Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM III

PEMERIKSAAN MINYAK ATSIRI

I. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui sifat – sifat minyak atsiri
2. Mahasiswa dapat melakukan cara – cara untuk mengidentifikasi. bahan
alami nabati yang mengandung minyak atsiri baik secara organoleptik,
mikroskopi, maupun kimiawi.

II. DASAR TEORI


Minyak atsiri merupakan senyawa minyak yang berasal
dari bahan tumbuhan dengan beberapa sifat, antara lain: sangat mudah
menguap apabila dibiarkan pada udara terbuka, memiliki bau khas seperti pada
tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi semakin lama menjadi gelap
karena mengalami oksidasi dan pendamaran. Karena sifatnya yang mudah
menguap, minyak atsiri sering pula disebut sebagai minyak menguap (volatil oil)
atau minyak eteris. Di dalam tumbuhan, minyak atsiri terutama terdistribusi
pada daun dan bunga (Anonim, 2012).

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang
(essential oil, volatile) yang merupakan salah satu hasil metabolisme
tanaman. Bersifat mudah menguap pada suhu kamar, mempunyai rasa getir,
serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya. Minyak atsiri
larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air
(Sudaryani dan sugiharti, 1990).

Minyak atsiri pada industri banyak digunakan sebagai bahan pembuat


kosmetik, parfum, antiseptik dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atsiri mampu
bertindak sebagai bahan terapi (aromaterapi) atau bahan obat suatu jenis
penyakit. Fungsi minyak atsiri sebagai bahan obat tersebut disebabkan
adanya bahan aktif, sebagai contoh bahan anti radang, hepatoprotektor,
analgetik, anestetik, antiseptik, psikoaktif dan anti bakteri
(Arniputri dkk., 2007).

Minyak atsiri biasanya terdiri dari berbagai campuran


persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan
oksigen (O). Pada umumnya komponen kimia minyak atsiri dibagi menjadi dua
golongan yaitu: 1) Hidrokarbon, yang terutama terdiri dari persenyawaan
terpen dan 2) Hidrokarbon teroksigenasi. Senyawa terpen memiliki aroma
kurang wangi, sukar larut dalam alkohol encer dan jika disimpan dalam waktu
lama akan membentuk resin. Golongan hidrokarbon teroksigenasi merupakan
senyawa yang penting dalam minyak atsiri karena umumnya aroma yang lebih
wangi. Fraksi terpen perlu dipisahkan untuk tujuan tertentu, misalnya untuk
pembuatan parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas terpen
(Ketaren dan Djatmiko, 1978).

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasilgliserol kedua istilah ini berarti
triester gliserol. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak bersifat
sebarang: pada temperatur kamar lemak berbentuk padat dan minyak bersifat
cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak sedangkan
gliserida dalam tumbuhan cendrung berupa minyak (Fessenden, 1982).

Minyak mentah seringkali mengandung garam-garam inorganik sepertinatrium


klorida, magnesium klorida, dan kalsium klorida dalam bentuk suspensi
atau terlarut dalam air laut. garam-garam ini harusdihilangkan atau
dinetralisasi sebelum diolah untuk mencegah peracunan katalis, korosi pada
peralatan, dan fouling.Korosi garamdisebabkan oleh hidrolisis beberapa
logam klorida dan pembentukanasam hidroklorik pada saat minyak mentah
dipanaskan. HCl juga dapatbergabung dengan ammonia membentuk
amonium klorida (NH4Cl) (Cahyono, 2007)
3

III. ALAT DAN BAHAN

.1. ALAT
a) tabung raksi
b) pipet tetes
c) gelas ukur

2. BAHAN
a) Natrium klorida (NaCl)
b) Fenilhidrazin Hidroklorida (FeCl3)
c) Natrium Hidroksida (NaOH)
d) Petroleum Eter
e) Kloroform
f) Etanol
g) Fenol
h) Aquadest

- BAHAN UJI
a) Minyak atsiri (Oleum Menthae Piperitae)
b) Minyak Lemak (Minyak jagung )

Pemeriksaan Minyak Mabati


4

IV. CARA KERJA

identifikasi minyak atsiri secara umum


1. Daya serap permukaan air

Air

- 10 tetes air dimasukkan dalam tabung reaksi


- Di tambah 3 tetes minyak atsiri (minyak menthae )

Hasil

Air

- 10 tetes air dimasukkan dalam tabung reaksi


- Di tambah 3 tetes minyak lemak (minyak jagung )

Hasil

2. Noda kertas saring

Kertas saring

- Diletakkan kertas saring


- Ditambahkan 1 tetes minyak atsiri(minyak Menthae )
- Diamati

Hasil

Kertas saring

- Diletakkan kertas saring


- Ditambahkan 1 tetes minyak lemak(Minyak Jagung )
- Diamati

Hasil
Pemeriksaan Minyak Mabati
5

.3 Volume Lapisan Air 1 mL

Minyak atsiri(minyak
Menthae)
-
- Dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan 1 ml NaCl jenuh
- Dikocok perlahan
- Diamati volume (tidak boleh bertambah)

HASIL

Minyak lemak

- Dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 1 ml NaCl jenuh
- Dikocok perlahan
- Diamati volume( tidak boleh bertambah)

HASIL

4.Kelarutan Minyak Atsiri

Minyak Atsiri(minyak
Mentahe)

- Dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan etanol sampai larut

HASIL

Pemeriksaan Minyak Mabati


6

Minyak Atsiri

- Dimasukan 1 ml dalam tabung reaksi


- Ditambahkan eter sampai larut

HASIL

Minyak Atsiri

- Dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan kloroform sampai larut

HASIL

Minyak Lemak
(Minyak Jagung)

-Dimasukan 1 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan etanol sampai larut

HASIL

Minyak Lemak

- Dimasukan 1 ml dalam tabung reaksi


- Ditambahkan eter sampai larut

HASIL

Minyak Lemak

- Dimasukan 1 mL kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan kloroform sampai larut

HASIL

Pemeriksaan Minyak Mabati


7

5 Deteksi Fenol Dengan FeCl3

Minyak Atsiri

- Dimasukan 2 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 8 ml etanol
- Diamati warna yang terjadi

HASIL

Minyak Lemak

- Dimasukan 2 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 8 ml etanol
- Ditambahkan 3 tetes FeCl3
- Diamati warna yang terjadi

.
HASIL

6 Reduksi Volume

Minyak Atsiri

- Dimasukan 2 mL kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 2 ml NaOH
- Dikocok pelan – pelan
- Diamati (apakah terjadi reduksi volume)

HASIL

Pemeriksaan Minyak Mabati


8

Minyak Lemak

- Dimasukan 2 ml kedalam tabung reaksi


- Ditambahkan 2 ml NaOH
- Dikocok pelan – pelan
- Diamati (apakah terjadi reduksi volume)

HASIL

Pemeriksaan Minyak Mabati


9

V .HASIL PRAKTIKUM

No. Perlakuan Hasil Ket


1. Daya sebar permukaan air larutan terpisah tidak +
a. 10 tetes air + 3 tetes begitu jelas lapisannya
minyak atsiri
(minyak menthae)

b. 10 tetes air + 3 tetes Warna tidak tercampur


minyak lemak atau pencampurannya +
(minyak jagung) lambat . air dibawah
minyak diatas
2. Noda Kertas Saring
a. Kertas saring +
ditetesi 1 tetes Tidak menyebar secara
minyak atsiri luas terjadi penguapan
(minyak menthae) dan tidak meninggalkan
noda
b. Kertas saring
ditetesi 1 tetes Lebih transparan , tidak +
minyak lemak mengalami penguapan
(minyak jagung) dan meninggalkan
noda

3. Volume Lapisan Air


a. 1 mL minyak atsiri
(minyak menthae) + Sebelum pengocokan 2
1 mL NaCl, Dikocok ml setelah dikocok +
dibiarkan memisah Volume berkurang 1,7
kembali (NaCl mereduksi
minyak atsiri)
b. 1 ml minyak lemak +
(minyak jagung )+ Sebelum pengocokan
1ml Nacl, Dikocok 2ml setelah dikocok
dibiarkan memisah volume tetap 2 ml
kembali (Nacl tidak mereduksi
minyak atsiri )
Pemeriksaan Minyak Mabati
10

4. Deteksinya Fenol FeCl3


 2 mL minyak atsiri larutan menjadi warna
(minyak menthae) coklat
Tabung 1 + 1 tetes +
FeCl3 + 1 mL etanol
- Tabung 2 + 1 ml feCl2 Larutan jernih terdapat +
endapan

2 ml minyaklemak (Oil
corn)
- tabung 1 ditambahkan Terjadi 2 lapisan kuning +
1 tetes Fecl3 ditambah jernih dan kuning padat
1 ml etanol
- tabung 2 ditambahkan Larutan menjadi kuning +
1 ml Fecl jernih terdapat endapan

5 Reduksi Volume
a. 2 mL minyak atsiri
(minyak menthae) + warna agak bening ,
2 mL terjadi residu +
V1 = 4 ml
V2 = 3 ml

b. 2 ml minyak lemak kuning keruh Dan


. (Oil Corn) ditambah terjadi residu +
2 ml NaOH V1 = 4 ml
V2 = 3,6 ml

Pemeriksaan Minyak Mabati


11

6 Kelarutan minyak atsiri eter etanol kloroform

a. Minyak atsiri
(minyak menthae ) 105 tetes 120 250 tetes
ditambah eter, tetesmasih
etanol, kloroform tidak larut

b. Minyak lemak (Oil Larut Larut dalam Larut dalam


Corn) ditambah eter, dalam100 90 tetes 22 tetes
etanol, kloroform tetes larutan etanol larutan
larutan eter kloroform

Pemeriksaan Minyak Mabati


12

VI. PEMBAHASAN

Minyak atsiri merupakan suatu senyawa minyak yang berasal dari bahan
tumbuhan dengan beberapa sifat, antara lain: sangat mudah menguap apabila
dibiarkan pada udara terbuka, memiliki bau khas seperti pada tumbuhan aslinya,
umumnya tidak berwarna tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami
oksidasi dan pendamaran. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil metabolisme
tanaman, mempunyai rasa getir, serta berbau wangi sesuai dengan bau tanaman
penghasilnya. Minyak atsiri larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air
Karena sifatnya yang mudah menguap, minyak atsiri sering pula disebut sebagai
minyak menguap (volatil oil) atau minyak eteris. Di dalam tumbuhan, minyak atsiri
terutama terdistribusi pada daun dan bunga.
Praktikum yang telah dilakukan yaitu bertujuan untuk mengidentifikasi sifat-sifat
dari beberapa sampel minyak atsiri. Sampel yang dipergunakan dalam praktikum
yaitu minyak jagung dan Minyak mentahe . Adapun identifikasi yang dilakukakan
yaitu uji daya sebar permukaan air , Noda Kertas saring , Volume Lapisan Air ,
Kelarutan Minyak atsiri , Deteksi Fenol dengan Fe (III) Cl Dan Reduksi volume .

Identifikasi pertama, dilakukan pengujian daya sebar permukaan air yaitu


minyak atsiri diambil 3 tetes , ditambah dengan 10 tetes aquades setelah diteteskan
kedalam air, maka dihasilkan minyak menthae larutannya menjadi terpisah tetapi tidak
begitu jelas lapisannya selain itu minyak juga terlihat agak bening. Setelah itu
identifikasi juga dilakukan terhadap minyak lemak setelah diteteskan kedalam air
minyak jagung dihasilkan terpisah minyak berada diatas dan air berada di bawah dan
dengan lama menyebar. Dari perlakuan yang telah dilakukan menunjukan bahwasanya
minyak atsiri yang terkandung dalam minyak Menthae memiliki sifat dengan gaya
kohesi anatara minyak dan air lebih kecil dibandingkan gaya adhesinya. Sedangkan
pada minyak jagung, minyak memisah dengan air dan lambat pada penyebaran. Hal
ini karena gaya kohesi pada minyak dan air lebih bsar dibandingkan gaya adhesinya.
Sedangkan untuk kelarutan pada minyak atsiri yang diidentifikasi ini tidak larut pada air,
hal ini dikarenakan perbedaan sifat antara minyak dan air dimana minyak tidak bersifat
non polar sedangkan air bersifat polar.

Selanjutnya dilakukan perlakuan untuk mengidentifikasi kevolatilan dari msaing-


masing sampel, kertas saring sebagai media untuk menguji kevolatilan sampel untuk
menguji kevolatilan sampel. Minyak Menthae, minyak jagung, diteteskan masing-masing
pada kertas saring. Dihasilkan minyak Menthae Tidak menyebar secara luas terjadi

Pemeriksaan Minyak Mabati


13

penguapan dan tidak meninggalkan noda sedang minyak jagung Lebih transparan tidak
mengalami penguapan dan meninggalkan noda hal ini diakrenakan minyak Menthae
memiliki sifat kevolatilan tinggi, dimana kevolatilan ini adalah sifat yang dimiliki minyak
atsiri
Perlakuan ketiga yaitu pengujian volume lapisan air dengan cara 1ml minyak atsiri
ditambah 1 ml NaCl, Dan dibiarkan sampai memisah kembali , pada minyak menthae
setelah dikocok larutan berkurang menjadi 1,7 ml karena minyak atsiri mereduksi NaCl
sedangkan pada minyak jagung larutan tetap 2 ml dikarenakan minyak lemak tidak
mereduksi Nacl
Perlakuan keempat yaitu pengujian kelarutan minyak atsiri yang bertujuan untuk
mengidentifikasi dengan menggunakan pelarut-pelart organik untuk mengetahui sifat
kepolaran dari sampel. Indikator dari perlakuan ini yaitu kelarutan satu bagian sampel
terhadapa pelarut organik. Dimana pelrut organik yang dipergunakan yaitu etanol,
klorofom dan petroleum eter. Pada pengujian ini menghitung beberapa tetes pelarut
yang diperlukan utuk melarutkan dengan sempurna satu tetes minyak Menthae dan
Minyak Jagung ditetesi dengan Pelarut etanol yang digunakan 105 tetes untuk
melarutkan minyak menthae dan 90 tetes untuk minyak jagung, kemudian pelarut
klorofom digunakan 250 tetes untuk melarutkan minyak Menthae dan 22 tetes untuk
minyak jagung . Dan pada pelarut petroleum eter digunakan 120 tetes untuk melarutkan
minyak Menthae. dan 90 tetes untuk minyak Jagung dalam istilah kelarutan agak sukar
larut . Dari perlakuan diatas diketahui bahwasanya minyak atsiri bersifat non polar
karena mampu larut pada pelarut non polar,.sedangkan menurut farmakope Indonesia
edisi III kelarutan oleum menthae adalah larut dalam etanol ,. Larut dalam 4 bagian
volume etanol ( 70 %) p. Sifat-sifat yang ditunjukan pada perlakuan ini sesuda dengan
prinsip like dissolve like.

Untuk mendeteksi adanya senyawa fenol dalam minyak atsiri dilakukan


dengan mereaksikan minyak atsiri (Minyak menthae )dengan cara menyiapkan 2
tabung .
tabung pertama minyak atsri ditambah 1 ml etanol dan ditambahkan feCl3 1 tetes .
menghasilkan warna coklat pada tabung ke 2 minyak atsiri ditambah 1 ml fecl3 larutan
jernih terdapat endapan
pada uji minyak lemak (Minyak jagung) dengan cara menyiapkan 2 tabung tabung
pertama minyak jagung ditambah 1 ml etanol dan 1 tetes fecl3 terjadi 2 lapisan kuning
jernih dan kuning padat
pada tabung ke dua minyak jagung ditambah 1 ml fecl3larutan menjadi kuning jernih
ada endapan

Pemeriksaan Minyak Mabati


14

pada pengujian keenam yaitu pengujian reduksi Volume yaitu dengan cara 2 ml
minyak atsiri ditambah 2 ml NaOH menhasilkan warna bening dan terdapat endapan
dari volume 4 ml menjadi 3ml karena minyak atsiri mereduksi NaoH
dan pada minyak jagung berubah warna menjadi kuning keruh dari volume 4 ml
menjadi 3,6 ml. minyak jagung mereduksi Naoh

Pemeriksaan Minyak Mabati


15

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :

1. Sifat-sifat minyak atsiri yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkan pada udara
terbuka, memiliki bau khas seperti pada tumbuhan aslinya, umumnya tidak
berwarna tetapi semakin lama menjadi gelap karena mengalami oksidasi.
1. Untuk mengidentifikasi minyak atsiri secara organoleptik dapat diamati dari
warna, bau dan rasa. Secara mikroskopik dapat dilakukan dengan bantuan
mikroskop.
2. Identifikasi secara kimiawi dilakukan dengan mereaksikannya dengan suatu
senyawa yang dapat bereaksi secara spesifik.

Pemeriksaan Minyak Mabati


16

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun praktikum Farmakognosi. Kendari : Universitas Haluoleon.

Armando, R. 2009. Memproduksi 15 Minyak Atsisri Berkuakitas. Jakarta : Penebar


Swadaya.

Harris, R. 1990. Tanaman minyak Atsiri. Jakarta : Penebar swadaya.

Herlina, N. 2002. Lemak dan Minyak. Medan : Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia
USU

Katsaman, R. 2003. Teknis Budidaya dan Manajemen Produksi Minyak Nilam .Jawa
Barat : Dinas Koperasi UKM Bandung

Ketaren. 1978. Minyak Atsiri (bersumber dari bunga dan buah). Bogor : Departemen
Teknologi Hasil Pertanian ITB.

Pemeriksaan Minyak Mabati


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Penuntun Praktikum Farmakognosi. Universitas Haluoleo.


Kendari.

Arniputri, R.B., Sakya, A.T., dan Rahayu, M. 2007. ‘Identifikasi Komponen


Utama Minyak Atsiri Temu Kunci (Kaemferia pandurata Roxb.) pada
Ketinggian Tempat yang Berbeda’ jurnal, Volume 8, Nomor 2.
Universitas Sebelas Maret.Surakarta

Cahyono. R.H, 2007, Inspeksi pengelasan, manajemen, dan Proses


pengolahan Minyak PT.Pertamina RU II Dumai, Laporan Kerja
Praktek, Universitas Sumatra Utara, medan

Fessenden, J. Ralp dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi III.
Erlangga. Jakarta.

Ketaren dan Djatmiko, B., 1978. Minyak Atsiri (bersumber dari bunga dan buah).
Departemen Teknologi Hasil Pertanian. FATEMETA, IPB. Bogor.

Sudaryanti, T dan Sugiharti, E. 1990. Budidaya dan Penyulingan Nilam.


Penebar Swadaya. Jakarta

Laporan praktikum farmakognosi 17


Laporan praktikum farmakognosi 18

Anda mungkin juga menyukai