Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMASETIKA

PROSES PELAYANAN RESEP DAN SALINAN RESEP

OLEH:

CINTA ALYA

223307030014

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS

FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI, dan ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA

2022
PENDAHULUAN

Latar belakang

Pelayanan farmasi di apotek disusun atas kerjasama ISFI dengan


Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Pelayanan
Farmasi Departemen Kesehatan pada tahun 2003. Standar kompetensi apoteker
di apotek ini dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang
tidak profesional, melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar,
sebagai pedoman dalam pengawasan praktek apoteker dan untuk pembinaan
serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di apotek (Purwanti, dkk., 2004).
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau
membuat, peracik, serta menyerahkan obat kepada pasien. Dokter gigi diberi izin
menulis resep dari segala macam obat untuk pemakaian gigi dan mulut dengan
cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya. Sedangkan pembiusan atau
patirasa secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi sesuai surat edaran dari
Depkes RI No. 19/Ph/62 2 Mei 1962.
Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh apotek, bukan hasil fotokopi.
Salinan resep atau resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Syamsuni,
2006).
Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola
apotek. Apoteker tidak diizinkan untuk mengganti obat yang ditulis dalam resep
dengan obat lain. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang ditulis
dalam resep, apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat
yang lebih terjangkau (Permenkes No.24 tahun 1993).
Pelayanan resep didahului proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan
kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat. Resep yang
lengkap harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan
tanggal resep, tanda R/ pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat
dan jumlahnya, kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain (liter, prn,
cito) yang dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf
dokter (Dewi, 1985).
a. Skrining Resep
1. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu
nama dokter, nomor ijin praktek, alamat, tanggal penulisan resep,
tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin
dan berat badanpasien.
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan,
dosis, frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian obat.
3. Mengkaji aspek klinis yaitu : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya).
4. Membuatkan kartu pengobatan pasien ( medication record ).
5. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan.

b. Penyiapan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan Kesehatan


1. Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai
denganpermintaan pada resep.
2. Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum.
3. Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan / alat /
spatula /sendok.
4. Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan
mengembalikanke tempat semula.
5. Meracik obat (timbang, campur, kemas).
6. Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak
minum.
7. Menyiapkan etiket (warna putih untuk obat dalam, warna biru untuk
obatluar, dan etiket lainnya seperti label kocok dahulu untuk sediaan
cair).
8. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan
permintaan dalam resep.

c. Penyerahan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan


1. Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan
penyerahan(kesesuaian antara penulisan etiket dengan resep).
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat.
5. Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
apoteker.
d. Prosedur Pelayanan Resep Narkotik
a. Skrining Resep
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi
2. Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmaseutik yaitu: bentuk
sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.
3. Mengkaji pertimbangan klinis yaitu: adanya alergi, efek samping,
interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).
4. Narkotik hanya dapat diserahkan atas dasar resep asli rumah sakit,
puskesmas, apotek lainnya, balai pengobatan, dokter. Salinan
resep narkotika dalam tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali
5. Salinan resep narkotik yang baru dilayani sebagian atau yang
belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang
menyimpan resep asli.
6. Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila
diperlukan.

b. Penyiapan Resep
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep
2. Untuk obat racikan apoteker menyiapkan obat jadi yang
mengandungnarkotika atau menimbang bahan baku narkotika.
3. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya.
4. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai
denganpermintaan dalam resep.
5. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan
jumlahobat sesuai permintaan dalam resep.

c. Penyerahan Obat
1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulisan etiket
dengan resep sebelum dilakukan penyerahan.
2. Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima.
4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
5. Menanyakan dan menuliskan alamat / nomor telepon pasien
dibalikresep.
6. Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan nya.
Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah


sebagaiberikut.

1. Apa definisi dari resep?


2. Bagaimana pelayanan resep?
3. Bagaimana tahap-tahap pelayanan resep?
4. Apa definisi salinan resep?

Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari


pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui definisi dari resep.


2. Untuk mengetahui pelayanan resep.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap pelayanan resep.
4. Untuk mengetahui definisi salinan resep.

Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:


1. Dapat mengetahui definisi dari resep.
2. Dapat mengetahui pelayanan resep.
3. Dapat mengetahui tahap-tahap pelayanan resep.
4. Dapat mengetahui definisi salinan resep
Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

• Kasus
Berdasarkan komposisi obat yang ada pada resep, pasien mengalami
sakit lambung yang disebabkan oleh bakteri dan disertai batuk yang
menimbulkan radang.
• Three Prime Questions
a. Penjelasan dokter tentang obat: -
b. Penjelasan dokter tentang cara pakai obat: -
c. Penjelasan dokter tentang harapan setelah penggunaan obat: -
• Tahap Compounding dan Dispensing
Menerima dan Memvalidasi Resep
- Nama, SIP, dan alamat dokter : ada
- Tanggal penulisan resep : ada
- Tanda tangan/ paraf resep : ada
- Nama obat, potensi, dosis, jumlah : ada
- Cara pemakaian : ada
- Nama : ada
- Umur : tidak ada
- BB pasien : tidak ada
Memahami dan Menginterpretasi Resep
a. Arti dari singkatan resep
- R/ : ambillah
- S.2.dd tabI : tandai dua kali sehari satu tablet
- S.1.dd tabI : tandai satu kali sehari satu tablet
- S.2.dd tabI : tandai dua kali sehari satu tablet
- S.1.dd capsI : tandai satu kali sehari satu
kapsul.

b. Perhitungan dosis
Tablet Methylprednisolone 8 mg®
- Dosis lazim : Dewasa: awal 4 – 80 mg/hari
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet

Tablet Levofloxacin 500mg®


- Dosis lazim : sehari 1 x 250 – 500 mg, selama
7 –14 hari
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu tablet

Tablet GG®
- Dosis lazim : dewasa: 2-4 tablet setiap 4 jam
- Dosis dalam resep : dua kali sehari satu tablet

Kapsul Lansoprazole®
- Dosis lazim : sehari 1 x 30 mg selama 8 minggu
- Dosis dalam resep : satu kali sehari satu kapsul
B. Pembahasan
1. Resep Datang

Ketika di apotek, ada pasien membawa resep datang, maka pihak


apotek (biasanya front office) menyambut pasien dan mempersilahkan
pasien untuk menunggu sebentar.

2. Skrining resep

Selanjutnya pihak front office memberikan resep kepada petugas


penyekrening resep (harus apoteker) segera melakukan skrining resep.
Skrining resep ini antara lain skrining administratif, skrining farmasetis,
danskrining klinis.

a. Skrining administratif. Berguna untuk menghindari kesalahan


penulisan resep maupun pemalsuan resep.

b. Skrining farmasetis. Yakni menyesuaian dengan kondisi pasien

c.Skrining klinis. Menghinbau adanya alergi, efek

samping,
interaksi,obat .

3. Pemberian Harga

Untuk pemberian harga, maka caranya bisa di lihat: Apabila pasien


dengan harga yang kita berikan, maka akan segera dilakukan
penyiapan/peracikan obat. Namun, permasalahan terjadi apabila
pasien sensitif terhadap harga,sehingga pasien tidak setuju dengan
harga yagn diajukan. Maka penanganannya adalah mengajukan obat
alternative dengan jenis, jumlah, jumlah item dan harga sesuai
kemampuan pasien. Disinilah terkadang akan muncul kopi resep.
Karena dengan kopi resep ini pasien bisa menebus setengah obatnya
terlebih dahulu, baru setelah itu, bisa ditebus waktu berikutnya.
Disinilah juga terkadang ada pergantian obat paten satu dengan obat
paten satunya yang lebih murah atau pergantian obat paten menjadi
obat generiknya. Setelah pasien setuju dengan harga obat, maka tahap
selanjutnya adalah penyiapan /peracikan obat. Namun apabila memang
benar-benar pasien tidak mampu untuk menebus obat dan dapat
dibuktikan dengan rasa dan etika, maka itu kebijakan dari apotekernya,
apakah akan memberikannya secara gratis atau menghutanginya.
4. Penyiapan/peracikan obat

Tahap yang dilakukan pada penyiapan /peracikan obat antara lain


penyiapan/peracikan, dan penyerahan obat ke pasien. Yang
melakukan tahpa ini tidak harus apoteker, bisa tenaga ahli kesehatan
seperti AA, ataupun tenaga terlatih lainnya.

5. Penyerahan obat ke pasien.

Sebelum obat di serahkan kepasien, maka harus dilakukan


pengecekan kembali terhadap kesesuaian antara obat dengan etiket,
obat dengan resep. Di sini yang mengecek kembali biasanya adalah
orang lain.

Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker dan dilakukan konseling


serta pemberian informasi, dan edukasi agar pasien dapat complience
maupun adherence.

6. Pemberian informasi, edukasi, dan konseling

Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan


mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini.

Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara


pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan,
aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama
terapi
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Sebuah resep yang lengkap harus memuat identitas dokter, tanggal dan
tempat penulisan resep (Inscriptio), Tanda R/ pada bagian kiri setiap
penulisan resep (Invocatio), nama obat, jumlah dan cara membuat
(Praescriptio/Ordonatio), aturan pakai tertulis (signatura), paraf/tanda
tangan dokter penulis resep (Subcriptio), dan identitas pasien. Apabila perlu
cantumkan tanda seru dan paraf dokter untuk resep yang mengandung obat
yang jumlahnya melebihi dosis maksimal.

Untuk copyresep harus mencantumkan nama dan alamat apotek, nama dan
nomor izin apoteker pengelola apotik, tanda tangan/paraf APA, tanda det
(detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur) untuk
obat yang belum diserahkan, pada resep dengan tanda iter …x diberi tanda
detur orig/detur …x, dan nomor resep dan tanggal pembuatan.

B. Saran

Setelah mempelajari dan memahami tentang makalah ini, diharapkan para


mahasiswa dapat mempraktekan apa yang telah dipelajari dari pembuatan
makalah ini.
DAFRTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan, 2006, Pedoman


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 9 24/MENKES/PER/X/1993 tentang
Daftar Obat Wajib Apotek no. 2.

Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian


DanAlat Kesehatan Departemen Kesehatan R I, Jakarta.

Purwanti, Angki., Harianto., Sudibjo, Supardi, 2004, Gambaran Pelaksanaan


Standar Pelayanan Farmasi di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003, Majalah
IlmuKefarmasian, Vol. I, No.2, Jakarta.

Syamsuni, H. A., 2006, Ilmu Resep, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

https://www.academia.edu/11511759/MAKALAH_RESEP_DAN_SALINAN_RES
EP

https://www.academia.edu/28901844/Makalah_Farmasetika_Dasar_tentang_Re
sep

Anda mungkin juga menyukai