DISUSUN OLEH :
II. PENDAHULUAN
Teh adalah suatu bahan pangan yang bisa diolah menjadi sebuah produk.
Untuk mereduksi resiko kanker pencernaan dengan mengkonsumsi sepuluh cangkir
atau lebih teh hijau. Kemudian dengan mengkonsumsi teh hijau secara teratur, dua
sampai empat gelas sehari dapat menstimulasi terjadinya penurunan tekanan darah
(Husain, 2014). Teh memiliki manfaat diantaranya dalam mencegah dan pengobatan
penyakit karena bersifat antibakteri dan antioksidan (Dianita, 2015).
Alkaloid adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, tersier atau
siklik. Diperkirakan ada 5500 alkaloid telah diketahui, dan alkaloid merupakan
golongan senyawa metabolit sekunder terbesar dari tanaman, Tidak ada satupun
definisi yang memuaskan tentang alkaloid, tetapi alkaloid umumnya mencakup
senyawa senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen,
biasanya sebagai bagian dari sistem siklik. Secara kimia, alkaloid adalah golongan
yang sangat heterogen berkisar dari senyawa-senyawa yang sederhana seperti coniine
sampai ke struktur pentasiklik strychnine. Banyak alkaloid adalah terpenoid di alam
dan beberapa adalah steroid. Lainnya adalah senyawa-senyawa aromatik, contohnya
colchicine (Utami, 2008).
Kafein merupakan alkaloid dari golongan metilxantin yang diketahui memiliki
aktivitas farmakologi yakni menstimulasi sistem saraf pusat. Kafein terdistribusi
setidaknya pada 63 jenis tumbuhan yang ada di alam baik pada bagian daun, biji dan
buah. Sumber utama kafein adalah kopi, kola dan teh (Verawati, 2014).
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi,
daun teh, dan biji coklat Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat secara
klinis, seperti menstimulasi susunan saraf pusat, relaksasi otot polos terutama otot
polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Berdasarkan efek farmakologis tersebut,
kafein ditambahkan dalam jumlah tertentu ke minuman. Efek berlebihan (overdosis)
mengkonsumsi kafein dapat menyebabkan gugup, gelisah, tremor, insomnia,
hipertensi, mual dan kejang. Berdasarkan FDA (Food Drug Administration) dosis
kafein yang diizinkan 100- 200 mg/hari, sedangkan menurut SNI 01- 7152-2006 batas
maksimum kafein dalam makanan dan minuman adalah 150 mg/hari dan 50
mg/sajian. Kafein sebagai stimulan tingkat sedang (mild stimulant) memang
seringkali diduga sebagai penyebab kecanduan. Kafein hanya dapat menimbulkan
kecanduan jika dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dan rutin. Namun kecanduan
kafein berbeda dengan kecanduan obat psikotropika, karena gejalanya akan hilang
hanya dalam satu dua hari setelah konsumsi (Kesia, 2013).
Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamiah terdapat dalam biji kopi,
daun teh, daun mete biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein
memiliki berat molekul 194,19 gram/mol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan ph
6,9 (larutan kafein 1% dalam air).
Secara ilmiah, efek langsung dari kafein terhadap kesehatan sebetulnya tidak
ada, tetapi yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernapasan dan
jantung, serta memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat
tidur (insomnia), dan denyut jantung tak beraturan (tachycardia) (Brown, 1998).
III. PROSEDUR KERJA
A. Analisis Golongan Alkaloid
B. Isolasi Kafein
C. Analisis Hasil Isolasi Kafein
IV. AlAT DAN BAHAN
Alat
1. Erlenmeyer 250 mL
2. Gelas Ukur
3. Beaker Glass
4. Batang Pengaduk
5. Corong Glass
6. Corong Pisah
7. Cawan Porselin
8. Vial
9. Seperangkat KLT
Bahan
1. Theae Folium
2. MgO/CaO
3. NaOH
4. Aquades
5. CHCL3
6. Metanol
7. Kapas
Serbuk teh - - + +
2. Rendeman
Kandungan teoritis kafein dalam simplisia = 2-5% dari berat kering.
Bobot serbuk simplisia = 50 gram
Bobot ekstrak kasar = 0,3263 gram
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙
Rendemen ekstrak kasar = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
× 100%
0,3263
= 50
× 100%
= 0,6526 %
= 0,629 %
3. Identifikasi KLT
Fase diam : Silika gel GF 254
Fase gerak : 𝐶𝐻𝐶𝑙3 : metanol (1:1)
2. Rendeman
Isolasi kafein dilakukan untuk memisahkan atau mendapatkan
senyawa kafein yang terkandung dalam daun teh. Langkah awal dalam
mengisolasi kafein adalah dengan cara merefluks sebanyak 50 gram
daun teh dengan 25 gram MgO dan 250 mL aquades. Tujuan dari
refluks agar kafein larut kedalam air panas, karena kelarutan kafein
terhadap air panas tinggi dan penambahan MgO ini memberikan
suasana basa agar kafein semakin larut dalam air. Proses refluks daun
teh selama 30 menit bertujuan agar menghomogenkan daun teh yang
akan diisolasi. Setelah proses refluks selesai, dilakukan penyaringan
menggunakan kain saring lalu disaring lagi menggunakan kertas
saring, penyaringan ini dilakukan pada keadaan masih panas sehingga
kafein masih larut dalam air. Kemudian dilakukan penambahan 25 mL
larutan H2SO4 10%, Penambahan H2SO4 10% bertujuan untuk
mengendapkan MgO membentuk garam ( Suasana netral ) dan
menyiapkan filtrat ke tahapan selanjutnya. Ketika larutan telah dingin,
dilakukan penyaringan untuk memperoleh filtrat yang terbentuk.
Endapan yang terbentuk berupa garam-garam dari kotoran-kotoran
filtrat daun teh. Penyaringan menghasilkan filtrat berwarna coklat
pekat.
3. Identifikasi KLT
Identifikasi hasil isolasi kristal kafein ini digunakan untuk
mengetahui apakah kristal hasil isolasi sama dengan kafein standar
berdasarkan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT).
Keuntungan dari sistem KLT antara lain : dengan jumlah zat yang
sangat kecil dapat dipisahkan dengan jelas, hasil pemisahan lebih baik
dengan batas deteksi lebih rendah, butuh waktu singkat dengan sedikit
alat. Langkah untuk melakukan KLT cukup dengan melarutkan
masing-masing kristal kafein hasil isolasi dan kafein standar baku
dengan kloroform lalu menotolkan pada lempeng silika gel GF254 (Fase
diam), kemudian dielusi dengan fase gerak kloroform:metanol (1:1).
Hasil kromatogram jika dilihat dibawah sinar uv 254 nm maka
bercak kafein standar baku berpendar biru dengan nilai Rf 0,92 sejajar
dengan bercak kafein hasil isolasi dengan nilai Rf 0,92, sehingga dapat
disimpulkan kristal hasil isolasi mengandung kafein murni tidak
tercemar senyawa lain.
VII. KESIMPULAN
1. Kafein dapat diekstraksi dari larutan Teh yang sifatnya basa dengan pelarut
kloroform. Teh mengandung kafein paling banyak dibandingkan dengan jenis
tanaman lainnya seperti tanaman kopi dan coklat.
2. pengujian ini bertujuan untuk menentukan tingkat mutu teh melalui pengujian secara
inderawi.
3. Hasil dari Organoleptis berupa kristal berbentuk Jarum, warna putih, Rasanya pahit
dan baunya tajam. untuk rendemen 0,629 %, dengan hasil identifikasi dengan KLT
didapat nilai Range adalah 0,92.