Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BFK

“EKSKRESI URINE”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. apt. Lucia Vita Inandha Dewi, S.Si., M.Sc.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3 (TEORI 2D)
Husnul Khatimah (25195787A)
Chandra Yunianto (25195788A)
Azizah Novitasari (25195789A)
Nindita Eria Arsita (25195791A)
G. Arum Bagus Kinasih (25195793A)
Amelia Widya Arumsih (25195795A)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2021
I. JUDUL
“Ekskresi Urine”

II. TUJUAN
- Mengukur konsentrasi obat dalam ekskresi urin dan mengetahui parameter-
parameter lain yang dapat dihitung
- Memahami cara mengukur konsentrasi obat dari sampel urin

III. DASAR TEORI


Vitamin C merupakan salah satu zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia dalam jumlah kecil, untuk memelihara fungsi metabolisme. Vitamin ini
sangat diperlukan oleh manusia (Martin, 1981 dalam Jurnal Keluarga Sehat
Sejahtera Vol. 16 (1) Juni 2018). Vitamin C tidak dapat disintesis di dalam tubuh
manusia, sehingga diperlukan vitamin C dari luar tubuh. Vitamin C sering
terdapat bersama dengan zat-zat atau vitamin-vitamin lainnya di dalam makanan.
Bahan makanan yang mengandung vitamin C paling utama adalah buah-buahan
dan sayuran. Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam air, memiliki
peranan penting dalam perbaikan jaringan tubuh dan proses metabolisme tubuh
melalui reaksi oksidasi dan reduksi.
Urin adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinari. Ekskresi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga hemostasis cairan tubuh. Eksresi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostatis cairan tubuh. Komposisi urine dapat mencerminkan kemampuan
ginjal untuk menahan dan menyerap bahan-bahan yang penting untuk
metabolisme dasar dan mempertahankan homeostasis tubuh. Normalnya jumlah
bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan organik
dan 25 gram bahan anorganik.
Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat sisa hasil metabolisme yang
sudah tidak digunakan lagi oleh tubuh ataupun zat-zat yang membahayakan bagi
tubuh. Hasil sistem ekskresi dapat dibedakan menjadi: Zat cair yaitu berupa
keringat, urine dan cairan empedu. Zat padat yaitu berupa feces, Gas berupa CO2
dan Uap air berupa H₂O (Poedjadi, 2005). Ekresi terutama berkaitan dengan
pengeluaran-pengeluaran senyawa-senyawa nitrogen. Selama proses pencernaan
makanan, protein dicernakan menjadi asam amino dan diabsorpsi oleh darah,
kemudian diperlukan oleh sel-sel tubuh untuk membentuk protein-protein baru.
Metode ekskresi urin kumulatif biasanya dipergunakan untuk menetapkan
parameter Kel, fa, t1/2, yang diabsorpsi, jumlah obat yang akhirnya diabsorpsi
serta besar ketersediaan hayati obat (EBA - extentof bioavailability of drug).
Untuk memperoleh nilai tetapan kecepatan eliminasi (Kel) dapat menggunakan
metode ARE (Amount of Drug Remaining to be Excreted).
Parameter farmakokinetik adalah besaran yang diturunkan secara matematis
dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh dan atau metabolitnya
didalam darah, urin, atau cairan hayati lainnya. Kegunaan menetapkan parameter
farmakokinetik suatu obat adalah untuk mengkaji kinetika absorbsi, distribusi dan
eliminasi didalam tubuh (Shargel dan Yu, 2005). Hasil dari kajian memiliki arti
penting dalam penetapan aturan dosis. Parameter farmakokinetik suatu obat
ditemukan dari pengukuran kadar atau metabolitnya dalam urin. Pengukuran atau
penggunaan cuplikan urin dapat lebih baik daripada cuplikan darah, terutama jika
obat yang diekskresikan kedalam urin secara sempurna dalam bentuk yang tidak
berubah.

IV. ALAT DAN BAHAN


Alat:
- Spektrofotometri UV-Vis
- Labu takar 100 ml, 50 ml, 10 ml
- Gelas ukur 100 ml
- Beaker glass
- Pipet volume
- Pipet biasa
Bahan:
- Sampel urine probandus
- Vitamin C
- Aquadest
V. CARA KERJA
A. Penetapan Parameter Farmakokinetika
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Sebelumnya seorang probandus minum Vitamin C pada jam 20.00 dan


diambil sampelnya keesokan hari

Mengukur volume urine yang di dapatkan dengan variasi pengambilan urine


pada waktu 06.00, 08.00, 10.00, 12.00, 14.00

B. Pembuatan Kurva Baku Vitamin C


Membuat larutan stok Vitamin C 0,1%, menimbang 100 mg Vitamin C dan
melarutkan dalam aquadest ad 100 ml

Melakukan pengenceran dari larutan awal sebesar 0,1% menjadi 0,01%,


mengambil 5 ml dari larutan awal ke dalam aquadest ad 50 ml

Melakukan pengenceran uap konsentrasi dengan mengambil larutan awal


sesuai perhitungan

Melakukan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer UV


dengan λ 256nm

Menghitung persamaan kurva baku

Mengukur kadar Vitamin C di dalam urine probandus dan mengukur volume


urine yang telah di dapatkan dari sampel

Sampel urine disaring terlebih dahulu sebelum diukur absorbansinya


VI. HASIL
Data Ekskresi Urine
1. Kurva Baku Vit. C
Konsentrasi Konsentrasi Abs
(%) (mcg/ml)
0,001 10 0,934
0,0015 15 0,962
0,0020 20 1,126
0,0025 25 1,492

Persamaan Regresi Linear


y= a+bx
a= 0,4852
b= 0,03676
r= 0,9244
y= 0,4852 + 0,03676x

2. Data Perhitungan Absorbansi Vitamin C Dalam Urine


t(jam ke…) Volume Urine Absorbansi
(ml)
10 32 0,413
12 31 0,307
14 42 0,225
16 44 0,190
18 52 0,165

3. Hitung Penetapan Kadar Vitamin C Berdasarkan Kurva Baku,


Masukkan Dalam Tabel Berikut ini :
t(jam) ∆t Abso Vol. Cu Du Du Du∞-Du Log (Du∞-Du
rbans Urine (mcg/ (Cu x Kum Kum Kum)
i ml) Vol.Urine)
10 10 0,413 32 1,964 62,848 62,848 1183,045 3,073
12 2 0,307 31 4,847 150,257 213,105 1032,788 3,014
14 2 0,225 42 7,078 226,496 439,601 806,292 2,906
16 2 0,190 44 8,030 353,32 792,921 452,972 2,656
18 2 0,165 52 8,711 452,972 1245,89 0 0
3
Du∞= 1245,893

A) Perhitungan Cu
1. Jam Ke 10
y = 0,4852 + 0,03676x
0,413= 0,4852 +0,03676x
x = 1,964
2. Jam Ke 12
y = 0,4852 + 0,03676x
0,307= 0,4852 +0,03676x
x = 4,847
3. Jam Ke 14
y = 0,4852 + 0,03676x
0,225= 0,4852 +0,03676x
x = 7,078
4. Jam Ke 16
y = 0,4852 + 0,03676x
0,190= 0,4852 +0,03676x
x = 8,030
5. Jam Ke 18
y = 0,4852 + 0,03676x
0,165= 0,4852 +0,03676x
x = 8,711

B) Perhitungan Du
1. Jam Ke 10
Cu x Vol. Urine = 1,964 x 32
= 62,848
2. Jam Ke 12
Cu x Vol. Urine = 4,847 x 31
= 150,257
3. Jam Ke 14
Cu x Vol. Urine = 7,078 x 42
= 226,496
4. Jam Ke 16
Cu x Vol. Urine = 8,030 x 44
= 353,32
5. Jam Ke 18
Cu x Vol. Urine = 8,711 x 52
= 452,972

C) Perhitungan Du kum
1. Jam Ke 10 = 62,848

2. Jam Ke 12 = Jam 10 + Jam 12


= 62,848 + 150,257
=213,105

3. Jam Ke 14 = Jam 12 + Jam 14


= 213,105 +226,496
= 439,601
4. Jam Ke 16 = Jam 14 + Jam 16
= 439,601 + 353,32
= 792,921

5. Jam Ke 18 = Jam 16 + Jam 18


= 792,921 + 452,972
= 1245,893

D) Perhitungan Du∞ - Du Kum


1. Jam Ke 10 = Du∞ - Du Kum
= 1245,893 – 62,848
= 1183,045
2. Jam Ke 12 = Du∞ - Du Kum
= 1245,893 – 213,105
= 1032,788
3. Jam Ke 14 = Du∞ - Du Kum
= 1245,893 – 439,601
= 806,292
4. Jam Ke 16 = Du∞ - Du Kum
= 1245,893 – 792,921
= 452,972
5. Jam Ke 18 = Du∞ - Du Kum
= 1245,893 – 1245,893
=0
E) Perhitungan Log (Du∞ - Du Kum)
1. Jam Ke 10 = 3,073
2. Jam Ke 12 = 3,014
3. Jam Ke 14 = 2,906
4. Jam Ke 16 = 2,656
5. Jam Ke 18 = 0

F) Regresi Linear t vs Log (Du∞ - Du Kum)


y = a + bx
y = 6,8826 + (-0,3252x)
a= 6,8826
b= -0,3252
r= -0,7837

4. Perhitungan Parameter Farmakokinetika (metode ARE)


A) b = (-K/2,303)
-0,3252= (-K/2,303)
K= 0,7489

B) T1/2= (0,693/K)
T1/2 = (0,693/0,7489)
T1/2 =0,9253 jam
C) Log Du∞ = a
Log Du∞ = 6,8826
Du∞ = antilog a
Du∞ = antilog (6,8826)
Du∞ = antilog (6,8826)
Du∞ = 7.631.325,887

D) Du∞ = ((Ke.do)/K)
7.631.325,887 = ((Ke.1000)/0,7489)
Ke = 5.715,099/ jam

E) K= Km+Ke
Km= K-Ke
Km= 0,7489 -5.715,099
Km= -5.714,3501/jam

5. Metode Ekskresi Renal


T ∆t t* Abs Vol.Urine Cu Du Du/dt Log
(jam) (mcg/ml (V.cu) Du/dt
)
10 10 11 0,413 32 1,964 62,848 6,2848 0,798
12 2 11 0,307 31 4,847 150,257 75,1285 1,876
14 2 13 0,225 42 7,078 226,496 113,248 2,054
16 2 15 0,190 44 8,030 353,32 176,66 2,247
18 2 17 0,165 52 8,711 452,972 226,481 2,355

A) Perhitungan Nilai Du/dt


1. Jam Ke 10 = (62,848/10)
Jam Ke 10 = 6,2848

2. Jam Ke 12 = (150,257/2)
Jam Ke 12 = 75,1285

3. Jam Ke 14 = (226,496/2)
Jam Ke 14 = 113,248

4. Jam Ke 16 = (353,32/2)
Jam Ke 16 = 176,66

5. Jam Ke 18 = (452,972/2)
Jam Ke 18 = 226,481

B) Perhitungan Log Du/Dt


1. Log Du/Dt Jam Ke 10 = 0,798

2. Log Du/Dt Jam Ke 12 = 1,876


3. Log Du/Dt Jam Ke 14 = 2,054

4. Log Du/Dt Jam Ke 16 = 2,247

5. Log Du/Dt Jam Ke 18 = 2,355


C) Perhitungan Regresi Linear t* vs Log Du/dt
y = a + bx
y = -0,515456 + 0,17721x

a= -0,515456
b= 0,17721
r= 0,742
6. Perhitungan Parameter Farmakokinetika (Metode Ekskresi Renal)
A) b = (-K/2,303)
0,17721= (-K/2,303)
K= -0,40811463
K=-0,4081

B) T1/2= (0,693/K)
T1/2 = (0,693/(-0,4081))
T1/2 = 1,7 jam

C) Menetapkan Nilai Ke
Ke. DB = antilog a
Ke = (antilog a/ DB)
Ke = (antilog (-0,515456)/1000)
Ke = 0,305/1000
Ke = 0,00031 /jam

