Anda di halaman 1dari 17

PORTOFOLIO

PRAKTIKUM
ISOLASI DAN ANALISIS TUMBUHAN OBAT
“ISOLASI DAN ANALISIS LEMAK DAN ASAM LEMAK”

Pertemuan Ke-12
Tanggal : 4- Desember – 2020

DOSEN PENGAMPU :

Ismi Puspitasari, M.Farm., Apt

Kelompok : 3/E

Penyusun :

1. Priskila Glory R.N (24185513A)

2. Verdy Napitupulu (24185515A)

3. Erika Dwi S (24185522A)

4. Agus Wahyu N (24185523A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI


SURAKARTA

2020
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

I. TUJUAN

Setelah melakukan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu melakukan isolasi dan
analisis lemak dan asam lemak.

II. ALAT DAN BAHAN


No. Alat Bahan
1. Labu alas bulat Biji pala
2. kondensor Kloroform
3. Seperangkat destilasi sederhana Etanol 95%
4. Beaker glass Kalsium klorida anhidrous
5. Gelas ukur Aseton
6. Lampu bunsen KOH 3,5% dalam etanol
7. HCl
8. Es batu

III. CARA KERJA


A. Analisis golongan lemak pada simplisia

Biji pala kering sari dengan eter

Sari eter diteteskan pada kertas saring lalu amati noda lemak yang
jernih atau transparan.

1
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

B. Isolasi trimiristin

Sebuk biji pala sebanyak 20 g dan 100 mL kloroform direfluks


selama 90 menit di penangas air

Hasil refluks disaring dan filtrate dikeringkan dengan kalsium


klorida dan didiamkan beberapa saat kemudian disaring.

Filtrate didestilasi hingga meninggalkan residu setengah padat


kemudian residu dilarutkan dalam aseton 50 mL

Pada pendinginan Kristal, trimiristin akan mengendap. Kristal


disaring dan dicuci dengan aseton dingin kemudian dikeringkan
dan ditimbang.

C. Penyabunan trimiristin menjadi asam miristat

5 g trimiristin dan 75 mL larutan 3,5% KOH dalam etanol


direfluks selama 1 jam.

Hasil refluks ditambah 150 mL air dan etanol dihilangkan dengan


destilasi.

Sisa penguapan disaring, filtrate diasamkan dengan HCl dan


didiamkan pada suhu kamar sampai terjad padatan asam miristrat.

Padatan disaring, dicuci dengan air, dikeringkan, dan ditimbang.


2
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

D. Analisis hasil isolasi

Menghitung rendemen Kristal trimiristin dan asma miristat yang


diperoleh.

Mengamati organoleptis Kristal yang diperoleh.

Menentukan titik lebur kristal yang diperoleh

Melakukan identifikasi dengan cara KLT

E. Analisis golongan lemak


1. Uji noda lemak

Minyak lemak diteteskan pada kertas saring dan dibiarkan


mengering.

Amati noda lemak yang jernih atau transparan.

2. Uji kelarutan

Sejumlah lemak dengan bobobt tertentu dimasukkan ke dalam


tabung reaksi.

3
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

Menambahkan pelarut (petroleum eter, eter, kloroform, etanol


96%) tetes demi tetes sampai lemak tepat larut.

1. Pembentukan sabun (saponifikasi)

1 g lemak didihkan dalam 2 mL larutan NaOH 2 N lalu


tambahkan 3 mL air. Amati yang terjadi.

Larutan dibagi menjadi 3 sama banyak dalam tabung reaksi.

Pada tabung I ditambahkan larutan HCl 2 N, tabung II dengan


kalsium klorida 2%, dan tabung III dengan magnesium sulfat 2%.
Amati yang terjadi.

2. Uji ketidakjenuhan

0,1 mL minyak lemak / 0,1 g lemak dimasukkan ke dalam tabung


reaksi.

Menambahkan 5 mL kloroform lalu teteskan pereaksi Hubl


sampai warna iodium dalam kloroform tetap yaitu ungu.

Mencatat volume pereaksi Hubl yang digunakan.

4
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

IV. DATA

Penimbangan sampel serbuk biji pala:

Bobot plastik + serbuk pala = 24,975 g


Bobot plastik + sisa serbuk pala = 5,029 g
= 19,946 g

Penimbangan kristal trimiristin

Bobot kertas saring = 10,531g


Bobot kertas saring + Kristal = 11,021g

5
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

= 0,49 g

Penimbangan kristal asam miristat


Bobot kertas saring = 8,246g

Bobot kertas saring + kristal = 8,421 g

= 0,175 g

Rendemen kristal trimiristin : (Bobot kristal trimiristin /bobot serbuk biji pala) x 100%

: (0,49 g / 19,946 g) x 100%


: 2,46 %
6
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

Rendemenkristal asam miristat:(Bobot kristal asam miristat/bobot kristal miristin)x100%


: (0,175 g / 19,946g) x 100%
: 0,88 %

KLT

7
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

V. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah mengisolasi trimiristin dari biji buah pala. Isolasi ini
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan trimiristin dari isolasi biji pala dan mengujinya
dengan uji semprot KLT. Trimistin merupakan suatu ester lemak jenuh yang terbentuk dari
reaksi antara gliserol dan asam miristat. Seperti diketahui, gliserol merupakan suatu alkohol
dan asam miristat merupakan suatu asam karboksilat. Reaksi antara asam karboksilat dengan
suatu alkohol akan menghasilkan suatu ester yang disebut proses esterifikasi.

8
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

Gambar struktur trimiristin

Prosedur pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah menyiapkan set alat. Alat
yang digunakan adalah adalah labu alas bulat mulut 3 dengan termometer, penutup dan
mantel pemanasnya serta kondensor. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah
refluks, yaitu mendidihkan cairan dalam wadah yang disambungkan dengan kondensor
sehingga cairan terus menerus kembali kedalam wadah.

Serbuk buah pala 20 g dimasukkan ke dalam labu alas bulat 100 mL dan ditambahkan
dengan 100 mL kloroform sebagai pelarut. Klorofrom digunakan sebagai pelarut karena
trimiristin merupakan senyawa nonpolar, sehingga “like dissolve like” di mana senyawa
mudah larut dalam pelarut yang sejenis, nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar.
Kloroform merupakan senyawa nonpolar yang akan melarutkan trimisristin lebih baik
dibandingkan dengan air dan disamping itu juga karena titik didih kloroform rendah, karena
jika titik didih pelarutnya tinggi kemungkinan akan mendekati titik didih trimiristin yang
dapat menyebabkan trimiristin menguap sehingga endapan yang didapat sedikit

Pelarut kloroform masuk ke dalam tempat sampel kemudian pelarut kloroform yang
bersifat non polar akan melarutkan zat-zat yang bersifat non polar yang terkandung dalam
biji pala seperti gliseraldehid, lalu akan turun kembali ke dalam labu didih bersama-sama
dengan pelarut kloroform. Proses ini dilakukan dalam rentang waktu 90 menit. Semakin
lama proses, maka semakin banyak siklus yang terjadi sehingga semakin banyak ekstrak

9
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

yang didapat karena semakin banyak zat-zat yang ikut terlarut di dalam pelarut sehingga
hasil ekstrak akan semakin besar sampai pada batas kandungan zat tersebut di dalam sampel.

Setelah 90 menit, dihasilkan larutan berwarna coklat dan berbau khas pala, kemudian
mantel pemanas dimatikan dan ditunggu sampai kondisinya hangat atau tidak terlalu panas
untuk kemudian disaring, karena jika terlalu dingin larutan akan mengendap terlebih dahulu.
Penyaringan ini dilakukan untuk memisahkan residu (ampas serbuk pala) dengan filtrat yang
berwarna kuning, yang merupakan campuran kloroform dan trimiristin. Setelah didapatkan
filtrate yang jernih, filtrat dikeringkan dengan penambahan kalsium klorida secukupnya,
didiamkan 10 menit agar bisa mengikat air dengan maksimal dan dilakukan penyaringan
kembali. Kemudian dilakukan penguapan kloroform dengan metode destilasi yaitu
pemisahan campuran antara zat cair dengan zat cair berdasarkan perbedaan titik didih.
Pemilihan metode penguapan destilasi ini didasarkan atas titik didih kloroform yang relatif
rendah sehingga tidak bisa diupkan langsung dengan water bath , dan selain itu juga dapat
mencemari lingkungan.

Residu yang diperoleh dari proses destilasi merupakan residu yang bebas dari
kloroform, kemudian ditambahkan aseton sebanyak 50 mL sambil dikocok yang fungsinya
untuk mengkristalkan trimiristin. Larutan tersebut kemudian didinginkan dengan air es (ice
bath) hingga terbentuk calon Kristal yang masih lunak dan belum terpisah dari larutannya.
Pendinginan ini berfungsi untuk mengendapkan kristal sehingga memudahkan pemisahan
kristal dari larutan. Selain itu dengan adanya pendinginan maka dapat mempercepat laju
pertumbuhan Kristal.

Selanjutnya dilakukan penyaringan terhadap kristal yang terbentuk, lalu dikeringkan


pada suhu kamar. Hal tersebut dilakukan karena apabila menggunakan oven sebagai
pengering, suhunya terlalu panas sehingga merusak padatan yang ada. Hasil yang diperoleh
berupa bubuk padatan putih dengan bau yang harum. Setelah ditimbang hasil padatan yang
diperoleh adalah 1,851 gram. Rendemen yang dihasilkan sebanyak 9,76%. Berdasarkan
literatur, didapat rendemen dari trimiristin pada biji pala sebesar 79,55%. Terdapat
perbedaan hasil rendemen yang didapatkan. Hal ini kemungkinan karena proses penghalusan
biji pala yang kurang sehingga serbuk yang dihasilkan kurang halus dan luas permukaan
kontak dengan penyari berkurang sehingga kandungan trimiristin yang dapat tersari kurang

10
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

maksimal. Selain itu dapat pula karena perbedaan asal sampel yang digunakan dimana
tanaman yang ditumbuhkan di tempat yang berbeda tentunya akan memiliki persentase
kandungan yang berbeda pula sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan rendemen yang
dihasilkan dengan literatur

Setelah didapatkan kristal trimiristin, dilakukan proses penyabunan trimiristin untuk


memperoleh asam miristat dengan metode refluks. Kristal trimiristin sebanyak 5 gram
dicampurkan dengan 75 ml 3,5% KOH dalam etanol. Penggunaan KOH ini bertujuan agar
dalam reaksi ini dihasilkan sabun. Sedangkan penambahan etanol berfungsi sebagai pelarut,
dimana etanol akan melarutkan hasil campuran setelah direfluks yaitu sabun dan gliserol.
Campuran trimiristin, KOH, dan etanol yang direfluks selama kurang lebih 1 jam dengan
menggunakan mantel pemanasan yang bertujuan agar campuran dapat larut secara sempurna
sehingga hasil yang didapat akan meningkat dengan dilakukannya pemanasan.

Pada metode refluks, pemisahan senyawa kimia di lakukan dengan cara memasukkan
trimiristin pada labu alas bulat, kemudian dipanaskan, uap-uap cairan pelarut terkondensasi
pada kondensor menjadi molekul-molekul cairan pelarut yang akan turun kembali bersama
sample yang berada pada labu alas bulat, hal ini berlangsung secara kontinue sampai
pelarutan sempurna. Pada saat direfluks akan terjadi reaksi penyabunan trimiristin.
Trimiristin merupakan gliserida yang terbentuk dari gliserol dan asam miristat, sehingga
apabila trimiristin di reaksikan dengan KOH akan menghasilkan sabun. Sabun tersebut
adalah natrium miristat atau garam natrium dari asam miristat dan gliserol.

Setelah dihasilkan larutan dari proses refluks kemudian ditambahkan 150 mL air dan
etanol untuk selanjutnya dihilangkan pelarutnya dengan metode penguapan destilasi. Filtrat
hasil penguapan dengan metode destilasi disaring dan dimasukkan kedalam wadah yang
berisi air es. Digunakan air es bertujuan agar memudahkan dalam pengkristalan. Kemudian
dilakukan pengasaman dengan penambahan HCl untuk menghasilkan asam miristat, dimana
HCl akan bereaksi dengan ion Na dari sabun miristat, kemudian membentuk garam NaCl
yang bersifat netral.

Setelah terbentuknya kristal, larutan disaring dengan kertas saring dan dicuci dengan
menggunakan aquadest. Pencucian berfungsi agar garam NaCl terpisah dari asam miristat

11
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

sebab sifat garam NaCl yang mudah larut air, sedangkan asam miristat sukar larut dalam air,
karena asam miristat tergolong asam lemak. Kristal yang telah terbentuk di kering anginkan
dan ditimbang. Dari hasil penyabunan, diperoleh kristal asam miristat sebesar 0,203 gram
dengan rendemen 10,97 %.

Tahap selanjutnya adalah uji KLT senyawa trimiristin dengan fase gerak
dichloromethane: chloroform: ammonia (6.5:3.5:0.1). Uji KLT digunakan
untuk tujuan identifikasi dengan cara membandingkan nilai Rf setiap komponen yang diuji.
Rf menyatakan perbandingan antara jarak yang ditempuh oleh suatu komponen dalam suatu
sample dan jarak yang ditempuh pelarut. Serbuk dan ekstrak trimiristin yang telah
didapatkan dari hasil praktikum selanjutnya dimurnikan dan dibandingkan dengan standart
trimiristin menggunakan plat KLT yang disemprot dengan asam sulfat 25% untuk
memunculkan warna bercak sehingga menghasilkan spot yang berwarna kuning pekat. Hasil
praktikum uji KLT tersebut menunjukan nilai Rf ekstrak buah pala (setelah refluks), yaitu
sebesar 0,65 lebih mendekati nilai Rf standart trimiristin, yaitu 0,66 dibandingkan nilai Rf
serbuk pala, yaitu 0,64. Artinya, ekstrak buah pala (setelah refluks) mengandung senyawa
trimiristin dengan tingkat kemurnian yang lebih besar daripada serbuk pala.

Derajat kelarutan merupakan kemampuan suatu zat terlarut untuk dapat larut dalam
sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Tingkat polaritas berkaitan dengan polaritas dari
pelarut tersebut. Senyawa yang memiliki kepolaran yang sama akan lebih mudah
tertarik/terlarut dengan pelarut yang memiliki tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai
dengan prinsip uji kelarutan yaitu berdasarkan pada kaidah like dissolves like yang mana
senyawa polar akan larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Kelarutan lipid baik lemak
maupun minyak diuji dengan berbagai jenis pelarut untuk mengetahui derajat kelarutannya.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh (Permana H, 2016), semua bahan
minyak dan lemak uji tidak larut dalam air karena semua bahan bersifat nonpolar sedangkan
air bersifat polar. Pada pelarut eter (nonpolar) semua bahan larut (nonpolar). Klorofom
menjadi pelarut sempurna untuk semua bahan karena merupakan pelarut organik (nonpolar).
Alkohol panas dapat melarutkan gliserol dan asam oleat meskipun alkohol bersifat polar

12
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

tetapi karena suhu panas alkohol dapat melarutkan sebagian lemak dan minyak. Alkali
melarutkan gliserol karena terjadi reaksi penyabunan.

