Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMAKOKINETIKA

PENETAPAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT


SETELAH PEMBERIAN DOSIS TUNGGAL MENGGUNAKAN
DATA EKSKRESI URIN KUMULATIF

Disusun oleh :
Devi Alya Atikah (050218A047)
Dewi Lestari (050218A050)
Dhenaldi Anggoro P.M (050218A051)
Diah Ayu Setyowati (050218A052)
Diah Ayu Yuni Hastuti (050218A053)

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


2018/2019
I. TUJUAN
Agar mahasiswa mampu menghitung parameter farmakokinetika obat
setelah pemberian dosis tunggal melalui oral, berdasarkan data ekskresi urin
kumulatif.

II. DASAR TEORI


Farmakokinetika merupakan suatu ilmu yang menjabarkan mengenai
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat di dalam tubuh. Fase
Farmakokinetika merupakan perjalanan obat melalui titik masuk obat
kedalam tubuh hingga mencapai tempat aksinya. Obat yang masuk kedalam
tubuh melalui berbagai rute pemberian umumnya mengalami proses absorbsi,
distribusi, dan pengikatan untuk sampai ditempat kerja dan menimbulkan
efek. Kemudian dengan atau tanpa proses biotransformasi, obat diekskresi
dari dalam tubuh. Seluru proses ini disebut proses Farmakokinetika dan
berjalan serentak (Sihabuddin, M., dkk, 2011).
Farmakokinetika menunjukan kinetika absorbsi obat, distribusi dan
eliminasi, yakni eksresi dan metabolisme. Kecepatan dan tingkat obat
diekskresikan melaluii urin menggambarkan kecepatan dan tingkat absorbsi
obat dalam sirkulasi sistemik. Oleh sebab itu data ekskresi obat melalui uriin
dapat digunakan untuk menentukan parameter Farmakokinetika dimana pada
umumnya penetuan parameter farmakokinetika suatu obat dilakukan
menggunakan data kadar obat tersebut dalam darah atau saluran sistemik
(Sihabuddin, M., dkk, 2011).
Nilai farmakonetika suatu obat daat mengalami terjadinya engan bahan
lain di ddalam tubuh pada pemakaian obat secara bersamaan atau berurutan.
Interaksi farmakokinetika dapat terjadi selama fase absorbsi, distribusi atau
eliminasi. Interaksi obat diangggap penting secara klinik bila berakibat
meningkatkan ketoksikan atau mengurangi efektifitas obat yang berinteraksi,
terutama bila menyangkut obat-obat dengan margin of safety yang sempit
(indeks terapi rendah) (Yelfi dan Lukman, 2017).
Urin sebagai produk metabolisme memiliki kandungan berbagai zat
yang sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh. Zat tersebut diantaranya adalah
nitrogen, urea, dan amonia. Kandungan urin menjadi indikasi berbagai fungsi
faal dalam tubuh yang berkaitan dengan metabolisme dan ekskresi,
diantaranya adalah kondisi ginjal, liver, dan pankreas. Keberadaan zat yang
masih berguna bagi tubuh dalam urin menandakan ada kesalahan fungsi
ginjal dalam bekerja sebaga filter. Salah satu zat yang masih berguna bagi
tubuh yang sering terdapat dalam urin adalah proein (Dwi Setyo Astuti,
2017).

III. ALAT DAN BAHAN


1) ALAT
a. Labu takar
b. Pipet volume 1, 2, 5 ml
c. Spektrofotometer dan kuvet
d. Skalpet/silet
e. Sentrifuge
f. Stopwatch
2) BAHAN
a. Tablet Vitamin C 500 mg.
b. Antikoagulan (Larutan kalium oksalat 2% dengan dosis 20 mg
kalium oksalat/10 ml darah.
c. Pengendap protein dan pewarna: 8 gram HgCl2, 8 gram Ferri
Nitrat, 24 ml HCL 1N dan Aquadest ad 200 ml.
IV. CARA KERJA SKEMATIS

Tetapkan manusia uji, dua hari sebelum praktikum manusia uji sudah
minum obat, satu minggu sebelum praktikum jangan minum obat
sejenis dengan Vitamin C atau obat lain yang dapat mengganggu
penetapan kadar Vitamin C.

Sebelum minum obat, kandung kencing di kosongkan secara


sempurna, ambil urin secukupnya untuk blanko.

Minum obat Vitamin C 500mg, perhatikan system water loading.


Dan jangan lupa ambil urin blanko sebelum minum obat.

Kumpulkan cuplikan urin pada sederet interval waktu yang sudah


saudara tentukan sebelumnya. Catat volume urin pada setiap interval
waktu pengembalian cuplikan yang saudara peroleh. Ambil kurang
lebih 10 ml, masukan flakon dan simpan pada lemari es.

