Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KIMIA FARMASI

SENYAWA OBAT GOLONGAN ALKALOID ANILINE & PYRAZOLON

DISUSUN OLEH :

AYU PRASETYA 1748401050

DIAN EKA FAKHIRA 1748401046

ENDRINA FEBY NURANNI 1748401009

FITRIA LUFTHI AZHANA 1748401011

LESTI ASTINA 1748401008

NOVELA TRI KURUTAAYUN 1748401044

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN FARMASI

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “SENYAWA OBAT GOLONGAN ALKALOID
ANILINE & PYRAZOLON”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan

demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan

yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Bandar Lampung, 2018

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 4


1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 5

2.1. Alkaloid................................................................................................ 5

2.2. Alkaloid Golongangan Pyrazolon........................................................ 8

2.3. Alkaloid Golongangan Aniline............................................................ 11

BAB III PENUTUP............................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 15
3.2 Saran..................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia medis dan kimia organik, istilah alkaloid telah lama menjadi
bagian penting dan tak terpisahkan dalam penelitian yang telah dilakukan selama
ini, baik untuk mencari senyawa alkaloid baru ataupun untuk penelusuran
bioaktifitas. Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan
di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam
berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan
pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa
alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting, dan kulit kayu.

Alkaloid adalah senyawa organik yang terdapat di alam bersifat basa atau
alkali dan sifat basa ini disebabkan karena adanya atom N (Nitrogen) dalam
molekul senyawa tersebut dalam struktur lingkar heterosiklik atau aromatis, dan
dalam dosis kecil dapat memberikan efek farmakologis pada manusia dan hewan.

Alkaloid juga adalah suatu golongan senyawa organic yang terbanyak


ditemukan di alam. Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan. Semua alkaloida
mengandung paling sedikit satu atom nitrogen.

Hampir semua alkaloida yang ditemukan di alam mempunyai keaktifan


biologis tertentu, ada yang sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna
dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang
terkenal dan mempunyai efek sifiologis dan fisikologis. Alkaloida dapat
ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit
batang. Alkaloida umunya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari jaringan
tumbuhan.

Berdasarkan literatur, diketahui bahwa hampir semua alkaloid di alam


mempunyai keaktifan biologis dan memberikan efek fisiologis tertentu pada
mahluk hidup. Sehingga tidaklah mengherankan jika manusia dari dulu sampai
sekarang selalu mencari obat-obatan dari berbagai ekstrak tumbuhan. Fungsi
alkaloid sendiri dalam tumbuhan sejauh ini belum diketahui secara pasti, beberapa
ahli pernah mengungkapkan bahwa alkaloid diperkirakan sebagai pelindung
tumbuhan dari serangan hama dan penyakit, pengatur tumbuh, atau sebagai basa
mineral untuk mempertahankan keseimbangan ion.

Dari segi biogenetik, alkaloid diketahui berasal dari sejumlah kecil asam
amino yaitu ornitin dan lisin yang menurunkan alkaloid alisiklik, fenilalanin

1
dan tirosin yang menurunkan alkaloid jenis isokuinolin, dan triftopan yang
menurunkan alkaloid indol. Reaksi utama yang mendasari biosintesis senyawa
alkaloid adalah reaksi mannich antara suatu aldehida dan suatu amina primer dan
sekunder, dan suatu senyawa enol atau fenol. Biosintesis alkaloid juga melibatkan
reaksi rangkap oksidatif fenol dan metilasi. Jalur poliketida dan jalur mevalonat
juga ditemukan dalam biosintesis alkaloid.

Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah


menggunakan obat-obatan yang mengandung alkaloid dalam minuman,
kedokteran, the, tuan atau tapal, dan racun selama 4000 tahun. Tidak ada usaha
untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan
abad ke sembilan belas. Obat-obatan pertama yang diketemukan secara kimia
adalah opium, getah kering Apium Papaver somniferum. Opium telah digunakan
dalam obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik
maupun narkotik telah diketahui.

Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium
dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih
lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin. tahun 1817-1820 di
Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasi di Paris, melanjutkan
penelitian di bidang kimia alkaloid yang menakjubkan. Diantara alkaloid yang
diperoleh dalam waktu singkat tersebut adalah Stikhnin, Emetin, Brusin, Piperin,
kaffein, Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin. tahun 1826, Pelletier dan Caventon
juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah cukup terkenal.
Alkaloid tersebut tidak hanya yang bertanggung jawab atas kematian Socrates
akibat dari hisapan udara yang beracun, tetapi karena struktur molekulnya yang
sederhana. Koniin merupakan alkaloid pertama yang ditentukan sifat-sifatnya
(1870) dan yang pertama disintesis (1886).

Selama tahun 1884 telah ditemukan paling sedikit 25 alkaloid hanya dari
Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan penghalang elusidasi struktur
molekul selama abad ke sembilan belas bahkan pada awal abad ke dua puluh.
Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan
Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson
dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang
ekstra sukar selama hampir 140 tahun.

Tahun 1939 hampir 300 alkaloida telah diisolasi dan ± 200 telah
ditentukan struktur. Dalam seri Alkaloida yang diterbitkan pertama oleh Manske
pada 1950 memuat lebih 1000 alkaloida. Dikenalnya teknik sistem analisis
kromatografi preparatif dan instrumen canggih maka penemuan alkaloida
meningkat cepat-nya. Buku terbitan 1973 mencatat 4959 alkaloida dapat diisolasi
dan 3293 ditentukan strukturnya. Perkembang Ilmu Pengetahuan dengan

2
penemuan berbagai macam kromatografi dan instrumen spektroskopii dengan
sistem komputerisasi maka isolasi dan penentuan struktur alkaloida sudah tidak
terbilang lagi

Hingga sekarang dikenal sekitar 10.000 senyawa yang tergolong alkaloid


dengan struktur sangat beragam, sehingga hingga sekarang tidak ada batasan yang
jelas untuknya. Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi. Sebagian besar
alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk tumbuhan monokotil
dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar yang sedikit.

Dalam Meyer’s Conversation Lexicons tahun 1896 dinyatakan bahwa


alkaloid terjadi secara karakteristik di dalam tumbuh- tumbuhan, dan sering
dibedakan berdasarkan kereaktifan fisiologi yang khas. Senyawa ini terdiri atas
karbon, hidrogen, dan nitrogen, sebagian besar diantaranya mengandung oksigen.
Sesuai dengan namanya yang mirip dengan alkali (bersifat basa) dikarenakan
adanya sepasang elektron bebas yang dimiliki oleh nitrogen sehingga dapat
mendonorkan sepasang elektronnya. Kesulitan mendefinisikan alkaloid sudah
berjalan bertahun-tahun.

Definisi tunggal untuk alkaloid belum juga ditentukan. Trier menyatakan


bahwa sebagai hasil kemajuan ilmu pengetahuan, istilah yang beragam senyawa
alkaloid akhirnya harus ditinggalkan (Hesse, 1981).Garam alkaloid dan alkaloid
bebas biasanya berupa senyawa padat, berbentuk kristal tidak berwarna (berberina
dan serpentina berwarna kuning). Alkaloid sering kali optik aktif, dan biasanya
hanya satu dari isomer optik yang dijumpai di alam, meskipun dalam beberapa
kasus dikenal campuran rasemat, dan pada kasus lain satu tumbuhan mengandung
satu isomer sementara tumbuhan lain mengandung enantiomernya (Padmawinata,
1995). Ada juga alkaloid yang berbentuk cair, seperti konina, nikotina, dan
higrina. Sebagian besar alkaloid mempunyai rasa yang pahit. Alkaloid juga
mempunyai sifat farmakologi. Sebagai contoh, morfina sebagai pereda rasa sakit,
reserfina sebagai obat penenang, atrofina berfungsi sebagai antispamodia, kokain
sebagai anestetik lokal, dan strisina sebagai stimulan syaraf (Ikan, 1969).

3
1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam


makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Yang Dimaksud Alkaloid?

2. Bagaimana Senyawa Golongan Alkaloid Pyrazolon?

3. Bagaimana Senyawa Golongan Alkaloid Aniline?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui Bagaimana Alkaloid itu sendiri

2. Mengetahui Senyawa Golongan Alkaloid Pyrazolon

3. Mengetahui Senyawa Golongan Alkaloid Aniline

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa akan lebih memahami ruang lingkup dari alkaloid.

2. Bertambahnya pengetahuan mengenai Golongan Alkaloid Pyrazolon & Aniline

3. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami sifat fisika dan kimia dari alkaloid
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. ALKALOID

Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang


mengandung atom N didalam intinya dan bersifat basa. karena itu dapat larut
dalam asam-asam serta membentuk garamnya.

 Sifat-Sifat Alkaloid

Beberapa sifat dari alkaloid yaitu :

1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino dan
golongan heterogen.
2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau
dalam bentuk garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. sering beracun.
7. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
kloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative nonpolar.
8. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
9. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada
atom N-nya.

1. Sifat-Sifat Fisika

Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki


lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini
dapat berupa amin primer, sekunder maupun tertier yang semuanya bersifat basa
(tingkat kebasaannya tergantung dari struktur molekul dan gugus fungsionalnya)
Kebanyakan alkaloid yang telah diisolasi berupa padatan kristal tidak larut dengan
titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid
yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid tidak berwarna, tetapi beberapa senyawa yang kompleks,
species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin
berwarna merah). Pada umumnya, basa bebas alkaloid hanya larut dalam pelarut
organik, meskipun beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid larut dalam air.
Garam alkaloid dan alkaloid quartener sangat larut dalam air.

5
2. Sifat-Sifat Kimia

Kebanyakan alkaloid bersifat basa. Sifat tersebut tergantung pada adanya


pasangan elektron pada nitrogen.Jika gugus fungsional yang berdekatan dengan
nitrogen bersifat melepaskan elektron, sebagai contoh; gugus alkil, maka
ketersediaan elektron pada nitrogen naik dan senyawa lebih bersifat basa. Hingga
trietilamin lebih basa daripada dietilamin dan senyawa dietilamin lebih basa
daripada etilamin. Sebaliknya, bila gugus fungsional yang berdekatan bersifat
menarik elektron (contoh; gugus karbonil), maka ketersediaan pasangan elektron
berkurang dan pengaruh yang ditimbulkan alkaloid dapat bersifat netral atau
bahkan sedikit asam. Contoh ; senyawa yang mengandung gugus amida.

Kebasaan alkaloid menyebabkan senyawa tersebut sangat mudah


mengalami dekomposisi, terutama oleh panas dan sinar dengan adanya oksigen.
Hasil dari reaksi ini sering berupa N-oksida. Dekomposisi alkaloid selama atau
setelah isolasi dapat menimbulkan berbagai persoalan jika penyimpanan
berlangsung dalam waktu yang lama. Pembentukan garam dengan senyawa
organik (tartarat, sitrat) atau anorganik (asam hidroklorida atau sulfat) sering
mencegah dekomposisi. Itulah sebabnya dalam perdagangan alkaloid lazim berada
dalam bentuk garamnya.

