di pakai untuk menentukan kadar Glukosa, Fruktosa, Gula Invert, laktosa mohidrat dalam bahan
pangan yang tidak mengandung Sakarosa, serta di pakai untuk menentukan gula invert dan
laktosamonohidrat dalam bahan pangan yang mengandung sakarosa.
Penentuan gula reduksi Munson-Walker ini didasarkan atas banyaknya endapan Cu2O yang
terbentuk lalu di lihat menggunakan Tabel Hammond untuk mengetahui jumlah reduksinya.
Jumlah Cu2O dapat di tentukan secara gravimetris dengan cara menimbang langsung endapan
Cu2O atau secara volumentris dengan cara titrasi menggunakan Na-thiosulfat atau K-
permanganat.
Ada 2 langkah yang harus di lakukan dalam penentuan Gula Reduksi Munson-Walker, yaitu:
Timbang sample sebanyak 2,5 - 25 gram. Banyaknya sample yang di gunakan tergantung
dari kadar gula sample dan volume larutan maupun pengenceran yang akan di kerjakan
pada tahap berikutnya.
Pindahkan sample secara kuantitatif ke dalam labu takar yang volumenya di tentukan
sedemikian rupa sehingga setiap 50 ml lartan contoh yang siap di analisa akan
membentuk 11,3 - 489,7 mg Cu2O yang setara dengan 4,6 - 236,9 mg glukosa (lihat
Tabel Hammond)
Tambahkan Aquades sebanyak 1/2 - 3/4 volume labu takar yang di pakai, gojog hingga
bercampur rata dan biarkan aagar mengendap.
Tambahkan larutan Pb-asetat netral tetes demi tetes lalu di gojok sehingga partikel-
partikel yang terbentuk mengendap. Saat di tambahkan larutan Pb-asetat, larutan sample
akan menjadi keruh (terbentuk gumpalan-gumpalan atau partikel-partikel berawarna
putih). Penambahan Pb-asetat di anggap cukup apabila tidak ada lagi kekeruhan dalam
larutan sample. Hindarkan penambahan Pb-asetat yang terlalu berlebihan. Tambahkan
Aquades sampai tanda alu di saring.
Untuk menghilangkan kelebihan Pb-asetat, tambahkan sedikit demi sedikit kristal K- atau
N-oksalat lalu gojok dan diamkan hinggadi hasilakn fitrat bebas Pb. Penambahan K- atau
N- oksalat dalam larutan Pb-asetat akan membentuk endapan berwarna putih. Jika saat di
tambahkan K- atau N-oksalat larutan tetap jernih, artinya filtrat bebas Pb.
Ambil gelas piala 400ml, tuang 25 ml larutan CuSO4 dan 25 ml larutan tartrat alkalis,
kemudian tambahkan 50 ml fitrat beba sPb. lalu tutup gelas piala tersebut dengan gelas
arloji.
Letakan gelas piala padakaca asbes dan panaskan di atas nyala api Bunsen atau alat
pemanas listrik. Atur pemanasan sedemikian rupa sehingga larutan harus mendidih dalam
waktu 4 menit, lalu di panaskan/dididihkan lagi selama 2 menit.
Dari pemanasan itu akan terbentuk endapan Cu2O. Dalam keadaan panas, saringlah
dengan menggunakan krus Gooch yang telah di beri lapisan asbes sebagai bahan
penyaring.
Buat penentuan blanko dengan cara yang sama, yaitu 25 ml larutan CuSO4 dan 25 ml
larutan tartrat alkalis dan 50nml Aquades.
Cuci endapan Cu2O dalam krus Gooch denan aquades yang suhunya 60oC sampai bersih.
Tentukan banyaknya Cu2O dengan satu cara di bawah ini.
Penentuan kadar Cu2O. Ada 2 cara untuk menentukan banyaknya endapan Cu2O yang terbantuk,
yaitu:
Endapan Cu2O dalam kedua krus Gooch (samople & blanko) masing-masing di cuci
dengan 10 ml alkohol, lalu dengan 10 ml ether.
Keringkan dalam oven bersuhu 100oC selama 30 menit lalu dinginkan dalam eksikator
dan timbang.
Dari selisih berat Cu2O yang terdapat dari contoh dan blanko, berat gula reduksi dari
larutan seberat 50 ml ddapat di tentukan menggunakan Tabel Hammond
Siapkan erlenmeyer 250 ml yang mempunyai tanda untuk volume dengan interval 20 ml
(bila tidak ada dapat di buat tanda sendiri)
Tutup endapan Cu2O dalam krus Gooch dengan gelas arloji. Kemudian tambahkan 5 ml
larutan HNO3 (1+1) untuk melarutkan Cu2O. Penambahan di kerjakan dengan pipet, gelas
arloji (tutup) di buka seperlunya saja ketika memasukan ujung pipet tersebut.
Tampung filtrat dengan Erlenmeyer tersebut diatas. Cucilah gelas arloji dan krus Gooch
dengan 20 - 25 ml aquades.
Didihkan sampai kabut berwarna merah habis, dan tambahkan larutan Brom jenuh (Br-
H2O_ sedikit berlebihan, lalu didihkan sampai semua Brom habis.
Dinginkan filtrat dan tambahkan larutan Na-asetat sebanyak 10 ml, tambahkan KI 42%
yang bereaksi agak basis seperlunya.
Titarlah dengan larutan Na-thiosulfat (39 g Na2S2O3.5 H2O/liter) sampai warna kuning
muda. tambahkan larutan pati sampai terbentuk warna biru, lanjutkan titrasi. Pada saat
titrasi hampir selesai tambahkan 2 g KCNS, aduk hingga larut, dan lanjutkan titrasi
sampai seluruh endapan berwarna putih.
Dari selisih antara titrasi contoh dan blanko, berat Cu2O dapat di hitung:
Pada prinsipnya penetapan kadar gula reduksi dengan metoda Munson Walker secara
Gravimetri adalah dengan menentukan banyaknya Kupro oksida (Cu 2O) yang terbentuk dari
oksidasi reduksi Kupri Hidroksida (Cu(OH)2 dari penguraian reagen Fehling dengan Gula
Kemudian bobot Cu2O yang diperoleh ekuivalen/ setara dengan gula reduksi , yang ada dalam
1. Persiapan Sampel
2. Hidrolisa
Sampel halus yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 300 ml, dan
ditambah dengan larutan HCl 30 % kemudian dipanaskan dalam water batch . Kreteria yang
digunakan untuk mendeteksi bahwa Hidrolisa berakhir (sempurna) atau semua Sukrosa telah
jika larutan sampel menjadi berwarna merah darah berarti hidrolisa dapat telah sempurna Jadi
tujuan tahap ini adalah untuk menghidrolisa Sukrosa menjadi Gula reduksi
Jadi tujuan tahap ini adalah untuk menghidrolisa Pati menjadi Gula reduksi
3. Penetralan
Tujuan tahap Netralisasi adalah untuk mentralkan sisa Asam Chlrida (HCl) dalam sampel
hasil hidrolisa. Penetralan digunakan larutan Natrium Hidroksida (NaOH) konsentrasinya setara
dengan konsentrasi HCl yang digunakan ndalam tahap Hidrolisa. Sampel dikatakan telah netral,
jika dilakukan pengecekan dengann Kertas Indikator Universal (pH), akan menunjukkan pH 7,0
4. Redoks 1
Larutan sampel netral dilakukan Redoks dengan reagen Fehling dan dipanaskan secara
refluk selama 10 menit. Dalam tahap ini akan terjadi endapan merah bata (Cu 2O ) dan larutan
berwarna biru
5. Penyaringan
Endapan Kupro Oksida (Cu2O) yang diperoleh dari tahap Redoks, dilakukan penyaringan
dengan menggunakan kertas saring yang telah ditimbang terlebih dahulu, penyaringan dapat
6. Perlakuan blanko
pelaksanaannya sama dengan perlakuan sampel, tetapi hal ini tidak menggunakan
sampel, jadi cukup reagen Fehling dilakukan pemanasan secara refluk, kemudian disaring
7. Gravimetri
Endapan Cu2O dalam kertas saring , baik perlakuan sampel maupun blanko dikeringkan
dalam oven dengan suhu 105 oC , kemudian didinginkan dalam Eksikator , Selanjutnya
ditimbang dengan Neraca analitik yang sama dengan penimbangan sampel maupun kertas
saring. Selanjutnya banyaknya gula reduksi dicari dalam Tabel Hammond berdasarkan bobot
% Gula Reduksi =
mg Gula x 100