Anda di halaman 1dari 6

FARMASI

2018;3(2): 11-16

http://ojs.stikes-muhammadiyahku.ac.id/index.php/jfarmaku

FORMULASI SEDIAAN GARGARISMA DARI EKSTRAK BUAH


BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L) SEBAGAI ANTI
KANDIDIASIS

Ega Pratama, adilla edi arief

1,2
D-3 Farmasi, Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan

ABSTRAK ABSTRACT
Gargarisma merupakan larutan yang Gargarisma a cleaning solution used as
digunakan sebagai pembersih mulut atau a mouth or treatment of diseases of the
pengobatan penyakit dari membran oral mucous membrane. Has done
mukosa mulut. Telah dilakukan research of gargarisma formulation with
penelitian formulasi Gargarisma dengan active substanc extract berambibul
zat aktif ekstrak buah belimbing wuluh wuluh fruit (averrhoa bilimbi L) as anti
(Averrhoa bilimbi L) sabagai anti kandidiasis. The extraction used to
kandidiasis. Ekstraksi yang digunakan obtain the extract of star fruit starfruit is
untuk mendapatkan ekstrak buah a maceration exstract with 96% ethanol
belimbing wuluh ialah ekstraksi maserasi solvent with 4 times the replacement of
dengan pelarut etanol 96% dengan 4 kali solvent, then steamed with water bath,
penggantian pelarut, kemudian di uapkan extracts obtained 90 grams and made 3
dengan water bath, ekstrak yang didapat gargarisma formulations extract of
90 g dan dibuat 3 formulasi Gargarisma starfruit berries with different
dari ekstrak buah belimbing wuluh concentrations of 6%, 8%, 10%. Based
dengan konsentrasi yang berbeda 6%, on the organoleptic have a distinctive
8%, 10%. Berdasarkan Uji Organoleptis liquid and odor shape, then based on
semua formulasi memiliki bentuk cair homogenous test of homogeneous
dan berbau khas, kemudian berdasarkan preparations, from pH test results of
uji homogenitas sediaanya homogen, dari formula 1, 2 and 3 with pH 3 while the
hasil pengujian pH formula 1, 2 dan 3 3rd formulation of pH change occurred
dengan pH 3 sedangkan formulasi ke 3 on days 21 and 28 with pH 2. Stability
terjadinya perubahan pH pada hari ke 21 test results for 28 days at room
dan 28 dengan pH 2. Hasil uji stabilitas temoerature (25o – 300c) showed that
selama 28 hari dalam suhu kamar (250 – formula 1 remained stable while
300C) menunjukan bahwa formula 1 tetap formulas 2 and 3 changed color.
stabil sedangkan formula 2 dan 3 terjadi
perubahan warnanya. Keywords: Gargarisma, extract of star
fruit wuluh
Kata kunci : Gargarisma, ekstrak buah
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L)

Correspondance: Ega Pratama e-mail: Muhamadsanusi2222@gmail.com

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits
unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
Farmasi
2018;3(2): 11-16
12

Pendahuluan selain dengan menggosok gigi, yakni


Mulut adalah suatu rongga dengan obat kumur.
terbuka oval di dalam tengkorak Untuk mencegah dan mengatasi
tempat masuknya makanan dan air penyakit gigi dan mulut khususnya
dan merupakan bagian awal dari kandidiasis, maka perlu melakukan
sistem pencernaan, oleh sebab itu penelitian memanfaatkan bahan-
haruslah kita menjaga organ - organ bahan alam dari senyawa kimia
yang ada dimulut. Tidak sedikit pula tumbuhan seperti buah belimbing
diantara kita yang tidak pedulinya wuluh.
akan kesehatan mulut, terutama yang Di kalangan masyarakat buah
sering kita lupakan ialah kesehatan belimbing wuluh ternyata sangat
mulut, dan banyak pula dimasyarakat popular, bahkan melebihi belimbing
luas yang sering mengeluh karena manis. Perasan air buah belimbing
sakit sariawan. wuluh (Averrhoa belimbi L)
Candida albicans merupakan mengandung senyawa oksalat,
flora normal yang terdapat pada minyak menguap, fenol, flavonoid,
membrane mukosa mulut, saluran dan pectin.(19)
pencernaan, dan vagina. Candida Ekstrak etanol dari buah
albicans adalah sebuah jamur seksual belimbing menunjukan uji positif
diploid (sebuah bentuk ragi), dan pada pengujian flavonoid dan
merupakan agen penyebab infeksi terpenoid. Dari penelitian senyawa
oral dan vaginnal oportunis pada flavonoid bersipat aktif sebagai
manusia. Candida albicans bersifat antimikroba. Senyawa flavonoid
pathogen jika jumlahnya berlebihan merupakan salah satu antimikroba
dan daya tahan manusia menurun. yang bekerja dengan mengganggu
Infeksi yang disebabkan Candida fungsi membran sitoplasma.
disebut dengan kandidasis.(15) 19)

Candida albicans dapat Metodologi


melepaskan endoteksin yang merusak Alat
mukosa mulut dan terjadinya Denture Alat-alat yang digunakan pada
stomatitis. Oleh karna itu perlu pembuatan obat kumur terdiri dari : gelas
melakukan pencegahan Denture ukur, beaker glass, cawan petri, sendok
tanduk, batang pengaduk, pH stick,
stomatitis dengan menghilangkan
timbangan, kertas perkamen, indikator
penyebabnya yaitu jamur Candida pH, pisau, bunsen, bejana maserasi, botol
albicans. Berdasarkan hasil uji 60 ml, corong, kertas saring, water bath.
sebelumnya perasan buah belimbing Bahan
wuluh (averhoa bilimbi L) mampu Bahan-bahan yang digunakan dalam
menghambat pertumbuhan Candida pembuatan littus Oris adalah:
albicans pada kosentrasi 6%.(19) Ekstrak buah belimbing euluh, Gliserin,
Seperti yang kita ketahui bahwa menthol, alcohol
mulut merupakan salah satu bagian Metode ekstraksi
awal dalam sistem pencernaan,(12) Buah belimbing wuluh (Averrhoa blimbi
oleh karena itu harus selalu dijaga L) segar yang telah dipetik yang sudah
dibersihkan dari kotoran, dicuci dengan
kesehatannya. Salah satu cara untuk air sampai bersih dan ditiriskan,
tetap menjaga dan kebersihan mulut kemudian dipotong-potong tipis.

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits
unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
13 Farmasi
2018;3(2): 11-16

Selanjutnya, 2,5 kg simplisia belimbing diaduk, kemudian diamkan selama 18


wuluh (Averrhoa belimbi L) tersebut jam yang terbuat dari toples kaca
dikeringkan dengan cara dijemur kemudian diberi larutan etanol 96%
dibawah sinar matahari secara tidak sampai simplisia buah belimbing wuluh
langsung,sampai mencapai kadar air± terendam sempurna. Bejana maserasi
10% lalu hancurkan hingga menjadi tersebut ditutup rapat dan pisahkan
serbuk. Langkah selanjutnya pembuatan ekstrak dengan filtrasi, setiap 24 jam
ekstrak ini menggunakan maserasi yaitu pelarut diganti ± 4 kali dengan jumlah
dengan merendam buah belimbing wuluh pelarut yang sama sambil diaduk
(Averrhoa belimbiL) kedalam bejana sesekaliSaring dengan kertas saring, lalu
maserasi tambahkan 10 bagian pelarut, uapkan dengan water bath hingga
rendam selama 6 jam sambil sesekali mendapat sediaan pekat.(4)

Tabel 3.2. Tabel Formulasi


Komposisi Jumlah (% b/v)
F1 F2 F3
(6%) (8%) (10%)
Ekstrak 6 8 10
belimbing wuluh
Gliserin 10 10 10
Menthol 1,5 1,5 1,5
Alkohol 70% 10 10 10
Aquadest Ad 60ml Ad 60 ml Ad 60 ml

Pengujian 2. Dicatat hasilnya.


Uji Organoleptis
Uji organoleptis digunakan untuk Uji Stabilitas
mengetahui sifat fisik dari produk. Uji ini Uji stabilitas ialah pengamatan perubahan
meliputi : bentuk, warna, bau, rasa, dan pH dari
1. Sediaan diamati warna, bau, rasa, sediaan selama penyimpanan pada suhu
bentuk dan kejernihan. kamar (25°C – 30°C) pada hari ke 0, 7, 14,
2. Dicatathasilnya. 21, 28.
Uji pH
Uji pH merupakan salah satu bagian dari HASIL DAN PEMBAHASAN
kriteria pemeriksaan fisika dan kimia Pembuatan Ekstrak
dalam memprediksi kesetabilan suatu Pembuatan Serbuk Simplisia
sediaan meliputi : Pemilihan buah belimbing wuluh dengan
1. pH stik dicelupkan pada sampel ukuran lebar buah 4-6 cm, di pilih buah
sediaan. belimbing yang setengah matang dengan
2. Kemudian cocokan dengan pH warna hijau kekuningan dan belimbing
indicator. wuluh tersebut dari 1 pohon yang sama.
3. Dicatat hasilnya. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L) segar yang telah dipetik sebanyak ±5 kg
Uji Homogenitas kemudian dicuci dengan air sampai bersih
Pada pengujian homogenitas percobaan ini yang bertujuan supaya tidak ada kotoran
adalah mempunyai tujuan untuk yang menempel, kemudian simplisia utuh
mengetahui sediaan yang menunjukan dipotong - potong halus.
susunan yang homogeny atau tidak. Langkah selanjutnya simplisia tersebut
Meliputi: dikeringkan dengan cara menjemur
1. Sediaan diamati tekstur partikel atau simplisia tersebut secara tidak langsung
keseragaman partikelnya. dibawah sinar matahari, proses

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits
unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
Farmasi
2018;3(2): 11-16
14

pengeringan simplisia tersebut Evaluasi Sediaan


membutuhkan waktu kurang lebih 5-7 hari Evaluasi pada sediaan gargarisma
sampai mendapat kan simplisia dengan meliputi uji pH, uji homogenitas, dan uji
kadar air ± 10 %. stabilitas sediaan yang diamati dalam
Selanjutnya simplisia kering dihaluskan jangka waktu 28 hari. Pengamatan yang
dengan cara diblender dan hasil yang pertamakali dilakukan yakni uji homogen
didapat ialah serbuk simplisia agak kasar sediaan gargarisma. Adapun hasil yang
dengan berat yang dihasilkan dari proses diperoleh sebagai berikut :
penghancuran simplisia menjadi serbuk Uji homogenitas
simplisia sebanyak 250 gram . Pada pengujian homogenitas pada
Kemudian 250 gram simplisia kering ke sediaan ini bertujuan untuk mengetahui
dalam bejana maserasi yang terbuat dari sediaan yang menunjukan susunan
toples kaca, tambahkan 10 bagian pelarut yang homogen atau tidak pada saat hari
atau sampai terendan sempurna. Rendam pertama atau setelah pembuaat sediaan
selama 6 jam sambil diaduk sesekali,
tersebut,dimana sediaanyang baik dan
kemudian diamkan selama 18 jam.
Kemudian bejana maserasi tersebut ditutup bagus adalah sediaan yang homogen
rapat setelah 24 jam pisahkan maserat tidak terdapat partikel partikel pada
dengan cara penryaringan dengan kertas sediaan serta terdispersi merata dalam
saring.ganti pelarut setiap 24 jam ganti sediaan secara keseluruhan sehingga
pelarut ±4 hari atau 4 penggantian pelarut, jika digunakan dalam pengobatan,
kemudian uapkan menggunakan water dosis yang di gunakan dapat seragam
bath, hingga mendapat sediaan pekat. dan hasil yang di peroleh sebagai
Hasil dari ekstraksi yang telah dilakukan berikut :
adalah 90 g.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Organoleptis
Formulasi Hasil
sediaan pengamatan

F1 Homogen

F2 Homogen
F3 Homogen

- Formula 1 dengan konsentrasi 6%- Formula 3 dengan konsentrasi 10%


ekstrak buah belimbing wuluh (averhoa ekstrak buah belimbing wuluh (averhoa
blimbi L) dihasilkan sediaan yang blimbi L) dihasilkan hampir sama
homogen, karena antar bahan tidak seperti formula 1 dan formula
terjadi pemisahan dan tidak terdapat 2sediaannya homogen, karena antar
partikel-partikel yang ada di sediaan bahan tidak terjadi pemisahan dan tidak
gargarisma. terdapat partikel-partikel yang ada di
- Formula 2 dengan konsentrasi 8% sediaan gargarisma.
ekstrak buah belimbing wuluh (averhoa Uji pH
blimbi L) dihasilkan hampir sama Pada pengujian pH ini bertujuan untuk
seperti formula 1 sediaan yang apakah sediaan yang dihasilkan pada hari
homogen, karena antar bahan tidak pertama pembuatan mempunyai pH yang
sudah sesuai atau sesuai pH dengan
terjadi pemisahan dan tidak terdapat
formula pembanding. Formula
partikel-partikel yang ada di sediaan pembanding yang digunakan yaitu obat
gargarisma.

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits
unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
15 Farmasi
2018;3(2): 11-16

kumur enkasari sendiri setelah dilakukan belimbing wuluh (averrhoa blimbi L)


cek pHnya yaitu 3 dan hasil yang diperoleh sebagai anti kandidiasis, dalam
setelah cek pH yang di lakukan 3 formula penyimpanan suhu kamar (25ºC –
tersebut yang berbeda konsentrasinya ialah 30ºC) selama 28 hari menunjukan
pH 3 dan formula tersebut aman karena pH bahwa Formula 1,2 dan 3 berdasarkan
nya cocok dengan obat kumur bermerek.
bentuknya memiliki bentuk yang tetap
Uji Stabilitas Formulasi Gargarisma
Ekstrak Belimbing Wuluh yakni cair.
Pengujian ini dilakukan untuk mengemati Berdasarkan pengamatan
terhadap adanya perubahan bentuk,warna, perubahan warna yang terjadi pada
bau, rasa, dan pH dari sediaan littus oris, sediaan obat kumur ini adalah pada
pengujian dilakukan terhadap masing- formula 2 dan 3 dengan konsentrasi
masing sediaan dari tiap formula dengan ekstrak buah belimbing wuluh 8% dan
perbedaan konsentrasi selama 10%, namun pada formulasi 1 tidak
penyimpanan pada suhu kamar (25°C- terjadi perubahan. Dengan kata lain
30°C) pada hari ke 1, 3, 5, 7, 14, 21, 28 sediaan dengan konsentrasi ekstrak
dilakukan di laboratorium Akademi buah belimbing wuluh 8% dan 10%
Farmasi Muhammadiyah Kuningan.
tidak setabil dalam penyimpanan pada
Hasil uji stabilitas terhadap
suhu ruangan.
formulasi obat kumur dari ekstrak buah

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Diharapkan formulasi obat kumur


Kesimpulan ini dilakukan penelitian lebih
1. