DisusunOleh :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya maka laporan praktikum fitokimia dapat diselesaikan
tepat pada waktunya.
Penulis
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan. Karena bila kesehatan gigi dan mulut diabaikan bisa menimbulkan
masalah baik pada gigi dan mulut itu sendiri maupun kesehatan tubuh secara
umum. Salah satu bentuk kerusakan gigi adalah karies (Oktanauli, 2017)
gigi yang terjadi karena adanya interaksi dari beberapa faktor yaitu host, bakteri,
mulut sehingga terjadi penumpukan plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat
menjadi asam. Asam yang dihasilkan dapat mempercepat pemasakan plak yang
hingga angka kritis (5,2-5,5), maka email gigi akan larut dan timbulah karies gigi
(Brotosoetarno, 1997)
6,3% orang Indonesia menderita karies gigi aktif. Berdasarkan data Survei
1
Tingginya prevalensi karies disebabkan sering terabaikannya masalah kesehatan
dalam dunia kedokteran gigi sejak diketahui plak gigi merupakan faktor yang
(Brotosoetarno, 1997)
Secara teori ada tiga cara mencegah karies yaitu mengurangi diet karbohidrat,
mekanis dan secara kimia dengan bahan anti kuman terutama untuk menekan
membantu kontrol plak dan merupakan langkah awal untuk mengontrol karies
bahan anti kuman yang digunakan berupa bahan kimiawi seperti pasta gigi dan
obat kumur. Namun beberapa penelitian menemukan bahwa bahan kimia yang
terkandung dalam pasta gigi mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan
2
kesehatan gigi. Obat tradisional yang berasal dari tanaman herbal ini banyak
atau bahan lain yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisonal (Mardiana,
2013).
Jenis tanaman yang termasuk dalam kelompok tanaman obat mencapai lebih dari
1000 jenis, salah satunya yaitu sirih (Piper betle L.). Daun sirih dapat digunakan
untuk pengobatan berbagai macam penyakit diantaranya obat sakit gigi dan mulut,
sariawan, abses rongga mulut, luka bekas cabut gigi, penghilang bau mulut, batuk
dan serak, hidung berdarah, keputihan, wasir, tetes mata, gangguan lambung,
minyak atsiri. Daya antibakteri minyak atisiri daun sirih disebabkan kandungan
senyawa fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri.
Komponen utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya, salah
satunya adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat
daun sirih.
3
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana formulasi sediaan gargarisma ekstrak daun sirih?
2. Bagaimana hasil uji yang dilakukan terhadap obat kumur ekstrak daun
sirih ?
D. Tujuan
1. Untuk mengetahui formulasi dalam pembuatan sediaan gargarisam
ekstrak daun sirih
2. Untuk mengetahui hasil uji dari obat kumur ekstrak daun sirih.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
menghilangkan bau mulut (Jas, 2007). Sediaan ini sebaiknya aman digunakan
antimikroba, antiinflamasi.
masa simpan.
5
Universitas Sumatera Utara Selain bahan tersebut, obat kumur juga
memiliki rasa dan aroma yang dapat diterima dan memiliki sensasi rasa
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
hati, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal
daun berlekuk, tulang daun menyirip, dan daging daun yang tipis. Permukaan
hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta
6
berkerut-kerut. Sirih hidup subur dengan ditanam di atas tanah gembur yang
tidak terlalu lembab dan memerlukan cuaca tropika dengan air yang
Dalam farmakologi Cina, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat
Rasa dan aroma yang khas tersebut disebabkan oleh kavikol dan bethelphenol
yang terkandung dalam minyak atsiri. Di samping itu, faktor lain yang
menentukan aroma dan rasa daun sirih adalah jenis sirih itu sendiri, umur
sirih, jumlah sinar matahari yang sampai ke bagian daun, dan kondisi
mana komponen utamanya terdiri atas fenol dan senyawa turunannya seperti
atsiri, daun sirih juga mengandung karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat,
vitamin C, tannin, gula, pati, dan asam amino. Daun sirih yang sudah dikenal
sejak tahun 600 SM ini mengandung zat antiseptik yang dapat membunuh
bakteri sehingga banyak digunakan sebagai antibakteri dan antijamur. Hal ini
disebabkan oleh turunan fenol yaitu kavikol dalam sifat antiseptiknya lima
kali lebih efektif dibandingkan fenol biasa. Selain hasil metabolisme gula,
glukan juga merupakan salah satu komponen dari jamur. Dengan sifat
7
E. Tinjauan Bahan
1. Gliserol
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon.
Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
cairan tidak berwarna, Tidak berbau, Cairan kental dengan rasa yang manis,
Densitas 1,261, Titik lebur 18,2°C, Titik didih 290 °C Gliserol juga digunakan
sebagai penghalus pada krim cukur, sabun, dalam obat batuk dan syrup atau
2. Menthol
Mentol merupakan padatan kristal berwarna putih yang memiliki bau khas.
Mentol dapat disintesis dari tanaman mentol (Mentha arvensis L) dengan cara
maka diperlukan proses sintesis dari bahan lain. Mentol dapat disintesis dari
sitronelal, sitronelal oleh pengaruh asam dapat diubah menjadi isolulegol dan
luas baik dalam bidang obat-obatan, maupun sebagai bahan yang dicampurkan
3. Etanol
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) merupakan bahan kimia organik yang
yang dapat digunakan sebagai pelarut, germisida, minuman, bahan anti beku,
8
bahan kimia intermediet untuk menghasilkan bahan kimia yang lain. Etanol
merupakan nama IUPAC dari bahan kimia ini. Selain itu, nama etil alkohol
juga lazim digunakan. Nama alkohol nama umum yang berasal dari bahasa
arab dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu al dan kohl yang
didefinisikan sebagai debu lembut yang digunakan oleh wanita Asia untuk
oleh raja-raja Mesir. Sebagai bukti adalah fakta tentang Nabi Nuh yang
4. Aquadest
Merupakan bahan yang memiliki Rumus empiris H2O, Berat
molekulnya : 18,02, berwujud Cairan jernih dan tidak berwarna serta tidak
berbau, memiliki rentang pH antara 5,0 dan 7,0. Bahan yang sangat stabil sifat
E. Evaluasi
Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah evaluasi organoleptis, evaluasi
menggunakan panca indera yang meliputi bau, warna, tekstur dan bentuk
9
Evaluasi kedua adalah uji pH. Uji pH menggunakan pH ukur untuk
mengetaui homogenitas dan sediaan yang ditaruh pada kertas perkamen lalu
perbandingan dari volume endapan yang terjadi (Vu) terhadap volume awal
10
BAB III
METODOLOGI
kumur sangat efektif untuk menjangkau tempat yang sulit dibersihkan dengan
B. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain mortir dan
meter, piknometer, gelas ukur, kertas saring, corong, dan beaker glass.
C. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain ekstrak
D. Formulasi
No. Bahan Fungsi Konsentrasi
1 Ekstrak kental Piper bettle L. Zat aktif 10%
2 Gliserin Pengawet 18%
3 Mentol Perawatan obat kumur 1%
4 Etanol 70% Pelarut ekstrak 15%
5 Aquadest Palarut ad 100
E. Penimbangan Bahan
11
1. Ekstrak kental Piper bettle L.
= 10 g + 10 % = 11 g
2. Gliserin g = 18 g
= 18 g + 10 % = 19.8 g
3. Mentol
= 1 g + 10 % = 1.1 g
4. Etanol 70%
= 15 g + 10 % = 16.5 g
5. Aquadest
= 56 g + 10 % = 61.6 g
F. Prosedur Kerja
1. Ekstraksi simplisia daun sirih
100 g serbuk simplisia daun sirih direndam dalam 1 L etanol 70% selama 3
hari
12
Semua maserat dikumpulkan
Evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, uji pH dan uji berat jenis
13
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Hasil Evaluasi
1. Uji Organoleptis
Warna : Coklat
Rasa : Dingin
2. pH : 6,06
B. Pembahasan
Pada praktikum pembuatan sediaan solutio dipilih formulasi:
R/ Esktrak Daun Sirih 10%
Gliserin 18%
Mentol 1%
Etanol 70% 15%
14
Aquadest ad 100 ml
terlarut (FI ed III halaman 32). Gargarisma atau obat kumur adalah sediaan
agar obat yang terkandung di dalamnya dapat langsung terkena selaput lendir
pelindung selaput lendir. Karena itu, obat berupa minyak yang memerlukan
obat kumur.
lain aman dalam pneggunaannya, homogen, zat aktif harus terlarut sempurna
dan stabil dalam medium, tidak boleh ada partikel yang mengapung atau
mengendap pada sistem larutan. Adapun beberapa syarat yang harus dipenuhi
oleh obat kumur antara lain dapat membasmi kuman yang menyebabkan
yaitu Esktrak Daun Sirih (Piper Bettle L.) yang berfungsi sebagai antiseptic
15
sehingga bisa mengatasi infeksi pada rongga mulut ataupun
membersihkannya.
100 gram dalam etanol 70% selama 3 hari dengan sesekali dilakukan
pengadukan, lalu disaring menggunakan kain flanel, esktrak cair yang didapat
70%, aduk sampai homogen. Selanjutnya masukkan mentol dan gliserin, aduk
kestabilan sediaan, diantaranya uji organoleptis, uji pH, dan uji berat jenis.
didapatkan pH 6,06. Hasil uji pH tersebut tidak sesuai dengan pH mulut yaitu
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada prakikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilihan
memiliki khasiat sebagai anti jamur dan dengan dilakukan beberapa uji
evaluasi mutu fisik yang telah dilakukan yaitu pada uji organoleptis
dihasilkan bentuk liquida (gargarisma), warna coklat, bau khas, rasa dingin.
mulut. Pada uji berat jenis menghasilkan berat jenis sebesar 1,0224.
B. Saran
dalam pembuatan sediaan gel sehingga hasil sesuai dengan yang diinginkan
17
DAFTAR PUSTAKA
Chu, L.-C., C.-L. Lee, et al. (2013). "How Personality Traits Mediate the
Relationship Between Flow Experience and Job
Performance." The Journal of International Management
Studies 8(1): 33-46.
Claffey, N., 2003, Essential Oil Mouthwash: a Key Component in Oral Health
Management. 22-24, Journal Of Clinical Periodontology,
London.
Combe E.C. (1992). Sari Dental Material. Jakarta :Balai Pustaka. p:211.
18
Departemen Kesehatan RI. 1993. Pedoman Pengujian dan Pengembangan
Fitofarmaka, Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia
dan Pengujian Klinik.Jakarta :Depkes RI pp 15-17.
Fauzi, Y., 2002, KelapaSawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran, Edisi revisi, 44,
PenebarSwadaya, Jakarta.
Hariana A. 2008. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Seri 2 Cet. 6. Jakarta (ID):
PenebarSwadaya.
Harris, N. O. and Christen, A. G., 1987, Primary preventive dentistry, 2nd ed,
149, Appleton and Lange, California,.
Michalek, S. M. and Mc Ghee, J. R., 1982, Dental Microbiology, 4th Ed., 680-
687, Harper & Raw Publisher, Philadelphia.
Oktanauli, P., Taher, P., dan Prakasa, A, D. (2017) ‘Efek Obat Kumur Beralkohol
Terhadap Jaringan Rongga Mulut (Kajian Pustaka)’, Jurnal
19
Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi, 13(1). Hal 4. doi:
10.32509/jitekgi.v13i1.850.
20