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji merupakan
asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh. Iod Hubl digunakan sebagai indikator
perubahan. Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna merah muda, lalu warna
kembali lagi menjadi warna asal (bening). Warna yang kembali ke warna asal
menandakan bahwa banyak ikatan rangkap pada rantai hidrokarbon asam lemak. Warna
merah muda hilang selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tak jenuh telah
mereduksi pereaksi Iod Hubl. Pada hasil percobaan, minyak pala memberikan hasil positif
mengandung asam lemak jenuh yang ditandai dengan hilangnya warna merah muda,
sedangkan margarin memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh karena warna margarin
tetap berwarna kuning.

Lemak atau minyak dapat membentuk noda translucent sehingga kertas tulis yang tidak
tembus pandang menjadi semi transparan. Noda yang terbentuk biasanya semakin melebar
setelah disirami air dan dikeringkan. Sampel yang berupa minyak dan mentega dilarutkan
dalam campuran alkohol-eter (2:1). Hasil dari pencampuran tersebut berwarna putih keruh
untuk minyak berwarna kuning pekat dan berwarna kuning untuk mentega. Kemudian kedua
sampel diteteskan di atas kertas saring dan kertas tulis. Hasil pengamatan diperoleh bahwa
terdapat noda-noda karena adanya minyak yang terkandung dalam larutan. Setelah kedua
kertas dicuci dengan air, noda tersebut masih ada karena larutan yang mengandung minyak
tidak dapat larut dalam air yang menyebabkan noda tetap tidak hilang dari kertas sareng dan
kertas tulis.

Penyabunan adalah suatu proses hidrolisis lemak dengan alkali yang mengakibatkan
putusnya ikatan ester dan menghasilkan gliserol dan garam alkali asam lemak. Sabun dapat
terbentuk dari bahan utama yaitu soda (sodium hidroksida) dan minyak. Setelah itu
dilakukan pemanasan sehingga bisa diketahui banyaknya busa yang dihasilkan. Pada hasil
pengamatan diperoleh bahwa dari kedua sampel, mentega menghasilkan busa lebih banyak
daripada minyak. Dalam proses penyabunan, minyak dapat diubah menjadi Na-tripalmitat
yang berasal dari pemecahan (adisi) ikatan rangkap dari gugus karbonil dan tripalmitat

13
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

dengan katalis NaCl menghasilkan sabun. Adisi ini terjadi pada saat dilakukannya proses
pemanasan.

I. KESIMPULAN

Isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dapat dilakukan dengan metode
refluks yaitu dengan cara mendidihkan cairan dalam wadah yang disambungkan dengan
kondensor sehingga cairan terus menerus kembali kedalam wadah Dihasilkan rendemen
trimiristin sebesar 2,46% dan rendemen asam miristat sebesar 0,88%. Untuk analisis
trimiristin dilakukan KLT ..........

II. DAFTAR PUSTAKA

A’mun, M. 2013. Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica argentea). Jurnal Littri. Vol 19. No. 2: 72-77.
Pramono. 2012. Isolasi Trimistrin Dari Biji Buah Pala : UNS.
http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/09/Percobaan-V-F.pdf. Diakses pada tanggal
30 November 2020
(Idrus, dkk, 2014) ISOLASI TRIMIRISTIN MINYAK PALA BANDA SERTA
PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AKTIF SABUN. Balai Riset dan Standardisasi
Industri Ambon, Kementerian Perindustrian

14
“ISOLASI DAN ANALISIS FLAVONOID”
KELOMPOK 3/E

https://www.academia.edu/28870570/UJI_KELARUTAN_LIPID (Permana H, 2016)


Buku Petunjuk Prakikum. Isolasi Dan Analisis Tumbuhan Obat. Laboratorium IATO
Program Studi S1 Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi Surakarta

15

Anda mungkin juga menyukai