C. Penggolongan Alkaloid

Alkaloida tidak mempunyai tatanan sistematik, oleh karena itu, suatu


alkaloida dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan strikhnin.
Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida.
Klasifikasi alkaloida dapat dilakukan berdasarkan beberapa cara, yaitu :

Sistem klasifikasi berdasarkan Hegnauer yang paling banyak diterima,


dimana alkaloida dikelompokkan atas :

a. Alkaloida sesungguhnya

Alkaloida ini merupakan racun, senyawa tersebut menunjukkan aktivitas


fisiologis yang luas, hamper tanpa terkecuali bersifat basa, umumnya
mengandung nitrogen dalam cincin heterosiklik, diturunkan dari asam amino,
biasanya terdapat dalam tanaman sebagai garam asam organik. Beberapa
pengecualian terhadap aturan tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat
yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloida
quartener yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

6
b. Protoalkaloida

Protoalkaloida merupakan amin yang relative sederhana dimana nitrogen


asam amino tidak terdapat dalam cincin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.

c. Pseudoalkaloida

Pseudoalkaloida tidak diturunkan dari prekusor asam amino. Senyawa ini


biasanya bersifat basa. Ada dua seri alkaloida yang penting dalam kelompok ini
yaitu steroidal dan purin.

 Pembagian Alkaloid :

- Alkaloid Meyer Positif

a. Alkaloid Opium :

1. Tutunan Fenantren : Morphin, Dionin, Codein, Heroin


2. Turunan Isochinolin : Papaverin

b. Alkaloid Chinae Cortex :

1. Dari Alam : Chinin, Chinidin, Chinconin


2. Dari Sintesa : Euchini, Optochin, Aristochin
3. Alkaloid Solanaceace : Atrophine hyosiamin
4. Alkaloid Nikotin : nikotinamid, INH
5. Turunan Pyrazolon : Antalgin

- Alkaloid Meyer Negatif

1. Turunan Xantin : Coffein, theobromin, theophillin, aminophyllin


2. Turunan Aniline : Paracetamol, acetanilida, phenacetin
3. Turunan amino alifatis dengan inti aromatis : ephedrine
4. Turunan lokal anestetik : prokain HCl, Benzokain, Lidokain HCl

7
2.2. ALKALOID GOLONGANGAN PYRAZOLON

Alkaloid pirazolon merupakan turunan dari alkaloid pseudoalkaloid.


Pseudoalkaloid adalah memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak
diturunkan dari asam amino.

Sifat-sifat Alkaloid pyrazolon :

 Alkaloid jenis ini memiliki ciri-ciri; tidak diturunkan dari asam amino dan
umumnya bersifat basa.
 Berupa padatan kristal yang halus dengan titik lebur tertentu yang bereaksi
dengan asam membentuk garam.
 Alkaloid berbentuk cair dan kebanyakan tidak berwarna.
 Dalam tumbuhan alkaloid berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-
oksida atau dalam bentuk garamnya.
 Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
 Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut
dalamkloroform, eter dan pelarut organik lainnya yang bersifat relative
non polar.
 Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air, contohnya
Strychnine HCl lebih larut dalam air daripada bentuk basanya.
 Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas,
garam pada atom N-nya.

Rumus Umum Struktur Senyawa Pyrazolon :

8
Rumus Senyawa Turunan Pyrazolon

Identifikasi Senyawa Golongan Pyrazolon :

A. Reaksi Umum

 Reaksi Murexide
Zat + HCl 25% + KClO₃ dipanaskan dalam waterbath hingga
terbentuk kristal( warna kekuningan ) + uap amoniak berwarna
ungu

B. Reaksi warna

1. Zat + meyer tidak terbentuk endapan + HCl terbentuk endapan


putih

2. Zat + FeCl₃ biru kemudian merah dan hilang

3. Zat + AgNO₃ warna ungu

4. Zat + reaksi parry + NH₄OH hijau keabuan

5. Zat + KMnO₄ endapan coklat kehitaman

6. Zat + I2 Ungu lalu hilang

9
C. Reaksi kristal

1. Reaksi pyrolisa

2. Reaksiaseton + air

3. Reaksi bauchardat

4. Reaksi dragendroff

Contoh Alkaloid Sintetik Pirazolon

1. Antalgin

a. Nama Kimia : Natrium2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4- metil amino


metana sulfonat
b. Sinonim : Metampiron, Novaminsulfon, Metamizol, Novalgin, Dipiron
c. Organoleptis : Serbuk hablur putih, berasa pahit
d. Kelarutan : Mudah larut dalam air , mudah larut dalam methanol, tidak
larut dalam eter dan kloroform
e. Rumus molekul : C13H16N3NaO4S.H2O
f. Reaksi untuk identifikasi:
 Reaksi Mayer : (+)
 Reaksi Bouchardat : (+)
 Reaksi Ehrlich : berwarna kuning kenari
 Zat + FeCl3 : biru-hijau, hijau-kuning
 Zat + HNO3 : biru, hijau-kuning
 Zat + HCl + hypoklorit: biru hijau
 Zat + KMnO4 : warna hilang

2. Antipyrin

a. Organoleptis : serbuk hablur tidak berwarna atau putih, tidak


berbau dan agak pahit
b. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam
etanol dan kloroform, agak sukar larut dalam eter
c. Reaksi untuk identifikasi:
 Zat + aq.brom : terbentuk endapan putih
 Reaksi Mayer : (+)
 Zat + HCl 0,5 N + pereaksi (HgCl2 + KI + aquadest) → timbul
endapan kuning
 Reaksi Bouchardat : (+), pereaksi harus banyak
 Reaksi Marquis : jingga terang

10
 Reaksi Millon : Larutan zat dalam air + pereaksi Millon :
berwarna kuning-hijau
 Zat + FeCl3 : merah darah, ditambah H2SO4 dil. : kuning
 Larutan zat dalam air + NaNO2 + HCl dil. : berwarna hijau dan timbul
kristal hijau (lama)
 Zat + pyramidon + HNO3 encer → berwarna merah coklat
 Zat + HNO3 encer (jika perlu dipanaskan) → berwarna kuning
 Zat + H2SO4 dil. + KNO2 → hijau
 Larutan zat dalam air + asam tannat → panaskan → timbul endapan
putih

2.3. ALKALOID GOLONGANGAN ANILINE

Anilin merupakan senyawa organic dengan rumus molekul C6H5NH2


yang termasuk kedalam senyawa aromatik, aniline merupakan senyawa turunan
benzene yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzene.

Sifat Fisika Anilin

 Berupa zat cair seperti minyak


 Sukar larut dalam air
 Beracun
 Titik didih 184oC
 Titik leleh -6oC
 Berat molekul 93
 Berat jenis 1.02 gr/ml
 Indeks bias 1.58

Sifat Kimia Anilin

 Bersifat basa sangat lemah


 Anilin dapat bereaksi dengan asam membentuk garam – garamnya
 Anilin dapat bereaksi dengan H2SO4 membentuk anilin monosulfat dan
anilin monosulfat jika dipanaskan berubah menjadi asam sulfonat

11
Rumus Umum Struktur Senyawa Aniline :

Paracetamol Achetanilida

Phenacetin

Identifikasi senyawa obat alkaloid golongan anilin

A. Reaksi Umum

 Reaksi Murexide
Zat + HCl 25% + KClO₃ dipanaskan dalam waterbath hingga
terbentuk kristal( warna kekuningan ) + uap amoniak berwarna
ungu

B. Reaksi warna

1. Reaksi marquish

Zat + formalin + H₂SO₄ (p) melalui dinding tabung cinncin


ungu

2. Zat + meyer tidak terbentuk endapan + HCl


terbentuk endapan putih

3. Zat + FeCl₃ biru Violet + alcohol warna hilang

4. Zat + HCl 10% (dipanaskan sampai mendidih) + air (dingin kan ) +


K₂Cr₂O₇ warna violet

12
5. Zat + AgNO₃ abu-abu endapan mengkilat

6. Zat + reaksi parry + NH₄OH kuning kehitaman

7. Zat + KMnO₄ larutan coklat dengan endapan coklat

8. Reaksi Burian

Zat + diazo a + diazo b + NaOH 3N jingga kemerahan endapan


jingga

9. Reaksi I₂ jingga kemerahan endapan jingga

A. Reaksi Kristal

1. Reaksi aseton + air

2. Reaksi bauchardat

3. Reaksi dragendroff

Contoh Alkaloid Sintetik Aniline

1. Parasetamol

a. Sinonim : Acetaminophenum
b. Berat molekul : 151,16
c. Rumus molekul : C8H9NO2
d. Kelarutan : larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%),
dalam 13 bagian aseton, dalam 40 bagian gliserol
e. dan dalam 9 bagian propilenglikol; larut dalam larutan alkali hidroksida
f. Pemerian : hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa
pahit
g. Reaksi untuk identifikasi:
1. Reaksi marquish
Zat + formalin + H₂SO₄ (p) melalui dinding tabung
cinncin ungu
2. Zat + meyer tidak terbentuk endapan + HCl
terbentuk endapan putih
3. Zat + FeCl₃ biru Violet + alcohol warna hilang

13
4. Zat + HCl 10% (dipanaskan sampai mendidih) + air (dingin kan ) +
K₂Cr₂O₇ warna violet
5. Zat + AgNO₃ abu-abu endapan mengkilat
6. Zat + reaksi parry + NH₄OH kuning kehitaman
7. Zat + KMnO₄ larutan coklat dengan endapan coklat
8. Reaksi Burian
Zat + diazo A + diazo B + NaOH 3N jingga kemerahan
endapan jingga
9. Reaksi I₂ jingga kemerahan endapan jingga

14
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Alkaloida adalah senyawa yang mempunyai struktur heterosiklik yang


mengandung atom N didalam intinya dan bersifat basa. karena itu dapat larut
dalam asam-asam serta membentuk garamnya.

Alkaloid pirazolon merupakan turunan dari alkaloid pseudoalkaloid.


Pseudoalkaloid adalah memiliki sifat seperti alkaloid sejati tetapi tidak
diturunkan dari asam amino. Contoh : Antalgin, Antipyrin

Anilin merupakan senyawa organic dengan rumus molekul C6H5NH2


yang termasuk kedalam senyawa aromatik, aniline merupakan senyawa turunan
benzene yang dihasilkan dari reduksi nitrobenzene. Contoh : Paracetamol,
Phenacetin dan Achetanilida.

3.2 SARAN

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca maupun


penulis. Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan maka dari itu sangat
diperlukan saran dan kritik yang membangun.

15
DAFTAR PUSTAKA

Trevor Robinson. 2000. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Penerbit ITB.


Bandung.

Anonim. 1970. Galenika I-II. HMF ARS-PRAEPARANDI. Bandung.

Egon Stahl. 1985. Analisis obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Penerbit
ITB. Bandung.

Anonim. 1982. Card System dan Reaksi Warna. ARS-PRAEPARANDI Institut


Teknologi Bandung. Bandung.

Anonym, http://www.membuatblog.web.id/2010/03/senyawa-alkaloid.html,
diakses 30 Oktober 2018.

anonym , http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid, diakses 30 Oktober 2018.

Linda Sutriani, Wahyu,S.Ked, http://medicafarma.blogspot.com/2009/01/berawal-


dari-persamaan-tujuan-untuk.html, diakses 30 Oktober 2018..

Anonim. Alkaloid : Senyawa Organik Terbanyak di Alam. www.chem-is-


try.org. diakses 30 Oktober 2018.

Sovia Lenny. 2006. Senyawa Flavonoid, Fenil Propanoida dan


Alkaloida.http://library.usu.ac.id/download/fmipa/06003489.pdf. diakses 30
Oktober 2018.

Anonim. 2009. Alkaloid. www.dieno.wordpress.com diakses 30 Oktober 2018.

16
17

Anda mungkin juga menyukai