RESEP MENURUT
PERMENKES
Dalam hal obat yang diresepkan terdapat obat merek dagang, maka
apoteker dapat mengganti obat merek dagang dengan obat
generik yang sama komponen aktifnya atau obat merek dagang
lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.
Dalam hal obat yang diresepkan tidak tersedia di apotek atau pasien
tidak mampu menebus obat yang tertulis dalam Resep, Apoteker
dapat mengganti obat setelah berkonsultasi dengan dokter
penulis Resep utk pemilihan obat lain.
Apabila apoteker menganggap penulisan resep terdapat
kekeliruan atau tidak tepat, apoteker harus memberitahukan
kepada dokter penulis resep.
INSCRIPTIO
INVOCATIO
PRAESCRIPTIO
SIGNATURA
SUBSCRIPTIO
Inscriptio & Invocatio
• Inscriptio: Bagian yang memuat nama
dokter, alamat dokter, nomor SIK,
tempat dan tgl penulisan resep
• Invocatio: Tanda R/ (recipe) yang
artinya ambilah, dengan tujuan farmasi
diminta untuk menyiapkankan obat-
obat yg nama dan jumlahnya tertulis di
dalam resep.
Prescriptio
Bagian ini mengenai nama obat, jumlah, dan cara
pembuatan obat.
Menurut fungsinya bahan obat dalam suatu resep
dapat dibagi menjadi :
1.Remedium Cardinale yaitu obat yang berkhasiat
utama dalam resep
2.Remedium adjuvan yaitu obat yangmenunjang
bekerjanya bahan obat utama
3.Corrigens yaitu Zat tambahan untuk memperbaiki
warna, rasa, dan bau dari obat utama.
Constituents/vehiculum/exipiens: zat atau
bahan tambahan yang bersifat netral dan
dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi
bentuk, sehingga menjadi obat yg cocok.
Misalnya lactosum dalam puyer, aqua destillata
dalam obat minum.
Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang
diinginkan. Misalnya: campur buatlah, yang
ditulis dalam singkatan latin m.f. pulv yang
merupakan kepanjangan dari misce fac pulveres
yang artinya campur buatlah puyer; m.f. l.a.
potio = misce fac lege artis potio = campur
buatlah obat minum sesuai dengan keahliannya
Signatura
•Aturan pakai dari obat yang tertulis
(Contoh: S.bdd p1, tandai dua kali sehari satu bungkus)
•Nama pasien di belakang kata Pro, contohnya Pro:
Lusia, Usia : 26 tahun, 55 kg.
Alamat: Jl. Liliba, No.10, RT 39/RW 11,Kec.oebobo
Kota Kupang-NTT
Penulisan alamat pasien akan memudahkan pihak
apotek dalam menelusuri tempat tinggal pasien bila
terjadi masalah atau kesalahan dalam pelayanan obat.
Bila menuliskan utk pasien dewasa idealnya
dituliskan Nyonya/Nona/Tuan. Bila resep utk hewan,
setelah kata Pro harus ditulis jenis hewan, serta nama
pemilik dan alamat pemiliknya.
Subscriptio
• Penutup bagian utama resep, ditandai
dengan tanda tangan atau paraf dokter
penulis resep tersebut, yang
menjadikan resep tersebut otentik
• Untuk resep yang mengandung
golongan narkotika harus
ditandatangani oleh dokter, tidak cukup
hanya dengan paraf dokter.
Resep yang mengandung
Narkotika
Tidak boleh diulang atau tidak boleh
tercantum tulisan atau tanda iter.
Bila ada obat golongan narkotika yang belum
ditebus atau diambil seluruhnya, maka sisa
obat dalam copy resep-nya hanya dapat
ditebus di apotek yang sama.
Resep yang diterima oleh apotek harus
diperiksa dulu/diskrining, untuk memastikan
keaslian resep dan juga kelengkapan resep
tersebut.
PENYERAHAN OBAT BERADASARKAN
PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN NOMOR 24 TAHUN 2021
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian bertanggung
jawab terhadap penyerahan obat.
Penyerahan obat golongan obat keras kepada pasien
hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit hanya dapat melayani
resep obat berdasarkan resep dari rumah sakit tersebut.
Instalasi Farmasi Klinik selain melayani resep dari
klinik yang bersangkutan, dapat melayani resep dari
dokter praktik perseorangan atau resep dari klinik lain.
Resep yang diterima dalam rangka penyerahan obat
wajib dilakukan skrining.
Resep yang dilayani harus asli, ditulis dengan jelas
dan lengkap. Tidak dibenarkan dalam faksimili dan
fotokopi. Termasuk fotokopi blanko resep.
Resep harus memuat :
• Nama, Surat Izin Praktik (SIP), alamat, dan nomor
telepon dokter
• Tanggal penulisan resep
• Aturan pemakaian yang jelas
• Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan
pasien
• Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian hanya dapat
menyerahkan obat kepada pasien.
Dikecualikan dari ketentuan di atas, selain dapat
menyerahkan obat kepada pasien. Apotek juga dapat
menyerahkan obat kepada apotek lainnya,
puskesmas, instalasi farmasi rumah sakit, instalasi
farmasi klinik, dokter dan bidan praktik mandiri.
Penyerahan obat kepada apotek lain, puskesmas,
IFRS, instalasi farmasi klinik dilakukan apabila
terjadi kelangkaan stok di fasilitas pelayanan
kefarmasian tersebut. Penyerahan tersebut harus
berdasarkan surat permintaan tertulis yang
ditandatangani oleh penanggung jawab fasilitas
pelayanan kefarmasian.
Kelangkaan stok tersebut dibuktikan dengan surat
keterangan dari BPOM setempat atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat yang menyatakan kelangkaa
stok tersebut terjadi di seluruh jalur distribusi
Kabupaten/Kota
Surat permintaan tertulis yang diterima dalam rangka
penyerahan obat wajib dilakukan skrining.
Penyerahan obat kepada dokter atau bidan praktik
mandiri hanya dapat dilakukan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Penyerahan obat kepada dokter harus berdasarkan
surat permintaan tertulis harus ditandatangani oleh
dokter dan dalam jumlah yang terbatas sesuai
kebutuhan.
Penyerahan obat kepada bidan praktik mandiri
hanya diperlukan untuk pelayanan atenatal,
persalinan normal, penatalaksanaan bayi baru lahir,
nifas, keluarga berencana, dan penanganan awal
kasus kedaruratan kebidanan dan bayi baru lahir.
Penyerahan obat kepada bidan praktik harus
berdasarkan surat pesanan kebutuhan obat yang
ditandatangani oleh bidsn yang bersangkutan dalam
dalam jumlah yang terbatas sesuai kebutuhan.
Penyerahan obat hanya dapat dilakukan dalam
bentuk obat jadi termasuk dalam bentuk racikan
obat.
Resep obat dengan permintaan iter dilarang
diserahkan sekaligus
Penggunaan resep dalam bentuk elektronik di dalam
penyerahan obat di Instalasi Farmasi Klinik, IFRS,
dan Puskesmas diperbolehkan degan ketentuan :
• Pelayanan resep elektronik hanya dapat
diselenggarakan oleh sarana yang mengeluarkan
resep elektronik tersebut.
• Tersedia sistem dokumentasi yang baik sehingga
resep elektronik mampu ditelusuri dan dapat
ditunjukkan pada saat diperlukan.
Penyerahan obat atas dasar resep harus dilengkapi
dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan
etiket warna biru untuk obat luar, yang terdiri atas :
a. Nama dan alamat apotek.
b.Nama APA dan Nomor SIPA.
c. Nomor dan tgl pembuatan
d.Nama pasien
e. Aturan pemakaian
f. Tanda lain yang diperlukan, misalnya : obat
gosok, obat kumur, obat batuk, dan gojog dulu,
tidak boleh diulang tanpa resep dokter
g. Resep berupa antibiotik diberi keterangan pada
etiket harus diminum rutin smpai habis .
1 . P e n g k a j i a n d a n p e l a y a n a n R e s e p
2 . D i s p e n s i n g
3 . P e l a y a n a n I n f o r m a s i O b a t ( P I O )
4 . K o n s e l i n g
5 . P e l a y a n a n K e f a r m a s i a n d i r u m a h ( h o m e p h a r m a c y c a r e )
6 . P e m a n t a u a n T e r a p i O b a t ( P T O )
7 . M o n i t o r i n g E f e k S a m p i n g O b a t ( M E S O ) .
P e n g k a j i a n r e s e p a t a u s k r i n i n g r e s e p a d a l a h h a s i l d a r i e v a l u a s i d e n g a n c a r a m e m b a n d i n g k a n l i t e r a t u r e d a n k e t e n t u a n y a n g t e l a h
d i t e t a p k a n u n t u k m e n g e t a h u i , m e n e n t u k a n d a n m e m a s t i k a n r e s e p d a n k e r a s i o n a l a n r e s e p y a n g d i b e r i k a n d o k t e r k e p a d a p a s i e n
m e l a l u i f a r m a s i s a g a r m e n j a m i n k e t e p a t a n d a n k e a m a n a n s e r t a m e m a k s i m a l k a n t u j u a n t e r a p i
Pelayanan resep dimulai dari
penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, penyiapan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai termasuk peracikan
obat, pemeriksaan, penyerahan disertai
pemberian informasi.
TUJUAN PELAYANAN
RESEP
P e r s y a r a t a n a d m i n i s t r a s i
N a m a , S I P d a n a l a m a t d o k t e r , n o m o r t e l e p o n
T a n g g a l p e n u l i s a n r e s e p
P a r a f d a n t a n d a t a n g a n d o k t e r
N a m a , a l a m a t , u m u r , j e n i s k e l a m i n , d a n b e r a t b a d a n p a s i e n
2 . K e s e s u a i a n F a r m a s e t i k m e l i p u t i :
R e s e p d a p a t m e n u n j u k k a n b e n t u k s e d i a a n o b a t y a n g j e l a s s e p e r t i t a b l e t , i n j e k s i , s i r u p , s u p p o s i t o r i a , d l l
D o s i s y a n g a d a p a d a r e s e p h a r u s j e l a s u n t u k p e m b e r i a n k e p a d a p a s i e n
S t a b i l i t a s d a n p o t e n s i p a d a r e s e p b a h w a o b a t y a n g d i t u l i s m e m p u n y a i k e t e r s e d i a a n d a n s t a b i l i t a s
I n k o m p a t i b i l i t a s m e r u p a k a n b a h a n - b a h a n o b a t y a n g t i d a k d a p a t d i c a m p u r k a n .
A t u r a n p a k a i , c a r a , d a n l a m a p e m b e r i a n h a r u s j e l a s a g a r t i d a k s a l a h d a l a m p e m b e r i a n o b a t .
3 . P e r s y a r a t a n K l i n i s m e l i p u t i :
K e t e p a t a n i n d i k a s i , o b a t y a n g d i t u l i s p a d a r e s e p h a r u s s e s u a i d e n g a n i n d i k a s i p e n y a k i t y a n g d i d e r i t a p a s i e n .
D o s i s d a n w a k t u p e n g g u n a a n o b a t , p a d a r e s e p h a r u s t e p a t a g a r t e r a p i y a n g d i b e r i k a n m e n c a p a i h a s i l y a n g m a k s i m a l .
D u p l i k a s i a t a u p o l i f a r m a s i , o b a t y a g a d a p a d a r e s e p t e r d i r i d a r i b e b e r a p a o b a t y a n g m e m p u n y a i i n d i k a s i y a n g s a m a
R e a k s i o b a t y a n g t i d a k d i i n g i n k a n ( a l e r g i , e f e k s a m p i n g o b a t , m a n f e s t a s i k l i n i k ) , e f e k y a n g t i d a k d i i n g i n k a n y a n g t i m b u l
p a d a d o s i s t e r a p i .
K o n t r a i n d i k a s i , o b a t y a n g d i r e s e p k a n t i d a k s e s u a i a t a u b e r l a w a n a n d e n g a n k o n d i s i p a s i e n
I n t e r a k s i o b a t , p e r u b a h a n e f e k s u a t u o b a t a k i b a t a d a n y a p e m a k a i a n d e n g a n o b a t l a i n .
C a r a d a l a m m e n g a t a s i p e r m a s a l a h a n d a r i s k r i n i n g r e s e p :
J i k a t e r d a p a t p e r m a s a l a h a n k e t i k a a p o t e k e r m e l a k u k a n s k r i n i n g r e s e p , m a k a f a r m a s i s h a r u s m e l a k u k a n k o n f i r m a s i k e p a s i e n a t a u
d o k t e r .
K e t i k a m e l a k u k a n k o n f i r m a s i d e n g a n d o k t e r p e n u l i s r e s e p , s a n g a t d i w a j i b k a n u n t u k t i d a k h a n y a m e n y a m p a i k a n m a s a l a h . N a m u n
j u g a h a r u s d i s e r t a i d e n g a n m e m b e r i k a n a l t e r n a t i f p e n y e l e s a i a n m a s a l a h .
G u n a k a n k a t a k o n f i r m a s i u n t u k t e t a p m e n j a g a h u b u n g a n b a i k d e n g a n d o k t e r .
K e t i k a m e n g h u b u n g i d o k t e r h a r u s d i s e r t a i d e n g a n e v i d e n c e y a n g k u a t .
J i k a d i r e s e p h a n y a t e r t u l i s n a m a o b a t s a j a t a n p a k e k u a t a n s e d i a a n , m a k a d i a m b i l k e k u a t a n s e d i a a n y a n g p a l i n g k e c i p l a ( t i e n t
s a f e t y ) .
OH
RESE
P
TUGAS
1. Lakukan Skrining
Resep
SALINAN
RESEP/COPY RESEP
salinan
COPY
resep RESEP
Salinan resep/copy resep adalah salinan
yaitu
tertulis dari suatu resep yang dibuat
oleh apotek.
copy
resep,
apograp
Salinan resep memuat :
•Semua keterangan yang ada dalam isi resep
•Nama dan alamat apotek
•Nama dan surat ijin pengelola apotek
•Tanda tangan atau paraf APA
•Tanda det atau detur untuk obat yang sudah
diserahkan
•Tanda ne det atau ne detur untuk obat yang belum
diserahkan
•Nomor resep dan tanggal peresepan
Ketentuan lain salinan resep
Cap
DANKEEEEEEEE
OBAT TETES MATA, SALEP
MATA, DAN LARUTAN
PENCUCI MATA.
KELOMP
OK 2
1.
DEFINISI
Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (Oculoguttae), salep mata
(oculenta), pencuci mata (Colyria), dan beberapa bentuk pemakaian yang
khusus (lamella dan penyemprot mata) serta insert sebagai bentuk depo
yang ditentukan untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata
digunakan sebagai efek terapetik lokal (Lukas, 2012)
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan
pada mata. (Depkes RI, 2014)
1. TETES
Sediaan steril yangMATA
dapat berupa larutan ataupun
suspensi,digunakan untuk mata dengan cara meneteskan
obat pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan
bola mata
Contoh Etiket
FORMULA: Cendo Xitrol
Bahan aktif : Obat ini mengandung bahan aktif neomycin dan polymyxin.
Zat tambahan : Tiap ml dexamethasone 1 mg, neomycin sulfate 3,5 mg dan polymyxin
B sulfate
10.000 SI
CARA PEMBUATAN SEDIAAN : STERILISASI OBAT TETES MATA DILAKUKAN SEBAGAI
BERIKUT:
1. Obat dilarutkan dalam cairan pembawa, mengandung salah satu bahan pengawet atau
bahan pengawet lain yang cocok dan larutan dijernihkan dengan penyaringan masukkan ke
dalam wadah, tutup wadah dan sterilkan dengan cara otoklaf pada suhu 115C-116C selama
minimal 30 menit, tergantung volume cairan yang akan disterilkan.
2. Obat dilarutkan dalam cairan pembawa berair yang mengandung salah satu bahan
pengawet yang cocok dan larutan disterilkan kemudian di filling kedalam wadah yang sudah
steril secara aseptis dan tutup rapat.
3. Obat dilarutkan ke dalam pembawa berair yang mengandung salah satu bahan pengawet
yang cocok dan larutan dijernihkan dengan jalan penyaringan. Larutan masukkan ke wadah
tutup rapat dan sterilkan dengan uap air mengalir pada suhu 98-100C selama 30 menit,
tergantung volume cairan yang akan disterilkan
2. Salep Mata
Salep mata adalah salep steril untuk
pengobatan mata dengan
menggunakan dasar salep yang
cocok. Yang digunakan untuk
pemakaian luar. Tetes mata adalah
sediaan steril yang digunakan dengan
cara meneteskan obat disekitar
kelopak mata
Contoh Etiket
FORMULA : Cendo xitrol
Bahan aktif : Terdiri dari zat aktif dan dasar salep atau basis salep
Zat tambahan : Salep mata harus steril berisi zat antimicrobial,preservative,antioksidan, dan stabilitator
CARA PEMBUATAN :
1. Pembuatan salep mata, zat aktif ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasi
pada dasar salep steril. hasil akhir dimasukkan secara aseptic dalam tube steril. Zat aktif ditambahkan
pada larutan atau serbuk halus.
2. Bahan obat disterilkan dengan cara yang cocok. Bila bahan tertentu yang digunakan dalam formula
tidak dapat disterilkan dengan cara biasa, maka dapat digunakan bahan yang memenuhi syarat uji
sterilitas. Strelitas memenuhi syarat pada uji keamanan hayati dengan pembuatan secara aseptic.
3. Tube disterilkan dalam autoklaf pada suhu antara 115 dan 116 derajat selama tidak kurang dan 30
menit.
4. Zat aktif ditambahkan pada basis salep berbentuk larutan atau serbuk halus.
5. Strerilitas memenuhi syarat uji sterilitas yang tertera pada uji keamanan hayati.
6. Penyimpanan dalam tube, ditempat sejuk.
3. COLLYRIUM
Collyrium adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zarah asing, isotonis digunakan untuk membersihkan mata.
Contoh Etiket
FORMULA :
R/ ZnSO40,1
Asam Borat0,5
100 mlAquadest ad
m.f.collyrium 100ml
s.t.dd.ods (obat cuci mata)
Contoh formula obat cuci mata ZnSo4
04 05 06
Keunggulan Contoh Etiket
TETES HIDUNG
Formulasi Steril
FI Edisi 3 (139)
Guttae Nasales (tetes hidung) adalah Obat tetes hidung adalah larutan dalam
obat tetes yang digunakan untuk hidung air atau dalam pembawa minyak yang
dengan cara meneteskan obat kedalam digunakan dengan cara meneteskannya
rongga hidung. Dapat mengandung zat atau menyemprotkannya kedalam
pensuspensi, pendapar, dan pengawet. lubang hidung pada daerah nasofaring.
Penggunaan obat tetes hidung untuk
antibiotik, sulfonamid, vasokonstriktor,
germisida, antiseptik, dan lokal
anestetika.
Cara Pembuatan
Secara umum dan singkat, cara pembuatan obat Formulasi
tetes hidung adalah sebagai berikut : Ephedrini Guttae Nasales
1.Siapkan alat (gelas ukur, gelas piala, botol, pipet, Tetes Hidung Efedrina 262
spatel, batang pengaduk, cawan porselin) dan
bahan (Ephedrini Hydrichloridiun, Natrii Komposisi : tiap 10 ml mengandung
Chloridum, Chlorbutanolum, Propylenglycolum,
Aqua Destilta) Ephedrini Hydrochlodridum (100
2.Sterilisasi alat & timbang semua bahan mg)
3.Masukkan ephedrine lalu nacl, kemudian Natrii Chloridum (50 mg)
chlorbutanolum dan kemudian propylenglycilum Chlorbutanolum (50 mg)
kedalam gelas piala dan tambahkan 100 ml Propylenglycolum 500
aquadest lalu aduk hingga homogen Aqua Destilata (10 ml)
4.Tuang larutan kedalam gelas ukur 10 ml
5.Lakukan sterilisasi bahan larut, masukkan Dosis : Sehari sekali 1 – 2 tetes
larutan tersebut kedalam botol tetes yang telah Catatan : Air harus dididihkan selama 10
dikalibrasi secara aseptik dengan menggunakan menit kemudian didinginkan dan segera
corong digunakan
6.Kemas botol dalam dus (Formularium Nasional Edisi Kedua Hal. 118)
Faktor yang Mempengaruhi
Pembuatan
Anonim. 1978. Formularium Nasional, Edisi Kedua, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
KE
1.YOHANA DEVITA SALENA
2.YOHANA FRANCISCA DEDEUS DACUNHA
3.YUDISTIRA U.M.EL-ROY
4.YESRON R.MATAEN
(224111321)
(224111322)
(224111323)
(224111320)
LO
5.YAKOBUS ROBIYANTO MUDA (224111 319)
6.YUFRIDA MOIKARI (224111 324)
7.DERIWI LUFETO (224111 291)
MP
DEFENISI
1.DefInisi obat tetes telinga menurut FI edisi III , hal 10
Tetes telinga adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat ke dalam telinga.
Kecuali dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air.
2.DefInisi obata tetes telinga menurut FI edisi IV, hal 15
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan bahan
pendispersi, untuk penggunaan telinga luar.
3.DefInisi obata tetes telinga menurut FI edisi IV, hal 18
Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan
pada telinga bagian luar. (FI IV, hal 18)
4.DefInisi obat tetes menurut The Pharmaceutical Codex, hal 158
Tetes telinga adalah larutan, suspensi, atau emulsi dari satu atau lebih zat aktif dalam air, dilarutkan dalam
etanol, gliserin, propilenglikol, atau pembawa lain yang cocok.
Tetes telinga merupakan cairan untuk pengobatan saluran pendengaran eksternal dan kadang-kadang telinga
tengah serta kebanyakan memiliki efek lokal. Tetes telinga umumnya berbentuk larutan, emulsi atau suspensi dari
satu atau lebih zat aktif dalam cairan yang cocok
untuk penggunaan pada meatus auditori (rongga telinga) tanpa tekanan berbahaya pada gendang telinga namun
pada pembuatan guttae auriculares, biasanya bentuk yang paling sering digunakan adalah bentuk larutan. Bagian
luar telinga yang tertutup kulit, mudah terkena kondisi dermatologi, maka guttae auriculares paling banyak
berbentuk larutan.
ETIKET
CARA
PENG
GUN
AAN
PREFORMULASI OBAT TETES TELINGA
A. Chloramphenicol
D-treo-(-)-2,2-Dikloro-N-[β-hidroksi-α-(hidroksimetil)-p-nitrofenetil]asetamida
[56-75-7]. C¬¬11H12Cl2N2O5
kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 103,0%
C¬¬11H12Cl2N2O5.
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
kekuningan; larutan peraktis netral terhadap lakmus P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak asam.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol; dalam propilenglikol, dalam aseton dan dalam etil
asetat.
pH : Antara 4,5-7,5; lakukan penetapan menggunakan suspensi dalam air 25 ml per ml.
Sterilisasi : Filtrasi
Khasiat : Antibiotik
Literatur : Farmakope Indonesia IV, Hal 189 Martindel 28, Hal 1136.
Chloramphenicol Guttae Auricularis
Komposisi : Tiap 10 ml mengandung
Chloramphenicolum 1 gram
Propylenglycolum ad 10 ml
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Catatan : 1. pada etiket harus juga tertera : kadaluwarsa
2. Sediaan berkekuatan lain : 500 mg
referensi : FORNAS (Formularium Nasional):
B PROPYLENGLYCOLUM
Propilen Glikol
CH3CH(OH)CH2OH
1,2-Propanadiol [57-55-6]
C3H8O2
Propilen Glikol mengandung tidak kurang dari 99,5% C3H8O2
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis
tidak berbau; menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan
dengan kloroform, larut dalam eter dan dalam beberapa minyak
essensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak.
Sterilisasi : Pemanasan dalam ampul secara otoklaf atau filtrasi
Khasiat : Zat pembawa, Pelarut
a) Perhitungan :
b) Penimbangan :
Prinsip : Aseptis
Dilakukan pengemasan primer di white area, dan dikemas dalam wadah gelas
atau plastic berukuran kecil (5-15 mL) dengan memakai alat penetes;
pengemasan sekunder di black area. Penyimpanan di tempat yang sejuk dan
kering, dibawah 25 º C dan jauh dari cahaya.
SEKIAN YANG BISA
KAMI SAMPAIKAN
KAMI PAMIT UNDUR
DIRI.
KARENA KALAU MAJU,
DIA NGGA PEKA!!!!
Terima Kasih
TETES MULUT &
OBAT KUMUR
OLEH
KELOMPOK I
BRIGITHA A.C PASKUA 224111288
CINDY P. MAHARANI 224111289
DAMASUS PAJA 224111290
DWI UTAMI DATFA 224111292
FELISITAS E.T PEPO 224111293
FIDENSIANA JARI 224111294
FRANSISKA A. TIBO TOO 224111295
GERALNY TAKALAPETA 224111296
HESTY J. MISSA 224111297
ROFELITA FYKA 204111040
DAFTAR ISI
01 DEFINISI 04 KEUNGGULAN
03 CARA PEMBUATAN
SEDIAAN
DEFINISI
No KUMUR
No 1B
1A
THANK
YOU
SEDIAAN OBAT ORAL (DALAM
DAN TOPIKAL (LUAR)
FARMASETIKA II
Kelompok 1
1) a.Berdasarkan
Tablet cetakMeteode Pembuatan: 2) Berdasarkan Distribusi Obat Dalam
b. Tablet kempa Tubuh :
c. Tablet triturate a. Bekerja secara local : tablet isap untuk
d. Tablet sublingual pengobatan pada rongga mulut ; ovula
e. Tablet hipodermik untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
f. Tablet bukal b. Bekerja secara sistemik
● Keseragaman ukuran
● Keragaman bobot dan keseragaman kandungan
● Waktu hancur
● Kekerasan tablet
● Keregasan tablet
Contoh sediaan
Tablet
KAPSUL
pill
●Pada penyimpanan,bentuknya
● Keuntungan ● Kerugian
1. Sebuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut 1. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak
dari pada sediaan yang dipadatkan enak (pahit,sepet, lengket di lidah, amis, dan
2. Anak-anak atau orang tua yang sukar menelan lain-lain).
kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan 2. Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau
obat dalam bentuk serbuk. basah.
3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam
sediaan cair, tidak ditemukan dalam sediaan
serbuk.
4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau
larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
5. Obat yang terlalu besar volumenya untuk
dibuat tablet ataukapsul dapat dibuat dalam
bentuk serbuk.
6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis
yang sesuai de-ngan keadaan penderita.
Syarat – Syarat Serbuk
a. .Sirop adalah larutan oral yang mengandung sukrosa noi atau gula lain dalam kadar tinggi (sirop simpleks adalah
sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa).
b. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk mengurangi ka- dar etanol
yang dibutuhkan untuk pelarut, dapat ditambahkan kosolven lain seperti gliserin dan propilen glikol.
Keuntungan dan Kerugian Bentuk Larutan
1. Keuntungan: 1. Kerugian:
2. Merupakan campuran homogen. 2. Volume bentuk larutan, lebih besar.
3. Dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan. 3. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
4. Dapat diberikan dalam larutan encer, 4. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya
sedangkan kapsul dan tablet sulit diencerkan. dalam larutan.
5. Kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat
diabsorpsi.
6. Mudah diberi pemanis, bau-bauan, dan warna,
dan hal ini cocok untuk pemberian obat pada
anak-anak.
7. Untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah
digunakan.
Mempengaruhi Kelar
1.Sifat polaritas
zat terlarut dan
Contoh sediaan
cair
EMULSI
Menurut FI IV, emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua
yaitu oil in water (o/w) atau minyak dalam air (M/A), dan water in oil (W/O)
atau (air dalam minyak (A/M). Emulsi dapat distabilkan dengan penambah- an
bahan pengemulsi yang disebut emulgator (emulsifying agent) atau surfaktan
yang dapat mencegah koalesensi, yaitu penyatu- an tetesan kecil menjadi
tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah.
Contoh sediaan
Emulsi
SUSPENSI
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam
bentuk halus yang terdispersi ke dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam
bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang
sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi
etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa sus-
pensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat
dalam bentuk halus yang harus dikonstitusi- kan terlebih dahulu dengan
pembawa yang sesuai, segera sebe- lum digunakan. Sediaan ini disebut "Untuk
Suspensi Oral".
Contoh sediaan
suspensi
02
EDIAAN TOPIKAL
SERBUK
● Serbuk takterbagi (pulvis) adalah serbuk gigi dan serbuk tabur yang keduannya digunakan untuk
pemakaian luar.
● Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topikal, dapat
dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan peng- gunaan
pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar
tidak menimbul- kan iritasi pada bagian yang peka.
a. Ds. senyawa hidrokarbon: vaselin putih, vaselin kuning (vaselin flavum), malam putih (cera album), malam kuj
ning (cera flavum), atau campurannya,
b. Ds. serap: lemak bulu domba (adeps lanae), campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil-alkohol, 8 bagian malam
putih dan 86 bagian vaselin putih, campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.
c. Ds. yang dapat dicuci dengan air atau Ds. emulsi, mi- salnya emulsi minyak dalam air (M/A).
d. Ds. yang dapat larut dalam air, misalnya PEG atau cam- purannya.
Homogenitas. jika dioleskan pada sekeping kaca atau ba han transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan
yang homogen.
Penandaan: pada etiket harus tertera "obat luar".
b. Cream (krim) : salep yang
banyak mengandung air, mudah
Penggolongan Salep
diserap kulit, suatu tipe yang
dapat dicuci dengan air.
1. Menurut konsistensinya salep dapat dibagi: 2. Menurut sifat farmakologi/terapeutik dan penetrasinya,
salep dapat dibagi:
c. Pasta : salep yang mengandung a. Salep epidermis (epidermic ointment; salep
lebih dari 50% zat padat penutup) guna melindungi kulit dan menghasilkan
efek lokal, tidak diabsorpsi, kadang-kadang
(serbuk), suatu salep tebal, ditambahkan antiseptik, astringensia untuk
meredakan rangsangan atau anes- tesi lokal. Ds
karena merupakanpenutup atau yang baik adalah ds. senyawa hidrokarbon.
b. Salep endodermis: salep yang bahan obatnya
pelindung bagian kulityang menembus ke dalam kulit, tetapi tidak melalui kulit,
terabsorpsi sebagian, digunakan untuk melunakkan
diolesi. kulit atau se- laput lendir. Ds yang terbaik adalah
minyak lemak.
d. Cerata : salep berlemak yang c. Salep diadermis: salep yang bahan obatnya
menembus ke dalam tubuh melalui kulit dan
mengandung persentase lilin mencapai efek yang diinginkan, misalnya salep
yang mengandung senyawa merkuri iodida,
(wax)yang tinggi sehingga beladona.
● Pasta (Pastae)
Pasta adalah sediaan semi padat (massa lembek) yang mengan- dung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pe- makaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya
berbeda dalam konsistensinya, yaitu bahan padatnya lebih dari 50% dan kegunaannya.
Misalnya Pasta Zinci oleosa (Ph. Bld .V).
● Linimentum
Linimentum adalah sediaan cair atau kental, mengandung an- algetik dan zat yang
mempunyai sifat Rubefacient untuk me- lemaskan otot atau menghangatkan;
digunakan sebagai obat luar yang dioleskan pada kulit menggunakan kain fanel
dan diurut. Linimentum tidak boleh digunakan untuk kulit yang luka atau lecet.
Contoh sediaan
pasta dan
Linimentum
JELLY/GEL & KRIM
● Jelly/Gel (Gelones)
Gel yang kadang disebut jelly merupakan sistem semipadat (massa lembek) terdiri atas suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Jika massa gel terdiri atas
jaringan partikel kecil yang terpisah, gel digolongkan sebagai sistem dua fase (misalnya gel alumunium
hidroksida). Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar, massa gel kadang
dinyatakan sebagai magma (misalnya magma bentonit), di mana massanya bersifat tiksotropik, artinya massa akan
mengental jika didiamkan dan akan mencair kembali jika dikocok. Jika massanya banyak mengandung air, gel itu
disebut jelly.
Gel dapat diberikan untuk penggunaan topikal atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh. Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baik, dalam botol mulut lebar terlindung dari cahaya, ditempat sejuk.
Catatan: Pada etiket harus tertera "Kocok dahulu
Dalam FOI ada beberapa gel, antara lain:
- Gel Acri
- Tamin
- Gel Antisseborrhoicum
● Krim (Cremores)
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdis- persi dalam bahan dasar yang sesuai (mengandung air tidak kurang dari 60%).
Krim ada dua tipe yakni krim tipe M/A dan tipe A/M. Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A), ditujukan untuk peng-
gunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina.
Contoh sediaan
gel & krim
Solutio atau Larutan (Losio & Larutan Otik)
• Lotio
Latio atauobat gosok adalah sediaan cair berupa
suspensi atau dispersi, digunakan sebagai obat
luar. Dapat berbentuk suspen- si bahan padat
dalam bentuk halus dengan bahan pensuspensi
yang cocok atau tipe emulsi minyak dalam air
(M/A) dengan surfaktan yang cocok. Pada
penyimpanan mungkin terjadi pemisahan.
Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet,
dan zat pewangi yang cocok.Penandaan harus
tertera:
a."Obat luar“
b. "Kocok dahulu"
Contoh sediaan
ephithema
SUSPENSI