Anda di halaman 1dari 24

PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM TOPIK 9


(SKRINING RESEP DAN ANALISIS DRP)

Oleh:
Lisa Yuhana 192211101111
Al Kautsar 192211101112
I Wayan Seniarta 192211101113
Rachmad Hidayat 192211101114

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
TUGAS PERSIAPAN PRAKTIKAN
a. Sebutkan apa saja yang termasuk kelengkapan resep dan salinan resep!
(Kepmenkes No 280 tahun 1981)
1. Kelengkapan resep
- Nama, alamat, dan nomor izin praktek dokter
- Tanggal penulisan resep (inscription)
- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocation)
- Nama tiap obat dan komposisinya (praescriptio/ordination)
- Cara pembuatanuntuk obat racikan
- Aturan pakai obat (signature)
- Tanda tangan atau paraf dokter (subscription)
- Nama, umur, alamat, BB pasien
2. Kelengkapan salinan resep
- Nama dan alamat apotek
- Nama dan SIA
- Nama dan umur pasien
- Nama dokter penulis resep
- Tanggal penulisan resep
- Tanda tangan atau paraf apoteker penanggung jawab apotek
- Tanda Det (deteur) untuk obat yang sudah diserahkan atau ne deteur untuk obat
yang belum diserahkan
- No salinan resep dan tanggal pembuatan
- Tanda P.C.C (pro copy conform) yang menandakan bahwa salinan resep telah
ditulis sesuai dengan resep aslinya.

b. Sebutkan yang dimaksud dengan kesesuaian administratif, farmasetik dan klinis


dalam pengkajian resep?
(Permenkes No 73 Tahun 2016)
1. Kajian adminiftratif
- Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan
- Nama dokter, nomor surat izin praktik (SIP), alamat, nomer telepon dan paraf
- Tanggal penulisan resep
2. Kajian farmasetis
- Bentuk dan kekuatan sediaan
- Stabilitas
- Kompatibilitas (ketercampuran obat)
3. Kajian klinis
- Ketepatan indikasi dan dosis obat
- Aturan pakai, cara dan lama penggunaan obat
- Duplikasi dan /atau polifarmasi
- Rekasi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat, manifestasi klinis
lain)
- Kontraindikasi
- Interaksi

c. Buatlah alur pelayanan resep!


d. Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi
Obat. Sebutkan hal yang harus dilakukan pada tahap ini!
(Permenkes No 73 Tahun 2016)
1. Tahap penyiapan
a. Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan Resep
 menghitung kebutuhan jumlah Obat sesuai dengan Resep
 mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan
memperhatikan nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
b. Melakukan peracikan Obat bila diperlukan
c. Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi:
 warna putih untuk Obat dalam/oral
 warna biru untuk Obat luar dan suntik
 menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau
emulsi
d. Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah
2. Tahap penyerahan
a. Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan
kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisan etiket dengan Resep)
b. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d. Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat
e. Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkait dengan
Obat antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obat dan lain-lain
f. Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkin emosinya tidak stabil
g. Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya
h. Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan)
i. Menyimpan Resep pada tempatnya
j. Apoteker membuat catatan pengobatan pasien
3. Tahap pemberian informasi obat
Pelayanan Informasi Obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker
dalam pemberian informasi mengenai Obat yang tidak memihak, dievaluasi
dengan
kritis dan dengan bukti terbaik dalam segala aspek penggunaan Obat kepada
profesi kesehatan lain, pasien atau masyarakat. Informasi mengenai Obat
termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal
Informasi meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif, efikasi,
keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping, interaksi,
stabilitas, ketersediaan, harga, sifat fisika atau kimia dari Obat dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat di Apotek meliputi:
a. Menjawab pertanyaan baik lisan maupun tulisan
b. Membuat dan menyebarkan buletin/brosur/leaflet, pemberdayaan
masyarakat (penyuluhan)
c. Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
d. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa farmasi
yang sedang praktik profesi
e. Melakukan penelitian penggunaan Obat
f. Membuat atau menyampaikan makalah dalam forum ilmiah
g. Melakukan program jaminan mutu

e. Tuliskan kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling serta


tahapan pada kegiatan konseling!
(PMK No. 73 Tahun 2016)
Kriteria pasien/keluarga pasien yang perlu diberi konseling:
1. Pasien kondisi khusus (pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu
hamil dan menyusui).
2. Pasien dengan terapi jangka panjang/penyakit kronis (misalnya: TB, DM, AIDS,
epilepsi).
3. Pasien yang menggunakan Obat dengan instruksi khusus (penggunaan
kortikosteroid dengan tappering down/off).
4. Pasien yang menggunakan Obat dengan indeks terapi sempit (digoksin, fenitoin,
teofilin).
5. Pasien dengan polifarmasi; pasien menerima beberapa Obat untuk indikasi
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih dari
satu Obat untuk penyakit yang diketahui dapat disembuhkan dengan satu jenis
Obat.
6. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah.
Tahap kegiatan konseling:
1. Membuka komunikasi antara Apoteker dengan pasien.

2. Menilai pemahaman pasien tentang penggunaan Obat melalui Three Prime


Questions, yaitu:

a. Apa yang disampaikan dokter tentang Obat Anda?

b. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang cara pemakaian Obat Anda?

c. Apa yang dijelaskan oleh dokter tentang hasil yang diharapkan setelah Anda
menerima terapi Obat tersebut?

3. Menggali informasi lebih lanjut dengan memberi kesempatan kepada pasien


untuk mengeksplorasi masalah penggunaan Obat.

4. Memberikan penjelasan kepada pasien untuk menyelesaikan masalah


penggunaan Obat.

5. Melakukan verifikasi akhir untuk memastikan pemahaman pasien


f. Buatlah formulir catatan pengobatan pasien dan formulir konseling!
(PMK No. 73 Tahun 2016)
Formulir Catatan Pengobatan Pasien
Nama Pasien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telepon :
Nama NamaObat/Dosis/Cara Catatan Pelayanan
Nomor Tanggal
Dokter Pemberian Apoteker

Formulir dokumentasi konseling


Nama Pasien :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Alamat :
Tanggal Konseling :
Nama Dokter :
Diagnosa :
Nama obat, dosis dan :
cara pemakaian
Riwayat Alergi :
Keluhan :
Pasien pernah datang : Ya/tidak
koneseling sebelumnya
Tindak lanjut

Pasien Apoteker
g. Tuliskan cara penggunaan insulin, inhaler, handihaler, breezehaler, swinghaler,
turbohaler, discus inhaler, tetes mata, tetes telinga, tetes hidung, semprot hidung, cuci
hidung, salep mata, ovula, suppositoria, patch duragesic !
(LAMPIRAN)

h. Selesaikan kasus DRP di bawah:


1) Terdapat interaksi antara Baquinor forte (ciprofloxacin ) dengan promag
(antasida)
- Pasien mengaku rutin meminum antasida karena memiliki maag
- Interaksi antara ciprofloxacin dan antasida yaitu antasida dapat menurunkan
kadar ciprofloxacin dalam tubuh melalui penghambatannya di penyerapan
gastrointestinal
- Penurunan penyerapan ciprofloxacin mempengaruhi konsentrasi maksimum
(Cmaks) dan presentase bioavailabilitas, sehingga dapat menurunkan
efektifitas terapi antibiotika. Penurunan bioavailabilitasnya sebesar 50 %
(Pertiwi, dkk, 2014)
- Solusinya : ciprofloxacin diberikan minimal 2 jam sebelum antasida atau 4 –
6 jam setelah antasida atau diberikan alternatif yang cocok yaitu antagonis
reseptor H-2 atau inhibitor pompa proton (Baxter, 2009)
2) Dosis terlalu tinggi
- Baquinor forte (Ciprofloxacin tab 500mg) diresepkan melebihi rekomendasi
terapi bagi pasien kasus tifoid biasa (bukan pasien resisten obat tifoid) yaitu
10 hari berturut-turut.
- Menurut Lacy, dkk (2009) dosis ciprofloxacin untuk demam tifoid yaitu 500
mg 2 x sehari selama 10 hari.
- Solusi : konfirmasi ke dokter terkait lama pemberian antibiotik dan frekuensi
pemberian antibiotik
3) Terapi kurang tepat
- Farsifen (ibuprofen) pada pasien gastrointestinal dapat meningkatkan risiko
iritasi gastrointestinal, peradangan, ulserasi, pendarahan, dan perforasi
- Solusi : direkomendasikan untuk mengganti dengan antipiretik yang lebih
aman seperti paracetamol 325- 650 mg setiap 4 – 6 jam atau 1000 mg dalam
3 – 4 kali per hari, dosis maksimal 4 gram per hari (Lacy dkk, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. Pusat Informasi Obat Nasional. Jakarta.

Baxter, Karen. 2009. Stockley’s Drug Interaction. Pharmaceutical Press. London

Brosur kemasan SEEBRI™BREEZHALER® by Novartis

Depkes RI. 2008. Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Memilih
Obat Bagi Tenaga Kesehatan Jilid 1. Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional,
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan.

