Anda di halaman 1dari 11

TUGAS FARMAKOKINETIKA DASAR

“MODEL 2 KOMPARTEMEN PEMBERIAN EKSTRAVASKULER (E.V) DATA


DARAH”

OLEH

NAMA : SITI NURUL AISYAH


NIM : O1A116177
KELAS :A
DOSEN :SUNANDAR IHSAN, S.Farm., M.Sc., Apt

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
MODEL 2 KOMPARTEMEN PEMBERIAN EKSTRAVASKULER (E.V) DATA
DARAH
a. Pendahuluan dan Defenisi
Model kompartemen merupakan model farmakokinetika klasik yang meniru
proses kinetika absorpsi, distribusi, dan proses eliminasi obat dengan sedikit rincian
fisiologis. Model kompartemen didasarkan atas anggapan linier yang menggunakan
persamaan diferensial linier (Viska dkk, 2019)
b. Metode penentuan model farmakokinetika dan persamaan model 2 kompartemen e.v

Dapat diturunkan persamaan diferensial untuk model farmakokinetika dua


kompartemen ekstravaskular. Perbedaannya yaitu di dalam model ekstravaskular,
perlu ditambahkanparameter-parameter dalam proses absorpsi dari tempat pemberian
menuju ke sirkulasi sistemik. Oleh karena itu, persamaan diferensial yang disusun
menjadi sedikit berbeda yaitu:

Di mana 𝑑𝐷𝑇𝐴𝑑𝑡 adalah laju perubahan konsentrasi obat di dalam tempat


absorpsi (mg/jam), 𝑘𝑎 adalah konstanta kecepatan absorpsi (1/jam), 𝐷𝑇𝐴 adalah
jumlah obat yang tersedia dalam tempat absorpsi pada waktu 𝑡 (mg), 𝐹𝑟 adalah fraksi
obat yang terabsorpsi ke dalam sirkulasi sistemik yang dapat diperoleh dari
perbandingan antara luas daerah di bawah kurva profil farmakokinetika
ekstravaskular dan intravena (tidak berdimensi atau dinyatakan dalam %), 𝑉1 adalah
volume distribusi pada kompartemen pertama atau sirkulasi sistemik (L). Konstanta-
konstanta yang menggambarkan kecepatan perpindahan obat dari satu kompartemen
dari kompartemen yang lain ini disebut dengan konstanta mikroskopik (Notario,
2018).

c. Parameter farmakokinetika
Farmakokinetik melalui parameternya (AUC/ Area Under Curve, T1/2/waktu
paruh, Tmax/ waktu pencapaian kadar maksimal, Cmax/ kadar maksimal, Vd/ volume
distribusi, Clearance/ waktu pembersihan obat) membahas mengenai kadar serta
hubungannya dengan waktu dalam tubuh, sehingga dapat menjelaskan keberadaan
sejumlah obat di dalam tubuh. Integrasi antara parameter farmakokinetik dengan MIC
menghasilkan tiga parameter farmakokinetik/ farmakodinamik (PK/PD) untuk
menentukan tingkat aktivitas antimikrobia suatu obat, rasio puncak (kadar
maksimal/Cmax)/MIC, T >MIC (waktu di atas MIC, yaitu persentase interval waktu
pemberian obat dimana kadar obat dalam darah melebihi MIC) dan rasio AUC/MIC.
Dengan demikian parameter PK/PD dapat menjelaskan lebih baik mengenai
efektivitas obat karena selain mengetahui tingkat antibakterial melaui MIC
(farmakodinamik), parameter farmakokinetik dapat menerangkan berapa lama masa
efektivitas obat dalam tubuh (Wijayanti dkk, 2010).

Soal Model 2 Kompartemen Pemberian e.v menggunakan data darah dosis 500 mg

Waktu/t (jam) Kadar/Cp


(mg/L)
0,1 4,7
0,3 13,2
0,5 20,8
1 36,3
2,5 61,4
5 68,1
7,5 61,1
10 52,1
15 37,3
20 27,5
25 21,1
30 16,9
40 11,4
50 8,2
60 5,9
a. Gambar pada kertas semilogaritmik hubungan antara kadar dalam darah dengan
waktu
b. Bagaimana persamaan model kompartemen tersebut (menggunakan metode residual)

Waktu Kadar Ln Cp Kadar Cress Ln Kadar Cress 2 Ln


Obat ekstrapola 1 Cress ekstrapola Kada
dalam si 1 (mg/L) 1 si 2 (mg/L) r
darah residu
(mg/L) al 2
0,1 4,7 42,42 -37,72 148,873 186,59 5,228
0,3 13,2 42,14 -28,94 144,011 172,95 5,153
0,5 20,8 41,86 -21,06 139,308 160,376 5,077
1 36,3 41,18 -4,885 128.213 133,098 4,891
2,5 61,4 39,20 22.198 99,952 77,75 4,353
5 68,1 36,10 31,994 66,002 34,008 3,526

7,5 61,1 33,256 27,84 3,326


10 52,1 30,630 21,47 3,066
15 37,3 25,984 11,31 2,426
20 27,5 22,042 5,458 1,667
25 21,1 18,699 2,401 0,875
30 16,9 15,862 1,038 0,037

40 11,4 2,433
50 8,2 3,104
60 5,9 1,774

A. Eliminasi
A = 3,751
B = -0,0329
r = -0,999
y = a + bx
y = 3,751- 0,0329x

Persamaan untuk mencari kadar eksplorasi : C = A.e-αt


α = -0,0329
A = 3,751 dapat digunakan untuk menentukan nilai B dengan anti-ln A
A = 42,563
Jadi, C = 42,563.e-0,0329.t
 Kadar Ekstrapolasi Fase distribusi (7,5 – 30 jam)
- t = 7,5
C = 42,563.e-0,0329.7,5
= 33,256 mg/mL

- t = 10
C = 42,563.e-0,0329.10
= 30,630 mg/mL
- t = 15
C = 42,563.e-0,0329.15
= 25,984 mg/mL
- t = 20
C = 42,563.e-0,0329.20
= 22,042 mg/mL
- t = 25
C = 42,563.e-0,0329.7,5
= 33,256 mg/mL
- t = 30
C = 42,563.e-0,0329.30
= 15,862 mg/mL

B. Distribusi
A = 5,0197
B = -0,166
r = -0,999
y = a + bx
y = 5,0197- 0,166x

Persamaan untuk mencari kadar eksplorasi : C = B.e-βt


β = -0,166
A = 5,0197 dapat digunakan untuk menentukan nilai B dengan anti-ln A
B = 151,365
Jadi, C =151,365.e-0,166.t

 Kadar ekstrapolasi (1) pers eliminasi


- t = 0,1
=
= 42, 42 mg/mL
- t = 0,3
=
= 42, 144 mg/mL
- t = 0,5
=
= 41, 868 mg/Ml
- t =1
=
= 41, 185 mg/Ml
- t = 2,5
=
= 39, 202 mg/mL
- t =5
=
= 36, 106 mg/mL

 kadar ektrapolasi 2 (pers distribusi)


- t = 0,1
=
= 148, 873 mg/mL
- t = 0,3
=
= 144, 011 mg/mL
- t = 0,5
=
= 139, 308 mg/mL
- t =1
=
= 128, 213 mg/mL
- t = 2,5
=
= 99, 952 mg/mL
- t =5
=

 Cress 1 = kadar obat dalam darah - kadar eksrapolasi 1


 Cress 2 = kadar eksrapolasi 2 – Cress 1

- t = 0,1
Cress 1 = 4,7 – 42,42 mg/mL
= -37, 72
Cress 2 = 148, 873 – (-37, 72)
= 186, 59 mg/mL
- t = 0,3
Cress 1 = 13,2 – 42,144 mg/mL
= -28, 944
Cress 2 = 144, 011 – (-28, 944)
= 172, 955 mg/mL
- t = 0,5
Cress 1 = 20,8 – 41,868
= -21,068
Cress 2 = 138,308 – (- 21,068)
= 160,376
- t=1
Cress 1 = 36,3 – 41,185
= -4,885
Cress 2 = 128,215 – (-4,885)
= 133,098
- t = 2,5
Cress 1 = 61,4 – 39, 202
= 22, 198
Cress 2 = 99,952 – (22,198)
= 27, 75
- t=5
Cress 1 = 68,1 – 36,106
= 31,994
Cress 2 = 66,002 – (-31,994)
= 34,008

C. Absorbsi
A = 5, 2651
B = -0,374
r = - 0,990
y = 5, 2651 – 0,374x
Untuk persamaan absorbsi

Jadi, persamaan farmakokinetiknya

c. Hitung parameter farmakokinetika 2 kompartemen pemberian e.v menggunakan data


darah:
 AUC = A/α + B/β – C/kaatau AUC = F.Dev/ Vs.k
 Vd sentral tunak Vs = F.Dev/k.AUC
 CL = F.Dev/AUC
 Vdarea = Vdβ = F.Dev/β.AUC atau CL/β
 Tmaks = ln(ka/α)/ka-α
 Kadar puncak dlm darah dgn t diganti dgn Tmaks
Cmaks = A e-α.Tmaks+ B e-β.Tmaks- C e- ka.Tmaks
 Tetapan kec distribusi mikro (k12 dan k21) adalah
k12 = A.B (β - α)2/(A+B)(A.β + β.α)
k21 = A.β + β.α/A+B
 Tetapan kec eliminasi dari sentral (k) adalah
k = α.β/k21
 Vdss = Vs + (K12/k21).Vs
Vp = Vs.k12/k21

Jawab :
 AUC

AUC =

 Cl
 Vd Area

 Tmaks

 Cmaks

 K12 = =
=
=
= 0,0488/ jam
 K21 = =
=
= 0,0621 /jam
 K = = = = 0,0879/jam


d. Berapa jumlah obat 80 jam kemudian?
 Masukkan t=80 ke persamaan regresi linier fase eliminasi
Cp (80) = B.e-β.t
= 42,563 . e –0,0392. 80
= 3,294 mg/L
 Jumlah Obat Yang tersisa dalam tubuh (Dbt)
Dbt = Vdβ x Ct (80)
= 7,29 x 3,29
= 23,984 mg
% obat tersisa dalam tubuh = x 100 % = 1,449 % dari dosis yang bioavalable
DAFTAR PUSTAKA
Notario, D., 2018, Pemodelan Farmakokinetika Berbasis Populasi Dengan R: Model Dua
Kompartemeb Ekstravaskuler, Jurnal Farmasi Galenika Journal Of Pharmacy,
Vol.4(1)

Viska, T.M., Yusuf, F dan Icih, S., 2019, Model Matematika Konsentrasi Paracetamol Dalam
Plasma Pada Pemberian Oral Dosis Tunggal Dan Dosis Ganda, Prosiding
Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami, Vol.3(1)

Wijayanti, D.A., Lukman, H., Irkham, W dan Tatang, T., 2010, Penentuan Efektifitas
Oksitetrasiklin Melalui Parameter Farmakokinetik/farmakodinamik pada Plasma
Dan Jaringan Ayam Broiler, Jurnal Veteriner, Vol.11(2)

Anda mungkin juga menyukai