A DAN
TEKNOLOGI
FARMASI
MARIA ELVINA TRESIA BUTAR-BUTAR, M. FARM.
PENGKA
JIAN
RESEP
FARMASETIKA : Ilmu yang mempelajari tentang resep, bahasa latin, dosis,
metode pengerjaan / pembuatan sediaan farmasi.
FARMAKOLOGI : Ilmu yang mempelajari obat dengan segala aspeknya.
FARMAKOGNOSI : Ilmu yang mempelajari obat-obat yang berasal dari tanaman.
BIOFARMASI : Ilmu yang mempelajari pengaruh formulasi bentuk obat terhadap
kegiatan terapinya.
BIOFARMASETIKA : Ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara sifat
fisikokimia formulasi dengan bioavailabilitas obat.
FARMAKOKINETIKA : Ilmu yang mempelajari nasib obat mulai saat pemberian,
transport dalam darah, distribusi ke tempat kerja, dan jaringan lain, hingga
ekskresinya.
FARMAKODINAMIKA : Ilmu tentang bagaimana obat bekerja di dalam sistem
hidup dan bagaimana obat mengubah metabolisme sel untuk menimbulkan efek
tertentu.
TOKSIKOLOGI : Efek racun terhadap tubuh.
FARMAKOTERAPI : Penggunaan obat untuk pengobatan.
BAHASA LATIN
PENGKAJIAN RESEP
Permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan
yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk
menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat
kepada pasien.
Cito = segera
Statim = penting
Urgent = sangat penting
P.I.M = periculum in mora = berbahaya jika ditunda
Resep dengan tanda seru = dosis melebihi dosis maksimum
LANJUTAN . . .
Pertimbangan klinis :
1. Ketepatan indikasi dan dosis obat
2. Aturan, cara, dan lama penggunaan
3. Duplikasi dan/atau polifarmasi
4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi,
efek sampng obat, manifestasi klinis)
5. Kontraindikasi
6. Interaksi
RESEP NARKOTIKA
Syarat dan penanganan:
1. Resep harus diskrining terlebih dahulu
Harus resep asli (bukan copy resep)
Ada nama penderita dan alamat lengkap yang jelas
Tidak boleh ada tulisan iter
Aturan pakai yang jelas dan tidak boleh ada tulisan u.c (usus cognitus) yang
artinya cara pakai diketahui.
2. Obat narkotika di dalam resep diberi garis bawah tinta merah
3. Resep yang mengandung narkotika tidak boleh diulang, tetapi harus dibuat
resep baru
4. Resep yang mengandung narkotika harus disimpan terpisah dari resep lain
5. Jika pasien meminta ½ obat narkotika yang diresepkan, maka diperbolehkan
untuk dibuatkan copy resep, hanya boleh ditebus di apotek tersebut.
6. Jika pasien berada di luar kota, copy resep tetap tidak bissa ditebus, melainkan
harus dibuatkan resep baru dari dokter di daerah tersebut dengan
menunjukkan copy resep.
ETIKET
https://www.google.com/search?q=contoh+etiket+pemakaian+luar&safe
DOSIS
Banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang
penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam ataupun luar.
Umur: Dosis:
50 – 70 tahun 4/5 x dosis dewasa
70 – 80 tahun ¾ x dosis dewasa
80 – 90 tahun 2/3 x dosis dewasa
90 tahun ke atas ½ x dosis dewasa
DOSIS UNTUK ANAK DAN BAYI
RUMUS YOUNG
x Dosis maksimal dewasa
RUMUS DILLING
x Dosis maksimal dewasa
RUMUS FRIED
x Dosis maksimal dewasa
10 % = 10 / 100 g = X / 50 g
X=5g
Did (beri setengahnya) = 5 g / 2 = 2,5 g
Seorang perempuan 45 tahun datang ke apotek ingin menebus resep yang berisi
obat bukal diltiazem HCl. Apoteker menyiapkan obat tersebut dan akan
memberikan kepada pasien.
Informasi apakah yang harus apoteker dampaikan terkai cara penggunaan obat
tersebut?
a) Dihisap dengan perlahan
b) Dikunyah dengan cepat
c) Ditelan dengan air
d) Disisipkan dibawah lidah
e) Disisipkan disela-sela pipi dan gusi
Seorang ibu muda ingin membeli obat kontrasepsi oral yang berisi levonogestrel
dan etinilestradiol sebanyak 3 strip. Pasien ini adalah pasien yang sebelumnya
pernah membawa resep obat yang sama pada apotek anda, diresepkan 1 strip,
dan setelah melihat obatnya bertanda obat keras. Apa yang akan anda lakukan
terhadap kasus tersebut?
a) Memberi 1 strip dan menganjurkan pasien kontrol ke dokter setiap 3 bulan
b) Memberi 1 strip dan menganjurkan pasien kontrol ke dokter setiap 6 bulan
c) Memberi 3 strip dan menganjurkan pasien kontrol ke dokter setiap 3 bulan
d) Memberi 3 strip dan menganjurkan pasien kontrol ke dokter setiap 6 bulan
e) Memberi 2 strip dan menganjurkan pasien kontrol ke dokter setiap 6 bulan
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 347/MenKes/SK/VII/1990
tentang Obat Wajib Apotek yang berisi Daftar Obat Wajib Apotek No.1
didalamnya terdapat oral kontrasepsi baik tunggal maupun kombinasi diberikan
maksimal 1 siklus untuk 1 pasien dengan catatan siklus pertama harus dengan
resep dokter, dianjurkan untuk kontrol ke dokter setiap 6 bulan sekali, untu
akseptor “lingkaran biru” wajib menunjukkan kartu.
Nb: 1 strip = 1 siklus
Seorang ibu memeriksakan anaknya ke dokter dan diberikan resep
R/ Pseudoephedrin tab ¼
Ibuprofen 200 mg
CTM 2 mg
Mf dtd no. X
Pro andi
Sebagai seorang apoteker anda melakukan skrining resep. Berikut ini skrining
farmasetis yang belum lengkap adalah:
a) Tidak ada SIP dokter
b) Tidak ada alamat dokter
c) Tidak dituliskan bentuk sediaan yang dikehendaki
d) Tidak dituliskan berat badan pasien
e) Tidak dituliskan kekuatan sediaan pseudoephedrine
Seorang pasien perempuan berumur 50 thn menderita kanker limfoma hodgkin
mendapat terapi regimen COMP berupa siklofosfamid, vinkristin, metotreksat, dan
prednison. Sbg seorang apoteker anda melakukan pengkajian resep berupa
persyaratan klinis. Apa yg termasuk dalam persyaratan klinis?
a) Tanggal penulisan resep
b) Nama & paraf dokter
c) Tepat indikasi dan dosis
d) Bentuk dan kekuatan sediaan
e) Stabilitas dan cara penggunaan
Seorang laki-laki 58 tahun datang ke dokter dan di resepkan obat paten amlodipin
5 mg 30 tablet dan simvastatin 20 mg 30 tablet. Pasien tidak dapat menebus obat,
sebagai seorang apoteker anda menyarankan untuk mengganti obat generik
berstandar. Yang membenarkan tindakan anda
a) UU 36 th 2014
b) UU 36 th 2009
c) PMK no 58 th 2014
d) PP 51 th 2009
e) PMK 35 th 2014
PREKURSOR
Prekursor adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan narkotika dan psikotropika. Contohnya: Efedrin,
pseudoefedrin, ergotamine, ergometrine, norefedrin / fenilpropanolamin, dan
kalium permanganat
Efektivitas (efficacy)
Bahan aktif mengalami peruraian dalam lambung – dibuat sediaan buccal, parenteral,
atau suppositoria.
Stabilitas (stability)
Antibiotika mudah terurai dalam lingkungan berair – dibuat sediaan sirup kering.
Keuntungan:
Praktis dan efisien, rrtinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih
cepat, lebih mudah dibawa, dan disimpan.
Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose system)
Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended
release, enteric tablet, orros, dan sebagainya.
Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar.
Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut
gula.
Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan
mikrobiologi yang cenderung lebih baik dibanding bentuk sediaan lain.
TABLET YANG BAIK
Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik.
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan.
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
Bebas dari kerusakan fisik.
Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan.
Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
KLASIFIKASI EKSIPIEN BERDASARKAN
PERAN
Eksipien berperan dalam membantu proses pengempaan (berpengaruh pada
fluiditas dan kompaktibilitas) massa yaitu: bahan pengisi pengencer, pengikat,
glidan, dan lubrikan.
Anti-adherents Konsentrasi
Talk 1–5
Magnesium stearat <1
Amilum jagung 3 – 10
Colloidal silica 0,1 – 0,5
Natrium lauril sulfat <1
Pewarna/Colourant: Memberi warna tablet sehingga terlihat menarik
Drug filler
Sizing Mixing II
(API + Exipient)
Wetting or without
Crushing
wetting
KETERANGAN
Pada proses mixing 1, ditambahkan binder dan disintegrant (Fase internal).
Pada proses mixing 2, ditambahkan lubricant dan glidant (Fase eksternal).
Pada granulasi kering tidak ada proses wetting karena tidak menggunakan
air.
Pada granulasi basah, digunakan solvent seperti air, etanol, isopropanol pada
proses wetting.
TUJUAN PEMBUATAN GRANUL
Meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.
Memperoleh campuran yang mempunyai sifat alir yang baik.
Mengurangi debu dari serbuk.
Mencegah terjadinya segresi / pemisahan akibat perbedaan bobot jenis dan
kemampuan di kempa.
Meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi.
PEMBUATAN TABLET METODE KEMPA LANGSUG
Drug filler
Grinding Mixing
(API + Exipient)
Tablet Compression
- Dapat digunakan untuk semua jenis kandungan obat (dari rendah, sedang,
sampai tinggi).
- Dapat digunakan untuk bahan yang mudah terhidrolisis karena tidak
menggunakan air.
- Hanya dapat digunakan untuk bahan yang memiliki kompresibilitas,
kompaktibiltas, dan sifat alir baik.
- Dapat digunakan untuk bahan yang higroskopis dan tidak tahan terhadap
pemanasan.
MASALAH YANG SERING TERJADI PADA TABLET
Capping
- Terpisahnya sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bawah tablet dari
tubuh tablet.
- Penyebabnya adalah jarak punch dan dinding dies terlalu rapat, terlalu
banyak/sedikit lubrikan, dan kandungan Moisture Content tinggi.
- Solusinya: Meningkatkan jumlah binder, mengubah prosedur granulasi,
menurunkan atau meningkatkan jumlah lubrikan, menurunkan diameter
punch atas.
Laminating
- Pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih sehingga membentuk lapisan
yang berbeda-beda.
- Penyebab dan solusi sama dengan capping.
Binding
- Melekatnya massa ke dies atau sulit mengeluarkan tablet dari dies karena
kurangnya lubrikasi.
- Solusi: Meningkatkan lubrikasi, pemilihan lubrikan yang efisien, mereduksi
ukuran partikel granul, dan kompresi pada suhu atau kelembapan lebih
rendah.
Picking
- Sejumlah kecil dari granul yang melekat pada permukaan punch sehingga
permukaan tablet berlubang.
- Penyebab: Pengeringan kurang sehingga kandungan Moisture Content tinggi,
glidant kurang, dan bahan yang dicetak bersifat lengket.
- Solusi: Menambah adsorbent, menurunkan kandungan Moisture Content
granul, mengubah jumlah lubricant dan glidant, melicinkan permukaan
punch, dan membersihkan permukaan punch dengan minyak mineral.
Sticking
- Terkelupasnya permukaan tablet akibat melengket/menempel pada
permukaan punch.
- Penyebab dan solusi sama seperti picking.
Mottling
- Tidak meratanya distribusi bahan pewarna pada permukaan tablet.
- Penyebab: Warna eksipien berbeda dengan bahan aktif.
- Solusi: Memilih pewarna yang tepat (disesuaikan dengan warna bahan aktif).
Chipping.
- Tablet terkelupas, biasanya di sekitar tepi.
- Penyebab: Ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas dies.
- Solusi: Mengkilapkan permukaan punch, mereduksi ukuran granul,
mengganti punch yang sudah terkikis.
EVALUASI GRANUL DAN TABLET
Granulometri : Analisis ukuran partikel / penyebaran ukuran granul
Bj =
a = Bobot pikno kosong
B = Bobot pikno 1 gram granul
c = Bobot pikno 1 gram granul dan cairan pendispersi
d = Bobot pikno cairan pendispersi
Uji Kompresibilitas : “Jolting volumeter”, “gelas ukur”, “100 gram granul”
I = x 100%
I = Indeks kompresibiltas
V0 = Volume granul sebelum dimampatkan (mL)
V500 = Volume granul setelah dimampatkan sebanyak 500X ketuk (mL)
Syarat : Tidak lebih dari 20%
Kekerasan tablet
“Alat : “Hardness tester” atau Monsanto tester, Pfizer tester, Strong cobb hardness
tester.
Faktor : Tekanan kompresi dan sifat bahan yang dikempa.
Syarat : 4 – 10 kg
Waktu hancur
Alat : Disintegration tester
Faktor : Sifat fisik granul, kekerasan, porositas tablet, daya serap granul.
Keseragaman ukuran
Alat : Jangka sorong
Jumlah : 20 tablet
Uji disolusi
Disolusi : Proses pelepasan senyawa obat dari sediaan dan melarut dalam
media pelarut.
Laju disolusi : Jumlah zat aktif yang dapat larut dalam waktu tertentu pada
kondisi antar permukaan cair padat, suhu, dan komposisi media yang
dibakukan.
Tetapan laju disolusi : Besaran yang menunjukkan jumlah bagian senyawa obat
yang larut dalam media per satuan waktu.
Macam-macam disolusi
1. Disolusi intrinsik
Suatu kecepatan disolusi ZA murni di bawah kondisi luas permukaan yang
konstan.
2. Disolusi partikulat
Digunakan untuk mempelajari pengaruh ukuran partikel terhadap kecepatan
disolusi. Luas permukaan tidak dibuat konstan.
Media disolusi
Media pH 1,2 (Dapar HCl / KCl)
Media pH 4,5 (Dapar asetat)
Media pH 6,8 (Dapar fosfat)
Penerimaan hasil uji disolusi
Tahap Jumlah sediaan Kriteria penerimaan
yang diuji
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
Apabila tidak memenuhi syarat, dilanjutkan ke tahap
S2
Harga Q : Jumlah zat aktif yang terlarut dalam persen dari jumlah yang tertera pada etiket.
Angka 5% dan 15% : Persentase kadar pada etiket.
LATIHAN
SOAL
Suatu industri farmasi akan membuat tablet dengan kandungan
Dekstrometofan HBr, laktosa monohidrat, selulosa mikrokristalin, pati jagung,
mg stearat dan talc. Apa fungsi laktosa monohidrat pada pembuatan tablet
tersebut?
a) Pengisi
b) Penghancur
c) Pengikat
d) Pelincir
e) Peluncur
Bahan-bahan berikut ini yang merupakan pengikat dalam pembutan tablet adalah
….
A. talkum
B. aerosil
C. metilselulose
D. mg stearat
E. kalsium fosfat
Sifat alir yang buruk dapat mengakibatkan pengaruh terhadap produk farmasi
dari sisi ...
A. bentuk
B. ukuran
C. bobot
D. harga
E. penampilan
Eksipien sebagai pengikat partikel serbuk disebut . . .
A. binder
B. filler
C. lubrikan
D. desintegran
E. glidan
Syarat penerimaan tahap S1: Nilai % Q tiap unit tidak boleh kurang dari Q+5%
Karena persyaratan disolusi (Q) untuk obat tersebut menurut FI V adalah
80%, maka disolusi dari keenam tablet yang diuji tidak boleh kurang dari
Q+5% yaitu 80+5% = 85%