Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH

FARMAKOGNOSI TENTANG ALKALOID

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

1. ARISTA HALOHO 3422118058


2. AKBAR FABRIANSYAH 3422118016
3. DWI INDAH F 3422118136
4. PUTRI ANISYAH 3422118295
5. RENNY FEBUANNY 3422118321

1|Page
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaniraahim

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Farmakognosi dengan judul “ ALKALOIDA”.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua


pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, terutama kepada
dosen mata kuliah Farmakognosi yaitu bapak Marta Halim. S.Si, M.Farm, Apt

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah yang dibuat ini masih
memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini menjadi lebih baik dan menjadi pembelajaran kami di masa yang
akan datang.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan
umumnya bagi pembaca.

Terima Kasih.

Jakarta, November 2019

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 3

1.1. LATAR BELAKANG ............... ............................................ 3

1.2 RUMUSAN MASALAH .......................................................... 4

1.3 TUJUAN PENULISAN ............................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 5

2,1 SEJARAH ALKALOID ........................................................... 5

2,2 DEFINISI ALKALOID ............................................................ 6

2,3 SIFAT FISIKA DAN KIMIA ................................................... 7

2,4 TATA NAMA SENYAWA ALKALOID ................................ 8

2,5 KLASIFIKASI .......................................................................... 9

2,6 KEGUNAAN SENYAWA ALKALOID ............................... 17

2,7 IDENTFIKASI ALKALOID .................................................. 18

2,8 SUMBER DARI TUMBUHAN ............................................. 21

BAB III PENUTUP ................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 43

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk
tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar
yang sedikit.

Selanjutnya dalam Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896


dinyatakan bahwa alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh-
tumbuhan, dan sering dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang
khas. Senyawa ini terdiri atas karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian
besar diantaranya mengandung oksigen, sesuai dengan namanya yang
mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan adanya sepasang elektron
bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat mendonorkan sepasang
elektronnya.

Garam alkaloid dan alkaloid bebas biasanya berupa senyawa padat


berbentuk kristal tidak berwarna (berberina dan serpentina berwarna
kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya hanya satu dari
isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam berapa kasus dikenal
campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung satu
isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya.

Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina,


dan higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid
juga mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, morfina sebagai
pereda rasa sakit, reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi

4|Page
sebagai antispamodia, kokain sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai
stimulan syaraf.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan :

1. Bagaimana sejarah senyawa Alkaloid dan klasifikasinya ?


2. Bagaimana sifat-sifat fisika dan kimia dari Alkaloid ?
3. Bagaimana tata nama alkaloid?
4. Gugus fungsi apa yang terdapat pada Alkaloid ?
5. Pada tumbuhan apa sajakah Alkaloid berada ?
6. Bagaiman cara isolasi dan identifikasi dari senyawa Alkaloid ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Farmakognosi program studi Diploma 3 Akademi Farmasi IKIFA.

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah


menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman,
kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada
usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga
permulaan abad ke sembilan belas.

Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia adalah


opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan
dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai
analgesik maupun narkotik telah diketahui. Pada tahun 1803, Derosne
mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin.
Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap
opium dapat berhasil mengisolasi morfin.

Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di


Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan penelitian di bidang kimia alkaloid
yang menakjubkan. Daintara alkaloid yang diperoleh dalam waktu singkat
tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin, kaffein, Quinin,
Sinkhonin, dan Kolkhisin.

Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin


suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal. Alkaloid tersebut
tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates akibat dari
hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang
sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-
sifatnya (1870) dan yang pertama disintesis (1886). Selama tahun 1884
telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona.

6|Page
Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur molekul
selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh.
Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh
Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat
ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah
melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.

Perlu dicatat bahwa selama kimia organik berkembang pesat


selama periode tersebut, menjadi ilmu pengetahuan yang rumit pada saat
ini, usaha pengembangan dalam kimia bahan alam tumbuh sejalan, banyak
reaksi yang sekarang merupakan reaksi klasik dalam kimia organik adalah
hasil penemuan pertama dari studi yang cermat degradasi senyawa bahan
alam.

2.2 DEFINISI

Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloid berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua
alkaloid mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya
bersifat basa dan dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan
bagian dari cincin heterosiklik.

Hampir semua alkaloid yang ditemukan di alam mempunyai


kereaktifan biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang
sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin
adal alkaloid yang terkenal dan mempunyai efek fisiologis dan psikologis.
Alkaloid dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji,
daun, ranting, dan kulit batang. Alkaloid umumnya ditemukan dalam
kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit
yang berasal dari jaringan tumbuhan.

Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang mengandung


satu atau lebih atom nitrogen dan biasanya berupa sistem siklis. Alkaloid

7|Page
mengandung atom karbon, hidrogen, nitrogen dan pada umumnya
mengandung oksigen. Senyawa alkaloid banyak terkandung dalam akar,
biji, kayu maupun daun dari tumbuhan dan juga dari hewan.

Senyawa alkaloid merupakan hasil metabolisme dari tumbuh-


tumbuhan dan digunakan sebagai cadangan bagi sintesis protein.
Kegunaan alkaloid bagi tumbuhan adalah sebagai pelindung dari serangan
hama, penguat tumbuhan dan pengatur kerja hormon. Alkaloid
mempunyai efek fisiologis. Sumber alkaloid adalah tanaman berbunga,
angiospermae, hewan, serangga, organisme laut dan mikroorganisme.
Famili tanaman yang mengandung alkaloid adalah Liliaceae, solanaceae,
rubiaceae, dan papaveraceae.

2.3 SIFAT ALKALOID

1. Sifat-sifat fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang


memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5
atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier
yang semuanya bersifat basa (tingkat kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya). Kebanyakan alkaloid yang
telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan titik lebur yang
tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang
berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning
dan betanin berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya
larut dalam pelarut organik, meskipun beberapa pseudoalkalod
dan protoalkaloid larut dalam air. Garam alkaloid dan alkaloid quartener
sangat larut dalam air.

8|Page
2. Sifat-sifat kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada


adanya pasangan elektron pada nitrogen. Jika gugus fungsional yang
berdekatan dengan nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh;
gugus alkil, maka ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa
lebih bersifat basa. Hingga trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan
senyawa dietilamin lebih basa daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus
fungsional yang berdekatan bersifat menarik elektron (contoh; gugus
karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron berkurang dan pengaruh
yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau bahkan sedikit asam.
Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah mengalami dekomposisi,
terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen. Hasil dari reaksi ini
sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau setelah isolasi
dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan berlangsung
dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa organik
(tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering
mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid
lazim berada dalam bentuk garamnya.

2.4 TATA NAMA SENYAWA ALKALOID

Alkaloida tidak mempunyai tatanama sistematik. Oleh karena itu


suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin,morfin,
dan stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang
mencirikan alkaloida. Penamaan Alkaloida :

 Beberapa penamaan alkaloid berdasarkan family/keluarga/genus


dimana mereka ditemukan. Contoh Papavarine,
Punarnavin,ephidrin
 Berdasarkan spesies tumbuh asal. Contoh kokain, beladonin

9|Page
 Berdasarkan nama umum tumbuhan penghasil. Contohnya
alkaloid ergot
 Berdasarkan aktivitas fisik contohnya morfin yang dikenal dengan
tanaman Dewa dari Mimpi. Emitin yang berarti muntahan menurut
penemu
 Peletierine yang merupakan gugus yang ditemukan oleh P.J
Peletier
 Ada beberapa nama dengan penambahan prefiks pada penamaan
alkanoid. Contohnya epi, iso, neo, pseodo, nor, CH

2.5 KLASIFIKASI DAN PENGGOLONGAN ALKALOIDA

A. Klasifikasi alkaloida

Alkaloid merupakan suatu basa organik yang mengandung unsur


Nitrogen (N) pada umumnya berasal dari tanaman, yang mempunyai efek
fisiologis kuat terhadap manusia. Kegunaan senyawa alkaloid dalam
bidang farmakologi adalah untuk memacu sistem syaraf, menaikkan
tekanan darah, dan melawan infeksi mikrobial.

Sebagian besar alkaloida mempunyai kerangka dasar polisiklik


termasuk cincin heterosiklik nitrogen serta mengandung substituen yang
tidak terlalu bervariasi. Atom nitrogen alkaloida hampir selalu berada
dalam bentuk gugus amin (-N) atau gugus amida (-CO-NR2) dan tidak
pernah dalam bentuk gugus nitro (NO2) atau gugus diazo. Sedang
substituen oksigen biasanya ditemukan sebagai gugus fenol (-OH),
metoksil (-OCH3) atau gugus metilendioksi (-O-CH2-O). Substituen-
substituen oksigen ini dan gugus N-metil merupakan ciri sebagian besar
alkaloida. Pada alkaloida aromatik terdapat suatu pola oksigenasi tertentu.
Pada senyawa-senyawa ini gugus fungsi oksigen ditemukan dalam posisi
para atau posisi para dan meta dari cincin aromatik.

10 | P a g e
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara yaitu :

1. Berdasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang merupakan


bagian dari struktur molekul. Berdasarkan hal tersebut, maka
alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis seperti alkaloida
pirolidin, alkaloida piperidin, alkaloida isokuinolin, alkaloida
kuinolin dan alkaloida indol.
2. Berdasarkan jenis tumbuhan darimana alkaloida ditemukan. Cara
ini digunakan untuk menyatakan jenis alkaloida yang pertama-
tama ditemukan pada suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan cara ini,
alkaloida dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu alkaloida
tembakau, alkaloida amaryllidaceae, alkaloida erythrine dan
sebagainya. Cara ini mempunyai kelemahan yaitu : beberapa
alkaloida yang berasal dari suatu tumbuhan tertentu dapat
mempunyai struktur yang berbeda-beda.
3. Berdasarkan asal-usul biogenetik. Cara ini sangat berguna untuk
menjelaskan hubungan antara berbagai alkaloida yang
diklasifikasikan berdasarkan berbegai jenis cincin heterosiklik.
Dari biosintesa alkaloida, menunjukkan bahwa alkaloida berasal
dari hanya beberapa asam amino tertentu saja. Berdasarkan hal
tersebut maka alkaloida dapat dibedakan atas tiga jenis utama
yaitu:
 Alkaloida alisiklik yang berasal dari asam-asam amino ornitin
dan lisin.
 Alkaloida aromatik jenis fenilalanin yang berasal dari fenil
alamin, tirosin dan 3,4-dihidrofenilalanin.
 Alkaloida aromatik jenis indol yang berasal dari triptopan.

11 | P a g e
4. Berdasarkan Sistem klasifikasi yang paling banyak diterima adalah
menurut Hegnauer, dimana alkaloida dikelompokkan atas :
 Alkaloida sesungguhnya
Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa terkecuali bersifat
basa, umumnya mengandung nitrogen dalam cincin
heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya terdapat
dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa
pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan
asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki
cincin heterosiklik dan alkaloida quarterner yang bersifat agak
asam daripada bersifat basa
 Protoalkaloida
Protoalkaloida merupakan amin yang relatif sederhana dimana
nitrogen asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik.
Protoalkaloida diperoleh berdasarkan biosintesa dari asam
amino yang bersifat basa. Pengertian amin biologis sering
digunakan untuk kelompok ini.
 Pseudoalkaloida
Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekursor asam amino.
Senyawa ini biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida
yang penting dalam kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan
purin.
5. Berdasarkan struktur nitrogen yang dikandungnya yaitu:
 Alkaloid heterosiklis, merupakan alkaloid yang atom
nitrogennya berada dalam cincin heterosiklis. Alkaloid ini
dibagi menjadi: alkaloid pirolidin, alkaloid indol, alkaloid
piperidin, alkaloid piridin, alkaloid tropan, alkaloid histamin,
imidazol dan guanidin, alkaloid isokuinolin, alkaloid kuinolin,
alkaloid akridin, alkaloid kuinazolin, alkaloid izidin.

12 | P a g e
 Alkaloid dengan nitrogen eksosiklis dan amina alifatis, seperti
efedrina.
 Alkaloid putressin, spermin dan spermidin, misalnya pausina.
 Alkaloid peptida merupakan alkaloid yang mengandung ikatan
peptida.
 Alkaloid terpena dan steroidal, contohnya funtumina.
6. Berdasarkan klasifikasi senyawa lain
 Berdasarkan taksonomi
Berdasarkan taksonomi seperti Solanaceae, Papilonaceae tanpa
keterangan dari sifat kimianya
 Berdasarkan biosintesisnya
Pengelompokan alkaloid berdasarkan biosintesis didasarkan
oleh typeprekursor atau senyawa pembangun yang digunakan
tumbuh-tumbuhan untuk memsintesis struktur kompleks.
Contoh : Morphine, Papaverine, Nicotine, Tubocurarin dan
Calchicins dalam Penilalanin dan basa Tirosin.
 Berdasarkan klasifikasi kimia
Pengelompokan ini didasari oleh struktur cincin :
a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Dimana atom nitrogen terletak pada cincin karbonnya.
Yang termasuk pada golongan ini adalah :
o Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom
nitrogen. Yang termasuk dalam kelas ini adalah :
Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana
tabacum dari famili Solanaceae.

13 | P a g e
o Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya
(N-CH3).Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem saraf
pusat termasuk yang ada pada otak maupun sun-sum
tulang belakang. Yang termasuk dalam kelas ini adalah
Atropa belladona yang digunakan sebagai tetes mata
untuk melebarkan pupil mata, berasal dari famili
Solanaceae, Hyoscyamus niger, Dubuisia hopwoodii,
Datura dan Brugmansia sp, Mandragora officinarum,
Alkaloid Kokain dari Erythroxylum coca (Famili
Erythroxylaceae).

o Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen.
Yang termasuk disini adalah :Cinchona ledgeriana dari
famili Rubiaceae, alkaloid quinin yang toxic terhadap
Plasmodium vivax.

o Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom
nitrogen. Banyak ditemukan pada famili Fabaceae
termasuk Lupines (Lupinus sp), Spartium junceum,
Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora.

14 | P a g e
o Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol .
Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin,
alkaloid reserpin dari Rauvolfia serpentine, alkaloid
vinblastin dan vinkristin dari Catharanthus roseus
famili Apocynaceae yang sangat efektif pada
pengobatan kemoterapy untuk penyakit Leukimia dan
Hodgkin’s.

o Alkaloid Imidazol
Berupa cincin karbon mengandung 2 atom
nitrogen.Alkaloid ini ditemukan pada famili Rutaceae.
Contohnya:Jaborandi paragua.

15 | P a g e
o Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid
ini ditemukan pada Lunpinus luteus (familia :
Leguminocaea).

o Alkaloid Steroid
Mengandung 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen
dan 1 rangka steroid yang mengandung 4 cincin
karbon.Banyak ditemukan pada famili Solanaceae,
Zigadenus venenosus.

o Alkaloid Amina
Golongan ini tidak mengandung N heterosiklik. Banyak
yang merupakan tutrunan sederhana dari feniletilamin
dan senyawa-senyawa turunan dari asam amino
fenilalanin atau tirosin, alkaloid ini ditemukan pada
tumbuhan Ephedra sinica (familiaGnetaceae)

16 | P a g e
o Alkaloid Purin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen.
Banyak ditemukan pada kopi (Coffea arabica) famili
Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili
Theaceae, Ilex paraguaricasis dari famili
Aquifoliaceae, Paullunia cupana dari famili
Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan
Theobroma cacao.

b. Alkaloid dengan atom nitrogen non heterosilik


Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon
tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping.
o Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)
Mengandung 1 atau lebih cincin karbon dengan atom
Nitrogen pada salah satu atom karbon pada rantai
samping. Termasuk Mescalin dari Lophophora
williamsii, Trichocereus pachanoi, Sophora
secundiflora, Agave americana, Agave atrovirens,
Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.

17 | P a g e
o Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ;Capsicum
pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum,
Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

2.6 KEGUNAAN ALKALOID


Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik
perhatian terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan
pemakaiannya di bidang farmasi tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir
sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya
dalam tumbuhan sebagai berikut :

a. Pada Alkaloid ini dapat berguna sebagai suatu hasil dari proses
pembuangan gas nitrogen, misalnya seperti asam urat dan juga urea
b. Bisa untuk dijadiakan sebagai sebuah tempat menyimpan gas nitrogen,
walaupun begitu namun masih sering dapat difungsikan sebagai
metabolisme
c. Kerap digunakan sebagai pelindung serta menjaga tumbuhan atas
berbagai jenis serangan parasit,misalnya seperti hama, bahkan bisa
juga melindunginya dari pemangsa lainnya.
d. Kerap digunakan sebagai pengontrol dan pengatur proses
berkembangnya tumbuhan, sebab dengan berdasarkan dari segi
strukturnya pada alkaloid ini dianggap mempunyai kemampuan dalam
merangsang percabangan dan juga apabila terjadi melambatnya proses
perkembangan pada berbagai tumbuhan

18 | P a g e
e. Dapat digunakan dalam bidang farmakologi
Berikut adalah beberapa contoh senyawa alkaloid yang telah umum
dikenal dalam bidang farmakologi :

Senyawa Alkaloid
Aktivitas Biologi
(Nama Trivial)

Nikotin Stimulan pada syaraf otonom

Morfin Analgesik

Kodein Analgesik, obat batuk

Atropin Obat tetes mata

Skopolamin Sedatif menjelang operasi

Kokain Analgesik

Piperin Antifeedant (bioinsektisida)

Quinin Obat malaria

Vinkristin Obat kanker

Ergotamin Analgesik pada migraine

Reserpin Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi

Mitraginin Analgesik dan antitusif

Vinblastin Anti neoplastik, obat kanker

Saponin Antibakteri

2.7 IDENTIFIKASI ALKALOID


1. Reaksi Pengendapan
a. Reaksi Mayer : HgI
HgCl2 1 bagian + KI 4 bagian
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan kuning atau larutan
kuning bening → + alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di
objek glass lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan
di tabung reaksi lalu dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua
alkaloid mengendap dengan reaksi mayer.Pengendapan yang

19 | P a g e
terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun
alkoloidnya.
b. Reaksi Bouchardat
 I2 2 bagian + KI 4 bagian + aqua ada 100
 Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat merah, +
alkohol → endapan larut.

2. Reaksi Warna
a. Reaksi dengan asam kuat
Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan HNO3 pekat menghasilkan
warna kuningatau merah
b. Reaksi Marquis
Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1 bagian) dan H2SO4
pekat (9 bagian). Sampel ditambah pereaksi marquis akan
menghasilkan warna jingga.
c. Reaksi Warna AZO
Sampel ditambah diazo A (4 bagian) dan diazo B (1 bagian),
ditambah NaOH,dipanaskan lalu ditambah amyl alkohol
menghasilkan warna merah.
d. Reaksi Frohde
Pereaksi frohde mengandung larutan 1% NH4 molibdat dalam
H2SO4 pekat.Sampel ditambah pereaksi frohde menghasilkan
warna kuning kehijauan.
e. Reaksi Mandelin
Pereaksi mandelin mengandung amonium vanadat dalam air
ditambah H2SO4 pekat. Sampel ditambah pereaksi mandelin
berwarna kuning kehijauan.

20 | P a g e
3. Reaksi Kristal
a. Reaksi Dragendorf
Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan merkuri klorida
dalamnitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan pereaksi
dragendorf maka akanmenghasilkan endapan jingga.
b. Reaksi Meyer
Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri klorida.
Ketika sampelditambah pereaksi meyer maka akan timbul endapan
kuning atau larutankuning bening lalu ditambah alkohol
endapannya larut. Tidak semua alkaloidmengendap dengan reaksi
mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksimayer bergantung
pada rumus bangun alkoloidnya.
c. Reaksi Bauchardat
Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan iood. Sampel
ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan coklat merah
lalu ditambah alkoholendapannya larut.
d. Reaksi Fe-complex & Cu-complex
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-
complex lalu tutupdengan cover glass panaskan sebentar, lalu lihat
Kristal yang terbentuk.
 Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat
dengan spatel,sedikit saja digoyangkan di atasnya à Kristal
terlihat.
 Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii
lalu dipanaskanhingga berwarna kuning (terbentuk iodoform),
lalu lihat Kristal bunga sakuradi mikroskop.
 Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang +
sedikit H2SO4 dan aqua iod sampai agak kuning pada objek
glass). Zat + 1 tetes reagen → kristal lempeng (coklat/violet).

21 | P a g e
2.8 CONTOH TANAMAN YANG MENGANDUNG ALKALOIDA

1. Golongan Priridin, Piperidin, dapat dibagi menjadi tiga golongan,


yaitu:
a. Turunan piridin
Contohnya adalah lobelina dari Lobeliae Folium (Lobelia
inflata). Daun Lobelia dikenal dengan nama Indian tobacco,
digunakan daun kering dari tanaman Lobelia inflata Linne
(familia Lobeliaceae). Lobelia berasal dari nama botanis
Mathias deL’Obel dan inflataadalah nama buah, tanaman ini
banyak terdapat di Amerika Serikat dan Canada.Kandungan
utama adalah lobelina, dengan efek farmakologis adalah mirip
dengan nikotina dengan efek yang lebih ringan, dan biasanya
digunakan untuk mengentikan kecanduan pada rokok.
b. Turunan Asam Nikotinat
Contohnya adalah Arecae Semen. Merupakan biji buah pinang
yang telah masak. Tanaman penghasilnyadalah Areca cathecu
familia Palmae, areca adalah bahasa Spanyol dan Portugis yang
artinya betel nut (buah pinang), sedangkan cathecu menurut
Indian Timur sebagai ekstrak astingent atau juice. Tanaman ini
dibudidayakan di Asia Tenggara, India Timur dan beberapa
kawasan Afrika Timur. India adalah negara penghasil buah
pinang terbesar, dan sebagian besar dikonsumsi untuk
kebutuhan domestik. Negara pengimpor terbesar adalah
Amerika Serikat yang mengimpor buah pinang dari Sri Lanka.
Buah pinang sering diracik dengan kapur dan sirih (Piper betle)
dan juga gambir, campuran ini digunakan sebagai masticatory
stimulat bagi masyarakat India maupun Indonesia. Kandungan
utamanya adalah alkaloida piridina, antara lain arekolina,
arekaidina, guvasina dan guvakolina. Kandungan alkaloida
total 0,45%, dengan aktivitas farmakologis yang menonjol dari

22 | P a g e
arekolina adalah sebagai antelmetik untuk vermisidal maupun
cacing pita.
c. Turunan Piridin Dan Pirolidin
Contohnya adalah Nicotinae Folium. Tanaman penghasil
adalah Nicotiana tabacum familia Solanaceae, dengan
kandungan utamanya adalah nikotina. Kegunaan nikotina
digunakan untuk pembuatan permen karet untuk pencadu
rokok.
2. Golongan Alkaloida Tropan
Tropan adalah disiklik, terbentuk dari hasil kondensasi ornitin
(prazat pirolidin) dengan piperidina (dari 3-asetat). Sumber
alkaloid tropan adalah beberapa jenis tumbuhan dari suku
Solanaceae dan jenis tumbuhan penghasil kokain.
3. Alkaloid Solananaceae
Penamaan alkaloid Solanaceae ini kurang tepat, karena tidak
semua alkaloid dari suku Solananceae termasuk ke dalam golongan
ini, misal nikotin termasuk golongan piridina- piperidina, tomatidin
termasuk golongan steroid alkaloid. Yang termasuk ke dalam
alkaloid Solanaceae ini adalah alkaloid turunan tropin dari suku
Solanaceae, yaitu hiosiamin, atropin, skopolamin dan atpoatropin
dengan stereoisomernya beladonin. Atropin kadang-kadang dapat
dihasilkan sebagai artefak. Hiosiamin, atropin dan skopolamin,
bersifat antikolinergik dan sangat beracun (makan daun tumbuhan
ini dapat menyebabkan keracunan). Contoh simplisia dari
Solanaceae adalah:
a. Belladonae Folium, Belladonae Herba, Belladonae Radix
Simplisia ini diperoleh dari tanaman Atropa belladona (familia
Solanaceae), dengan kandungan alkloida total tidak kurang dari
0,35%. Atropa berasal dari kata Atropos (bahasa Latin) yang
berarti who cut the thread of life, sifat racun dari obat;
sedangkan bella artinya beatiful dan dona artinya lady. (Jus dari

23 | P a g e
buah jika diberikan pada mata akan terjadi dilatasi dari pupil,
dan akhirnya akan diperoleh striking appeareance ”penglihatan
indah”). Tanaman ini tumbuh di Eropa seperti Inggris, Jerman
dan di Asia. Perbandingan kandungan alkaloid setiap bagian
tanaman adalah: akar (0,6%); kayu (0,05%), daun (0,4%); buah
belum masak (0,19%), buah masak (0,21%) dan biji (0,33%).
Kandungan utama alkaloida adalah atropina dan beladonina.
Kegunaannya adalah untuk spasmolitikum, antara lain untuk
tukak lambung, anti kejang, obat diare. Sediaan farmasi yang
ada antara lain:
Tincture Belladona dengan kandungan alkaloida 30 mg/100 ml,
Ekstrak Belladona dengan kandungan alkaloida 1,25 g/100g.
b. Hyoscyamus Folium
Simpliasia ini diperoleh dari tanaman Hyosyamus niger
(Familia Solanaceae), dengan kandungan alkaloida tidak lebih
dari 0,04%. Tanaman ini tumbuh di Eropa, Asia, Afrika dan
Rusia. Kandungan alkaloida terdiri atas hiosiamina dan
skopolamina. Dengan kegunaan atau khasiatnya sebagai
parasimpatolitik.
c. Tanaman Famili Solanaceae yang mengandung alkaloida
tropan di Indonesia
Beberapa tanaman Indonesia yang mengandung alkaloida
tropan adalah Brugmansia suavaolens (Kecubung gunung).
Kandungan utamanya adalah skopolamin (hiosin). Daunnya
oleh penduduk digunakan sebagai obat asma dalam bentuk
rokok. Datura stramonium disebut juga kecubung, tumbuh di
kebun-kebun bersama dengan kentang dan palawija lain (di
daerah Lembang, Bandung, Jawa Barat). Biji dari kecubung
digunakan oleh pencuri untuk membius dengan membakarnya.

24 | P a g e
d. Cocae Folium
Tanaman penghasilnya adalah Erythroxylum coca Lamarck
(Famili Erythroxylaceae), dan digunakan simplisia daun.
Tanaman dengan dengan tinggi hampir 2 meter, dengan daerah
tumbuh sangat yang sangat baik di daerah Amerika Selatan
atau Amerika Latin seperti di Colombia, Peru, Bolivia dengan
ketinggian sekitar 500- 2000 dpl (diatas permukaan laut);
dahulu juga pernah dibudidayakan di pulau Jawa dan di Sri
Lanka. Produksi daun koka di Peru dan Bolivia mencapi
50.000 metrik ton. Daun koka mempunyai tiga kandungan
utama, yaitu:
Turunan ekgonin (kokaina, sinamilkokain dan truxillena);
Turunan tropin (tropokain, valerin) dan Turunan higrin
(higrolin dan kuskohigrin). Yang penting dalam perdagangan
hanya turunan ekgonin. Komposisi alkaloid dalam daun
berbeda-beda secara kualitatif dan kuantitatif, berdasarkan
keadaan umur daun pada waktu di panen. Alkaloida kokain
pertama kali di isolasi pada tahun 1860.Proses produksi kokain
dari daun koka dengan cara pembuatan pasta daun, untuk
mempermudah transportasi dari ladang ke tempat pengolahan
lebih lanjut. Diperlukan lebih dari 100 kg daun kering untuk
memperoleh 1 kg pasta. Cara pembuatan pasta daun adalah
daun kering diserbuk dan campur dengan air yang mengandung
kalsium karbonat atau air kapur untuk membuat suasana basa
dan kemudian dicampur dengan minyak tanah atau bensin dan
di-stirer. Kemudian fase minyak dipisahkan, dan ditambah air
(suasana asam) kemudian dipisah fase air yang mengandung
alkaloida dalam bentuk garamnya. Selanjutnya fase air
ditambahkan ammonia sehingga alkaloida akan mengendap dan
diperoleh pasta kokain. Pasta kokain ini masih mengandung
beberapa jenis alkaloida. Kokain ini berbentuk serbuk atau

25 | P a g e
kristal putih. Kokaina adalah metil ester dari benzoil- ekgonina.
Jika dihirolisis maka akan dihasilkan ekgonin dan asam
benzoat. Sinamilkokain jika dihidrolisis akan menjadi ekgonin
dan metil alakohol dan asam sinamat dan truxillena jika
dihidrolisis akan menjadi ekgonin, metil alkohol dan asam
asam truxillik. Kokain memiliki aktivitas lokal anastesi, CNS
stimulant dan analgesik.
4. Golongan Alkaloid Kuinolina
Yang termasuk ke dalam golongan alkaloid kuinolina ini adalah
alkaloid cinchona dan alkaloid acronychia.
a. Cinchonae Cortex
Tanaman pengahasil adalah Cinchona succirubra, dan spesies
lain adalah Cinchona ledgeriana dan Cinchona calisaya (Famili
Rubiaceae). Simplisia yang digunakan adalah korteks batang.
Tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian 1000-3000
meter dpl. Daerah asal adalah Peru, Ekuador, India dan
sebelum perang dunia II pulau Jawa (Indonesia) sebagai
pemasok terbesar di dunia sekitar 90%. Perkebunan kina
bisanya melakukan penyilangan antara Cinchona ledgeriana
dan Cinchona calisaya. Kandungan alkaloida dalam korteks
kina hampir terdapat lebih kurang 25 jenis alkaloida, tetapi
kadar yang terbesar adalah kinina, kinidina, sinkonina, dan
sinkonidina dengan kadar 6 – 7%. Khasiat kinina dapat
digunakan untuk antimalaria, sedangkan kuinidina yang
merupakan steroisomer dari kinina digunakan
untuk obat jantung–antiaritmia dan kinidina biasanya tersedia
dalam bentuk kinidin sulfat dengan dosis 20mg/kg/4- 6 dosis
terbagi. Tanaman lain penghasil alkaloida kinolina adalah
Remijia purdieana Triana dan Remijia pedunculata Fluckiger
(Famili Rubiaceae).

26 | P a g e
b. Acronychia
Terdiri dari kulit Acronychia baueri Schott (Rutaceae). Pohon
15-20 m, berasal dari New South Wales dan Queensland. Kulit
mengandung berbagai macam alkaloid kuinolin, antara lain
akronisin yang terhadap hewan telah diketahui sebagai
antitumor spektrum luas. Sebenarnya akronisin ini tidak
mempunyai struktur yang berhubungan dengan senyawa
antitumor lain. Akronisin merupakan N-metilakridon.
5. Golongan Alkaloid Isokuinolin
Alkaloid turunan isokuinolin ini mencakup sejumlah besar alkaloid
dan tersebar di berbagai suku tumbuhan. Meskipun alkaloid opium
(tebain, kodein, morfin) mempunyai inti fenantren, tetapi sebagian
besar alkaloid opium tersebut adalah turunan isokuinolin. Di
samping itu, alkaloid fenatren secara biosintesis berasal dari hasil
antara benzilisokuinolin, sehingga alkaloid opium ini dapat
dimasukkan ke dalam golongan isokuinolin. Contoh simplisia
golongan alkaloid isokuinolin adalah:
a. Hydrastis Rhizoma dan Radix
Simplisia tersebut berasal dari rhizoma dan akar dari tanaman
Hydratis canadensis Linne (Famili Ranunculaceae). Tanaman
ini tumbuh di daerah Amerika Serikat dan kanada. Kandungan
utamanya dalah alkaloida hidrastina, berberina dan kanadina –
dengan kadar tertinggi adalah kandungan hidrastina dengan
kadar 1,5-4,5%. Kegunaannya adalah untuk astrigensia
pada inflamasi dari membran mukosa.Pada umumnya kristal
alkaloidanya berwarna putih, namun berberina berwarna
kuning.
b. Sanguinariae Rhizoma
Simplisia ini sering disebut dengan bloodroot dari rhizoma
tanaman Sanguinaria canadensis Linne (Famili Papaveraceae),
disebut akar darah karena dari akar tersebut mengandung lateks

27 | P a g e
berwarna orange kemerahan. Kandungan utamanya adalah
sanguiranina (1%). Kegunaannya adalah untuk ekspektoran dan
emetikum.
c. Curare atau Racun Panah dari Amerika Selatan
Racun panah ini berasal dari batang atau kayu tanaman
Strychnos castelnaeni, Strychnos toxifera dan Strychnos
crevauxii (Famili Loganiaceae) dan Chondodendrone
tomentosum (Famili Menispermaceae). Kandungan utama
alkaloidanya adalah tubocurarina, yang merupakan alkaloida
tipe kuartener – sehingga sediaan farmasinya biasanya dalam
bentuk garam klorida atau bromida. Kegunaannya adalah
sebagai muscle relaxant.
d. Opium
Opium adalah simplisia yang berasal dari eksudat atau getah
dari buah yang belum masak dari Papaver somniferum(Famili
Papaveraceae). Kata opium berasal dari bahasa Yunani opion,
artinya poppy juice (jus buah untuk madat/memabukkan) Kata
papaver berasal dari bahasa Latin yang berarti poppy (buah
untuk madat) dan somniferum berarti menyebabkan tidur.
Tanaman Papaver somniferum herba tahunan yang sangat
indah dan menarik, dengan bunga yang soliter berwarna pink
dan ungu. Memiliki buah jenis kapsul yang mengandung
banyak getah pada saat masih muda. Tanaman ini pertama kali
budidayakan di India pada abad ke-15, kemudian pada abad ke-
15 dibudidayakan di Iran. Daerah penghasil opium terbesar
adalah daerah ”Golden Triangle” Burma, Laos (Myanmar) dan
Thailand; kemudian Pakistan, Afganistan, dan
Meksiko. Produksi opium di India pada tahun 1985 mencapai
750 metrik ton (750.000kg). Tanaman Papaver somniferum
sering disebut dengan buah poppy, biasanya berbunga pada
bulan April-Mei dan buahnya akan masak pada bulan Mei–

28 | P a g e
Juni, dan biasanya satu tanaman akan berbuah 5-8 buah
kapsula, dengan diameter 4 cm dengan warna hijau
kekuningan. Berikut ini adalah cara pengambilan opium: Buah
kapsula yang belum masak ditoreh dengan pisau, biasanya 2-3
torehan dengan posisi melingkar atau vertikal. Pada saat
menoreh diharapkan tidak sampai menyayat bagian
endocarpiumnya sehingga aliran latek atau getah akan menjadi
lambat dan bisa tidak keluar. Getah yang keluar pertama
berwarna putih selanjutnya terjadi koagulasi sehingga berubah
warna menjadi coklat kehitaman. Setelah dibiarkan satu hari,
kemudian getah yang sudah menggumpal pada buah tersebut
dikumpulkan dengan menggunakan spatel dari besidan
akhirnya diperoleh opium yang dibuat dalam bentuk persegi
atau silinder.Kandungan dari opium adalah lebih dari 30 jenis
alkaloida, tetapi kandungan utamanya adalahmorfina (4- 21%);
kodeina (0,8- 2,5%); papaverina (0,5- 2,5%); noskapina (4-8%)
dan tebaina (0,5-2%). Disamping itu, opium juga mengandung
asam mekonat (3-5%), dan akan memberikan warna merah
dengan feri kloridasehingga dapat digunakan untuk identifikasi
secara kualitatif dari opium. Kegunaan atau khasiat morfina
adalah sebagai sedatif-hipnotik dan analgesik yang sangat kuat,
kodeina sebagai obat batuk, papaverina sebagai spasmolitikum,
sedangkan noskapina dan tebaina sebagai obat batuk. Untuk
meningkatkan aktivas morfina, maka dibuat beberapa turunan
atau derivatnya antara lain adalah heroin (diasetil morfina),
dengan cara mereaksikan morfin dengan asam asetat anhidrat.
Morfin dan turunannya, serta kodein termasuk
dalam obat golongan narkotik karena disamping memiliki
aktivitas terhadap CNS stimulan juga dapat menyebabkan
habituation atau ketagihan. Untuk papaverina, noskapina,dan
tebaina tidak termasuk dalam obat golongan narkotika. Sediaan

29 | P a g e
farmasi dari simplisia opium adalah antara lain Pulvis
Doveriyang terdiri atas serbuk opium dengan kandungan
morfina minimal 10%, ekstrak ipeka dan K2SO4.
e. Ipechae radix
Simplisia ini dihasilkan dari akar atau rhizoma Cephaelis
ipechacuanha atau Chephaelis acuminata (Rubiaceae).
Tanaman berasal dari Nikaragua dan Panama. Kandungan
utama adalah alkaloida emetine dengan kadar 2 - 2,5%.
Kegunaan dari estrak ipeka adalah untuk emetikum,
ekspektoran bersama-sama dengan opium, yaitu pada sediaan
Pulvis Doveri dan untuk antiamuba.
6. Golongan Alkaloida Indol
Alkaloid indol yang berguna dalam pengobatan, pada umumnya
merupakan molekul multisiklik yang agak kompleks. Biosintesis
dari alkaloid indol ini berasal dariprazat monoterpenoid, yang
memberikan tiga macam alkaloid indol kompleks, yaitu
Aspidosperma, Corynathe dan Iboga. Berikut ini merupakan
contoh dari berapa obat-obatan penting yang dihasilkan dari
alkaloida indol, antara lain adalah:
a. Rauwolfiae Radix
Simplisia ini adalah akar kering dari tanaman Rauwolfia
serpentina Linne (famili Apocynaceae). Selain akarnya,
batangnya juga mempunyai aktivitas penting untuk kesehatan.
Tanaman ini berasal dari India, Burma, Sri Lanka, Vietnam,
Malaysia, dan Indonesia. Tanaman ini tumbuh tegak, dengan
tinggi sekitar 1 meter dengan bentuk silindris–dan bergetah. Di
Indonesia, tanaman ini disebut dengan Pule pandak (biasanya
tumbuh di Gunung Kidul, Jawa Tengah). Kandungan alkaloida
total tidak kurang dari 0,15% dengan kandungan utamanya
reserpina dan resinamina. Khasiatnya adalah sebagai
antihipertensi.

30 | P a g e
b. Cantharanthi Herba
Simplisia ini terdiri dari seluruh tumbuhan Catharanthus roseus
atau Vinca rosea dari Famili Apocynaceae. Tanaman ini
tumbuh tegak dan merupakan tanaman yang mudah berbunga,
dengan bunga warna putih atau violet. Di Indonesia, tanaman
ini dikenal dengan nama tapak doro. Kandungan utamanya
adalah vinblastina dan viskristina dengan kegunaannya sebagai
antidiabetes dan antikanker (leukemia)
c. Ergot
Ergot atau Secale cornutum adalah simplisia dari sklerosium
kering dari jamur Claviceps purpurea (Famili Clavicepitaceae)
yang tumbuh pada tumbuhan Secale cereale (Famili
Gramineae) secara parisitik atau saprofitik. Ergot ini banyak
dibudidayakan di Eropa dan Amerika. Penyebaran sporanya
dilakukan oleh angin atau serangga sehingga dapat menempel
langsung kepada kepala putik dari bunga gandum. Selanjutnya
spora mengeluarkan miselium yang akan menembus putik,
kemudian membentuk jaringan padat berwarna ungu dan
menjadi keras yang disebut dengan sklerosium, dan sklerosium
inilah sebagai sumber alkaloida ergot. Sejarah keracunan ergot
sudah dikenal sejak 600 tahun sebelum Masehi, ketika orang
Assyria makan gandum yang terkontaminasi dan
mengakibatkan keguguran. Setelah itu, banyak dilaporkan
kejadian serupa akibat makan gandum. Baru pada tahun 1670
ditemukan, penyebab keracunannya adalah ergot. Walaupun
secara etiologi dan pencegahan keracunan telah diketahui,
epidemi keracunan ergot masih sering terjadi di
beberapa negara seperti di Rusia, Irlandia dan Perancis.
Sekarang ini ada peraturan bahwa kandungan ergot adalah
tidak kurang dari ),15% alkaloid dihitung sebagai ergotoksin
dan alkaloid larut air 0,01% dihitung sebagai

31 | P a g e
ergonovin.Kandungan alkaloid ergot utama, antara lain adalah
ergonovin, ergotamin, dan campuran ergokristin, ergokriptin,
ergokornin yang dalam perdagangan telah lama dikenal sebagai
ergotoksin. Kegunaan dari alkaloid ergot seperti ergotoksina
dan ergometrina (ergonovina) adalah sebagai uterotonik
(meningkatkan kontraksi uterus). Berdasarkan biogenesis
alkaloid ergot dapat dibagi menjadi tiga golongan, yang
strukturnya menunjukkan bahwa secara biogenensis alkaloid
ergot dapat dibagi menjadi tiga golongan, yang strukturnya
menunjukkan bahwa secara biogenensis ketiga sekerabat.
Ketiga golongan itu adalah:
Tipe klavin (misalnya elimoklavin, agroklavin, khanoklavin);
Turunan asam lisergat larut air (misalnya ergonovin); Turunan
asam lisergat tak larut air (misalnya ergotamin, ergokornin,
ergokriptin). Selain alkaloida ergot alam ada juga hasil
semisintesa dari asam lisergat dengan dietil amina sehingga
terbentuk senyawa LSD (Lisergic (Sauure) Acid
Diethylamine). LSD adalah senyawa semisintetik yang
aktivitasnya dua kali lebih kuat yaitu stimulasi simpatetik pusat
yang sekaligus menimbulkan depresi ringan. Baik digunakan
dalam psikiatri. Obat ini masuk golongan obat psikotropika
kelas 1, yang tidak boleh digunakan untuk pengobatan tetapi
hanya boleh digunakan untuk tujuan riset atau penelitian.
7. Golongan Alkaloida Imidazol
Contoh sumber dari alkaloid dengan cincin imidazol (glioksalin)
adalah Pilocarpus Folium. Berasal dari simplisia dari daun
(Rutaceae), dan ada beberapa spesies lain yaitu Pilocarpus
microphyllus, Pilocarpus pinatifolius dan tanaman berasal dari
Brazil. Daun kering mengandung alkaloida sebesar 0,5 -1% dengan
kandungan utama pilokarpina. Dan kegunaanya adalah sebagai
kolinergik pada oftalmologi yaitu anti-glaukoma (obat mata).

32 | P a g e
8. Golongan Alkaloida Steroid
Alkaloida steroid mempunyai inti siklopentanofenantren, dan dapat
berasal dari kolesterol atau mempunyai prazat yang sama dengan
kolesterol. Sumber alkaloid steroid adalah:
a. Veratri Rhizoma
Simplisia yang digunakan adalah rhizoma atau akar dari
tanaman Veratrum viride (Famili Liliacae), tanaman in banyak
tumbuh di daerah Inggris, Amerika dan Kanada. Kandungan
utama dari adalah protoveratrine A dengan kegunaanya sebagai
antihipertensi, obat jantung dan sedatif.
b. Solanum mammosum Fructus
Simplisia ini berasal dari buah terong susu (Solanum
mammosum) dari famili Solanaceae. Dari buah terong susu ini
dihasilkan solasodina. Pada beberapa pustaka dimasukkan
dalam klasifikasi senyawa steroid. Solasodina digunakan
sebagai bahan baku pembuatan obat kontrasepsi oral.
9. Golongan Alkaloida Amina
Alkaloida golongan amina tidak memiliki struktur nitrogen yang
heterosiklik. Berasal dari fenilalanin atau tirosin. Contoh sumber
alkaloid amina adalah:
a. Ephedra Herba atau Ma Huang
Simplisia ini dipereleh dari herba Ephedra sinica famili
Gnetaceae. Tanaman ini berasal dari Cina dan sudah berabad-
abad digunakan sebagai pengobatan. Kandungan utama herba
ini adalah efedrina dengan kegunaannya adalah sebagai
vasokonstriktor dan stimulan jantung.
b. Colchii Semen
Simplisia ini diperoleh dari biji Colchicum autumnale (Famili
Liliaceae), tanaman ini tumbuh didaerah Eropa dan Afrika. Biji
ini mengandung alkaloida kolkisina sebanyak 0,8. Serbuk
kolkisina berwarna agak kekuningan dan akan berwarna

33 | P a g e
kecoklatan jika terkena cahaya. Kegunaan kolkisina adalah
sebagai supresan gout.
c. Khat atau Abyssiana tea
Simplisia ini berasal dari daun Catha edulis (familia
Chelastraceae). Tanaman ini ukurannya kecil dan banyak
tumbuh di Afrika Timur dan dibudidayakan di Etiopia.
Tanaman ini dapat menyebabkan habituasi dan adiksi karena
mengandung alkaloida kationina karena memiliki aktivitas
farmakologis yang hampir sama dengan ampfetamina.
d. Peyote atau mescal button
Simplisia ini diambil bunga paling atas dari Lopophora
williamsi (famili Cactaceae), tanaman ini tumbuh di daerah
Amerika Serikat dan Meksiko. Kandungan utama adalah
meskalina sebagai halusionogen, sama seperti psilosibina dari
Psilocybe mexicana atau LSD sehingga hanya dapat digunakan
untuk penelitian.
10. Golongan Alkaloida Basa Purin
Purin sendiri tidak terdapat dalam alam, tetapi banyak turunananya
mempunyai aktivitas biologi berarti. Contoh sumber alkaloid
golongan ini adalah:
a. Kola, Colae Semen atau kolanuts
Simplisia yang diambil adalah kotiledon dari biji Cola nitida
(famili Sterculiaceae), dengan kandungan tidak kurang dari 1%
kafeina anhidrus. Kola sangat penting karena selain
mengandung kafeina juga mengandung flavor yang sangat khas
sehingga di Amerika Serikat digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan minuman. Di daerah tropis juga tumbuh jenis kola
tersebut seperti Afrika, Sri Lanka, Indonesia, dan Brazil.
Kandungan biji kola adalah kafeina (3,5%) dan teoobromina
(1%). Kegunaan sebagai CNS stimulant.
b. Coffeae Semen

34 | P a g e
Simplisia yang diambil adalah dari biji kopi (Coffea arabica)
atau (Coffea liberia) dari famili Rubiaceae. Coffea berasal dari
bahasa Arab qahuah yang berarti minuman. Tanaman kopi
tumbuh baik di Etiopia, Afrika, Indonesia, Sri Lanka, Amerika
Selatan. Biji kopi mengandung 1- 2% kafeina, 3- 5% tanin,
15% glukosa dan dextrina, 13 minyak lemak. Kegunaan
sebagai CNS stimulan dan diuretik. Sediaan kopi adalah kopi
dengan kafeina dan kopi yang dekafeinasi (kopi tanpa kafeina).
c. Tea Folium
Simplisia berasal dari daun teh (Camelia sinensis) famili
Theaceae. Teh tumbuh dengan baik di Cina, Jepang, India, dan
Indonesia. Ada dua sediaan teh yang beredar di masyarakat,
yaitu teh hijau yang dibuat tanpa proses fermentasi dan teh
hitam yang dibuat dengan proses fermentasi lebih dahulu. Teh
hijau diproduksi di Cina dan Jepang, sedang teh hitam
diproduksi di Sri Lanka, India, dan Indonesia. Kandungan
kafeina daun teh adalah sebesar 4%, selain itu juga
mengandung teofilina, teobromina, tanin atau polifenol.
Kegunaan teofilina adalah sebagai muscle relaxant untuk kasus
asma, sedangkan kafeina sebagai CNS stimulan dan diuretik.
d. Theobromae Semen
Simplisia berasal dari biji coklat (Theobroma cacao) famili
Sterculiaceae. Kandungan utamanya adalah teobromina,
dengan kegunaan sebagai muscle relaxant.
11. Golongan Alkaloida Pirolizidin
Senyawa alkloida pirolizidin ini memiliki sifat toksik pada jaringan
hewan dan manusia, sehingga Badan Kesehatan Dunia (WHO)
memberikan peringatan dalam sebuah buku yang khusus memuat
tentang tanaman-tanaman yang mengandung alkaloida, yang
biasanya tersebar hampir seluruh dunia dan pada umumnya
digunakan sebagai obat tradisional maupun sebagai sayuran.

35 | P a g e
Berikut merupakan contoh sumber tanaman yang merupakan
golongan alkaloida pirolizidin.
Beberapa tanaman yang mengandung alkaloida pirolizidina:

Alkaloida pirolizidina bersifat toksik karena pirolizidina jika


masuk dalam tubuh akan teroksidasi di dalam mitokondria menjadi
senyawa metolit yang reaktif, yaitu 1- dihidroksimetil-1:2
dehidropirolizidina dan senyawa tersebut yang bersifat toksik pada
jaringan.

36 | P a g e
1. Gambar golongan piperidin

A B C

2. Golongan Alkaloida Tropan

37 | P a g e
3. Alkaloid Solananaceae

A B C

4.Golongan Alkaloid Kuinolina

A B

38 | P a g e
5.Golongan Alkaloid Isokuinolin

A B C

D E

6.Golongan Alkaloida Indol

A B C

39 | P a g e
7.Golongan Alkaloida Imidazol

8.Golongan Alkaloida Steroid

A B

40 | P a g e
9.Golongan Alkaloida Amina

A B

C D

41 | P a g e
10.Golongan Alkaloida Basa Purin

A B

C D

42 | P a g e
11.Golongan Alkaloida Pirolizidin

A B

43 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Hesse, M. 1981. Alkaloid Chemistry. Toronto: John Wiley and Sons, Inc
Padmawinata, K. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung:
Penerbit ITB (Terjemahan dari Robinson, T. 1991. The Organic Constituens of
Higher Plant, 6th ed).
Anonim. Alkaloid. Situs Web Wikipedia
Lenny, Sovia. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida, Alkaloida. USU
Repository
Portal.net. 2006.Tanaman Obat Indonesia

44 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai