Anda di halaman 1dari 8

BAB III

PEMBAHASAN

I. Landasan Teori

a. Definisi resep

Resep menurut Kepmenkes RI No.1197/MENKES/SK/X/2004 adalah

permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker

untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Resep merupakan aspek yang penting

untuk menunjang kualitas hidup pasien.

Resep juga dapat diartikan sbagai permintaan tertulis dari dokter atau

dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang berlaku kepada apoteker pengelolah apotek untuk menyediakan dan

menyerahkan obat-obatan bagi pnderita. Resep disebut juga formulae

medica, terdiri dari formulae officinalis (yaitu resep yang tercantum pada

buku farmakope atau buku lainnya dan mrupakan buku standar) dan

formulae magistrasi (yaitu resep yang ditulis oleh dokter).

Resep dimulai huruf R/ yang artinya recipe (ambilah). Dibelakang tanda ini

R/ biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis

dalam bahasa latin.


b. Kelengkapan Resep

Menurut Kepmenkes RI No.1027/MENKES/SK/IX/2004 persyaratan

administrasi peresepan meliputi :

- Nama dan alamat dokter praktek, serta nomor Surat Izin Praktek dokter,

dokter gigi atau dokter hewan.

- Tanggal penulisan resep

- Nama sediaan obat dan komposisi obat

- Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep.

- Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai pertauran

perundang-undangan yang berlaku.

- Nama pasien, jenis hewan, umur, serta alamat/pemilik hewan.

- Tanda seru an paraf dokter untuk resep yang mngandung obat yang

jumlahnya melebihi dosis maksimal.

c. Beberapa contoh penulisan resep yang tidak rasional

o Memberikan ”shotgun prescription” yaitu 6-10 R/ dalam satu resep,

hal ini memungkinkan terjadinya interaksi antar obat akan besar .

o Memberikan obat konveksi, yaitu memberikan obat jadi yang dibuat

secara massal di pabrik tanpa memperhatikan dosis individu sehingga

dosisnya tidak cocok bagi penderita.

o Memberikan obat jenis antibiotik atau antiinfeksi kurang dari

seharusnya, idealnya obat diresepkan untuk pemakaian 3-5 hari; tidak

memperhatikan keadaan ekonomi penderita dalam memberikan obat.

Namun dalam pemberiannya juga harus tepat indikasi.


d. Pemantauan resep

Pemantauan resep dilakukan dalam rangka mengevaluasi aturan pengobatan

pasien agar tepat dan efektif. Pemantauan resep atau pasien yang rutin akan

memastikan bahwa:

- Obat yang tepat diberikan dengan dosis, rute dan frekuensi yang tepat.

- Interaksi obat yang bermakna dapat dihindari.

- Efek samping obat dapat diantisipasi dan dicegah atau ditangani secara

tepat, dan jika diperlukan pemantauan terhadap konsentrasi obat dalam

plasma.

e. Pengkajian Resep

Kegiatan dalam pengkajian instruksi pengobatan/resep pasien meliputi

pengkajian terhadap persyaratan administrasi (kelengkapan penulisan resep);

farmasi (bentuk sediaan, dosis dan jumlah obat, stabilitas dan ketersediaan

obat, aturan penggunaan) dan klinis (ketepatan indikasi, dosis dan waktu

penggunaan obat; duplikasi pengobatan; alergi, interaksi dan efek samping

obat; kontraindikasi; efek aditif).

f. Alur Penerimaan Resep di Apotik

- Costomer datang dengan membawa resep

- Pendaftaran di apotik

- Entri identitas costomer dan dokter pengirim (oleh petugas apotik)

- Entri barang / obat sesuai resep

- Pencetakan
- Pengambilan barang / obat

- Costomer pulang dengan telah membayar lunas dan membawa barang /

obatnya.

g. Isi resep

- Identitas costomer (nama, alamat, tempat / tgl lahir / umur)

- Dokter pengirim (nama, alamat)

- Jenis barang / obatdan jumlahnya (dapat berupa racikan dan non racikan)

h. Penyimpanan Resep

Apoteker pengelolah apotek mengatur resep yang telah dikerjakan menurut

urutan tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan

skurang-kurangnya 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus

dipisahkan dari resep yang lainnya. Resep yang disimpan lebih dari jangka

waktu 3 tahun dapat dimusnahkan.

i. Pemusnahan Resep

Resep yang sudah disimpan selama 3 tahun boleh dimusnahkan, cara

pemusnahan biasanya dengan cara dibakar.


II. Pengelolaan Resep Di Apotek UPTD Puskesmas Pengandonan Kota

Pagaralam

 Contoh resep yang diterima di Apotek UPTD Puskesmas Pengandonan

Kota Pagaralam

 Pengkajian Resep

Pengkajian resep dilakukan oleh Asisten Apoteker (AA) meliputi

kelengkapann penulisan resep, nama obat, jumlah obat yang diminta,

ketersediaan obat diapotek, aturan penggunaan, dosis, waktu penggunaan

obat, alergi, interaksi dan efek samping obat.

 Alur Penerimaan Resep di Apotek Diana Kota Pagaralam

Resep yang berasal dari poli pelayanan baik poli umum, poli anak, poli

lansia maupun poli gigi yang ditulis oleh dokter yang bertugas di

Puskesmas Pengandonan akan dibawa oleh pasien ke apotek, untuk

kemudian disiapkan oleh tenaga kefarmasian (apoteker dan asisten

apoteker) di apotek. Sama juga dengan resep narkotika dan psikotropika

namun sebelum disiapkan obatnya maka resep yang mengandung narkotika

akan diberi garis bawah warna merah dan untuk resep yang mengandung

psikotropika diberi garis bawah warna biru.


- Resep Keras

Resep obat keras yang sudah dilayani akan dikumpulkan dan disusun

berdasarkan tanggal datangnya resep dan dibundel perbulan kemudian

disimpan.

- Resep obat psikotropika dan narkotika

Resep narkotika dan psikotropika yang sudah dilayani obatnya maka

resep akan dikumpulkan berdasarkan tanggal pelayanan dan dibundel

untuk kemudian disimpan.

 Penyimpanan Resep

Resep yang diterima di Apotek UPTD Puskesmas Pengandonan akan

disusun berdasarkan tanggal menerima resep, kemudian akan dibundel

menjadi satu dan disimpan dalam lemari.

 Pemusnahan Resep

Resep yang sudah berumur 3 tahun maka akan dimusnahkan dengan cara

dibakar.
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pengelolaan resep yang sudah ditrima oleh apotek merupakan bagian penting

dalam proses administrasi diapotek, penyimpanan dan pengaturan resep yang

baik akan memudahkan karyawan atau pihak yang membutuhkan untuk mncari

atau menemukan kembali resep tersebut sebagai bukti pelayanan, jika terdapat

hal-hal yang tidak diinginkan, terutama resep berupa obat golongan narkotika

dan psikotropika. Selain penyimpanan terdapat juga proses pemusnahan resep

di apotek hal ini juga diatur dalam perundang-undangan sehingga proses

pmusnahan juga harus dilakukan sesuai dengan peratauran perundang-

undanagn yang berlaku.

2. MANFAAT YANG DIRASAKAN

- Setelah melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), kami dapat

mengaplikasikan teori yang didapat disekolah dengan praktek dilapangan.

- Praktek Kerja Industri (PRAKERIN), menjadi tempat berlatih untuk

disiplin terhadap waktu, tanggung jawab terhadap pekerjaan, belajar lebih

banyak untuk dapat bekerja sama dengan orang lain.

- Lahan prakerin memberikan gambaran dunia kerja sesungguhnya sehingga

kami lebih siap memasuki dunia kerja.


3. SARAN – SARAN

- Untuk Sekolah

Dunia industri atau dunia usaha merupakan sarana mengaplikasikan teori

yang didapatkan disekolah, oleh sebab itu peranan DU/DI sangat penting

bagi kami. Sehingga bimbingan dan arahan dari DU/DI senantiasa

diharapkan guna mengoptimalkan kegiatan prakerin.

- Untuk DU/DI

Prakerin adalah bagian penting dari proses pembelajaran khususnya untuk

siswa SMK guna meningkatkan ketrampilan para siswa/i sehingga kerja

sama yang baik untuk tetap dilanjutkan untuk tahun-tahun berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai