Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ALKALOID

Anggota Kelompok :

1. Florencia Septiani (24185512A)


2. Priskilla Glory Ruth (24185513A)
3. Elita Rahma Riana (24185514A)
4. Verdy Napitupulu (24185515A)
5. Salsabila Azky (24185516A)
6. Iqbal Wahid Abdullah(24185517A)
7. Indah Dwi Setyowati (24185518A)
8. Emalia Rahayu (24185519A)
9. Maria Goretti R (24185520A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI


SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil alamin. Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi muhammad SAW.

Makalahini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Senyawa alkaloid,
flavonoid dan terpenoid dalam tumbuhan khususnya daun pepaya” yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan.

Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada:

1. Dr.DjoniTarigan, MBA, selaku Retor UniversitasSetiaBudi Surakarta.


2. Prof.Dr.R.A.Oetari,SU.,MM,M.Sc.,Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Setia Budi Surakarta.
3. Mamik Ponco Rahayu, M.Si.,Apt
4. Teman-teman seangkatan di Universitas setia Budi Surakarta. Setiap doa yang kain
lantunkan adalah energi di setiap langkahku

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran
dan kritiknya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................1
C. TUJUAN......................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................................................3
A. PENGERTIAN ALKALOID DAN KARAKTERISTIK...........................................................................3
B. FISIKOKIMIA ALKALOID..............................................................................................................4
1. Sifat-Sifat Fisika......................................................................................................................4
2. Sifat-Sifat Kimia......................................................................................................................4
C. DISTRIBUSI ALKALOID................................................................................................................5
D. SUMBER ALKALOID....................................................................................................................5
E. AKTIVITAS ALKALOID..................................................................................................................6
F. METODE PENGUJIAN.................................................................................................................7
1. Presipitas Alkaloid..................................................................................................................7
2. Reagen warna khusus............................................................................................................8
3. Cara Isolasi.............................................................................................................................8
BAB III....................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................9
BAB IV..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
1. Kesimpulan..............................................................................................................................10
2. Saran........................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi bagian
penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama ini, baik untuk
mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran bioaktifitas. Senyawa alkaloid
merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal
dari tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-
daunan yang berasa sepat dan pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain
daun-daunan, senyawa alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau alkali dan
sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam molekul senyawa tersebut
dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan dalam dosis kecil dapat memberikan
efek farmakologis pada manusia dan hewan.
Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak ditemukan di
alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas
dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom
nitrogen.
Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan biologis
tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan.
Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek
sifiologis dan fisikologis. Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan
seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang
kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan
tumbuhan.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam mempunyai
keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada mahluk hidup. Sehingga
tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai sekarang selalu mencari obat-obatan
dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum
diketahui secara pasti, beberapa ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan
sebagai pelindung tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau
sebagai basa mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion. Contoh dari golongan
Alkaloid yang akan dibahas di makalah ini adalah Alkaloid Tropan dan Alkaloid Purin.
Tropan merupakan bagian metabolit dari alkaloid sekunder, yang mengandung cincin
tropan dalam struktur kimia. Alkaloid memiliki struktur inti, bisiclic mengandung nitrogen
yaitu azabisiclo (3,2,1) oktan atau 8-metil-8-azabiziklo (3,2,1) oktan. Alkaloid tropan
ditemukan pada angiospermae yaitu family solanaceae (Atropa, Grukmansia, Mansia, Datura,
Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythroxylem), Protaeceae (Belladona dan Darlingia)
dan Convolvulaceae (Convuvulus dan Calystegia). Alkaloid tropan banyak ditemukan pada
tanaman bruguilera, phyllanthus dan cochlearia (Leliqia, et.al, 2006).
Purin adalah inti heterostatik yang mengandunh 6 cincin pirmdin yang bergabung
dengan5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapi derivatnya signifikan secara
biologis. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit sekunder dan turunannya berupa
xantin. Tiga contoh yang palin dikenal antara lain kafein (1,3,7-trimetilxantin), teofillin (1,3-
dimetilxantin) dan teobromin(3,7-dimetilxantin)(Evans,2009).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan alkaloid?


2. Apa yang dimaksud dengan alkaloid tropan dan purin?
3. Apa sifat kimia alkaloid?
4. Apa klasifikasi alkaloid?
5. Apa saja kandungan kimia dalam tropan dan purin?
6. Bagaimana cara memperoleh atau sumber dari tropan dan purin?
7. Apa aktifitas atau kegunaan dari tropan dan purin?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari alkaloid


2. Untuk mengetahui pengertian dari alkaloid tropan dan purin
3. Untuk mengetahui sifat kimia dari alkaloid
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari alkaloid
5. Untuk mengetahui kandungan kimia dari alkaloid tropan dan purin
6. Untuk mengetahui cara memperoleh atau sumber alkaloid tropan dan purin
7. Untuk mengetahui aktivitas atau kegunaan dari alkaloid tropan dan purin
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ALKALOID

Alkaloid merupakan suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan


di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan
dikotil sedangkangkan untuk tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid
dengan kadar yang sedikit.

Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung satu atau lebih
atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid mengandung atom karbon,
hidrogen, nitrogen dan pada umumnya mengandung oksigen dalam ilmu kimia analisis
dinamakan senyawa dengan gugus C, H O dan N. Senyawa alkaloid banyak terkandung
dalam akar, biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan. Senyawa
alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh–tumbuhan dan digunakan sebagai
cadangan bagi sintesis protein. Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai
pelindung dari serangan hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid
mempunyai efek fisiologis.

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat dan berbentuk
kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna kuning). Ada juga alkaloid
yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan higrina. Sebagian besar alkaloid
mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh,
morfina sebagai pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf.

Semua alkaloid mengandung paling sedikit sebuah nitrogen yang biasanya bersifat
basa dan sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik.
Batasan mengenai alkaloid seperti dinyatakan di atas perlu dikaji dengan hati-hati. Karena
banyak senyawa heterosiklik nitrogen lain yang ditemukan di alam bukan termasuk
alkaloid. Misalnya pirimidin dan asam nukleat, yang kesemuanya itu tidak pernah
dinyatakan sebagai alkaloid.

Alkaloid tidak mempunyai nama yang sistematik, sehingga nama dinyatakan


dengan nama trivial misalnya kodein, morfin, heroin, kinin, kofein, nikotin. Sistem
klasifikasi alkaloid yang banyak diterima adalah pembagian alkaloid menjadi 3 golongan
yaitu alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Suatu cara
mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang didasarkan jenis cincin heterosiklik
nitrogen yang merupakan bagian dari struktur molekul. Jenisnya yaitu pirolidin, piperidin,
kuinolin, isokuinolin, indol, piridin dan sebagainya.

Garam alkaloid berbeda sifatnya dengan alkaloid bebas. Alkaloid bebas biasanya
tidak larut dalam air (beberapa dari golongan pseudo dan protoalkaloid larut), tetapi
mudah larut dalam pelarut organik agak polar (seperti benzena, eter, kloroform). Dalam
bentuk garamnya, alkaloid mudah larut dalam pelarut organik polar.

Klasifikasi alkaloid, diantaranya yaitu berdasarkan lokasi atom nitrogen di dalam


struktur alkaloid dan berdasarkan asal mula kejadiannya (biosintesis) dan hubungannya
dengan asam amino. Berdasarkan asal mulanya (biogenesis) dan hubungannya dengan
asam amino, alkaloid dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:

1. True alkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; toksik, perbedaan keaktifan fisiologis
yang besar, basa, biasanya mengandung atom nitrogen di dalam cincin heterosiklis,
turunan asam amino, distribusinya terbatas dan biasanya terbentuk di dalam tumbuhan
sebagai garam dari asam organik. Tetapi ada beberapa alkaloid ini yang tidak bersifat
basa, tidak mempunyai cincin heterosiklis dan termasuk alkaloid kuartener yang lebih
condong bersifat asam. Contoh dari alkaloid ini adalah koridin dan serotonin.
2. Proto alkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; mempunyai struktur amina yang
sederhana, di mana atom nitrogen dari asam aminonya tidak berada di dalam cincin
heterosiklis, biosintesis berasal dari asam amino dan basa, istilahbiologycal amine
sering digunakan untuk alkaloid ini. Contoh dari alkaloid ini adalah meskalina dan
efedrina.
3. Pseudo alkaloid
Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; tidak diturunkan dari asam amino dan
umumnya bersifat basa.
a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik

Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya. Yang termasuk


pada golongan ini adalah :
 Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk
dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan
Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.
 Alkaloid Tropan

Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid


ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak
maupun sun-sum tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah
Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil
mata, berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii,
Datura dan Brugmansia sp, Mandragora officinarum, Alkaloid kokain dari
Erythroxylum coca (Famili Erythroxylaceae)

 Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini
adalah ; Cinchona ledgeriana dari famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang
toxic terhadap Plasmodium vivax
 Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Banyak ditemukan
pada famili Fabaceae termasuk Lupines (Lupinus spp), Spartium junceum,
Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora
 Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid
ergine dan psilocybin, alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid
vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus famili Apocynaceae yang
sangat efektif pada pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan
Hodgkin’s.
 Alkaloid Imidazol

Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen. Alkaloid ini ditemukan


pada famili Rutaceae. Contohnya: Jaborandi paragua.

 Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada
Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).

 Alkaloid Steroid

Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dan 1 rangka steroid


yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili
Solanaceae, Zigadenus venenosus.

 Alkaloid Amina

Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak yang merupakan


tutrunan sederhana dari feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan dari asam
amino fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada tumbuhan Ephedra
sinica (family Gnetaceae)

 Alkaloid Purin

Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen. Banyak ditemukan pada


kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari
famili Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili Aquifoliaceae, Paullunia
cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan
Theobroma cacao.

b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik


Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu
atom karbon pada rantai samping.
 Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)
Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom Nitrogen pada salah satu
atom karbon pada rantai samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora
williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora secundiflora, Agave americana,
Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.
 Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum
baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.
Sifat-sifat Alkaloid

1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.


2. Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi dengan
asam membentuk garam.
3. Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna.
4. Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalamkloroform, eter
dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya Strychnine HCl
lebih larut dalam air daripada bentuk basanya.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas, garam pada
atom N-nya.

Cara Memperoleh Alkaloid

Alkaloid biasanya diisolasi dari tumbuhannya dengan menggunakan metode


ekstraksi. Pelarut yang digunakan ketika mengekstraksi campuran senyawanya yaitu
molekul air yang diasamkan. Pelarut  ini akan mampu melarutkan alkaloid sebagai
garamnya. Selain itu juga dapat membasakan bahan tumbuhan yang mengandung alkaloid
dengan menambahkan natrium karbonat. Basa yang terbentuk kemudian dapat diekstraksi
dengan pelarut  organic seperti seperti kloroform atau eter.

Untuk alkaloid yang bersifat tidak  tahan panas, isolasi dapat dilakukan


menggunakan teknik pemekatan dengan membasakan larutannya terlebih dahulu. Dengan
menggunakan teknik ini maka alkaloid akan menguap dan selanjutnya dapat dimurnikan
dengan metode penyulingan uap. Metode ini biasanya dilakukan untuk pemurnian
senyawa nikotin.

Sedangkan untuk larutan alkaloid dalam air yang bersifat asam maka larutannya
harus dibasakan terlebih dahulu. Selanjutnya alkaloid dapat diekstraksi dengan
menggunakan pelarut organic.

Cara lain untuk mendapatkan alkaloid dari larutan yang bersifat basa
adalah  dengan metode penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Alkaloid yang
diperoleh kemudian dielusi dan diendapkan menggunakan Pereaksi Meyer. Setelah  itu ,
endapan yang terbentuk dipisahkan menggunakan metode kromatografi pertukaran ion.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi ketika mengisolasi alkaloid. Salah


satunya adalah alkaloid yang berada dalam bentuk terikat tidak mudah dilepaskan dengan
metode hanya ekstraksi biasa sehingga harus mengasamkan senyawa yang mengikatnya
terlebih dahulu.

Sifat Fisika Alkaloid

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1
atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin
primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya
tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya) Kebanyakan alkaloid yang telah
diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai
kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan
koniin berupa cairan.

Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks,


species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah).
Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa
pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener
sangat larut dalam air.

Sifat Kimia Alkaloid

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya pasangan
elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan nitrogen bersifat
melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen
naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan
senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang
berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan
elektron berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan
sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.

Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami


dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini
sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi dapat menimbulkan
berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan
garam dengan senyawa organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat)
sering mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada
dalam bentuk garamnya.

B. ALKALOID TROPAN

Alkaloid tropana adalah kelas alkaloid bicyclic dan metabolit sekunder yang


mengandung cincin tropana dalam struktur kimianya . Alkaloid tropane muncul secara alami
di banyak anggota famili tumbuhan Solanaceae . Beberapa alkaloid tropane memiliki sifat
farmakologis dan dapat bertindak sebagai antikolinergik atau stimulan .

Tropan merupakan bagian metabolit dari alkaloid sekunder, yang mengandung cincin
tropan dalam struktur kimia. Alkaloid memiliki struktur inti, bisiclic mengandung nitrogen
yaitu azabisiclo (3,2,1) oktan atau 8-metil-8-azabiziklo (3,2,1) oktan. Alkaloid tropan
ditemukan pada angiospermae yaitu family solanaceae (Atropa, Grukmansia, Mansia, Datura,
Scopolia, Physalis), Erythroxylaceae (Erythroxylem), Protaeceae (Belladona dan Darlingia)
dan Convolvulaceae (Convuvulus dan Calystegia). Alkaloid tropan banyak ditemukan pada
tanaman bruguilera, phyllanthus dan cochlearia (Leliqia, et.al, 2006). Alkaloid tropan juga
ditemukan pada beberapa tanaman yang berbeda seperti family Brassicaceae (Cruciferae),
Olacaceae, dan Rhizophoraceae (The EFSA Journal, 2008).

1. Tanaman yang mengandung Alkaloid Tropan dan funsinya


Ester dari tropane telah ditemukan dalam keluarga tanaman yang berbeda
seperti proteaceae, rhizophoraceae, euphorbiaceae, convolvulaceae, dan,
erythroxylaceae, tetapi umumnya tanaman ini lebih dikenal dalam famili solanaceae.
Dalam famili solanaceae terdiri dari sekitar 100 genus dan 300 spesies, di antaranya
Datura sp, Brugmansia sp, Hyocyamus, Atropa, Scopolia, Anisodus, Przewalskia,
Physochlaina, Mandragora anthotroche, Cyphantera, dan Duboisia dikenal sebagai
tumbuhan yang kaya akan senyawa alkaloid golongan tropan.
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid
ini dapat mempengaruhi sistem saraf pusat termasuk yang ada pada otak maupun

sumsum tulang belakang, struktur intinya : 


 Hiosiamin dan Skopolamin
Berasal dari tumbuhan Datura stramonium, D. Metel (fam Solanaceae),
tumbuh pada daerah yang memiliki suhu yang panas daun dan bijinya
mengandung alkaloid Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan sedative.
Pada tumbuhan Hyoscyamus muticus dan H. Niger (fam Solanaceae), tumbuh
didaerah Amerika Selatan dan Kanada dikenal dengan nama “Henbane” daun dan
bijinya digunakan sebagai relaksan pada otot.

 Kokain
Senyawa ini berfungi sebagai analgetik narkotik yang menstimulasi pusat
syaraf, selain itu juga berfungsi sebagai antiemetik dan midriatik. Zat ini bersal
dari daun tumbuhan Erythroxylum coca, E. Rusby dan E. Novogranatense (fam
Erythroxylaceae). Kokain lebih banyak disalahgunakan (drug abuse) oleh
sebagian orang dengan nama-nama yang lazim dikalangan mereka seperti snow,
shabu-shabu, crak dan sebagainya. 3. Atropin, Apotropin dan Belladonina Atropa
dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata “Atropos” yang berarti tidak dapat
dibengjokkan atau disalahgunakan, ini disebabkan karena belladona merupakan
obat yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian. Belladonna barasal
dari bahasa Italia “Bella” artinya cantik dan “Donna” artinya wanita. Bila cairan
buah diteteskan pada mata akan menyebabkan dilatasi dari pupil mata sehingga
menjadi sangat menarik Akar dan daun tumbuhan Atropa belladonna (fam
Solanaceae) merupakan sumber dari senyawa ini, digunakan sebagai
antispamolitik, antikolinergik, anti asma dan midriatik. Zat ini merupakan hasil
dari hiosiamin selama ekstraksi sehingga tak dapat ditemukan dalam tanaman.
Atropin yang dihasilkan secara sintetik lebih mahal daripada yang berasal dari
ekstraksi dari tanaman dan tidak dapat disaingi harganya.
2. Khasiat Tropan
Alkaloid tropan memiliki khasiat dalam mempengaruhi sistem saraf pusat
termasuk yang ada pada otak maupun sumsum tulang belakang, melebarkan pupil
mata (Atropa belladona). Alkaloid ini juga sebagai agen antikolinergik, dalam
pengobatan sebagai antispasmodik, analgetik, sedatif dan dalam pengobatan asma.
Alkaloid tropan digunakan pula sebagai anti insecta.

C. ALKALOID PURIN
Purin adalah inti heterostatik yang mengandunh 6 cincin pirmdin yang bergabung
dengan5 cincin imidazol. Purin sendiri tidak ada di alam, tetapi derivatnya signifikan
secara biologis. Alkaloid purin merupakan turunan dari metabolit sekunder dan
turunannya berupa xantin. Tiga contoh yang palin dikenal antara lain kafein (1,3,7-
trimetilxantin), teofillin (1,3-dimetilxantin) dan teobromin(3,7-dimetilxantin)
(Evans,2009).
Minuman seperti teh dan kopi sama-sama memiliki efek stimulan pada bahannya.
Kafein menstimulasi susunan saraf pusat dan memiliki efek diretik lemah, sedangkan
teobromin memiliki efek yang berkebalikan dengan kafein. Teofillin pada umunya 
memiliki struktur yang sama dan sangat efektif untuk merelaksasi otot tak sadar
(Evans,2009).

a. Kafein
       Kafein adalah salah satu dari alkaloid purin yang memiliki rumus kimia
(1,3,7- trimetilxantin). Alkaloid ini diperoleh dari biji kopi atau Coffea arbica L
dan teh . Kristal kafein berbentuk jarum-jarum, berwarna putih tidak berbau,
berasa pahit. mengandung kafein. Akasi dari kopi pada prinsipnya ddasarkan pada
daya kerja kafein, yang bekerja pada sususnan saraf pusat, ginjal, otot-otot
jantung. Tumbuhan lain yang juga mengandung caffein seperti Camelia sinensis,
Cola nnitida.     
       Pada bidang farmasi, kafein merangsang sisitem saraf pusat dan kekuatan
jantung. Khasiat lainnya sebagai diuretik lemah. Kafein menstimulan sistim saraf
pusat dan menyebabkan peningkatan kewaspadaan, kecepatan, dan kejelasan alur
pikiran, peningkatan fokus, serta koordinasi tubuh yang lebih baik
(Sumardjo,2006). Kafein ditemukan pertama kali oleh seorang kimiawan Jerman,
Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819. Beliau memberikan nama untuk
senyawa berupa kopi (Kakhia,2012).
Pada dasarnya jalur biosintesis terdiri dari empat proses yang terdiri dari tiga
proses metilasi dan satu proses reaksi nukleosid. Kerangka dari senyawa xantin
diturunkan dari nukleosid purin. Proses awal dari biosintesis kofein adalah proses
metilasi dan xanthosine oleh SAM yang tergantung pada enzim N-
metiltransferase. Jalur umum dalam biosintesis kafein adalah 7-7-
methylxanthosine → 7 metilsantin → teobromin→kafein. Jalur biosintesis pada
dasarnya ini sama dengan bentuk alkaloid purin lainnya, seperti pada mate (Ilex
paraguariensis) dan kakao(Theobromacacao)(Ashiharaetal,2008).
b. Theobromina (3,7 Dimetil Xanthin)
Theobromin adalah molekul alkaloid yang dikenal juga sebagai metilxantin.
Secara alami, metilxantin terdapat pada enam puluh spesies tanaman yang berbeda
dan termasuk kafein (terutama kopi) dan teofillin (metilxantin primer dalam teh).
Teobromina adalah metilxantin itama yang ditemukan pada pohon kakao
(Theobroma cacao) (Amit et al, 2010).
Senyawa ini diperoleh dari biji0bijian coklat dan isolasi dari biji-biji tersebut
dengan cara ekstaksi. Coklat kristal teobromin berwarna putih, rasanya pahit dan
mencair dapa suhu 37oC. Teobromin sukar larut dalam air dan pelarut-pelarut
organik yang umum. Garam-garam teobromin umumnya dapat larut dalam air
(Sumardjo,2006).
Teobromin mempengaruhi sistem tubuh manusia mirip dengan kafein, tetapi
pada efek yang lebih kecil. Teobromin bersifat diuretik ringan, stimulan ringan,
dan melemaskan otot-otot halus pada bronkus. Dalam tubuh manusia, tingkat
teobromin yang dirasakan adalah antara 6-10 jam setelah dikonsumsi. Karena
kemampuannya untuk melebarkan pembuluh darah, teobromin juga digunakan
untuk mengobati tekanan darah tinggi (Amit, et.al, 2010).
Biosintesis dari teobromin dilakukan dengan tiga cara, antara lain :
 AMP → IMP → XMP → xanthosine → 7-methylxantin
    → theobromin
 GMP → guanosin → xanthosine → 7-methylxanthosine
     → 7-methylxantin → teobromin.
 Santin → 3-metilsantin → teobromin (Ashihara, et.al,
2008)

c. Teofillin
Teofillin ditemukan dalam jumlah kecil didalam teh dan diperoleh dengan cara
ekstraksi. Teofillin mengkristal dengan satu molekul air kristal. Kristal teofillin
berwarna putih dengan titik lebur 268oC. Teofillin sukar larut dalam air dingin,
tetpai mudah larut dalam air panas dan larutannya bereaksi netral. Kristal teofillin
tidak berbau, berasa pahit dan berkhasiat diuretik (Sumardjo, 2006).
Terdapat banyak contoh tumbuhan yang mengandung  alkaloid purin. Berikut adalah
contoh tumbuhan yang mengandung alkaloid purin :
a. Kopi
Nama Umum
Indonesia : Kopi
Inggris : Arabian coffee
Filipina : Kape
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Rubiales
Family : Rubiaceae
Genus : Coffea
Species : Coffea arabica L.
Kandungan : kofein, sitosterin, stigmasterin

b. Teh
Nama Umum
Indonesia : Teh
Inggris : Tea
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Dileniidae
Ordo : Theales
Family : Theaceae
Genus                 : Camellia
Species : Camellia sinensis (L.) O.K
Kandungan : coffein, tannin, dan sedikit minyak atsiri
c. Kola
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliopsida
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Marvales
Family : Sterculiaceaae
Genus : Cola
Species : Cola nitida
Kandungan : coffein, theobromina,
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengertian senyawa alkaloid
Alkaloid adalah senyawa metabolid sekunder yang bersifat basa yang mengandung
satu atau lebih atom nitrogen, biasanya dalam cincin heterosiklik dan bersifat aktif
biologis menonjol
2. Penamaan dan sifat-sifat fisika serta kimia
Alkaloid tidak memiliki tata nama sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid
dinyatakan dengan nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloid.
Sifat alkaloid yaitu kebanyakan tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatic berwarna dan kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat
tersebut tergantung pada adanay pasangan electron pada nitrogen.
3. Biosintesis dari senyawa alkaloid
Reaksi yang pas yang terlibat dalam biosintesis sebagai kelas alkaloid, termasuk
sintesis basa Schiff dan reaksi Mannich Dekarboksilasi dan transaminase asam amino
menghasilkan aldehid yang dapat membentuk basa Schiff. Basa Schiff ini kemudian
bereaksi dengan karbonium melalui kondensasi Mannich membentuk alkaloid.
4. Struktur dan klasifikasi senyawa alkaloid
Alkaloid secara umummengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen yang
bersifat basa dan merupakan bagian dari cicin heterosiklik. System klasifikasi yang
paling banyak diterima adalah menurut Hegnauer, dimana alkaloid dikelompokkan
atas; alkaloid sesungguhnya, protoalkaloid, psudoalkaloid
5. Penentuan struktur senyawa alkaloid
Dua metode yang paling banyak digunakan untuk menyeleksi tanaman yang
mengandung alkaloid adalah kromatografi dan prosedur Wal
6. Kegunaan dari senyawa alkaloid
- Sebagai kemoterapi dan anti parasite
- Sebagai stimulant uterus
- Sebagai anastetika local seperti Cpcain
- Simplisia
- Sebagai bumbu dapur yaitu alkaloid keturunan piperidin
- Antisasmodik dan sedative
DAFTAR PUSTAKA
Achmad. S.A.1986. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka : Jakarta.
Harborne dan Tuner (1918). Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Edisi 4. ITB Bandung.
Ikan. 1969. Galenika I-II. HMF ARS-PRAEPARANDI. Bandung

Anda mungkin juga menyukai