Data kadar Vitamin C dalam urin yang saudara peroleh pada setiap
cuplikan masukan dalam tabel. Kemudian hitung parameter
farmakokinetika Vitamin C.

Tetapkan kadar Vitamin C tak berubah didalam


cuplikan urin.

Simpulkan hasilnya dan laporkan


V. DATA HASIL PERCOBAAN
Data Kurva Baku
Konsentrasi( 𝜇𝑔/𝑚𝑙) Absoransi
10 0,106
20 0,326
30 0576
40 0,798
50 0,993

Data Sampel Urin Vitamin C 500 mg

T Abs Vol Cp Du Du
(Jam) (ml) (µg/)ml (µg) Kumulatif
0,25 0,239 80 16, 045 1283,6 1283,6
2,5 0,257 85 16,864 1433,44 2717,04
3,25 0,286 75 18,182 1363,65 4080,69
4,75 0,156 68 12,273 834,564 4915,254
5,5 0,342 75 20,727 1554,525 6469,779
6,8 0,126 95 10,909 1036,355 7506,134

Du~ - Du Log Du- Δt T* Du/dt Log Du/dt


kum Du kum

6222,534 3,793 0,25 0,125 5134,4 3,710


4789,094 3,680 2,25 1,375 637,084 2,804
3425,444 3,534 0,75 2,875 1818,2 3,269
2590,88 3,413 1,5 4 556,376 2,745
1036,355 3,016 0,75 5,125 2072,7 3,316
0 - 1,3 6,15 797,196 2,901

IV. PERHITUNGAN
1) METODE ARE
LR  t vs Log Du~ - Du kum
A= 3,881
B= -0,144
R= 0,962
a. K  -2,303 x b = -2,303 x (-0,144) = 0,331 /Jam
b. T1/2
0,693 0,693
= 0,331 = 2,093 Jam
K

c. Ke
Ke x Du
Du~ = K

Log Du~ = a  Du~ = 7603,262 µg


Du~x K 7603,262
Ke = = 500000 µg x 0,331 = 5,03x 10–3 /Jam
Do

2) EKSKRESI RENAL
LR  t* vs log Du/dt
A= 3,700
B= -0,133
R= -0,994
Du −K.t
a. Log = 2,303 + Log Ke.DB0
Dt

−K
K = 2,303  -K = -0,133 x 2,303 = 0,306 /Jam

b. T1/2
0,693 0,693
= 0,306 = 3,147 Jam
K

c. Ke

Ke.DB0 = antilog A
antilog A
=
DB0
antilog 3,700
Ke = 500000 µg

= 0,010023744 /Jam
0,010023744 x 500000 µg
Du~ = = 16 mg
0,306
V. PEMBAHASAN
Data eksresi obat lewat urine dapat dipakai untuk memperkirakan
bioavailabilitas. Jumlah kumulatif obat yang dieksresi dalam urine secara
langsung berhubungan dengan jumlah total obat yang terabsorbsi. Pada
praktikum ini cuplikan urine dikumpulkan secara berkala setelah pemberian
produk obat. Tiap cuplikan ditetapkan kadar obat bebas dengan cara yang
spesifik. Kemudian dibuat grafik yang menghubungkan kumulatif obat yang
diekskresi terhadap jarak waktu pengumpulan.
Vitamin C atau Asam Askorbat merupakan salah satu nutrien penting
dalam tubuh. Vitamin C mudah teroksidasi oleh panas. Kebutuhan vitamin
C harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas dan metabolisme tubuh
yang normal. Pada praktikum kali ini, kita melakukan percobaan untuk
menganalisis dan mempelajari parameter farmakokinetik obat setelah
pemberian Vitamin C dosis tunggal menggunakan data ekskresi urin dan
mencari parameter farmakokinetik yakni tetapan laju eliminasi (K) dan
paruh waktu (T1/2).
Pada praktikum ini sampel yang digunakan yaitu urin yang di dapat
dari probandus, dimana sebelum dilakukannya pengujian probandus terlebih
dahulu di berikan Water Loading yaitu, satu jam sebelum mengkonsumsi
vitamin C, probandus terlebih dahulu diberi 400ml air, kemudian 200ml
pada saat minum vitamin C dan 4x setiap 1 jam sebanyak 200ml. Setelah
semua sampel di dapat, langkah selanjutnya membuat larutan standart lalu
dianalisis dengan spektrofotometer untuk dibuat kurva baku konsentrasi vs
absorbansi dan diperoleh persamaan y= -0,114+0,22x.
Untuk mencari parameter farmakokinetika dari vitamin C dalam urin
maka dapat dilakukan perhitungan menggunakan Metode ARE (Amount
of Drug remaining to be Excreted) dan Metode Eksresi Renal.
Pada metode Are, untuk mendapatkan persamaan y maka dapat
menggunakan data sebagai berikut:
dimana LR t vs Log DU~-Du Kum

T (Jam) Log Du~ - Du Kum


0,25 3,793 Persamaan y= A : 3881 B : -0144 r : 0962
2,5 3,680
3,25 3,534
4,75 3,413
5,5 3,016
6,8 -
Dari persamaan tersebut diperoleh nilai K sebesar 0331/ Jam, nilai T1/2
sebesar 2,093 Jam dan diperoleh nilai Ke sebesar 5,03x10-3.
Sedangkan untuk menetukan nilai K, T1/2 dan nilai Ke menggunakan
Metode Eksresi Renal maka terlebih dahulu dicari persamaan y
menggunakan data sampel urin Vitamin C pada tabel diatas dengan
menggunakan sebagai berikut
Dimana LR t* vs Log Du/Dt

T* Log Du/Dt
0,125 3,710
Persamaan y= A : 3,700 B : - 0,133 r : -0,994
1,375 2,804
2,875 3,269
4 2,745
5,125 3,316
6,15 2,901
Dari hasil persamaan y diatas yang menggunakan Metode Ekskresi
Renal maka diperoleh hasil untuk nilai K sebesar 0,306/Jam, nilai T1/2
sebesar 3,147/Jam dan untuk nilai Ke nya sendiri diperoleh hasil sebesar
16mg.
Menurut Dimas Ardhi, dkk pada tahun 2013, laju eliminasi (K) merupakan
suatu ukuran yang berguna untuk menggambarkan eliminasi obat dari dalam tubuh.
Laju eliminasi dipengaruhi oleh klirens dan volume distribusi. Laju eliminasi(K)
secara langsung mempengaruhi besarnya waktu paruh eliminasi (t1/2 eliminasi).
Semakin besar nilai K maka semakin singkat waktu paruh eliminasi, semakin kecil
nilai K maka semakin lama waktu paruh eliminasi.
Berdasarkan hasil praktikum ini pada Metode Are diperoleh nilai K
0,331/Jam dengan nilai t/12 2,093 Jam, sedangkan pada Metode Ekskresi Renal
diperoleh nilai K 0,306/Jam dengan nilai t1/2 3,147 Jam. Sehingga hal ini sesuai
dengan literatur diatas bahwa semakin kecil laju eliminasi obat maka semakin
besar waktu paruhnya.

VI. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan untuk nilai K, T1/2 dan Ke
menggunakan Metode Are didapat nilai yaitu; (K) sebesar 0331/ Jam, (T1/2)
sebesar 2,093/Jam dan nilai (Ke) sebesar 5,03x10-3. Sedangkan untuk nilai
K, T1/2 dan Ke menggunakan Metode Eksresi Renal diperoleh nilai (K)
sebesar 0,306/Jam, (T1/2) sebesar 3,147/Jam dan nilai (Ke) sebesar 16mg.
Semakin besar nilai K maka semakin singkat waktu paruh eliminasi, semakin kecil
nilai K maka semakin lama waktu paruh eliminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ardhi Dimas Pradana, dkk. 2013. Pengaruh Pra-Perlakukan Madu Terhadap


Farmakokinetika Eliminasi Rifampisin Pada Tikus Wistar Jantan, Vol. 10
No. 1. Jurnal Ilmiah Farmasi Universitas Islam Indonesia ; Yogyakarta.
Setyo Dwi Astuti, 2017. Kadar Protein Urin Menggunakan Uji Asam Asetat pada
Mahasiswa Pendidikan Biologi Semester VI FKIP UMS 2017, Volume 14,
Nomor 1 Halaman 36 - 38 : Surakarta.
Sihabuddin, M., dkk. 2011. Pharmacokinetic Parameters Determination Of
Gendarusin a In Men Subject Urine After Administration Of Ethanol
Extract Of Justicia gendarussa Burm. F. Leaf. Fakultas Farmasi UNAIR :
Surabaya.
Yelfi dan Lukman. 2017. Pengaruh Pra-Perlakuan Air Perasa Rimpang Kencur
(Kaemferia Galangal) Dan Daun Seledri (Apium Graveolens L) Terhadap
Farmakokinetika Sefaleksin Pada Tikus Jantan, Vol 2, No 1. Fakultas
Farmasi UGM ; Yogyakarta.
LAMPIRAN

Data Kurva Baku

Konsentrasi( 𝜇𝑔/𝑚𝑙) Absoransi


10 0,106
20 0,326
30 0576
40 0,798
50 0,993

Data Sampel Urin Vitamin C 500 mg

T (Jam) Absoransi
0,25 0,239
2,5 0,257
3,25 0,286
4,75 0,156
5,5 0,342
6,8 0,126

Y= A+Bx
A = - 0,114 r = 0,999
B = 0,022
y = -0,144 + 0,22x
Cp1 0,25 0,239 = -0,114 + 0,022x
0,239 = -0,114 + 0,022x
= 0,239 - -0,114
0,353
= = 16,045
0,022
Cp2 2,5 0,257 = -0,114 + 0,022x
0,257 = -0,114 + 0,022x
= 0,257 - -0,114
0,371
= = 16,864
0,022
Cp3 3,25 0,286 = -0,114 + 0,022x
0,286 = -0,114 + 0,022x
= 0,286 - -0,114
0,4
= = 16,045
0,022
Cp4 475 0,156 = -0,114 + 0,022x
0,156 = -0,114 + 0,022x
= 0,156 - -0,114
0,27
= = 12,273
0,022
Cp5 5,5 0,342 = -0,114 + 0,022x
0,342 = -0,114 + 0,022x
= 0,342 - -0,114
0,456
= = 20,727
0,022
Cp5 6,8 0,342 = -0,114 + 0,022x
0,342 = -0,114 + 0,022x
= 0,342 - -0,114
0,24
= = 10,909
0,022
DU = Cp x Vol
1. Du = 16,045 x 80 = 1283,6
2. Du = 16,864 x 85 = 1433,44
3. Du = 18,182 x 75 = 1363,65
4. Du = 12,273 x 68 = 834,564
5. Du = 20,727 x 75 = 1554,525
6. Du = 10,909 x 95 = 1036,355
DU Kum =
1. Du Kum = 1283,6 + 0 = 1283,6
2. Du Kum = 1283,6 + 1433,44 = 2717,04
3. Du Kum = 2717,04 + 1363,65 = 4080,69
4. Du Kum = 4080,69 + 834,564 = 4915,254
5. Du Kum = 4915,254 + 1554,525 = 6469,779
6. Du Kum = 6469,779 + 1036,355 = 7506,134
Du~
1. Du~ = 7506,134 - 1283,6 = 6222,534
2. Du~ = 7506,134 -2717,04 = 4789,094
3. Du~ = 7506,134 – 4080,69 = 3425,444
4. Du~ = 7506,134 – 4915,259 = 2590,88
5. Du~ = 7506,134 – 6469,779 = 1036,355
6. Du~ = 7506,134 - 7506,134 =0

Log Du~
1. 6222,534 3,793
2. 4789,094 3,680
3. 3425,444 3,534
4. 2590,88 3,413
5. 1036,355 3,106
6. 0 0
Δ t = T2 – T1
1. 0,25 – 0 =0
2. 2,5 – 0,25 = 2,25
3. 3,25 - 2,5 = 0,75
4. 4,75 - ,3,25 = 1,5
5. 5,5 - 4,75 = 0,75
6. 6,8 – 5,5 = 1,3
T*
Du/Dt
0+0,25
1. = 1,25 1.
1283,6
= 5134,4
2 0,25
0,25+2,5
2. = 1,375 2.
1433,44
= 637,084
2
2,5+3,25 2,25
3. = 2,875 1363,65
2 3. 0,75
= 1818,2
3,25+4,75
4. =4 834,564
2 4. = 556,376
4,75+5,5 1,5
5. = 5,125 1554,525
2 5. =2072,7
5,5+6,8 0,75
6. = 6,15 1036,355
2
6. 1,3
= 797,196

Log Du/Dt
1. 5134,4 3,710
2. 637,084 2,804
3. 1818,2 3,258
4. 556,376 2,745
5. 2072,7 3,326
6. 797,196 2,901
PERHITUNGAN

METODE ARE

LR  t vs Log Du~ - Du kum


A= 3,881
B= -0,144
R= 0,962
d. K  -2,303 x b = -2,303 x (-0,144) = 0,331 /Jam

e. T1/2
0,693 0,693
= 0,331 = 2,093/Jam
K

f. Ke
Ke x Du
Du~ = K
Log Du~ = a  Du~ = 7603,262 µg
Du~x K 7603,262
Ke = Do = 500000 µg x 0,331 = 5,03x 10–3 /Jam

EKSKRESI RENAL
LR  t* vs log Du/dt
A= 3,700
B= -0,133
R= -0,994
Du −K.t
d. Log Dt = 2,303 + Log Ke.DB0
−K
K = 2,303  -K = -0,133 x 2,303 = 0,306 /Jam

e. T1/2
0,693 0,693
= 0,306 = 3,147 /Jam
K

f. Ke
Ke.DB0 = antilog A
antilog A
=
DB0
antilog 3,700
Ke = 500000 µg
= 0,010023744 /Jam
0,010023744 x 500000 µg
Du~ = = 16 mg
0,306

Anda mungkin juga menyukai