D) Menetapkan Nilai Km
Km = K- Ke
Km = -0,4081 – 0,00031
Km = -0,40779 /jam

VII. PEMBAHASAN
Eksresi urin diperlukan untuk membuang molekul - molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis cairan tubuh. Urin juga
lazim sebagai sampel, karena pada akhirnya obat berada di dalam darah akan
terdistribusi kedalam ginjal dan obat serta metabolitnya dikeluarkan melalui
ginjal. Jadi, data urin merupakan representasi data farmakokinetika obat di dalam
darah.
Penggunaan cuplikan urin lebih baik jika dibandingkan dengan cuplikan
darah: Karena untuk obat yang diekskresikan kedalam urin secara sempurna
dalam bentuk tak berubah dan data urin mengukur langsung jumlah obat yang
berada di dalam badan tersedia, kadar obat dalam urin lebih besar dibandingkan
dalam darah, variabilitas klirens renal dapat diabaikan. Tetapi terdapat beberapa
keterbatasan pada penggunaan urine yaitu, sulit diperoleh pengosongan kandung
kencing yang sempurna, kemungkinan terjadi hidrolisis konjugat metabolit yang
tidak stabil di dalam urin.
Proses pembentukan urine yaitu pertama proses filtrasi dan kedua proses
reabsorpsi. Untuk mendapatkan data urin yang valid harus diperhatikan beberapa
hal yaitu obat tak berubah yang diekskresikan di dalam urin harus banyak, cara
analisis spesifik dan selektif, frekuensi pengambilan cuplikan urin harus cukup (7-
10xt1/2), pengosongan kandung kemih harus sempurna, pH dan volume urin
berpengaruh pada kecepatan ekskresi obat.
Pada praktikum kali ini dapat melakukan beberapa langkah dalam
pengerjaannya yaitu, Pertama Penetapan Parameter farmakokinetika data urine
dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, Sebelumnya probandus
minumVit.C pada pukul 20.00 dan diambil sampelnya keesokan hari. Mengukur
volume urine yang didapatkan dengan variasi pengambilan urine pada waktu
06.00, 08.00, 10.00, 12.00 dan 14.00. Kedua Pembuatan kurva baku Vitamin C
dengan membuat larutan stok Vit.C 0,1%. Menimbang 1000 mg Vit.C dan
dilarutkan dalam aquadest ad 100 ml. Melakukan pengenceran dari larutan induk
sebesar 0,1%. Mengambil 5 ml dari larutan induk kedalam aquadest ad 50 ml.
Melakukan pengenceran tiap konsentrasi dengan mengambil larutan induk sesuai
perhitungan. Kemudian menghitung kadar Vit.C di dalam urine probandus.
Mengukur volume urine yang telah di dapatkan. Kemudian menghitung
persamaan kurva baku. Melakukan pengukuran absorbansi menggunakan
spektrofotometri UV dengan ʎ 256 nm. Sampel urine disaring terlebih dahulu
sebelum diukur absorbansinya. Pada perhitungan seri pengeceran Vit.C pada
konsentrasi 0,001% V1 = 5 ml, Konsentrasi 0,0015% V1 = 7,5 ml, konsentrasi
0,002% V1= 10 ml, Konsentrasi 0,0025 % V1= 12,5 ml. Metode untuk
memperoleh parameter farmakokinetika yaitu Metode ARE dan Metode Ekskresi
Renal.
Dari hasil praktikum diatas, persamaan regresi linear dari abs vs konsentrasi a
= 0,4852, b = 0,3676 dan r = 0,9244. Pada metode ARE dari hasil persamaan
regresi linear kita dapat mengetahui CU, DU, DU Kum, DU ∞-DU Kum dan
regresi linear dari t vs Log DU ∞−¿ Du Kum. Persamaan Regresi linear yang
didapat adalah a = 6,8826, b = -0,3252, r = 0,7837, k = 0,7489 menit dan t½ =
0,9253 jam.
Metode Ekskresi Renal dari data yang diketahui dapat di ketahui t*, Du/dt dan
log Du/dt untuk mencari regresi linear t* Vs log Du/dt. Persamaan regresi linear
yang didapat dari data diatas adalah a = - 0,515456 , b = 0,17721, dan r = 0,742
dengan k = -0,4081 menit, dan t½ = 1,7 jam.

VIII. KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa waktu paruh obat yang
tereleminasi dalam tubuh menggunakan data metode kumulatif urin jauh lebih
cepat tereliminasi dibandingkan data metode kecepatan eksresi urin. Berdasarkan
hasil percobaan tersebut didapatkan parameter farmakokinetik dari data ekskresi
vitamin C melalui urin dengan 2 metode. Metode pertama adalah metode ARE
dan didapatkan hasil t1/2 = 0,9253 jam ,K= 0,7489 menit. Metode kedua adalah
metode ekskresi renal dan didapatkan hasil t1/2= 1,7 jam , K= - 0,4081 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Ferdian H.A., 2013. Ekskresi Urin. Laporan Akhir Praktikum Biofarmasi Farmakokinetik.
https://id.scribd.com/document/250012399/Laporan-Biofar-farkin Modul-4-eksresi-urin
(Diakses pada Hari Jumat, tanggal 11 Juni 2021).
Hasanah U., 2018. Penentuan Kadar Vitamin C Pada Mangga Kweni Dengan Menggunakan
Metode Iodometri. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. Vol: 16 (1), hal: 90-96.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai