Anda di halaman 1dari 10

Termodinamika

Termodinamika adalah suatu cabang dari ilmu fisika yang mempelajari hubungan
antara usaha (energi) dan panas (kalor). sedangkan menurut bahasa,
termodinamika adalah perubahan panas,

Hukum-hukum Dasar Termodinamika


Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

 Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika


Hukum awal menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang
dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan
lainnya. Hukum ini dimasukkan setelah hukum pertama.

 Hukum Pertama Termodinamika


Hukum yang sama juga terkait dengan kasus kekekalan energi. Hukum ini
menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika
tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam
sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem. Hukum ini dapat diuraikan
menjadi beberapa proses, yaitu proses dengan Isokhorik, Isotermik, Isobarik,
dan juga adiabatik.

 Hukum kedua Termodinamika


Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Tidak ada bunyi untuk
hukum kedua termodinamika yang ada hanyalah pernyataan kenyataan
eksperimental yang dikeluarkan oleh kelvin-plank dan clausius. Pernyataan
clausius: tidak mungkin suatu sistem apapun bekerja sedemikian rupa
sehingga hasil satu-satunya adalah perpindahan energi sebagai panas dari
sistem dengan temperatur tertentu ke sistem dengan temperatur yang lebih
tinggi. Pernyataan kelvin-planck: tidak mungkin suatu sistem beroperasi
dalam siklus termodinamika dan memberikan sejumlah netto kerja
kesekeliling sambil menerima energi panas dari satu reservoir termal.(sumber
Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th
ed. - 2007 - Wiley) Bab5). "total entropi dari suatu sistem termodinamika
terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu,
mendekati nilai maksimumnya hal ini disebut dengan prinsip kenaikan entropi"
merupakan korolari dari kedua pernyataan diatas (analisis Hukum kedua
termodinamika untuk proses dengan menggunakan sifat entropi)(sumber
Fundamentals of engineering thermodynamics (Moran J., Shapiro N.M. - 6th
ed. - 2007 - Wiley) Bab6).

 Hukum ketiga Termodinamika


Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum
ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai
minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal
sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

https://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamik
PENGERTIAN TERMOKIMIA

Termokimia merupakan ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas

suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika.

Termokimia ini mempelajari hubungan antara energi panas dan energi kimia. Energi

kimia merupakan energi yang dikandung setiap unsur atau senyawa, energi kimia

yang terkandung dalam suatu zat adalah semacam energi potensial zat tersebut.

Energi potensial kimia yang trkandung dalam suatu zat disebut panas dalam atau

entalpi dan dinyatakan dengan simbol H. Selisih antara entalpi reaktan dan entalpi

hasil pada suatu reaksi disebut perubahan entalpi reaksi, dan diberi simbol ΔH.

 HUKUM TERKAIT TERMOKIMIA

1. Hukum Laplace

Hukum ini dikemukakan oleh Marquis de Laplace (1749-1827), yang berbunyi :

“Jumlah kalor yang dilepaskan pada pembentukan suatu senyawa dari unsur-

unsurnya sama dengan jumlah kalor yang diperlukan untuk menguraikan senyawa

itu menjadi unsur-unsurnya”.

2. Hukum Hess

Hukum ini dikemukakan oleh German Hess (1840), yang berbunyi :

“Bila suatu perubahan kimia dapat dibuat menjadi beberapa jalan/cara yang

berbeda, jumlah perubahan energi panas keselurahannya (total) adalah tetap, tidak

bergantung pada jalan/cara yang ditempuh”.

Menurut hukum Hess, suatu reaksi dapat terjadi melalui beberapa tahap reaksi, dan

bagaimanapun tahap atau jalan yang ditempuh tidak akan mempengaruhi entalpi

reaksi. Perubahan entalpi reaksi hanya tergantung pada keadaan awal dan akhir

sistem. Bukan tahap atau jalan yang ditempuh. Perubahan entalpi ini juga

merupakan penjumlahan entalpi reaksi dari setiap tahap.


Dengan demikian hukum Hess dapat digunakan untuk menghitung ΔH reaksi

berdasarkan reaksi-reaksi lain yang ΔH-nya sudah diketahui.

http://www.softilmu.com/2015/11/Pengertian-Kajian-Perubahan-Entalpi-Reaksi-

Hukum-Termokimia-Adalah.html

Bagaimanakah Bentuk Proses Reversibel dalam gas ideal


Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung
secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel
selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri
dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan
(quasi equilibrium process). Proses yang dapat dibalik arahnya dinamakan proses
reversibel. 
Proses reversibel adalah murni dan bersifat hipotesis. Berbagai proses yang
diidealisasikan sebagai proses reversibel adalah :
·         Tidak ada gesekan internal atau mekanis
·         Perbedaan suhu dan tekanan antara zat kerja dan lingkungan harus infinitesimal
·         Pemampatan atau pemuaian yang terbatas
·         Aliran arus listrik melalui tahan adalah nol
·         Reaksi kimia yang terbatas
·         Magnetisasi, polarisasi
·         Pencampuran dua sampel zat yang sama pada keadaan yang sama
Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut
proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlangsung secara
spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Proses yang tidak dapat
dibalik arahnya dinamakan proses irreversibel. Contohnya kalor berpindah dari
benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. 
http://cintaoktavia.blogspot.co.id/

KESETIMBANGAN KIMIA

Pengertian Kesetimbangan

Pada reaksi yang berlangsung bolak balik, ada saat dimana laju terbentuknya
produk sama dengan laju terurainya kembali produk menjadi reaktan. Pada keadaan
ini, biasanya tidak terlihat lagi ada perubahan. Keadaan reaksi dengan laju reaksi
maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi baliknya (ke kiri) dinamakan keadaan
setimbang. Reaksi yang berada dalam keadaan setimbang disebut Sistem
Kesetimbangan..
Ciri-Ciri Kesetimbangan kimia

1. Hanya terjadi dalam wadah tertutup, pada suhu dan tekanan tetap
2. Reaksinya berlangsung terus-menerus (dinamis) dalam dua arah yang
berlawanan
3. Laju reaksi maju (ke kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri)
4. Semua komponen yang terlibat dalam reaksi tetap ada
5. Tidak terjadi perubahan yang sifatnya dapat diukur maupun diamati.

 Kesetimbangan Kimia Bersifat Dinamis

Reaksi yang berlangsung setimbang bersifat dinamis, artinya reaksinya berlangsung


terus-menerus dalam dua arah yang berlawanan dan dengan laju reaksi yang sama.
Contoh kesetimbangan dinamis dalam kehidupan sehari-hari dapat digambarkan
pada proses penguapan air. Bila air dipanaskan dalam wadah tertutup rapat, airnya
lama kelamaan akan habis berubah menjadi uap air. Tetapi belum sempat habis,
uap air yangnaik ke atas mengalami kejenuhan sehingga akan jatuh kembali
menjadi embun. Apabila dibiarkan terus-menerus, kecepatan menguapnya air akan
sama dengan kecepatan mengembunnya uap air menjadi air. Pada saat itu, tercapai
keadaan setimbang dimana tidak nampak lagi adanya perubahan ketinggian air
dalam wadah tertutup tersebut.

Karena kesetimbangan bersifat dinamis, maka suatu reaksi yang berada dalam
keadaan setimbang dapat mengalami gangguan oleh faktor-faktor tertentu yang
mengakibatkan terjadi pergeseran kesetimbangan.

 https://pasihahtetrasianoferat.wordpress.com/kelas-xi/kesetimbangan-kimia/

Sifat - Sifat Sistem Termodinamika

Setiap karakteristik dari sebuah sistem disebut sifat (property). Beberapa sifat yang
sering diketahui adalah tekanan (pressure), suhu (temperature), volum (volume),
dan massa (mass). Beberapa sifat tersebut dapat diturunkan menjadi beberapa sifat
lain, yaitu viskositas, konduktivitas termal, modulus elastisitas, koefisien ekspansi
termal, resistansi elektrik, kecepatan, dan elevasi.
Sifat-sifat dari sistem dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu intensif (intensive)
dan ekstensif (extensive). Sifat intensif adalah sifat dari sistem yang bergantung
pada massa, seperti : suhu, tekanan dan rapat massa (density). Sifat ekstensif
adalah sifat sistem yang tidak –hanya- bergantung pada massa, tapi bergantung
pada ukuran sistem. Total massa, total momentum, total volume adalah beberapa
contoh dari sifat ekstensif. Cara mudah untuk menentukan sebuah sifat sistem
termasuk intensif atau ekstensif adalah dengan membagi sistem kedalam beberapa
bagian, apabila sifat itu berubah nilainya, maka sifat itu termasuk ke dalam sifat
intensif. Sedangkan apabila nilai dari sifat itu berubah, maka sifat itu termasuk ke
dalam sifat ekstensif.
Sifat ekstensif dari sistem, apabila dibagi dengan massa dari sistem itu, maka hasil
pembagian itu disebuat sifat spesifik. Contoh dari sifat spesifik adalah volume
spesifik (specific volume) dan total energi spesifik (specific total energy). 

http://bisatermodinamika.blogspot.co.id/2014/04/sifat-sifat-sistem-
termodinamika.html
KEKUATAN ASAM DAN BASA

Suatu asam atau basa disebut kuat jika terurai sempurna (atau mendekati

sempurna) di dalam air, kekuatan ini disebut juga dengan kekuatan ionisasi.

Beberapa contoh asam kuat yaitu: HCl, HBr, H2SO4, HNO3, HI, HIO4, dan HbrO4.

Sedangkan beberapa contoh basa kuat yaitu: NAOH (natrium hidroksida), KOH

(kalium hidroksida), Ba(OH)2 dan juga yang berasal dari golongan alkali (golongan

IA) seperti Na dan K, dan logam alkali tanah (golongan IIA) seperti Mg, dan Ca.

Asam dan basa yang lemah tidak akan terurai atau terionisasi secara sempurna

ketika dilarutkan kedalam air. Contohnya asam lemah seperti HA. Sedangkan basa

lemah contohnya adalah NH4OH (ammonium hidroksida)

Daftar Nama jenis Asam-Basa Kuat & Lemah

Asam Kuat :
1. Asam klorida (HCl)

2. Asam nitrat (HNO3)


3. Asam sulfat (H2SO4)
4. Asam bromida (HBr)
5. Asam iodida (HI)
6. Asam klorat (HClO3)
7. Asam perklorat (HClO4)

Asam lemah :
1. Asam format (HCOOH)
2. Asam asetat (Asam cuka) (CH3COOH)
3. Asam fluorida (HF)
4. Asam karbonat (H2CO3)
5. Asam sitrat (C6H8O7)
6. Asam sianida (HCN)
7. Asam nitrit (HNO3)
8. Asam borat (H2Bo3)
9. Asam silikat (H2SIO3)
10. Asam antimonit (H2SbO3)
11. Asam antimonat (H2SbO4)
12. Asam stanat (H2SnO3)
13. Asam stanit (H2SnO2)
14. Asam plumbat (H2PbO3)
15. Asam plumbit (H2PbO4)
16. Asam oksalat (H2C2O4)
17. Asam benzoat (C6H5COOH)
18. Asam hipoklorit (HClO)
19. Asam sulfit (H2SO3)
20. Asam sulfida (H2S)
21. Asam fosfit (H3PO3)
22. Asam fosfat (H3PO4)
23. Asam arsenit (H3AsO3)
24. Asam arsenat (H3AsO4)
25. Asam flosianat (H5CN)
26. Asam finol (C6H5OH)
27. Asam askorbat (C5HO6)
28. Asam laktat (C3H5O3)
Basa kuat :
1. Litium hidroksida (LiOH)     
2. Natrium hidroksida (NaOH)
3. Kalium hidroksida (KOH)    
4. Kalsium hidroksida (Ca(OH)2)
5. Rubidium hidroksida (RbOH)
6. Stronsium hidroksida (Sr(OH)2)
7. Sesium hidroksida (CsOH)
8. Barium hidroksida (Ba(OH)2)
9. Magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
10. Berilium hidroksida Be(OH)2)
Basa lemah :
1. Amonium hidroksida (NH4OH)
2. Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
3. Besi (III) hidroksida (Fe(OH)3)
4. Amoniak (NH3)
5. Besi (II) hidroksida (Fe(OH)2)
6. Karbosium hidroksida (CA(OH)3)
7. Nikel hidroksida (Ni(OH)2)
8. Seng hidroksida (Zn(OH)2)
9. Kadmium hidroksida (Cd(OH)2)
10. Bismut hidroksida (Bi(OH)3)
11. Perak hidroksida (Ag(OH))
12. Emas (I) hidroksida (Au(OH))
13. Emas (III) hidroksida (Au(OH)3)
14. Tembaga (I) hidroksida (Cu(OH)2)
15. Tembaga (II) hidroksida (Cu(OH))
16. Raksa (I) hidroksida (Hg(OH))
17. Raksa (II) hidroksida (Hg(OH)2)
18. Timah (II) hidroksida (Sn(OH)2)
19. Timah (IV) hidroksida (Sn(OH)4)
20. Timbal (II) hidroksida (Pb(OH)2)
21. Mangan hidroksida (Mn(OH)2)
22. Kobalt (III) hidroksida (Co(OH)3)
23. Kobalt (II) hidroksida (Co(OH)2)
24. Anilia (C6H5NH2)
25. Dimetilamina ((CH3)2 NH)
26. Hidrasim (H2NNH2)
27. Hidroksilamida (HONH2)
28. Metilamina (CH3 NH2)
29. Urea (H2NCONH2)
30. Glukosa (C6H2O6)
31. Metil hidroksida (CH3OH)

http://diansharing.blogspot.co.id/2012/02/daftar-nama-asam-basa-kuat-lemah.html

Kurva Titrasi Asam Basa

Kurva titrasi dibuat dengan menghitung pH campuran reaksi pada


beberapa titik yang berbeda selama perubahan larutan basanya. Bentuk kurva titrasi
tergantung pada kekuatan asam dan basa yang direaksikan.

a. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat

Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai
berikut :

HCl(aq) + NaOH(aq) ---->NaCl(aq) + H2O(aq)

Kurva asam kuat dengan basa kuat dapat dilihat pada gambar diatas. pH
sebelum NaOH =1,
Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH
pH = 7,
karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat
netral. Penambahan 26 ml NaOH berubah drastic menjadi 11,29. Garam NaCl
yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat yang merupakan elektrolit kuat
tidak akan terhidrolisis, karena larutannya bersifat netral (pH=7).

Contoh : NaCl(aq) ----> Na+(aq) + Cl-(aq)

Na+(aq) + H2O(l) ---->

Cl- (aq) + H2O(l)---->


b. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M (Kb = 10-5). Reaksinya sebagai
berikut :

HCl(aq) + NH3(aq) ---->NH4Cl(aq)

Sebelum penambahan NH3, pH =1, setelah penambahan 10 ml NH3, pH =1,37,

penambahan 25 ml NH3, pH=5,15 yang merupakan titik ekuivalen. Penambahan 26


ml NH3, pH berubah sedikit, yaitu 6,1.

Penambahan sedikit basa maka pH garam hamper tidak berubah, sehingga


merupakan larutan penyangga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena garam
yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat asam.

NH4Cl(aq) ---> NH4(aq) + Cl-

NH4+(aq) + H2O(l) ---> NH4OH(aq) + H+(aq)

Cl-(aq) + H2O(l) --->

c. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat

Reaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.


Reaksi : HC2H3O2(aq) +NaOH(aq) ---> C2H3O2Na(aq) + H2O(l)
Penambahan 10 ml NaOH pH berubah menjadi 4,58, penambahan 25 ml terjadi titik
ekuivalen

Pada pH = 8,72. Penambahan 26 ml NaOH pH =10,29. Pada grafik diatas,

penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan
penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7. Hal itu disebabkan garam yang
terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.

C2H3O2Na(aq) ---> CH3COO-(aq) + Na+(aq)

C2H3O2(aq) + H2O(l) ---> C2H3O2H(aq) + OH-(aq)

Na+(aq) + H2O(l) --->

d. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah

Contoh yang biasa untuk kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam
etanoat dan amonia

CH3COOH (aq) + NH3(aq) --->CH3COONH4 (aq)

Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah - pada kasus tersebut, titik
ekivalen kira-kira terletak pada pH 7.

Gambar ini hanyalah penggabungan gambar yang telah anda lihat. Sebelum titik
ekivalen sama seperti kasus amonia - HCl. Setelah titik ekivalen seperti bagian akhir
kurva asam etanoat - NaOH.
Perhatian bahwa kurva tersebut sedikit tidak curam pada gambar ini. Malahan,
terdapat sesuatu yang dikenal dengan "titik infleksi". Kecuraman yang berkurang
berarti bahwa sulit melakukan titrasi antara asam lemah vs basa lemah.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kurva_permintaan

Anda mungkin juga menyukai