Anda di halaman 1dari 14

RESEP 02

Tuliskan dan Jelaskan istilah-istilah yang ada


dalam resep

MUTHMAINNA B.,S.Si.,M.Si.,Apt
Isi Resep dan istilah dalam Resep

Resep yg dikerjakan segera selalu dibubuhi beberapa istilah atau


singkatan :
Cito. Disp
= Cito dispensetur
= hendaknya dibuat segera
P.I.M
= Periculum in mora
= berbahaya bila ditunda
Stat .
= Statim
= cepat kerjakan
Urg .
= Urgens
= penting

Istilah-istilah ini dicantum pada bagian atas kanan resep dengan maksud agar obat
tersebut dapat diserahkan secepatnya.
A . Menurut Bidang Kedokteran

Isi dari satu resep dapat berupa :


- Basis : adalah obat yang prinsipal yang mempunyai efek
kerja utama
- Adjuvant : adalah obat-obat yang diberikan bersamaan dan
bekerja sebagai membantu atau menambah kerja obat
utama.
- Corrective : adalah obat yang ditambahkan untuk
mengurangi atau menghilangkan efek yang tidak diinginkan
(efek sampingan) baik dari obat utama atau adjuvant
- Vehicle : bahan dasar, larutan atau pelarut dari obat.
B . Menurut Kefarmasian

Isi dari satu resep dapat berupa :


-Remidium cardinale
-Remidium adjuvantia
-Corrigentia :saporis, odoris, coloris
-Incipient / constituantia
Contoh :
R/ Aminophilini 150 mg.....basis
Ephedrini 15 mg..... Adjuvant
C.T.M 2 mg..... Adjuvant
Phenobarbital 15 mg.....corrective
Sacc. Lact qs...........vehicle
Salinan Resep

Resep dapat diserahkan dalam bentuk salinan resep, menurut ketentuannya


salinan resep harus mencantumkan :

1. Nama dan alamat Apotek


2. Nama dan sik (surat ijin kerja) apoteker pengelole apotek
3. Tanda Det (sudah diberikan)/Nedet (belum diberikan)
4. Nama Dokter yang menulis resep
5. Tanggal dan nomor resep
Untuk obat keras tertentu obat yg terdapat pada salinan resep hanya
dapat dibeli di apotik yang sama. Obat yg telah dibeli tdk dapat diulang
bila dalam salinan resep tidak ditulis boleh diulang, salinan resep selain
u/mengambil sisa obat, dapat juga digunakan u/bertanya kepada dokter
dan u/penangguhan pembayaran (kredit)
Salinan resep diberikan jika pasien menginginkan salinan resep atau jika
obat yg diberikan baru sebagian. Salinan resep harus ditanda tangani atau
diparaf oleh apoteker. Jika obat yg terdapat dalam resep merupakan obat
keras yg telah diberikan seluruhnya, maka salinan resep tdk dapat
dipergunakan lagi u/mendapatkan obat keras tersebut. Tetapi jika obat
baru diberikan sebagian, maka salinan resep dapat digunakan
u/mengambil sisa obat.
Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep / yg merawat pasien, pasien yg bersangkutan, petugas kesehatan /
petugas lain yg berwenang menurut peraturan undang-undang yg
berlaku.
Tanda dan keterangan obat yg terdapat dalam salinan resep
a. Det atau “detur” untuk obat yg telah diserahkan
b. Det 15 : telah diserahkan sebanyak 15 tab/kapsul
c. Det 1 : “nedetur” telah diserahkan sebanyak satu kali
d. Nedet atau nadetur u/ obat yg telah diserahkan
e. Istilah dan tanda-tanda ini dicantumkan terakhir pada garis penutup
dibagian kanan sediaan obat.
Salinan resep yang dapat diambil ulang

Apabila tercantum u/ sediaan obat : iter atau “iteratur” yang artinya “diulang”
dibagian atas sediaan obat, terdapat beberapa kemungkinan, antara lain :

 Iter IX dan Det IX pada sebelah kanan penutup bagian obat maka obat dapat
diambil ulang satu kali lagi dengan salinan resep pertama, maka obat dapat
diberikan sebanyak dua kali pengambilan, pertama dengan salinan resep asli
dan kedua dengan salinan resep yang pertama.
 Iter 2X dan Det 2X artinya obat dapat diambil ulang sebanyak dua kali lagi
dengan menggunakan salinan resep resep pertama dan kedua.
Untuk Obat Narkotika Pemerintah membuat suatu
peraturan, yaitu :

