Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA I

PEMERIKSAAN MINYAK ATSIRI


Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmakognosi-Fitokimia I
Dosen Pengampu : 1. Drs Ahmad Musir MSc, Apt,
2. Suci Ahda Novitri M. Si., Apt,
3. Apt. Farendina Suarantika, M.S.Farm

Kelompok 1D:

1. Mutmainnah Razak 11181020000087


2. Aji Wahyu Sejati 11181020000095
3. M. Rizal Ramadhan 11181020000101
4. Khairunnisa Azzahra 11191020000076
5. Dewi Susilowati 11191020000077
6. Nabila Ghasani 11191020000078
Kelas: D

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NOVEMBER/2020
A. Tujuan
Setelah melakukan praktikum mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi bahan
alami nabati yang mengandung minyak atsiri baik secara organoleptic, mikroskopi,
dan kimiawi
B. Teori Singkat
Minyak atsiri atau biasa dikenal dengan Olea volatily, merupakan minyak
mudah menguap merupakan masa yang berbau khas sesuai dengan nama
penghasilnya, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
penguraian. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari berbagai bagian tanaman, seperti
akar, batang, ranting, daun, bunga, atau buah dan merupakan campuran dari
senyawa–senyawa volatil yang dapat diperoleh dengan distilasi, pengepresan atau
pun ekstraksi. Dalam keadaan segar dan murni, minyak atsiri umumnya tidak
berwarna. Namun, pada penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan
berubah jadi bewarna agak keruh. Minyak atsiri diperoleh dari hasil metabolit
sekunder tanaman tingkat tinggi. Peran minyak atsiri dalam kehidupan perannya
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemajuan teknologi di bidang
minyak atsiri, maka usaha penggalian sumber-sumber minyak atsiri dan kegunaannya
dalam kehidupan. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai obat-obatan. Untuk
memenuhi kebutuhan itu, sebagian besar minyak atsiri diambil dari berbagai jenis
tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri biasanya terbentuk dari beberapa
senawa diantaranya Karbon (C), Hidrogen (H), dan oksigen (O). Secara umum
komponen kimia pada minyak atsiri dibagi menjadi dua golongan yaitu Hidrokarbon
yang terdiri dari persenyawaan terpen, dan Hidrokarbon teroksigenasi. Senyawa
Hidrokarbon teroksigenisasi merupakan senyawa yang menyebabkan minyak atsiri
memiliki aroma yang wangi dan khas.
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid, yaitu
senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik non-polar, contohnya dietil eter, kloroform dan hidrokarbon lainnya.
Lemak dan minyak atsiri dapat dibedakan dengan uji sederhana yaitu meletakan
minyak serta lemak pada kertas kemudiam dikeringkan, pada minyak atsiri tidak akan
terbentuk hasil yang membekas karena minyak atsiri sifatnya mudah menguap,
sedangkan pada lemak akan meninggalkan jejak transparan pada kertas.
Produksi dan pengolahan minyak atsiri dapat dilakukan oleh industri kecil sampai
industri besar. Pada umumnya pengolahan minyak atsiri dilakukan dengan cara:
1) penyulingan (distillation)
2) pengepresan (pressing)
3) ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction)
4) ekstraksi dengan lemak dengan tergantung jenis tanamannya
Contoh alat destilasi minyak atsiri
C. Bahan Uji
Bahan yang diperiksa:
1. Minyak Cengkeh (Oleum caryophilli)
2. MInyak Mentha (Oleum Menthae piperitae)
3. Minyak Kayu Manis (Oleum cinnamon)
4. Minyak Kayu Putih (Cajuput oil)
5. Oleum Anisi
6. Minyak Goreng (Coconut oil)
7. Minyak Jagung (Corn oil)
8. Minyak Kedelai
D. Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas objek
2. Mikroskop
3. Gelas penutup
4. Tabung reaksi besar
Bahan:
1. Larutan Ferri klorida
2. NaCl jenuh
3. Petroleum eter
4. Kloroform
5. Etanol
6. Natrium nitrit
7. Fenilhidrazin hidroklorida
8. Asam asetat glacial
9. NaOH
E. Cara Kerja
I. Identifikasi Minyak Atsiri Secara Umum
1. Teteskan satu tetes Minyak Atsiri pada permukaan air, maka minyak atsiri
akan menyebar dan air tidak akan menjadi keruh
2. Teteskan satu tetes Minyak Atsiri pada sepotong kertas saring. Bila dibiarkan
maka Minyak Atsiri akan menguap dengan sempurna tanpa meninggalkan
noda transparan. Bandingkan dengan minyak lemak
3. Kocoklah 1 mL Minyak Atsiri dengan 1 mL NaCl jenuh dalam tabung reaksi,
biarkan memisah kembali. Volume lapisan air tidak boleh bertambah
4. Ukurlah kelarutan Minyak Atsiri dalam etanol, peteoleum eter, dan kloroform.
Hitung berapa tetes pelarut yang diperlukan untuk melarutkan Minyak Atsiri
dengan sempurna
Deteksi adanya senyawa fenol dalam Minyak Atsiri
Cara: ke dalam 2 mL larutan Minyak Atsiri (25% dalam etanol 95% netral),
tambahkan setetes larutan Ferri klorida. Amati warna yang terjadi
Deteksi terjadinya reduksi volume minyak atsiri yang mengandung Fenol
dan turunannya
Cara: ke dalam 2 mL minyak atsiri tambahkan larutan NaOH kocok perlahan dan
amati apakah terjadi perubahan volume
II. Identifikasi Komponen Khusus dalam Minyak Atsiri
1) Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi
Sari 50mg Cinnamomi Cortex denga 1 ml Kloroform. Sari dibiarkan
mongering di atas gelas objek, kemudian dicampur dengan 2 tetes larutan
fenilhidrazin hidroklorida dalam air. Amati kristal yang terebntuk di bawah
mikroskop
2) Uji terhadap adanya Eugenol dalam Oleum Caryophylli
Setetes minyak dietetskan masing-masing pada dua buah gelas objek. Pada
satu gelas objek ditambahkan setetes larutan NaOH 3% dijenuhi dengan
Kalium Bromida. Amati Kristal Natrium eugenolat yang terbentuk di bawah
mikroskop. Pada gelas objek lain ditambah 2 tetes larutan besi (III) klorida,
amati warna yang terjadi
3) Uji perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
Teteskan setets Asam Sulfat pekat pada serbuk Cubeba Fructus dalam 5 ml
Petroleum Eter, saring. Filtrat dicampur dengan 5 ml Natrium nitrit (dibuat
dengan 5 g natrium nitrit dalam 8 ml air) kemudia tambahkan 5 ml asam
asetat glacial sedikit demi sedikit. Tunggu selama 10 menit sampai terbentuk
Kristal, amati Kristal yang terbentuk dibawah mikroskop
4) Uji adanya Felandren
Kocoklah 100mg serbuk Piperis nigri Fructus dalam 5 ml Petroleum Eter
kemudian saring. Filtrat dicampur dengan 5ml Natrium nitrit (dibuat dengan
5mg Natrium nitrit dalam 8 ml air) kemudian tambahkan 5ml Asam asetat
glacial sedikit demi sedikit tunggu selama 10 menit sampai terbentuk kristal,
amati kristal yang terbentuk di bawah mikroskop
F. Hasil dan Pembahasan
I. Identifikasi umum
a) Kelarutan Minyak Atsiri dan Minyak Lemak dalam Air

Bahan yang diperiksa Hasil Pemeriksaan Identifikasi Keterangan


Minyak Atsiri
Minyak Cengkeh Cepat menyebar, warna
(Oleum caryophilli) bening

Minyak Mentha Cepat menyebar, warna


(Oleum menthae bening
piperitae)

Minyak Kayu Manis Cepat menyebar, warna


(Oleum cinnamomi) bening
Minyak Kayu Putih Cepat menyebar, warna
(Cajuput oil) bening

Oleum Anisi Cepat menyebar, warna


bening
Minyak Lemak
Minyak Goreng Agak cepat meyebar,
(Coconut oil) warna bening,
menggumpal

Minyak Jagung Lambat menyebar, warna


(Corn oil) bening, menggumpal

Minyak Kedelai Lambat menyebar, warna


bening, menggumpal

Pembahasan:

Minyak atsiri tidak larut dalam air, akan tetapi menyebar dikarenakan sifatnya yang
mudah menguap (volatile). Minyak atsiri berupa cairan jernih dan mudah larut
dengan pelarut organik. Pada percobaan tersebut, minyak atsiri cepat menyebar dan
menunjukkan warna yang bening. Minyak lemak menunjukkan lambar untuk
meyebar dan membentuk gumpalan. Hal tersebut dikarenakan sifat minyak lemat
yang tidak larut dalam pelarut polar, melainkan larut dalam pelarut organik lain.

b) Penguapan Minyak Atsiri dan Minyak Lemak

Bahan yang diperiksa Hasil Pemeriksaan Identifikasi Keterangan


Minyak Atsiri
Minyak Cengkeh Terjadinya penguapan dan
(Oleum caryophilli) tidak meninggalkan noda
pada kertas
Minyak Mentha Terjadinya penguapan dan
(Oleum menthae piperitae) tidak meninggalkan noda
pada kertas

Minyak Kayu Manis Terjadinya penguapan dan


(Oleum cinnamomi) tidak meninggalkan noda
pada kertas
Minyak Kayu Putih Terjadinya penguapan dan
(Cajuput oil) tidak meninggalkan noda
pada kertas
Oleum Anisi Terjadinya penguapan dan
tidak meninggalkan noda
pada kertas

Minyak Lemak
Minyak Goreng Tidak terjadi penguapan dan
(Coconut oil) meninggalkan noda
transparan pada kertas
Minyak Jagung Tidak terjadi penguapan dan
(Corn oil) meninggalkan noda
transparan pada kertas
Minyak Kedelai Tidak terjadi penguapan dan
meninggalkan noda
transparan pada kertas

Pembahasan
Minyak atrisri adalah zat yang memiliki bau yang khas sesuai dengan tanamannya,
pada umumnya aromanya enak. Bau tersebut disebabkan sifat fisis dari senyawa
kandungannya yang mudah menguap (volatile). Hal tersebut juga yang menyebabkan
minyak atsiri tidak meninggalkan noda pada kertas.

c) Penambahan Larutan NaOH Jenuh pada Minyak Atsiri (Volume


Lapisan)

Bahan yang diperiksa Hasil Pemeriksaan Keterangan


Identifikasi
Minyak Cengkeh Volume minyak atsiri
(Oleum caryophilli) berkurang dan volume air
naik

Minyak Mentha Volume air pada minyak


(Oleum menthae piperitae) mentha tidak mengalami
kenaikan maupun
pengurangan (reduksi pada
minyak mentha kurang
sempurna)
Minyak Kayu Manis Volume minyak atsiri
(Oleum cinnamomi) berkurang dan volume air
naik
Minyak Kayu Putih Volume minyak atsiri
(Cajuput oil) berkurang dan volume air
naik
Minyak Adas Manis Volume minyak atsiri
(Oleum anisi) berkurang dan volume air
naik

Pembahasan:

Pada perlakuan di mana minyak atsiri yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan
mengakibatkan berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri
tereduksi oleh NaCl. Dalam percobaan tersebut, volume minyak atsiri berkurang,
kecuali minyak atsiri mentha. Hal tersebut dikarenakan reduksi yang kurang
sempurna pada mentha sehingga tidak terjadi perubahan volume.

d) Kelarutan Minyak Atsiri dalam Etanol, Petroleum Eter, dan Kloroform

Bahan yang diperiksa Etanol Petroleum Kloroform Keterangan


eter
Minyak Cengkeh 1 : 13 1:1 1:1 Mudah larut dalam
(Oleum caryophilli) petroleum eter dan
kloroform
Minyak Mentha 1 : 32 1:1 1:1 Mudah larut dalam
(Oleum menthae petroleum eter dan
piperitae) kloroform
Minyak Kayu Manis 1:5 1 : 25 Mudah larut dalam
(Oleum cinnamomi) etanol
Minyak Kayu Putih 1 : 66 1:1 1:1 Mudah larut dalam
(Cajuput oil) petroleum eter dan
kloroform
Minyak Adas Manis 1 : 32 1:1 1:1 Mudah larut dalam
(Oleum anisi) petroleum eter dan
kloroform

Pembahasan:

Dari data percobaan tersebut, diperoleh minyak atsiri yang dapat larut dalam etanol
adalah minyak kayu manis. Minyak atsiri cengkeh, mentha, kayu putih, dan adas
manis bersifat lebih mudah larut dalam kloroform dan petroleum eter daripada dalam
alkohol. Sifat kepolaran suatu minyak atsiri tersebut yang menentukan kelarutannya
lebih mudah larut dalam pelarut tersebut. Kloroform yang bersifat semi polar akan
melarutkan minyak atsiri yang memiliki sifat kepolaran yang semi polar. Etanol yang
bersifat olar akan melarutkan minyak atsiri yang memiliki sifat kepolaran yang polar.
Petroleum eter yang bersifat non polar akan melarutkan minyak atsiri yang memiliki
sifat kepolaran yang non polar.

C KP OA M

e) Deteksi Adanya Senyawa Fenol dalam Minyak Atsiri

Penambahan FeCl3 pada setiap bahan

Bahan yang diperiksa Hasil Pemeriksaan Keterangan


Identifikasi
Minyak Cengkeh Warna jingga kehitaman Mengandung fenol
(Oleum caryophilli)
Minyak Mentha Warna jingga kehitaman Mengandung fenol
(Oleum menthae piperitae) yang pekat
Minyak Kayu Manis Warna hijau kehitaman Mengandung polifenol
(Oleum cinnamomi)
Minyak Kayu Putih Warna kuning Tidak mengandung fenol
(Cajuput oil)
Minyak Adas Manis Warna jingga Seharusnya mengandung
(Oleum anisi) fenol

Pembahasan:

Minyak cengkeh, minyak mentha, minyak kayu manis, menuntukkan adanya


kandungan fenol karena penambahan FeCl3 yang menghasilkan warna kehitaman.
Hal tersebut menunjukkan adanya gugus -OH dalam minyak atsiri tersebut. Minyak
adas manis merupakan minyak atsiri eter fenol, yang di mana seharusnya
menghasilkan warna kehitaman. Akan tetapi dalam hal ini berwana jingga,
kemungkinan ada kesalahan dalam praktiknya. Minyak kayu putih tidak memberikan
warna kehitaman yang menandakan adanya fenol karena minyak kayu putih termasuk
minyak atsiri oksida.

C KP OA M
f) Deteksi Terjadinya Reduksi Volume Minyak Atsiri yang Mengandung
Fenol dan Turunannya

Penambahan NaOH pada setiap bahan

Bahan yang diperiksa Hasil Pemeriksaan Keterangan


Identifikasi
Minyak Cengkeh (+) reduksi volume
(Oleum caryophilli)

Minyak Mentha (+) reduksi volume


(Oleum menthae piperitae)

Minyak Kayu Manis (+) reduksi volume


(Oleum cinnamomi)
Minyak Kayu Putih (-) reduksi volume
(Cajuput oil)
Minyak Adas Manis (Oleum (+) reduksi volume
anisi)
II. Identifikasi Khusus

IDENTIFIKASI KHUSUS
Bahan yang Diperiksa Hasil Pemeriksaan Keterangan
Uji Osazon untuk Oleum (+) Positif mengandung gula
Cinnamomi ketosa atau aldosa

Terbentuk kristal osazon kuning-jingga


berbentuk jarum
Uji adanya Eugenol dalam (+) Positif mengandung
Oleum Caryophyilli eugenol dan fenol

- Dengan NaOH: terbentuk kristal


eugenolat berbentuk jarum
- Dengan FeCl3: terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi
kecoklatan
Uji Perbedaan Cubeba Fructus: warna merah

Piperis nigri Fructus: warna


kuning-jingga
Uji adanya Felandren dalam (+) Positif mengandung
Piperis nigri Fructus felandren

Terbentuk kristal berbentuk jarum

Pembahasan:

a) Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi (Minyak Kayu Manis)

Uji Osazon adalah proses pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida
atau keton dengan fenilhidrazine berlebih akan membentuk hidrazon atau osazon.
Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan,
namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya osazon monosakarida tidak
larut dalam air mendidih. Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang
spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya. Pada
umumnya, monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat membentuk osazon
atau kristal kuning apabila direaksikan dengan phenylhidrazine. Rumus molekul dari
phenilhidrazine adalah C6H5NHNH2.

Proses pembentukan kristal osazon berawal dari molekul aldosa atau ketosa yang
bergabung dengan satu molekul fenilhidrazine, lalu dipanaskan hingga terbentuk
kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon. Kemudian, kelebihan dari
fenilhidrazine berikatan dengan molekul gula lainnya dengan diikuti adanya
perubahan kelompok alkohol dan hidrazon menjadi keton. Selanjutnya, molekul dari
ketiga reagen masuk ke dalam reaksi membentuk kristal osazon. Semua karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas membentuk osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazine berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk
kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat
penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan
salah satu cara untuk membedakan monosakarida.

Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi dilakukan, diawali dengan mengekstraksi


50 mg Cinnamomi Cortex dengan 1 ml kloroform, disertai pengocokan. Kemudian,
didiamkan maka ampas simplisia akan terpisah dari pelarut. Lebih baik lagi hasil dari
pemisahan tadi dilakukan sentrifuge dan mengambil ekstrak di bagian atasnya. Hasil
ekstrak dibiarkan mengering di atas gelas objek dengan cara dikeringkan
menggunakan hairdryer dari sisi bawah gelas objek sehingga nantinya kloroform
akan menguap. Kemudian, hasil pengeringan dicampur dengan 2 tetes larutan
fenilhidrazin hidroklorida dalam air. Lalu, mengamati kristal yang terbentuk di bawah
mikroskop.

Pada oleum Cinnamomi memberikan hasil yang positif, yaitu terbentuknya kristal
osazon kuning-jingga berbentuk jarum jika dilihat di bawah mikroskop. Hal tersebut
menandakan bahwa oleum Cinnamomi mengandung gula/karbohidrat aldosa atau
ketosa.

b) Uji adanya Eugenol dalam Oleum Caryophyilli (Minyak Cengkeh)

Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan eugenol


pada suatu bahan sampel. Eugenol merupakan suatu fenol atau bisa disebut dengan
alkohol siklis monohidroksi. Pada praktikum ini pengujian eugenol dilakukan pada
oleum Caryophylli (minyak cengkeh). Diawali dengan meneteskan minyak pada
masing-masing pada dua buah gelas objek. Kemudian, pada salah satu gelas objek
ditambahkan setetes larutan natrium hidroksida 3% yang sudah dijenuhi dengan
kalium bromida. Lalu, diamati di bawah mikroskop. Selanjutnya, untuk gelas objek
lainnya ditetesi 2 tetes larutan besi (III) klorida. Lalu, diamati perubahan warna yang
terjadi.

Pada oleum Caryophylli (minyak cengkeh) ditambahkan NaOH memberikan hasil


yang positif, yaitu terbentuknya kristal eugenolat berbentuk jarum jika dilihat di
bawah mikroskop. Hal tersebut menandakan bahwa oleum Caryophylli (minyak
cengkeh) mengandung senyawa eugenol. Sedangkan, pada penambahan FeCl3 akan
terjadi perubahan warna dari kuning menjadi kecoklatan yang menandakan pada
oleum Caryophylli (minyak cengkeh) teridentifikasi mengandung fenol. Namun ada
juga pada sumber lain yang menyatakan terjadi perubahan warna menjadi ungu.

c) Uji Perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus

Uji perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus diawali dengan
meneteskan setetes asam sulfat pekat pada serbuk Cubeba Fructus dan Piperis nigri
Fructus di masing-masing gelas objek terpisah. Kemudian, mengamati warna yang
terjadi dengan cara gelas objek diletakkan di atas kertas putih. Hasil yang terjadi
adalah Cubeba Fructus menghasilkan warna merah dan Piperis nigri Fructus
menghasilkan warna kuning-jingga. Perbedaan warna yang dihasilkan tersebut terjadi
karena sumber dari kedua minyak tersebut yang berbeda.

d) Uji adanya Felandren dalam Piperis nigri Fructus

Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan


felandren pada suatu bahan sampel. Felandren adalah senyawa terpenoid siklik yang
tidak mudah larut dalam air, tetapi mudah larut dalam pelarut eter. Pada praktikum ini
pengujian adanya felandren dilakukan pada serbuk Piperis nigri Fructus. Diawali
dengan mengocok 100 mg serbuk Piperis nigri Fructus dalam 5 ml petroleum eter.
Pelarut petroleum eter mampu melarutkan minyak atsiri yang ada pada serbuk Piperis
nigri Fructus. Kemudian, filtrat dicampur dengan 1 ml natrium nitrit (dibuat dari 5 g
natrium nitrit dalam 8 ml air). Lalu, menambahkan 5 ml asam asetat glacial sedikit
demi sedikit. Tunggu selama 10 menit sampai terbentuk kristal. Kemudian,
mengamati kristal di bawah mikroskop.

Pada uji felandren dalam oleum Piperis nigri Fructus memberikan hasil positif,
yaitu terbentuknya kristal berbentuk jarum yang tidak berwarna. Hal tersebut
menandakan bahwa oleum Piperis nigri Fructus terbukti mengandung felandren.
G. Kesimpulan
Minyak atsiri mrupakan hasil produk metabolit sekunder pada tanaman, ekstraksi
minyak atsiri dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
1) penyulingan (distillation)
2) pengepresan (pressing)
3) ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction)
4) ekstraksi dengan lemak dengan tergantung jenis tanamannya
Terdapat dua metode identifikasi minyak atsiri, yaitu identifikasi umum dan
identifikasi khusus. Pada identifikasi umum dilakukan identifikasi berdasarkan sifat
fisika serta kandungan umum pada minyak atsiri tersebut:
1) Kelarutan minyak atsiri terhadap beberapa pelarut.
Didapatkan bahwa minyak atsiri tidak larut dalam air tetapi menyebar dalam
air, sedangkan minyak atsiri dapat larut pada pelarut Etanol, Petroleum Eter,
dan Kloroform
2) Penguapan
Minyak atsiri tidak meninggalkan bekas jejak transparan pada kertas
3) Identifikasi fenol
Terdapat minyak atsiri yang mengandung fenol dan polifenol dengan
parameter berupa bperubahan warna dan volume saat diteteskan NaOH
Pada identifikasi khusus dilakukan uji secara mikroskopik terhadap beberapa minyak
atsiri tertentu tdengan beberapa reagen:
1) Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi (Minyak Kayu Manis)
Uji ini untuk mendeteksi kandungan senyawa gula ketosa atau aldosa.
Didaptakan hasil bahwa Oleum Cinnamomi (+) Positif mengandung gula
ketosa atau aldosa
2) Uji adanya Eugenol dalam Oleum Caryophyilli (Minyak Cengkeh)
Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan
eugenol pada suatu bahan sampel. Didapatkan hasil bahwa Oleum
Caryophyilli (+) Positif mengandung eugenol dan fenol
3) Uji Perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
Uji ini bertujuan untuk membedakan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
dengan meneteskan setetes asam sulfat pekat pada serbuk dan mengamati
perubahan warnanya. Didapatan hasil bahwa Cubeba Fructus menghasilkan
warna merah sedangkan Piperis nigri Fructus menghasilkan warna kuning-
jingga
4) Uji adanya Felandren dalam Piperis nigri Fructus
Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan
felandren pada suatu bahan sampel. Didapatkan hasil bahwa Piperis nigri
Fructus (+) Positif mengandung felandren.
DAFTAR PUSTAKA

El. Minyak Atsiri, https://www.scribd.com/doc/285662919/Minyak-Atsiri diakses


pada 14 November 2020.

Puspitasari, Nara. 2016. Minyak Atsiri,


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/1742/05.3%20bab%203.p
df?sequence=10&isAllowed=y diakses pada 14 November 2020.

Prasetyaningrum, dkk. 2012. AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, TOTAL FENOL, DAN


ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI DAN OLEORESIN KAYU MANIS
(Cinnamomum burmannii),
https://media.neliti.com/media/publications/145011-ID-aktivitas-antioksidan-
total-fenol-dan-an.pdf diakses pada 14 November 2020.

Devina, Stefani Cynara. 2019. KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA


PERMEN JELLY DAUN MINT (Mentha arvensis L.). S1 thesis, UAJY.,
http://e-journal.uajy.ac.id/19962/ diakses pada 14 November 2020.

Abdjulu, Ayu Isnawati (2019) FORMULASI dan UJI STABILITAS SEDIAAN


SPRAY GEL HAND SANITIZER KOMBINASI MINYAK ATSIRI
GERANIUM (Pelargonium graveolens) dan MINYAK ATSIRI
PEPERMIN (Mentha piperita), http://eprints.umm.ac.id/47918/ diakses
pada 14 November 2020.

Febriani, Amelia, dkk. 2016. Minyak Atsiri,


https://www.academia.edu/24656668/MINYAK_ATSIRI_Farmakognosi_IST
N_2016 diakses pada 14 November 2020.

Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia FF Universitas Muslim Indonesia. 2018.


Jurnal Fitofarmaka Indonesia (JFFI),
https://media.neliti.com/media/publications/259617-potensi-antibakteri-
ekstrak-etanol-jamur-e4e50e97.pdf diakses pada 14 November 2020.
Mubarak, Zaki, dkk. 2016. AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KAYU
MANIS (Cinnamomum burmannii) TERHADAP PERTUMBUHAN
Enterococcus faecalis,
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/CDJ/article/download/10456/8234#:~:text=Se
telah%20dilakukan%20uji%20fitokimia%2C%20diperoleh,%2C%20flavonoi
d%2C%20kuinon%20dan%20triterpenoid.&text=Warna%20hijau%20kehita
man%20yang%20terbentuk,polifenol%20pada%20ekstrak%20kayu%20manis
. diakses pada 14 November 2020.

Jailani, Ahmad, dkk. 2015. KARAKTERISTIK MINYAK ATSIRI DAUN KAYU


MANIS (Cinnamomum burmannii (Ness & Th.Ness)),
https://media.neliti.com/media/publications/200973-none.pdf diakses pada 14
November 2020.

Jayanti, Umi. 2017. Jurnal Praktikum Kimia Organik. Diakses pada tanggal 14
November 2020 pukul 23.24 WIB.
https://www.academia.edu/32200450/Laporan_Isolasi_Eugenol_docx

Rahmatillah, Annie. 2013. Identifikasi Minyak Atsiri, Minyak Lemak, Lemak, dan Lilin.
Diakses pada tanggal 14 November 2020 pukul 19.30 WIB.
https://www.slideshare.net/annierahmatillah/identifikasi-minyak-atsiri-minyak-
lemak-lemak-dan-lilin

Setiawati, Rahayu. 2013. Laporan Praktikum Biokimia Pangan – Uji Phenylhidrazine.


Diakses pada tanggal 13 November 2020 pukul 23.00 WIB.
https://www.slideshare.net/LaddiesVikers/karbohidrat-
ii#:~:text=Uji%20osazon%20digunakan%20untuk%20mengamati,karbohidrat%20me
lalui%20penampang%20endapanyang%20dihasilkannya.

Anda mungkin juga menyukai