OLEH
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MODEL 2 KOMPARTEMEN PEMBERIAN EKSTRAVASKULER (E.V) DATA
DARAH
a. Pendahuluan dan Defenisi
Model kompartemen merupakan model farmakokinetika klasik yang meniru
proses kinetika absorpsi, distribusi, dan proses eliminasi obat dengan sedikit rincian
fisiologis. Model kompartemen didasarkan atas anggapan linier yang menggunakan
persamaan diferensial linier (Viska dkk, 2019)
b. Metode penentuan model farmakokinetika dan persamaan model 2 kompartemen e.v
c. Parameter farmakokinetika
Farmakokinetik melalui parameternya (AUC/ Area Under Curve, T1/2/waktu
paruh, Tmax/ waktu pencapaian kadar maksimal, Cmax/ kadar maksimal, Vd/ volume
distribusi, Clearance/ waktu pembersihan obat) membahas mengenai kadar serta
hubungannya dengan waktu dalam tubuh, sehingga dapat menjelaskan keberadaan
sejumlah obat di dalam tubuh. Integrasi antara parameter farmakokinetik dengan MIC
menghasilkan tiga parameter farmakokinetik/ farmakodinamik (PK/PD) untuk
menentukan tingkat aktivitas antimikrobia suatu obat, rasio puncak (kadar
maksimal/Cmax)/MIC, T >MIC (waktu di atas MIC, yaitu persentase interval waktu
pemberian obat dimana kadar obat dalam darah melebihi MIC) dan rasio AUC/MIC.
Dengan demikian parameter PK/PD dapat menjelaskan lebih baik mengenai
efektivitas obat karena selain mengetahui tingkat antibakterial melaui MIC
(farmakodinamik), parameter farmakokinetik dapat menerangkan berapa lama masa
efektivitas obat dalam tubuh (Wijayanti dkk, 2010).
Soal Model 2 Kompartemen Pemberian e.v menggunakan data darah dosis 500 mg
40 11,4 2,433
50 8,2 3,104
60 5,9 1,774
A. Eliminasi
A = 3,751
B = -0,0329
r = -0,999
y = a + bx
y = 3,751- 0,0329x
- t = 10
C = 42,563.e-0,0329.10
= 30,630 mg/mL
- t = 15
C = 42,563.e-0,0329.15
= 25,984 mg/mL
- t = 20
C = 42,563.e-0,0329.20
= 22,042 mg/mL
- t = 25
C = 42,563.e-0,0329.7,5
= 33,256 mg/mL
- t = 30
C = 42,563.e-0,0329.30
= 15,862 mg/mL
B. Distribusi
A = 5,0197
B = -0,166
r = -0,999
y = a + bx
y = 5,0197- 0,166x
- t = 0,1
Cress 1 = 4,7 – 42,42 mg/mL
= -37, 72
Cress 2 = 148, 873 – (-37, 72)
= 186, 59 mg/mL
- t = 0,3
Cress 1 = 13,2 – 42,144 mg/mL
= -28, 944
Cress 2 = 144, 011 – (-28, 944)
= 172, 955 mg/mL
- t = 0,5
Cress 1 = 20,8 – 41,868
= -21,068
Cress 2 = 138,308 – (- 21,068)
= 160,376
- t=1
Cress 1 = 36,3 – 41,185
= -4,885
Cress 2 = 128,215 – (-4,885)
= 133,098
- t = 2,5
Cress 1 = 61,4 – 39, 202
= 22, 198
Cress 2 = 99,952 – (22,198)
= 27, 75
- t=5
Cress 1 = 68,1 – 36,106
= 31,994
Cress 2 = 66,002 – (-31,994)
= 34,008
C. Absorbsi
A = 5, 2651
B = -0,374
r = - 0,990
y = 5, 2651 – 0,374x
Untuk persamaan absorbsi
Jawab :
AUC
AUC =
Cl
Vd Area
Tmaks
Cmaks
K12 = =
=
=
= 0,0488/ jam
K21 = =
=
= 0,0621 /jam
K = = = = 0,0879/jam
d. Berapa jumlah obat 80 jam kemudian?
Masukkan t=80 ke persamaan regresi linier fase eliminasi
Cp (80) = B.e-β.t
= 42,563 . e –0,0392. 80
= 3,294 mg/L
Jumlah Obat Yang tersisa dalam tubuh (Dbt)
Dbt = Vdβ x Ct (80)
= 7,29 x 3,29
= 23,984 mg
% obat tersisa dalam tubuh = x 100 % = 1,449 % dari dosis yang bioavalable
DAFTAR PUSTAKA
Notario, D., 2018, Pemodelan Farmakokinetika Berbasis Populasi Dengan R: Model Dua
Kompartemeb Ekstravaskuler, Jurnal Farmasi Galenika Journal Of Pharmacy,
Vol.4(1)
Viska, T.M., Yusuf, F dan Icih, S., 2019, Model Matematika Konsentrasi Paracetamol Dalam
Plasma Pada Pemberian Oral Dosis Tunggal Dan Dosis Ganda, Prosiding
Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami, Vol.3(1)
Wijayanti, D.A., Lukman, H., Irkham, W dan Tatang, T., 2010, Penentuan Efektifitas
Oksitetrasiklin Melalui Parameter Farmakokinetik/farmakodinamik pada Plasma
Dan Jaringan Ayam Broiler, Jurnal Veteriner, Vol.11(2)