Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang dibuat oleh apoteker
atau apotek. Selain memuat semua keterangan obat yang terdapat pada resep asli.
Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif. Apabila
Apoteker Pengelola Apoteker berhalangan melakukan tugasnya,
penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud atas
dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan.Salinan resep hanya
boleh diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang merawat penderita- penderita sendiri
dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang- undangan
yang berlaku. (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).
2. Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker
wajib menanyakan kepada penulis resep.
4. Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab sepenuhnya dipikul
oleh dokter yang bersangkutan (dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau
membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep).
5. Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak
dapat menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda.
7. Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat dengan cara parenteral (injeksi)
atau cara-cara pemakaian lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut.
8. Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberikan tanda ”
cito/statim/urgent (segera), P I M/periculum in mora (berbahaya bila ditunda)” pada
bagian kanan resep, dan harus didahulukan dalam pelayanannya.
9. Resep p.p /pro paupere (resep untuk orang miskin), dimaksud agar apotek dapat
meringankan harga obat atau bila dapat diberi gratis.
10.Pada resep asli yang diberi tanda ”n.i”/ne iteratur (tidak boleh diulang), maka
apotek tidak boleh
15.Dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius
(untuk pemakaian sendiri)
17.Aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa usus
cognitus (sudah tahu aturan pakai)
19.Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan
oleh apoteker
22.Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau
yang merawat
1. Apoteker = sarjana farmasi yang telah lulus dan telah mengucapkan sumpah jabatan
apoteker, mereka yang berdasarkan peraturan per-UU yang berlaku berhak melakukan
pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
2. Apoteker pengelola apotek (APA) = apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek
(SIA=surat izin yang diberikan oleh Menteri kepada apoteker atau apoteker bekerja sama
dengan pemilik sarana untuk menyelenggarakan apotek di suatu tempat tertentu).
4. Apoteker supervisor = apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak
berada di tempat lebih dari satu hari sampai tiga bulan secara terus-menerus, telah
memiliki surat ijin pengelola apotek dan dapat berupa APA pada salah satu apotek lain.
5. Apoteker pengganti = apoteker yang menggantikan APA selama APA tersebut tidak
berada di tempat lebih dari tiga bulan secara terus-menerus, telah memiliki Surat Iin Kerja
dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.terus-menerus, telah memiliki Surat ijin
kerja dan tidak bertindak sebagai APA di apotek lain.
Penyimpanan resep dan copy resep
1. Resep yang telah dikerjakan diatur menurut tanggal dan nomor urut penerimaan resep
dan harus disimpan minimal tiga tahun.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.
3. Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan dengan cara dibakar
atau dengan cara lain yang memadai oleh APA bersama sekurang-kurangnya seorang
petugas apotek, dan harus dibuat berita acara pemusnahan.
4. Apoteker Pengelola Apotik mengatur resep yang telah dikerjakan menurut urutan
tanggal dan nomor urut penerimaan resep. Resep harus disimpan sekurang-kurangnya
selama 3 tahun. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep
lainnya.Resep yang disimpan melebihi
5. Jangka 3 tahun dapat dimusnahkan.
a. Pemusnahan resep dilakukan dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai oleh Apoteker Pengelola Apotik bersama-sama dengan sekurang-
kurangnya seorang petugas apotik. Pada pemusnahan resep harus dibuat berita
acara pemusnahan sesuai dengan bentuk yang telah ditentukan, rangkap 4 dan
ditanda-tangani oleh APA bersama dengan sekurang-kurangnya seorang petugas
apotik.
b. Apoteker tidak dibenarkan mengulangi penyerahan obat atas dasar resep yang sama
apabila
6. Pada resep aslinya tercantum tanda n.i. ( ne iteratur = tidak boleh diulang) atau obat
narkotika atau obat lain yang oleh Menkes (khususnya Dir Jen. POM) yang ditetapkan
sebagai obat yang tidak boleh diulang tanpa resep baru dari dokter.
•
• Bila pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di dalam resep, apoteker wajib
berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat.
• Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat dan bahan obat untuk
pelayanan resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
• Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat dan bahan obat untuk
pelayanan langsung tanpa resep khusus untuk obat bebas dan bebas terbatas.
• Apotek dapat melakukan pembuatan, pengubahan bentuk, peracikan obat dan bahan obat untuk
pelayanan lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.