Kelompok 1D:
Pembahasan:
Minyak atsiri tidak larut dalam air, akan tetapi menyebar dikarenakan sifatnya yang
mudah menguap (volatile). Minyak atsiri berupa cairan jernih dan mudah larut
dengan pelarut organik. Pada percobaan tersebut, minyak atsiri cepat menyebar dan
menunjukkan warna yang bening. Minyak lemak menunjukkan lambar untuk
meyebar dan membentuk gumpalan. Hal tersebut dikarenakan sifat minyak lemat
yang tidak larut dalam pelarut polar, melainkan larut dalam pelarut organik lain.
Minyak Lemak
Minyak Goreng Tidak terjadi penguapan dan
(Coconut oil) meninggalkan noda
transparan pada kertas
Minyak Jagung Tidak terjadi penguapan dan
(Corn oil) meninggalkan noda
transparan pada kertas
Minyak Kedelai Tidak terjadi penguapan dan
meninggalkan noda
transparan pada kertas
Pembahasan
Minyak atrisri adalah zat yang memiliki bau yang khas sesuai dengan tanamannya,
pada umumnya aromanya enak. Bau tersebut disebabkan sifat fisis dari senyawa
kandungannya yang mudah menguap (volatile). Hal tersebut juga yang menyebabkan
minyak atsiri tidak meninggalkan noda pada kertas.
Pembahasan:
Pada perlakuan di mana minyak atsiri yang ditambahkan dengan NaCl jenuh akan
mengakibatkan berkurangnya volume minyak atsiri, hal tersebut karena minyak atsiri
tereduksi oleh NaCl. Dalam percobaan tersebut, volume minyak atsiri berkurang,
kecuali minyak atsiri mentha. Hal tersebut dikarenakan reduksi yang kurang
sempurna pada mentha sehingga tidak terjadi perubahan volume.
Pembahasan:
Dari data percobaan tersebut, diperoleh minyak atsiri yang dapat larut dalam etanol
adalah minyak kayu manis. Minyak atsiri cengkeh, mentha, kayu putih, dan adas
manis bersifat lebih mudah larut dalam kloroform dan petroleum eter daripada dalam
alkohol. Sifat kepolaran suatu minyak atsiri tersebut yang menentukan kelarutannya
lebih mudah larut dalam pelarut tersebut. Kloroform yang bersifat semi polar akan
melarutkan minyak atsiri yang memiliki sifat kepolaran yang semi polar. Etanol yang
bersifat olar akan melarutkan minyak atsiri yang memiliki sifat kepolaran yang polar.
Petroleum eter yang bersifat non polar akan melarutkan minyak atsiri yang memiliki
sifat kepolaran yang non polar.
C KP OA M
Pembahasan:
C KP OA M
f) Deteksi Terjadinya Reduksi Volume Minyak Atsiri yang Mengandung
Fenol dan Turunannya
IDENTIFIKASI KHUSUS
Bahan yang Diperiksa Hasil Pemeriksaan Keterangan
Uji Osazon untuk Oleum (+) Positif mengandung gula
Cinnamomi ketosa atau aldosa
Pembahasan:
Uji Osazon adalah proses pemanasan karbohidrat yang memiliki gugus aldehida
atau keton dengan fenilhidrazine berlebih akan membentuk hidrazon atau osazon.
Osazon yang terbentuk mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik.
Osazon disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk kembali bila didinginkan,
namun sukrosa tidak membentuk osazon karena gugus aldehida dan keton yang
terikat pada monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya osazon monosakarida tidak
larut dalam air mendidih. Uji osazon digunakan untuk mengamati perbedaan yang
spesifik bagi tiap karbohidrat melalui penampang endapan yang dihasilkannya. Pada
umumnya, monosakarida dan beberapa sakarida yang lain dapat membentuk osazon
atau kristal kuning apabila direaksikan dengan phenylhidrazine. Rumus molekul dari
phenilhidrazine adalah C6H5NHNH2.
Proses pembentukan kristal osazon berawal dari molekul aldosa atau ketosa yang
bergabung dengan satu molekul fenilhidrazine, lalu dipanaskan hingga terbentuk
kristal berwarna kuning yang dinamakan hidrazon. Kemudian, kelebihan dari
fenilhidrazine berikatan dengan molekul gula lainnya dengan diikuti adanya
perubahan kelompok alkohol dan hidrazon menjadi keton. Selanjutnya, molekul dari
ketiga reagen masuk ke dalam reaksi membentuk kristal osazon. Semua karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas membentuk osazon bila
dipanaskan bersama fenilhidrazine berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk
kristal dan titik lebur yang khas bagi masing-masing karbohidrat. Hal ini sangat
penting karena dapat digunakan untuk mengidentifikasi karbohidrat dan merupakan
salah satu cara untuk membedakan monosakarida.
Pada oleum Cinnamomi memberikan hasil yang positif, yaitu terbentuknya kristal
osazon kuning-jingga berbentuk jarum jika dilihat di bawah mikroskop. Hal tersebut
menandakan bahwa oleum Cinnamomi mengandung gula/karbohidrat aldosa atau
ketosa.
Uji perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus diawali dengan
meneteskan setetes asam sulfat pekat pada serbuk Cubeba Fructus dan Piperis nigri
Fructus di masing-masing gelas objek terpisah. Kemudian, mengamati warna yang
terjadi dengan cara gelas objek diletakkan di atas kertas putih. Hasil yang terjadi
adalah Cubeba Fructus menghasilkan warna merah dan Piperis nigri Fructus
menghasilkan warna kuning-jingga. Perbedaan warna yang dihasilkan tersebut terjadi
karena sumber dari kedua minyak tersebut yang berbeda.
Pada uji felandren dalam oleum Piperis nigri Fructus memberikan hasil positif,
yaitu terbentuknya kristal berbentuk jarum yang tidak berwarna. Hal tersebut
menandakan bahwa oleum Piperis nigri Fructus terbukti mengandung felandren.
G. Kesimpulan
Minyak atsiri mrupakan hasil produk metabolit sekunder pada tanaman, ekstraksi
minyak atsiri dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
1) penyulingan (distillation)
2) pengepresan (pressing)
3) ekstraksi dengan pelarut menguap (solvent extraction)
4) ekstraksi dengan lemak dengan tergantung jenis tanamannya
Terdapat dua metode identifikasi minyak atsiri, yaitu identifikasi umum dan
identifikasi khusus. Pada identifikasi umum dilakukan identifikasi berdasarkan sifat
fisika serta kandungan umum pada minyak atsiri tersebut:
1) Kelarutan minyak atsiri terhadap beberapa pelarut.
Didapatkan bahwa minyak atsiri tidak larut dalam air tetapi menyebar dalam
air, sedangkan minyak atsiri dapat larut pada pelarut Etanol, Petroleum Eter,
dan Kloroform
2) Penguapan
Minyak atsiri tidak meninggalkan bekas jejak transparan pada kertas
3) Identifikasi fenol
Terdapat minyak atsiri yang mengandung fenol dan polifenol dengan
parameter berupa bperubahan warna dan volume saat diteteskan NaOH
Pada identifikasi khusus dilakukan uji secara mikroskopik terhadap beberapa minyak
atsiri tertentu tdengan beberapa reagen:
1) Uji Osazon untuk Oleum Cinnamomi (Minyak Kayu Manis)
Uji ini untuk mendeteksi kandungan senyawa gula ketosa atau aldosa.
Didaptakan hasil bahwa Oleum Cinnamomi (+) Positif mengandung gula
ketosa atau aldosa
2) Uji adanya Eugenol dalam Oleum Caryophyilli (Minyak Cengkeh)
Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan
eugenol pada suatu bahan sampel. Didapatkan hasil bahwa Oleum
Caryophyilli (+) Positif mengandung eugenol dan fenol
3) Uji Perbedaan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
Uji ini bertujuan untuk membedakan Cubeba Fructus dan Piperis nigri Fructus
dengan meneteskan setetes asam sulfat pekat pada serbuk dan mengamati
perubahan warnanya. Didapatan hasil bahwa Cubeba Fructus menghasilkan
warna merah sedangkan Piperis nigri Fructus menghasilkan warna kuning-
jingga
4) Uji adanya Felandren dalam Piperis nigri Fructus
Uji Eugenol adalah proses pengujian untuk mengidentifikasi keberadaan
felandren pada suatu bahan sampel. Didapatkan hasil bahwa Piperis nigri
Fructus (+) Positif mengandung felandren.
DAFTAR PUSTAKA
Jayanti, Umi. 2017. Jurnal Praktikum Kimia Organik. Diakses pada tanggal 14
November 2020 pukul 23.24 WIB.
https://www.academia.edu/32200450/Laporan_Isolasi_Eugenol_docx
Rahmatillah, Annie. 2013. Identifikasi Minyak Atsiri, Minyak Lemak, Lemak, dan Lilin.
Diakses pada tanggal 14 November 2020 pukul 19.30 WIB.
https://www.slideshare.net/annierahmatillah/identifikasi-minyak-atsiri-minyak-
lemak-lemak-dan-lilin