1. Apotek hanya boleh menyerahkan obat-obat narkotika berdasarkan


resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. Apotik tidak boleh menyerahkan obat-obat narkotik berdasarkan
salinan resep yg resep aslinya tidak ada di apotik tersebut (salinan
resep)
3. Apotik harus melaporkan semua pemasukan, pengurangan, dan
pemakaian obat-obat narkotik di apotiknya setiap bulan
4. Obat-obat narkotika disimpan terpisah pada tempat yg terkunci/
sesuai dengan ketentuan dan kuncinya harus disimpan oleh apoteker
atau asisten apoteker kepala.
5. Resep-resep yg mengandung obat-obat narkotika harus menanyakan
alamat pasien
6. Resep-resep tersebut harus dipisahkan dari resep lain dan nama
obatnya harus diberi garis merah.
Salinan resep yang tidak dapat diambil

1. Apabila resep diberi tanda “n.i” , “neiteratur” atau tdk boleh diulang
dengan alasan :
 terdapat tanda iter I X dan Det I X
 karena obat yg diminta tidak dapat atau tersedia seluruhnya, sehingga
memungkinkan u/ diambil berikutnya, atau diambil di apotik lain.
 Permintaan dokter yang menulis resep
 Sebagai bahan dalam peradilan
 Permintaan pejabat kesehatan yang berwenang
2. obat dapat diambil ulang 1 kali dan sudah diserahkan 2 kali ; 1 kali
dengan resep asli dan yang kedua kalinya dengan salinan resep pertama.
3. Pada resep asli yg mengandung narkotika atau obat lain yg oleh menteri
kesehatan dan direktur jendral Pengawas Obat dan Makanan ditetapkan
sebagai obat yg tidak boleh diulang tanpa resep baru,
Aturan pembubuhan tanda tangan atau paraf apoteker
pengelolah apotek

Apabila apoteker pengelola berhalangan melakukan tugasnya,


penandatanganan atau dicantumkan paraf pada salinan resep dilakukan oleh
apoteker pendamping, asisten apoteker, kepala asisten apoteker , supervisor
atau apoteker pengganti, dengan mencantumkan nama terang dan status
yang bersangkutan. Tanda tangan atau paraf dicantumkan dibawah salinan
resep yang tertera pada p.c.c (pro copy conform), atau “sesuai dengan
aslinya”
Untuk Obat Narkotika Pemerintah membuat suatu
peraturan, yaitu :

1. Apotek hanya boleh menyerahkan obat-obat narkotika berdasarkan


resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. Apotik tidak boleh menyerahkan obat-obat narkotik berdasarkan
salinan resep yg resep aslinya tidak ada di apotik tersebut (salinan
resep)
3. Apotik harus melaporkan semua pemasukan, pengurangan, dan
pemakaian obat-obat narkotik di apotiknya setiap bulan
4. Obat-obat narkotika disimpan terpisah pada tempat yg terkunci/
sesuai dengan ketentuan dan kuncinya harus disimpan oleh apoteker
atau asisten apoteker kepala.
5. Resep-resep yg mengandung obat-obat narkotika harus menanyakan
alamat pasien
6. Resep-resep tersebut harus dipisahkan dari resep lain dan nama
obatnya harus diberi garis merah.
Salinan resep yang tidak dapat diambil

1. Apabila resep diberi tanda “n.i” , “neiteratur” atau tdk boleh diulang
dengan alasan :
 terdapat tanda iter I X dan Det I X
 karena obat yg diminta tidak dapat atau tersedia seluruhnya, sehingga
memungkinkan u/ diambil berikutnya, atau diambil di apotik lain.
 Permintaan dokter yang menulis resep
 Sebagai bahan dalam peradilan
 Permintaan pejabat kesehatan yang berwenang
2. obat dapat diambil ulang 1 kali dan sudah diserahkan 2 kali ; 1 kali
dengan resep asli dan yang kedua kalinya dengan salinan resep pertama.
3. Pada resep asli yg mengandung narkotika atau obat lain yg oleh menteri
kesehatan dan direktur jendral Pengawas Obat dan Makanan ditetapkan
sebagai obat yg tidak boleh diulang tanpa resep baru,
Aturan pembubuhan tanda tangan atau paraf apoteker
pengelolah apotek

Apabila apoteker pengelola berhalangan melakukan tugasnya,


penandatanganan atau dicantumkan paraf pada salinan resep dilakukan oleh
apoteker pendamping, asisten apoteker, kepala asisten apoteker , supervisor
atau apoteker pengganti, dengan mencantumkan nama terang dan status
yang bersangkutan. Tanda tangan atau paraf dicantumkan dibawah salinan
resep yang tertera pada p.c.c (pro copy conform), atau “sesuai dengan
aslinya”

Anda mungkin juga menyukai