Anda di halaman 1dari 6

MATA KULIAH : BIOFARMASEUTIKA

DOSEN PENGAMPUH : DENIYATI., S.Farm., M.Si.

Nama kelompok 8 :

MELIANA (518011085)
DIAN PRATIWI AGUSTIKAWATI (519011045)
NINIEK MARDIYANI (519011205)
LUSIA HERLINA OSIAN KEMBA (519011059)
PATMA SAFIRA S.N. (518011197)
BENEDITA JELINA (518011252)
IRMAYANTI (519011018)
FANNY DWI ARYANI (518011106)
ESTERLINA RIKHA SAMORI (518011091)
AURELIA THRESIA JAMUN (519011001)
BERDIHAN PAYUS VIANSA P. (516011096)
JATA HERFIAN (518011232)

SOAL DAN JAWABAN DARI KELOMPOK 8 (SEDIAAN OPTALMIK)!!!

1. Ridwan : Apa fungsi pembuluh darah mata dan apa yang terjadi jika
pembuluh mata rusak ?
Jawab :
Irma : Pembuluh darah merupakan salah satu bagian penting dalam tubuh.
Bahkan pembuluh darah ini dimiliki oleh masing-masing organ untuk
mendukung sistem kerja dengan baik. Salah satunya adalam pembuluh darah
yang terdapat pada organ mata. Pembuluh darah yang terdapat pada mata
mempunyai peranan yang sangat penting. Tidak lain sebagai media yang
bertugas mengalirkan oksigen dan nutirisi menuju retina mata. Hal inilah
yang mendukung sistem penglihatan berjalan dengan optimal. Sehingga jika
terjadi kerusakan pada pembuluh darah maka bisa mengganggu fungsi
maupun tampilan mata.

2. Paulus : Bagaimana pengaruh ph obat terhadap obat tetes mata ?dan berapa
PH yang baik ?
Jawab :
Meliana : Ph sangat berpengaruh pada obat tetes mata karena untuk
menjamin stabilitas sediaan.dan obat tetes mata (sediaan) harus memiliki ph
yang mendekati pH fisiologi tubuh yaitu 7,4 . salah satu metode untuk
mempertahankan pH. Yaitu pada saat praformulasi harus menambahkan zat
tambahan pendapar.

3. Irvan : Bagaimana cara pemberian sediaan optalmik?


Jawab :
Dian :
Pemberiaan bentuk sediaan tetes mata :
• Cuci tangan lebih dahulu.
• Jangan menyentuh ujung penetes.
• Mata melihat ke atas.
• Tarik kelopak mata bagian bawah sehingga terjadi bagian
“penampungan”.
• Letakkan penetes sedekat mungkin pada bagian mata yang akan
diteteskan tanpa menyentuh mata.
• Teteskan sesuai dosis yang telah ditentukan.
• Tutup mata sekitar dua menit. Jangan menutup mata terlalu rapat.
• Kelebihan cairan dapat dibersihkan dengan kertas tissu.
• Jika lebih dari satu jenis tetes mata atau lebih dari satu dosis yang
digunakan, tunggu sedikitnya lima menit sebelum tetesan berikutnya
diberikan.
• Tetes mata dapat menyebabkan rasa pedih tetapi seharusnya hanya
berlangsung selama beberapa menit. Jika berlangsung cukup lama,
konsultasikan pada dokter atau apoteker.

Pemberiaan bentuk sediaan salep mata :


• Cuci tangan terlebih dahulu.
• Ujung tube salep jangan tersentuh apapun.
• Kepala sedikit menengadah.
• Pegang tube dengan satu tangan, dan tarik kelopak mata bagian bawah
dengan tangan lain sehingga terbentuk cekungan.
• Oleskan sejumlah dosis yang telah ditentukan.
• Tutup mata selama dua menit.
• Bersihkan kelebihan salep dengan kertas tissu.
• Bersihkan bagian tepi tube dengan kertas tissu lain.

4. Nanda : Jelaskan kelebihan dan kekurangan tetes ?


Jawab :
Lusia :
• Keuntungan :
1. Larutan mata memiliki kelebihan dalam hal kehomogenan,
bioavailabilitas dan kemudahan penangananan.
2. Suspensi mata memiliki kelebihan dimana adanya partikel zat aktif
dapat memperpanjang waktu tinggal pada mata sehingga
meningkatkan waktu terdisolusinya oleh air mata, sehingga terjadi
peningkatan bioavailabilitas dan efek terapinya.
• Kekurangan :
1. Volume larutan yang dapat ditampung oleh mata sangat terbatas
(± 7 mL) maka larutan yang berlebih dapat masuk ke nasal cavity lalu
masuk ke jalur GI menghasilkan absorpsi sistemik yang tidak
diinginkan. Mis. b-bloker untuk perawatan glaukoma dapat menjadi
masalah bagi pasien gangguan jantung atau asma bronkhial.
2. Kornea dan rongga mata sangat kurang tervaskularisasi, selain itu
kapiler pada retina dan iris relatif non permeabel sehingga umumnya
sediaan untuk mata adalah efeknya lokal/topikal.

5. Agnesia : Antara salep, larutan, dan suspensi. Manakah yang paling efektif
dan apa alasannya ?
Jawab :
Esterlina : Sediaan yang paling efektif adalah larutan, mengapa karena Tetes
mata solutio merupakan salah satu pilihan sediaan obat topikal mata yang
paling banyak ditemukan. Sediaan tetes mata solutio mudah digunakan, cepat
diserap, dan kebanyakan tidak mengganggu penglihatan sehingga nyaman
digunakan di siang hari. Sediaan tetes mata solutio dapat ditemukan dalam
kemasan botol dan minidose, dengan pH cairan berkisar 7,4 (pH 4-8). Tetapi
perlu untuk di lihat bahwa Pemilihan tetes mata atau salep, sebaiknya
menyesuaikan dengan penyakit mata pasien. Misalnya pada kasus abrasi
kornea, pemberian salep mata lebih dianjurkan karena sifat lubrikasinya yang
lebih baik dan dapat memberikan efek barrier untuk mencegah kerusakan
kornea lebih lanjut.

6. Erni : Faktor yang mempengaruhi kerja sediaan optalmik ?


Jawab :
Dian :
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses biofarmasi sediaan optalmik yaitu :
1. Faktor Fisiologi
a. Faktor Prekorneal
- Pergantian air mata yang normal
- Drainase larutan yang diberikan
- Pengikatan protein
- Absorpsi obat tidak produktif
b. Faktor Membran
Faktor membran termasuk : area yang tersedia untuk absorpsi,
ketebalan,porosity, dan tortuosity (sifat berliku- liku) kornea dan
kesimbangan lipofilik/hidrofilik. Kornea terdiri dari tiga lapisan yaitu
epithelium, stroma, dan endothelium
2. Faktor Fisikomia
a. Koefisien partisi
b. Kelarutan
c. Konstanta ionisasi
3. Faktor Formulasi
a. Konsentrasi
b. Tonisitas
c. Surfaktan
d. Ukuran partikel
e. Pendaparan (pH)
f. Viskositas

7. Novita : Jelaskan mekanisme kerja dan fungsi dari 4 pembuluh darah mata ?
Jawab :
Ninik :
- Arteri retina sentralis menyuplai retina bagian dalam (lapisan
neurosensorik) Koriokapilaris dari lapisan koroid menyuplai retina bagian
luar (epitel pigmen retina dan sel-sel fotoreseptor).
- Arteri lakrimalis di mana cabang dari arteri oftalmika. Dan aliran ... juga
mempengaruhi struktur dan fungsi kelenjar lakrimal dan disfungsi dari sel
goblet. (kelenjar air mata).
- Arteri siliaris terdapat pada Badan siliaris merupakan salah satu bagian
dari mata. Badan siliaris terbuat dari otot siliaris dan ligamen suspensor.
Struktur ini terutama berfungsi untuk menjaga agar lensa tetap pada
tempatnya.
- Optalmik arteri berlanjut ke anterior ke trochlea, di mana arteri palpebra
medial (superior dan inferior) muncul dan mensuplai kelopak mata.

8. Ovan : Faktor apa yang mempengaruhi seorang yang buta warna atau rabun?
Jawab :
Benedita : Ada beberapa penyebab seseorang mengalami buta warna, di
antaranya :
a. Faktor genetik. Kebanyakan penderita buta warna yang mengalaminya
sejak lahir disebabkan oleh faktor genetik yang berikatan dengan
kromosom X. Seorang ayah penderita buta warna tidak akan memiliki
anak yang menderita buta warna kecuali pasangannya memiliki gen buta
warna. Hal ini mungkin karena wanita lebih berperan dalam menjadi
pembawa gen (carrier) yang akan mewarisi buta warna kepada anak.
Penderita buta warna akibat faktor genetik juga jauh lebih sering terjadi
pada pria dibandingkan wanita, walau terkadang kondisi ini dapat
melewati satu generasi. Anak perempuan dipastikan mengidap buta warna
jika kedua orang tua adalah pembawa gen buta warna.
b. Penyakit. Terdapat sejumlah penyakit yang bisa menyebabkan buta warna,
seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, glaukoma, kanker darah
(leukemia), diabetes, pecandu minuman beralkohol kronis, degenerasi
makula, dan anemia sel sabit.
c. Usia. Kemampuan seseorang untuk membedakan warna perlahan-lahan
akan berkurang seiring pertambahan usia. Ini adalah hal yang alami dalam
proses penuaan dan tidak perlu dicemaskan secara berlebihan.
d. Bahan kimia. Seseorang bisa mengalami buta warna jika terpapar bahan
kimia beracun, misalnya di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan
pupuk.

9. Mullah : Bagaiamana dampak bagi tubuh jika obat tetes mata yang
digunakan tidak memenuhi syarat?
Jawab :
Meliana : sediaan tetes mata harus dibuat dan dikemas dengan sedemikian
rupa sehingga sesuai untuk digunakan pada mata. Bentuk sediaan tetes mata
harus memenuhi persyaratan yaitu harus steril , bebas dari pirogen , dan
penambahan zat tambahan harus sesuai seperti penambahan pengawet ,
pendapar,dan viskositas. Misalnya sediaan tetes mata yang tidak steril maka
bakteri dapat masuk dan merusak sediaan obat jika digunakan, maka tidak
akan memberikan efek yang diinginkan dan memungkinkan menimbulkan
penyakit yang baru pada tubuh (bagian mata).
10. Renaldis : Apa efek samping jika mencabut bulu mata ?
Jawab :
Ninik :
1. Kerusakan pada kulit dan rambut
Kebiasaan menarik dan mencabut rambut pada tubuh, termasuk alis, dapat
menimbulkan kerusakan jaringan parut atau scar, serta kerusakan kulit
lainnya. Ketika kebiasaan tersebut berlangsung terus - menerus,
pertumbuhan rambut akan terpengaruh secara permanen dan berujung
pada kebotakan.
2. Infeksi
Alis merupakan salah satu alat perlindungan diri yang dimiliki oleh tubuh
karena melindungi mata dari keringat atau kotoran lain yang bisa masuk
ke dalam mata dan menimbulkan infeksi. Ketika memiliki kebiasaan
untuk mencabut alis, risiko infeksi akan lebih meningkat. Selain itu,
kebiasaan ini juga dapat menimbulkan peradangan pada folikel rambut.
Peradangan yang terjadi terus-menerus dapat disertai dengan infeksi
sekunder, sehingga dapat memperberat proses peradangan yang terjadi.
3. Tekanan emosional
Seseorang dengan trikotilomania dapat merasa rendah diri, depresi, cemas
dan malu karena kebiasaan yang dimiliki dan ketidakmampuan dalam
mengendalikannya. Hal ini pada akhirnya menyebabkan tekanan
emosional pada dirinya sendiri.
4. Masalah dengan lingkungan sosial dan kerja
Rasa malu yang ditimbulkan oleh kebotakan dapat menyebabkan
seseorang menghindar dari aktivitas sosial dan pekerjaan. Sebab, orang
dengan trikotilomania biasanya tidak hanya mencabut alis, namun juga
sering kali menarik rambut hingga menimbulkan kebotakan.

Anda mungkin juga menyukai