Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM FARMASI PRAKTIS

TOPIK : EKSTRAKSI, KLT DENSITOMETRI, KONTROL KUALITAS


MIKROBIOLOGI DAN UJI POTENSI ANTIBIOTIK

Oleh:
I Wayan Seniarta
NIM 192211101113

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2020
A. EKSTRAKSI DAN KLT DENSITOMETRI
Seorang apoteker di bagian QC PT Sukses Makmur sedang melakukan penetapan
kadar kapsul ekstrak jambu biji dari obat herbal terstandar dengan metode KLT densitometri.
Senyawa penanda dari ekstrak jambu biji adalah kuersetin. Prosedur penetapan kadar sebagai
berikut.
Isi kapsul diambil dan dikeluarkan dari cangkang kapsul, ditimbang sebanyak 250 mg
(3 kali replikasi), dimasukkan labu alas bulat 25 ml, kemudian ditambah Etanol 21 ml dan
HCl 57% 0,6 ml. Dilakukan hidrolisis dengan cara refluks pada suhu 70 oC selama 30 menit.
Hasil hidrolisis dimasukkan dalam labu ukur 25 ml dan ditambah etanol sampai volume 25
ml. Sampel dan standar kuersetin kadar ... ditotolkan pada lempeng KLT sebanyak 2 uL.
Lempeng KLT di eluasi dengan eluen tertentu dan di densito pada panjang gelombang
maksimal kuersetin

Sampel/standar kuersetin Area


200 ug/mL 6157.05
400 ug/mL 9807.95
800 ug/mL 14975.22
1000 ug/ml 17296.5
Sampel replikasi 1 16358.38
Sampel replikasi 2 17204.12
Sampel replikasi 3 17030

Tentukan kadar kuersetin (%b/b)


Persamaan regresi standar : y = 13.723 x + 3825.3; dengan nilai r = 0.9933

Penetapan Kadar Kuersetin Pada Sampel Replikasi


Sampel 1
y = 13.723 x + 3825.3
16358.38 = 13.723 x + 3825.3
x = 913.29 ug/mL
dalam 25 mL = 913.29 ug/mL x 25 mL = 22832.25 ug = 22.83 mg
%b/b = 22.83 mg /250 mg *100%
= 9.13%
Sampel 2
y = 13.723 x + 3825.3
17204.12 = 13.723 x + 3825.3
x = 974.92 ug/mL
dalam 25 mL = 974.92 ug/mL x 25 mL = 24373 ug = 24.37 mg
%b/b = 24.37 mg /250 mg *100%
= 9.75%

Sampel 3
y = 13.723 x + 3825.3
17030 = 13.723 x + 3825.3
x = 962.23 ug/mL
dalam 25 mL = 962.23 ug/mL x 25 mL = 24055.75 ug = 24.06 mg
%b/b = 24.06 mg /250 mg *100%
= 9.62%

Kadar rata-rata = (9.13%+ 9.75%+ 9.62%)/3


= 9.5%
Jadi, kadar rata-rata kuersetin (b/b%) dari kapsul ekstrak jambu biji dari obat herbal
terstandar yaitu sebesar 9.5%.
B. KONTROL KUALITAS MIKROBIOLOGI
Seorang apoteker di bagian QC PT Djoyo Agung sedang melakukan kontrol kualitas
mikrobiologi terhadap sampel jamu sari temulawak. Hasil uji angka lempeng total sebagai
berikut
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 10-6
Replikasi 1    242 39 17
Replikasi 2    249 42 20
Replikasi 3    265 56 22
Berdasarkan hasil tersebut hitunglah berapa jumlah ALT dari Jamu Sari Temulawak
tersebut :
Dipilih pengenceran dengan jumlah koloni bakteri pada rentang 30-300 (Departemen
Kesehatan RI, 2000).
Pengenceran10-4 = (Rep 1 + Rep 2 + Rep 3)/3 x 10-4
= (242 + 249 + 265)/3 x 10-4
= 252 x 10-4
Jumlah ALT = 252 x 1/10-4
= 252 x 10000
= 2.520.000
Pengenceran10-5 = (Rep 1 + Rep 2 + Rep 3)/3 x 10-5
= (39 + 42 + 56)/3 x 10-5
= 45,67 x 10-5
= 46 x 10-5
Jumlah ALT = 46 x 1/10-5
= 46 x 100000
= 4.600.000
Rata-rata jumlah ALT = (2.520.000 + 4.600.000)/2
= 3.560.000 (3.56 x 106)

Berapakah syarat ALT untuk jamu?


Sari jamu adalah cairan obat dalam dengan tujuan tertentu diperbolehkan mengandung etanol
(Menteri Kesehatan RI, 1994). Pesryaratan ALT untuk cairan obat dalam adalah ≤ 105
koloni/g (100.000 koloni/g) (Badan POM, 2019).
Bagaimana kesimpulannya?
Berdasarkan hasil kontrol kualitas mikrobiologi terhadap sampel jamu sari temulawak
mengalami pencemaran. Hasil dari uji angka lempeng total yang diperoleh sebesar 3.56 x 106,
sehingga hasil tersebut tidak memenuhi persyaratan karena nilai angka lempeng total untuk
cairan obat dalam adalah ≤ 105.
C. UJI POTENSI ANTIBIOTIK
Seorang apoteker di bagian QC sedang melakukan pemeriksaan potensi antibiotik
salep gentamisin 0,1% sesuai dengan FI ed VI.
Sebanyak 1 gram salep gentamisin salep kulit diekstraksi dengan 5 ml larutan dapar fospat
(LDF III), panaskan diatas hotplate hingga larut dengan sesekali pengadukan. Didinginkan
sampai terpisah dasar salep (vaselin) pada bagian atas larutan, dibuang dasar salep yang
berada pada permukaan larutan.Filtrat diambil dan dimasukan ke dalam labu ukur 10 ml lalu
tambahkan dapar sampai garis tanda.
Standar gentamisin (sigma) dengan konsentrasi 64, 80, 100, 125 dan 156 ug/mL dan
sampel uji dimasukan ke dalam ring silinder pengujian, diinkubasi suhu 35 C selama 24 jam.
Zona bening yang diperoleh sebagai berikut :
Pembanding (S3) 100 ug Baku Rerata
Dosis Replika
Bak Zona Zona Rata % Zona Rata % zona
(ug/m Lempe Zona 3 Zona 4 Zona 6
u 1 5 rata SBb SBR 2 rata SBb SBR terkore
L) ng (mm) (mm) (mm)
(mm) (mm) (mm) c (mm) (mm) c ksi
1 16.1 15.8 15.9 14.2 14.3 13.8
S1 64 2 16.0 15.6 16.2 15.87 0.2 1.26 14.5 14.1 14.1 14.23 0.23 1.65 14.11
3 15.7 15.8 15.7 14.3 14.2 14.6
1 15.8 15.6 15.8 14.9 15.1 14.8
S2 80 2 15.9 15.7 15.8 15.74 0.16 1.01 14.7 14.9 15.1 14.87 0.17 1.12 14.87
3 15.8 15.4 15.9 14.8 14.9 14.6
1 15.3 15.7 15.2 16.8 16.6 16.5
S4 125 2 15.8 15.6 15.7 15.64 0.25 1.6 16.6 16.6 16.4 16.68 0.18 1.07 16.78
3 16.0 15.7 15.8 16.9 16.9 16.8
1 15.6 15.5 15.9 17.5 17.1 17.1
S5 156 2 15.7 15.6 15.7 15.73 0.15 0.95 17.3 17.2 17.2 17.22 0.18 1.04 17.24
3 15.9 15.9 15.8 17.3 17.4 16.9
15.75
Tidak 1 15.6 15.9 15.7 15.8 15.9 15.7
U3 diketah 2 15.5 16.0 15.8 15.69 0.2 1.29 15.8 15.8 15.5 15.73 0.24 1.56 15.79
ui 3 15.5 15.8 15.4 16.2 15.5 15.4
Tentukan potensi antibiotik salep gentamisin, dan apakah salep gentamisin tersebut
memenuhi persyaratan FI Ed VI?
Baku Zona Terkoreksi Dosis (ug/mL) Ln Dosis
S1 14.11 64 4.16
S2 14.87 80 4.38
Pembanding: S3 15.75 100 4.61
S4 16.78 125 4.82
S5 17.24 156 5.05
Persamaan regresi x (ln dosis) dan y (zona terkoreksi):
y = 3.6767x - 1.1773
R2 = 0.9978
% R2 = 0.9978 x 100%
= 99.78%

Penentuan potensi antibiotik salep gentamisin


LU = (U-α)/β
Keterangan:
α = intersep garis regresi
β = kemiringan garis regresi

Zona sampel yang terkoreksi pada tabel adalah 15.79


Log natural dosis sampel:
LU = (15.79+1.1773)/3.6767 = 4.62

Dosis sampel:
CU = e4.62= 101.49

Persentase dosis pembanding:


Hasil = (101.49/100) x 100 = 101.49%
Kesimpulan:
1. Hasil dari simpangan baku relatif yang ditunjukkan pada tabel di atas memenuhi syarat
keberterimaan karena batas yang dianjurkan untuk simpangan baku relatif adalah tidak
lebih dari 10% (Kementerian Kesehatan RI, 2020; Hal 1877).
2. Nilai minimum koefisien determinasi (%R2) yang diperoleh sebesar 99.78%, telah
memenuhi syarat keberterimaan karena catatan batas minimum koefisien determinasi
disarankan tidak kurang dari 95% (Kementerian Kesehatan RI, 2020; Hal 1877).
3. Hasil uji potensial dari salep gentamisin sulfat yaitu sebesar 101.49% telah memenuhi
keberterimaan, karena Hasil penetapan potensi dapat dianggap absah hanya jika nilai
potensial yang dihasilkan antara 80-125% (Kementerian Kesehatan RI, 2020; Hal 1876).
DAFTAR PUSTAKA

Badan POM. 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019
Tentang Persyaratan Keamanan Dan Mutu Obat Tradisional. Jakar: Badan POM RI.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI.
Menteri Kesehatan RI. 1994. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:661/MENKES/SK/VII/1994 Tentang Persyaratan Obat Tradisonal. Jakarta:
Menteri Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai