.
1. Nama dan alamat apotek
2. Nama dan nomor SIK apoteker pengelola apotek
3. Tandatangan atau paraf apoteker
4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, dan atau tanda nedet (ne detur) untuk obat yang belum
diserahkan
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan
• CONTOH COPY RESEP
ALUR PELAYANAN RESEP

A. Skrining Resep

B. Dispensing Obat

C, Pelayanan Informasi Obat

D. Konseling
1) Persyaratan administratif 2) Kesesuaian farmasetika 3) Petimbangan klinis.

Nama, SIP, alamat dokter Bentuk sediaan ketepatan indikasi dan


dosis obat
Tanggal penulisan resep Dosis
aturan, cara dan lama
Tanda-tangan atau paraf Potensi penggunaan obat
dokter penulis resep Stabilitas duplikasi dan/atau
Nama, alamat, umur, jenis Inkompatibilitas polifarmasi
kelamin, dan berat badan reaksi obat yang tidak
pasien Cara dan lama
pemberian diinginkan
Nama obat, dosis, jumlah kontraindikasi
yang diminta
Interaksi obat
Cara pemakaian yang jelas
B. DISPENSING OBAT

1) Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep: 4) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan
menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep; terpisah untuk Obat yang berbeda untuk menjaga mutu
Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
dengan memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa
dan keadaan fisik Obat. 5) Penyerahan obat kepada pasien.

2) Melakukan peracikan Obat bila diperlukan

3) Etiket obat harus memuat beberapa informasi sebagai


berikut :
Nama dan alamat apotek;
Nama dan nomor SIK APA;
Nama dan jumlah obat;
Aturan pemekaian;
Tanda lain yang diperlukan misalnya obat gosok, obat
kumur, obat batuk dan kocok dahulu
Contoh etiket Putih Dan Biru
C. PELAYANAN INFORMASI OBAT

Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda pemberian,
farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi, keamanan penggunaan pada ibu
hamil dan menyusui, efek samping, interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau
kimia dari Obat dan lain-lain.
Contoh Formulir PIO
D. KONSELING

Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:


Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil
dan menyusui).
Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi)
Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan kortikosteroid
dengan tappering down/off).
Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari satu Obat
untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis Obat.
Contoh Formulir Konseling
4. ALUR PENGELOLAAN PENYIMPANAN RESEP

 Resep asli dikumpulkan berdasarkan tanggal yang sama dan diurutkan sesuai nomor resep.
 Resep yang berisi narkotika dipisahkan atau digaris bawah dengan tinta merah.
 Resep yang berisi psikotropika digaris bawah dengan tinta biru.
 Resep dibendel sesuai dengan kelompoknya.
 Bendel resep ditulis tanggal, bulan dan tahun yang mudah dibaca dan disimpan di tempat yang
telah ditentukan
 Penyimpanan bendel resep dilakukan secara berurutan dan teratur sehingga memudahkan untuk
penelusuran resep
 Resep yang telah disimpan selama 5 tahun dapat dimusnahkan sesuai tata cara pemusnahan resep.
5. PEMUSNAHAN RESEP

• Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun


dapat dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker
disaksikan oleh sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek
dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain yang dibuktikan
dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Contoh Berita Acara Pemusnahan
Resep
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai