Pengertian Peresepan merupakan proses pengambilan keputusan pengobatan
oleh dokter berupa terapi obat yang diterima pasien dengan memperhatikan ketepatan pasien, jenis obat, dosis, kekuatan, rute, waktu dam durasi penggunaan. Tujuan Sebagai panduan cara peresepan obat yang berdasarkan standar ilmiah terkini dan mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap peresepan (prescribing error). Kebijakan SK Pimpinan Klinik Nayaka Husada 01 Blimbing nomor: KEP/ / tentang Kebijakan Pelayanan Kefarmasian di Klinik Nayaka Husada 01 Blimbing. Referensi Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia (PERMENKES) No. 34 tahun 2021 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Klinik. Alat dan Bahan 1. Alat : Alat tulis 2. Bahan : a. Resep dokter b. Obat-obatan yang tersedia Langkah-langkah 1. Menulis resep secara manual pada blanko lembar resep / instruksi pengobatan dengan kop Klinik yang telah dibubuhi stempel instalasi pelayanan. 2. Menulis resep dengan tulisan yang jelas dan dapat dibaca, menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sesuai standar. 3. Mengenali obat-obatan yang masuk dalam kategori LASA yang telah diterbitkan oleh intalasi farmasi Klinik untuk menghindari kesalahan pembacaan oleh tenaga kesehatan lain. 4. Memastikan bahwa resep sudah memenuhi kelengkapan suatu resep sebelum dikirim ke Farmasi : - Nama pasien - Tanggal lahir - Berat badan (Bayi / Balita) - Nomor rekam medik - Nama dokter - Tanggal penulisan resep - Memastikan adanya riwayat alergi obat - Tanda R/ pada setiap sediaan - Menulis nama generic / paten untuk nama obat tunggal. Untuk obat kombinasi ditulis nama dalam formularium dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh : injeksi, tablet, salep, sirup, kapsul) dan kekuatan (misal : 500mg). - Menulis nama setiap jenis obat/bahan bila obat berupa racikan. (misal miligram atau mililiter). - Penulisan aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian). 5. Jika peresepan obat menggunakan psikotropika dan narkotika dilakukan dengan standar yang berlaku. 6. Memeriksa kebenaran obat yang telah diresepkan. 7. Memberi penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien tentang efek terapi yang diterapkan dan efek samping obat yang tidak diharapkan yang mungkin terjadi. 8. Menetapkan parameter respon pasien terhadap obat, memantau secara berkala untuk mengetahui efektevitas dan kemungkinan efek samping yang dialami pasien. 9. Jika terjadi perubahan resep/instruksi pengobatan yang telah diterima apoteker atau asisten apoteker,maka dokter mengganti dengan resep atau instruksi pengobatan baru. 10.Memastikan bahwa setiap obat yang diresepkan sesuai dengan yang tecantu denganrekam medik. 11.Untuk kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau sebab lain, maka dokter menuliskan kembali dalam bentuk resep atau instruksi pengobatan baru. Diagram Alir - Hal-hal yang perlu diperhatikan Unit Terkait Dokter, Farmasi dan seluruh tenaga medis. Dokumen Terkait Resep Dokter, rekam medis, system Msycis Riwayat Perubahan NO Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan Dokumen