Lacy, Aberg, J.A.,, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug Information
Handbook 17th Edition, American PharmacistAssociation.

Lorensia, A., Doddy D.Q., Yessica C.W.T. 2019. Profil Kelengkapan Informasi Oleh
Apoteker Tentang Cara Penggunaan Sediaan Handihaler Yang Mengandung
Tiotropium Bromida di Apotek Wilayah Surabaya Timur. Jurnal Sains dan Kesehatan
Vol. 2 No.1

Menkes RI. 1981. Keputusan Menteri Kesehatan No 280 Tahun 1981 tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pengelolaan Apotek. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 73 Tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek.Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Pertiwi, G.A.E., Niruri, R., Tanasale, J.D., Erlangga, I.B.E. 2014. Potensi Interaksi Obat pada
Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien Dewasa dengan Demam
Tifoid. Jurusan Farmasi-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Udayana
LAMPIRAN

1. Cara penggunaan insulin


 Mencuci tangan terlebih dahulu
 Siapkan insulin pen, jarum, kapas alkohol dan tempat sampah
 Sebelum digunakan, periksa tanggal kadaluarsa, warna dan kejernihan insulin
 Persiapkan insulin pen dan lepaskan penutup insulin pen
Pastikan insulin tidak menggumpal dengan memutar mutar insulin pen sampai
gumpalan hilang secara perlahan (jangan dikocok)

 Lepaskan kertas pembungkus dan tutup jarum dengan cara :


- Buka kertas pembungkus dan tutup jarum pen
- Tarik kertas pembungkus pada jarum pen
- Putar jarum insulin ke insulin pen
- Lepaskan penutup luar jarum sehingga jarum tampak

 Pastikan insulin pen siap digunakan Pastikan tidak ada udara di dalam insulin
pen dan jarum berfungsi dengan baik Dengan cara :
- Putar tombol pemilih dosis pada ujung pen untuk 1 atau 2 unit
- Tahan insulin pen dengan jarum mengarah keatas
- Tekan tombol dosis dengan benar sambil mengamati keluarnya sedikit
insulin
- Ulangi jika perlu sampai insulin terlihat di ujung jarum
- Tombol pemutar harus kembali ke nol setelah insulin terlihat didalam pen

 Atur dosis sesuai anjuran dokter

 Pilih lokasi bagian tubuh yang akan disuntik


- Pastikan posisi nyaman saat menyuntikan insulin pen
- Penyuntikan dapat dilakukan pada bagian perut, lengan, paha atas atau
pantat
- Tidak dianjurkan untuk menyuntik di lokasi yang sama terus menerus,
rotasikan posisi (konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu)

 Suntikan insulin
- Usapkan kapas alkohol pada bagian yang akan disuntik
- Genggam pen dengan 4 jari, letakkan ibu jari pada tombol dosis
- Mencubit kulit (bagian lemak) yang akan disuntik menggunakan 2 jari
- Segera suntikkan jarum dengan cara tegak lurus (sudut 900 ) dengan
bagian tubuh yang akan di suntik
- Gunakan ibu jari untuk menekan ke bawah pada tombol dosis sampai
berhenti (klep dosis akan kembali pada nol)
- Biarkan jarum di tempat suntikan selama 5-10 detik untuk memastikan
insulin benar-benar masuk dan mencegah insulin keluar dari tempat
suntikan,
- Melepaskan kulit yang dicubit
- Tarik jarum dari tempat penyuntikan dan usap dengan kapas alkohol,
jangan di gosok atau dipijat

 Persiapkan insulin pen untuk penggunaan berikutnya


- Tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen.
- Tutup luar jarum dan putar untuk melepaskan jarum dari pen. Tempatkan
jarum yang telah digunakan pada wadah yang aman (kaleng kosong) dan
buang ke tempat sampah

 Simpan kembali insulin pen untuk digunakan ke pemakaian selanjutnya


 Cuci tangan setelah selesai menggunakan insulin pen
2. Cara penggunaan inhaler (Pionas)
 Buka tutup inhaler dan hadapkan keatas
 Kocok dahulu
 Miringkan kepala kebelakang
 Tekan inhaler untuk mengeluarkan obat
 Bernafaslah perlahan-lahan ( 3-5 detik )
 Tahan nafas sekitar 10 detik untuk membiarkan obat mencapai paru-paru
 Ulangi menekan inhaler sesuai aturan pakai, beri jarak 1 menit antara dosis
pertama dan kedua untuk membiarkan penetrasi ke paru-paru
sempurna.
 Jika menggunakan inhaler bentuk powder, tutup mulut rapat-rapat
pada daerah pemasukan inhaler dan hirup perlahan-lahan

3. Cara penggunaan handihaler


 Buka penutup dengan menekan tombol pelubang kapsul sampai penutup
terbuka
 Buka mouthpiece dengan menariknya ke atas
 Keluarkan kapsul dari blister dan letakkan pada tempat pengisian kapsul
 Tutup mouthpiece sampai terdengar bunyi “klik” dan biarkan penutup terbuka
 Posisikan perangkat dengan posisi mouthpiece berada di atas
 Tekan tombol pelubang kapsul satu kali kemudian lepaskan
 Hembuskan nafas
 Hindari menghembuskan nafas ke dalam mouthpiece
 Posisikan perangkat pada mulut
 Tutup bibir dengan rapat mengelilingi mouthpiece
 Posisikan kepala pada posisi tegak
 Inhalasi dengan pelan dan dalam sehingga kapsul akan bergetar
 Teruskan inhalasi sampai selama yang disanggupi
 Ketika menahan nafas, keluarkan inhaler dari mulut
 Ekshalasi dengan pelan jauh dari mouthpiece
 Ulangi langkah 7-15 untuk mengosongkan kapsul sampai bersih
4. Cara penggunaan breezehaler
5. Cara penggunaan turbuhaler

 Putar dan lepas penutup tabung


 Pegang inhaler ke arah atas dengan pegangan (“grip”) yang berwarna coklat
sejauh mungkin ke arah kanan dan kemudian kembali ke posisi semula sampai
terdengar suara klik
 Hembuskan napas. jangan menghembus napas melalui inhaler
 Letakkan “mouth piece” di antara gigi, kelilingi dan tutupi mouth piece
dengan bibir kemudian tarik napas dengan sekuat dan sedalam mungkin
 Sebelum menghembuskan napas, keluarkan inhaler dari mulut jika yang
diberikan leibh dari satu dosis, ulangi tahap 2-5
 Pasang kembali tutupnya
 Kumur mulut anda dengan air setelah menggunakan inhaler
6. Cara penggunaan swingkaler
7. Cara penggunaan discus inhaler
 Tempatkan jempol pada alur dan buka dengan cara mendorong alur ke kanan
hingga terdengar bunyi klik
 Geser tuas ke kanan sampai bunyi klik
 Memegang diskus dengan posisi horizontal
 Tariklah nafas dan hembuskan jauh dari mouthpiece diskus
 Tempatkan diskus di mulut antara gigi dan bibir
 Tarik napas mantap dan mendalam
 Lepaskan mouthpiece diskus dari mulut dan tahan nafas yang dalam selama 5-
10 detik
 Hembuskan dan bernapaslah perlahan-lahan
 Tempatkan jempol pada alur dan geser kembali ke arah kiri sampai terdengar
bunyi klik

8. Cara penggunaan tetes mata (Pionas)


 Cuci tangan lebih dahulu
 Jangan menyentuh ujung penetes.
 Mata melihat ke atas.
 Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian “penampungan”.
 Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan diteteskan
tanpa menyentuh mata.
 Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.
 Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat
 Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu
 Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang digunakan,
tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan berikutnya diberikan
 Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya
berlangsung selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama,
konsultasikan pada dokter atau apoteker.
9. Cara penggunaan tetes telinga (Pionas)
 Hangatkan tetes telinga dengan cara digenggam dalam telapak tangan atau
ketiak untuk beberapa menit. Jangan menggunakan aliran air panas dari kran,
karena suhunya menjadi tidak terkontrol
 Kepala dimiringkan ke samping atau berbaring dengan posisi telinga ke atas
 Tarik daun telinga sedemikian rupa sehingga lubang telinga terbuka lebar
 Teteskan sesuai dosis yang ditentukan
 Tunggu lima menit sebelum meneteskan obat pada telinga lainnya
 HANYA jika direkomendasikan untuk menutup telinga, gunakan kapas untuk
menutup saluran lubang telinga setelah meneteskan obat
 Obat tetes telinga seharusnya tidak menyebabkan rasa terbakar atau
menyengat lebih dari beberapa menit

10. Cara penggunaan tetes hidung (Pionas)


 Lebarkan lubang hidung
 Posisi duduk dan kepala dimiringkan kebelakang atau berbaring dengan
diganjal bantal di bawah bahu; jaga agar kepala tetap tegak
 Masukkan ujung alat penetes sedalam satu cm ke dalam lubang hidung
 Teteskan sesuai dosis yang ditentukan
 Kepala segera dicondongkan jauh ke depan sehingga posisi kepala berada
diantara lutut (lihat gambar)
 Kembali tegak setelah beberapa detik, tetesan akan mengalir ke kerongkongan
atas
 Jika diperlukan, ulangi tahapan di atas untuk lubang hidung yang lain

 Bilas alat penetes dengan air mendidih

11. Cara penggunaan semprot hidung (Pionas)


 Lebarkan lubang hidung
 Duduk dengan kepala sedikit menunduk.
 Kocok obar
 Masukkan ujung sediaan di satu lubang hidung
 Tutup mulut dan lubang hidung yang lain.
 Semprotkan obat dengan cara menekan alat/wadah, dan hisap pelahan-lahan.
 Cabut ujung sediaan dari hidung dan kepala dimiringkan ke depan sehingga
posisi kepala diantara lutut.
 Kembali tegak setelah beberapa detik; obat akan mengalir ke kerongkongan.
 Bernafas melalui mulut.
 Ulangi prosedur untuk lubang hidung yang lain, jika diperlukan.
 Bilas ujung sediaan dengan air mendidih.
12. Cara penggunaan cuci hidung
 Persiapkan Alat
Siapkan spuit (alat penyuntik) 10cc, wing needle, botol infus Nacl 09 %
500cc, Wadah penampung air.
 Ambil Posisi
Posisikan kepala anda menunduk dan sedikit miring menoleh ke hidung yang
akan disemprotkan. Mulut anda agak dibuka sedikit. Jaga mulut anda tetap
terbuka dan tahan nafas ketika larutan dimasukkan ke dalam hidung.
 Semprotkan Cairan Pembersih
Tempatkan ujung spuit sehingga lubangnya berada di dalam hidung. Lalu
semprotkan spuit yang terisi 10cc Nacl 09% dengan cepat kearah hidung
sebelahnya.
 Biarkan Tiris
Cairan yang masuk akan berjalan melalui hidung dan mengalir keluar dari
lubang hidung yang lain (atau mulut) saat dalam posisi kepala miring ke
samping. Jika masuk ke dalam mulut, anda harus meludahkan agar cairan
keluar dan tidak tertelan.
 Ulangi Prosedur tersebut ke lubang hidung lainnya kemudian selesai dipakai
alat dibersihkan.

13. Cara penggunaan salep mata (Pionas)


 Cuci tangan terlebih dahulu
 Ujung tube salep jangan tersentuh apapun
 Kepala sedikit menengadah
 Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah dengan
tangan lain sehingga terbentuk cekungan
 Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan
 Tutup mata selama dua menit
 Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu
 Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain

14. Cara penggunaan ovula


 Cuci tangan dan aplikator dengan sabun dan air hangat, sebelum digunakan.
 Baringkan pasien dengan kedua kaki direnggangkan.
 Ambil obat vagina dengan menggunakan aplikator.
 Masukkan obat kedalam vagina sejauh mungkin tanpa dipaksakan.
 Biarkan selama beberapa waktu.
 Cuci bersih aplikator dan tangan dengan sabun dan air hangat setelah
digunakan

15. Cara penggunaan suppositoria (Pionas)


 Cuci tangan terlebih dahulu
 Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak)
 Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi masih
dalam kemasan (masukkan dalam termos pendingin atau dipegang di bawah
aliran air dingin), kemudian setelah agak keras keluarkan dari kemasannya
 Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam tangan
 Lembabkan supositoria dengan air dingin
 Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut ke arah badan dan
angkat lutut (lihat gambar)
 Masukkan obat kedalam anus secara perlahan dengan bagian yang bulat
terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya
 Tetap berbaring selama beberapa menit
 Cuci tangan

 sahakan untuk tidak melakukan buang air besar selama 1 jam

16. Cara penggunaan patch duragesic (Pionas)


 Untuk letak penempelan patch lihat instruksi yang terdapat pada kemasan obat
atau konsultasikan dengan apoteker
 Jangan ditempelkan pada kulit yang memar atau luka
 Jangan ditempelkan dalam lipatan kulit atau di bawah pakaian ketat.
Pindahkan tempat patch setiap periode tertentu
 Pasang patch dengan tangan yang bersih dan kering
 Bersihkan dan keringkan tempat pemasangan patch
 Ambil patch dari wadah, jangan sentuh bagian obatnya
 Tempelkan pada kulit dan tekan kuat. Gosok bagian tepi agar menempel
 Lepaskan dan ganti sesuai petunjuk

Anda mungkin juga menyukai