Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA

PERCOBAAN III
BIOAVAIBILITAS OBAT ANTARA TABLET LEPAS LAMBAT DAN
TABLET BIASA

Disusun Oleh :
Revly Ana Auleina
418057
Kelompok B

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI


STIKS TELOGOREJO
SEMARANG

2020
PERCOBAAN III
BIOAVAIBILITAS OBAT ANTARA TABLET LEPAS LAMBAT
DAN TABLET BIASA
I. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah Mengetahui perbedaan ketersediaan hayati
(bioavailabilitas) antara sediaan tablet lepas lambat dengan tablet biasa.
II. LANDASAN TEORI
Bioavailabilitas atau ketersediaan hayati didefinisikan sebagai jumlah dan
kecepatan zat aktif obat tersebut mencapai sirkulasi sistemik,jumlah obat diukur
dari kadar dalam darah atau urin dengan parameter farmakokinetik area under
curve (AUC) yaitu luas di bawah kurva obat terhadap waktu. Bioavailabilitas
dibedakan menjadi bioavailabilitas absolut dan relatif. Bioavailabilitas absolut
diukur dengan membandingkan AUC produk yang diberikan secara oral dengan
intravena. Sedangkan bioavailabilitas relatif diukur dengan membandingkan AUC
suatu sediaan obat terhadap standar yang diketahui (Rachmawati & Holidah,
2011).
Sediaan lepas lambat merupakan sediaan dengan pelepasan obat yang relatif
lambat sehingga kadar obat dalam darah relatif konstan dan indeks terapinya
relatif lama. Sediaan lepas lambat dibuat untuk senyawa yang mempunyai indeks
terapi sempit dan dirancang untuk memberikan manfaat terapi yang besar.
Pengembangan sediaan lepas lambat bertujuan untuk mengoptimalkan
penyampaian obat sehingga dapat meminimalisir fluktuasi kadar plasma dan
mempertahankan kadar plasma dalam batas kadar terapi. Hal ini akan
menyebabkan tablet akan terdisolusi secara perlahan didalam tubuh sehingga
terapi yang di berikan lebih baik (Handiana & Indriyati, 2016).
Salah satu obat yang dapat diaplikasikan sebagai obat lepas lambat adalah
vitamin C. Vitamin C yang merupakan obat bebas pada umumnya berupa
suplemen yang sering dikonsumsi dapat dijadikan sebagai sampel penggunaan
sediaan lepas lambat pada vitamin C akan memberikan manfaat yang besar
terutama untuk memperpanjang waktu paruh vitamin C dalam tubuh. Penggunaan
sediaan lepas lambat pada vitamin C akan memberikan manfaat yang besar
terutama untuk memperpanjang waktu paruh vitamin C dalam tubuh (Fajarwati et
al., 2017).

III. ALAT DAN BAHAN


ALAT BAHAN
1. Beaker glass 1. Sampel urin dari probandus yang telah
2. Tabung reaksi minum :
3. Pipet volume  Vitamin C (tablet vitamin c biasa)
 Vitalog C (tablet vitamin c lepas
lambat
2. Aquadest
3. Vitamin C serbuk

IV. CARA KERJA


1. Membuat kurva baku vitamin C:
a. Membuat larutan stok vitamin C 1000 ppm
b. Membuat seri konsentrasi larutan vitamin C 10, 20, 30, 40, dan 50
c. Mengukur absorbansi larutan stok pada λ 265nm
d. Membuat persamaan regresi linear konsentrasi (x) Vs Absorbansi (y)

2. Menyampling urine dan pengukuran kadar vitamin C :


a. Probandus minum vitamin C satu kali dosis (catat waktunya ) dan
berpuasa semalaman dengan hanya diperbolehkan minum, air putih yang
cukup.
b. Menampung tiap kali mengeluarkan urin dan mencatat waktu serta
mengukur volume urin yang keluar (urin ditempatkan pada wadah yang
berbeda, dilabeli waktu dan volume).
c. memipet urin sebanyak 10 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi
d. mengukur absorbansi pada λ 265 nm
V. DATA PENGAMATAN dan HASIL
Hasil Data percobaan
a. Kurva baku vitamin C
Konsentrasi (%) Absorbansi (A°)
0,2 0,082
0,4 0,459
0,6 0,686
0,8 0,813
1,0 1,044
Regresi linier konsentrasi absorbansi :
a= -0,0666
b= 1,139
r= 0,98
Persamaan kurva baku : y= bx + a
y = 1,139x – 0,0666

b. Absorbansi Sampel Vitamin C (biasa)


T (waktu) Volume (ml) Absorbansi (A°)
06.49 40 1,671
08.16 30 3,989
08.30 30 1,476

Vitamin C (long acting)


T (waktu) Volume (ml) Absorbansi (A°)
06.45 40 2,902
08.15 40 3,127
08.41 40 3,229

ANALISIS DATA

a. Vitamin C (biasa)
y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
1,671 = 1,139x – 0,0666
1,7376 = 1,139x
x = 1,52 x Fp
x = 1,52 x 10
x = 15,2 x 104
x = 152000 % b/v x 10-3
x = 152 ppm
Q=cxv
Q = 152 x 40
Q = 6080

Y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
3,989 = 1,139x – 0,0666
4,0556 = 1,139x
x = 3,56 ppm
x = 3,56 x Fp
x = 3,56 x 10
x = 35,6 x 104
x = 356000 % b/v x 10-3
x = 356 ppm
Q=cxv
Q = 356 x 30
Q = 10680

Y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
1,476 = 1,139x – 0,0666
1,5426 = 1,139x
x = 1,35 ppm
x = 1,35 x Fp
x = 1,35 x 10
x = 13,5 x 104
x = 135000 % b/v x 10-3
x = 135 ppm
Q=cxv
Q = 135 x 30
Q = 4050

b. Vitamin C (long acting)


Y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
2,902 = 1,139x – 0,0666
2,9686 = 1,139x
x = 2,606 ppm
x = 2,606 x Fp
x = 2,606 x 10
x = 26,06 x 104
x = 260600 % b/v x 10-3
x = 260,6 ppm
Q=cxv
Q = 260,6 x 40
Q = 10424

Y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
3,127 = 1,139x – 0,0666
3,1936 = 1,139x
x = 2,803 ppm
x = 2,803 x Fp
x = 2,803 x 10
x = 28,03 x 104
x = 280300 % b/v x 10-3
x = 280,3 ppm
Q=cxv
Q = 280,3 x 40
Q = 11212

Y = a + bx
y = 1,139x – 0,0666
3,229 = 1,139x – 0,0666
3,2956 = 1,139x
x = 2,89 ppm
x = 2,89 x 10
x = 28,9 x 104
x = 289000 % b/v x 10-3
x = 289 ppm
Q=cxv
Q = 289 x 40
Q = 11560

c. Tabel Data Vitamin C (biasa)


T (waktu) Absorbansi (A°) Konsentrasi Konsentrasi
(%b/v) (mg/ml)
06.49 1,671 152000 152
08.16 3,989 356000 356
08.30 1,476 135000 135

d. Tabel Data Vitamin C (long acting)


T (waktu) Absorbansi (A°) Konsentrasi Konsentrasi
(%b/v) (mg/ml)
06.45 2,902 260600 260,6
08.15 3,127 280300 280,3
08.41 3,229 289000 289

e. Tabel Data Vitamin C (biasa)


T (waktu) T (menit) C (µg/ml) Volume (ml) Q (jumlah)
06.49 0 1,52 µg/mL 40 6,080
08.16 87 3,56 µg/mL 30 10,680
08.30 101 1,35 µg/mL 30 4,050

f. Tabel Data Vitamin C (long acting)


T (waktu) T (menit) C (µg/ml) Volume (ml) Q (jumlah)
06.45 0 2,606 µg/mL 40 10,424
08.15 87 2,803 µg/mL 40 11,212
08.41 101 2,89 µg/mL 40 11,460

g. AUC vitamin C (biasa)


AUC = (Q1 + Q0) + (T1 – T0)
2
AUC1 = (6,080 + 0) + (0 – 0)
2
= 3,04
AUC2 = (10,680 + 6,080) + (87 – 0)
2
= 51,88
AUC3 = (4,050 + 10,680) + (101 - 87)
2
= 15,365

AUC total = 3,04 + 51,88 + 15,365


= 70,280

Vitamin C (long acting)


AUC = (Q1 + Q0) + (T1 – T0)
2
AUC1 = (10,424 + 0) + (0 – 0)
2
= 5,212

AUC2 = (11,212 + 10,424) + (87 – 0)


2
= 54,318
AUC3 = (11,460 + 11,212) + (101 - 87)
2
= 18,336

AUC total = 5,212 + 54,318 + 18,336


= 77,866

h. Grafik

11.60

11.40

11.20

11.00

10.80
Long acting
10.60 Biasa
10.40

10.20

10.00

9.80
0 87 101

VI. PEMBAHASAN
Percobaan ini berjudul bioavaibilitas obat antara tablet lepas lambat dan
tablet biasa. Tujuan dari percobaan ini mengetahui perbedaan ketersediaan hayati
(bioavailabilitas) antara sediaan tablet lepas lambat dengan tablet biasa. Adapun
bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Sampel urin dari probandus yang
telah minum Vitamin C (tablet vitamin c biasa) dan Vitalog C (tablet vitamin c
lepas lambat), Aquadest, Vitamin C serbuk. Langkah kerja pada percobaan ini
pertama membuat larutan stok 1000 ppm pada vitamin C, dibuat dalam beberapa
seri konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm kemudian mencari
absorbansi pada panjang gelombang 265 nm kemudian analisis pake
spektrofotometri.
Uji bioavebilitas menggunakan sampel urin, untuk menentukan kadar
dari vitamin C ,vitamin C diminum 1x dan dicatat dari hasil urin yang pertama
menit dan volume dicatat kemudian diukur, vitamin C diminum antara 2
forbandus tablet biasa dan non ekting, pada malam hari sebelum tidur. Kemudian
kadar vitamin C diukur , sampel dipipet sebanyak 10 mL kemudian dimasukkan
ketabung reaksi pada masing-masing sampel. Kemudian kadar diukur
menggunakan spektrofotometri.
Hasil yang didapat pada praktikum ini rigresi kurva baku didapat nilai
a=-0,0666, b= 1,139 dan r= 0,98. Dan hasil AUCtotal vitamin C biasa 70,280 dan
hasil AUCtotal vitamin C long acting 77,866. Vitamin C merupakan vitamin
yang larut dalam air yang mudah diserap dan cepat diekresi lewat urin. Eksresi
melalui urin dalam bentuk utuh dan bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar
dalam darah melewati ambang rangsang. Vitamin C banyak terdapat di sayuran,
serta buah-buahan terutama jenis sitrus. Dalam tubuh terdapat di banyak jaringan,
termasuk darah dan leukosit. Khasiatnya yang terpenting adalah pada dosis kuat
dan anti bakteri, yang diperkirakan berdasarkan antiojsidannya. Vitamin C juga
banyak menstimulasinproses metabolisme berkat system redoksnya, yakni mudah
dioksidasi kembali (Harnis, 2019).
Sediaan lepas lambat memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
beberapa sediaan tablet konvensional. Keunggulan tersebut antara lain
mengurangi frekuensi pemberian, mengurangi efek merugikan karena tidak ada
fluktuasi kadar obat di dalam darah, serta durasi efek terapi yang diinginkan lebih
panjang. Pelepasan obat yang diperlambat dapat dicapai dengan berbagai cara,
diantaranya adalah salut penghalang, tablet matriks, tablet kerja berulang, resin
penukar ion dan pembentukan kompleks obat. Tablet matriks terbagi atas matriks
lemak malam, tablet matriks platik, dan tablet matriks hidrofilik. Mekanisme
pelepasan obat dari tablet matriks adalah secara erosi dan difusi. Kecepatan
pelepasan obat dari sistem matriks bergantung pada jenis dan jumlah polimer
digunakan (Wikarsa & Valentina, 2011).
Kelebihan pada tablet lepas lambat Sediaan obat lepas lambat dirancang
untuk melepaskan obat secara perlahan setelah dosis muatan. Hal ini untuk
menjaga konsentrasi terapeutik obat di dalam darah dalam jangka waktu yang
lama. Hal ini untuk mengimbangi laju eliminasi obat secara konstan. Sediaan
farmasi lepas lambat dapat menjamin konsentrasi obat konstan dalam dan dengan
fluktuasi yang minimal (Ismail et al., 2018). Kekurangan pada tablet lepas lambat
Kemungkinan terjadinya kegagalan sistem lepas lambat sehingga bahan aktif yang
relatif tinggi dilepas sekaligus (dose dumping) lebih sulit penanganan penderita
apabila terjadi kasus keracunan atau alergi obat, karena kandungan bahan aktif
yang relatif lebih tinggi. Harga obat biasanya lebih mahal karena biaya
pengembangan dan produksi yang relatif lebih tinggi.
Dibandingkan literatur Sampel urin hanya digunakan jika kadar obat
dalam darah terlalu kecil untuk dapat dideteksi dan eliminasi obat dalam bentuk
utuh melalui ginjal cukup besar (> 40%). Urin dikumpulkan di tempat studi secara
periodik sampai sedikitnya 3 x waktu paruh eliminasi obat (3 x t1⁄2). Untuk studi
selama 24 jam, waktu sampling biasanya 0-2, 2-4, 4-8, 8-12 dan 12-24 jam.
Volume urin setiap interval waktu tersebut harus diukur dan dilaporkan. Dibuat
kurva jumlah obat kumulatif yang diekskresi dalam urin terhadap waktu
(BPOM,2010). Waktu cuplikan pada urin yang diperiksa haruslah segar
dikumpulkan paling tidak 4 jam dari berkemih terakhir. Hanya lebih baik dipilih
urin pagi, diperiksa harus dalam 1 jam dan 4 jam bila disimpan di dalam lemari es
pada suhu 2-40˚C (Kamil,2016). Pada praktikum ini menggunakan 3 cuplikan,
lebih efektif jika menggunakan 5 cuplikan dari setiap sampel obat yang dianalisis.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum ini mendapat hasil AUC total vitamin C biasa
didapat 70,280 dan hasil AUCtotal vitamin C long acting 77,866. Dari hasil
sedian lebih baik long acting dibandingkan biasa. Pada praktikum ini
mengunakan 3 cuplikan saja karena waktu keterbatasan waktu praktikum dan
faktor-faktor lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM RI, 2010, Pedoman Uji Bioekivalensi No: HK.00.05.3.1818/2005, Badan


Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.
Fajarwari. Z. M., R. Chirmara & A. Aris. 2017. Pengembangan Sediaan Vitamin
C Lepas Lambat Dengan Pemanfaatan Mineral Nanosilika Daun Bambu
(Bambusa sp.). Jurnal Ilmiah Penalaran Dan Penelitian Mahasiswa. 165-
173.
Handiana.I.R & W. Indriyati. 2016. Formulasi Sediaan Tablet Lepas Lambat
Teofilin Dengan Bahan Matriks Yang Berkarakteristik Hidrofilik : Review.
Farmaka. (1) : 136-141.
Harnis. Z. E. 2019. Efek Pemberiaan Vitamin C Terhadap Profil Farmakokinetika
Natrium Diklofenak Dengan Data Urin Kumulatif Pada Tikus Putih Jantan.
Jurnal Ilmiah Farmasi Imelda. (2) : 57-63.
Ismail. I., L. Fitriani & D. W. Leboe. 2018. Potensi Pati Umbi Tire
(Amorphophallus oncophyllus) Taut Silang Fosfat Sebagai Matriks Tablet
Lepas Lambat. Prosiding Seminar Nasional Megabiodiversitas Indonesia.
38-42.
Kamil. S.P. Indah & Trisnawati. 2016. Pengaruh Waktu Penyimpanan Sampel
Urin Selama 2 Jam Dan 4 Jam Pada Suhu 2-8oc Terhadap Hasil
Pemeriksaan Kimia Urin.
Rachmawati. E & D. Holidah. 2011. Uji Bioavailabilitas Dan Bioekuivalensi Obat
: Urgensi Dan Pedoman Pelaksanaannya. Saintifika. (1) : 91-97.
Wikarsa. S & L.M. Valentina. 2011. Formulasi Tablet Lepas Lambat Dipiridamol
Dengan Sistem Mengapung. Kesehatan. (1) : 15-20.
LAMPIRAN
Informasi : Pembahasan (Ismail et al.,2018).
Informasi :Landasan Teori (Harnis. Z. E. 2019
landasan teori (Handiana & Indriyati. 2016)
Informasi :Landasan Teori (Fajarwati et al., 2017).
informasi : pembahasan (kamil et al. 2016)
informasi : pembahasan ( Wikarsa & valentina , 2011).
Informasi : Landasan Teori (Rachmawati & Holidah, 2011).

Anda mungkin juga menyukai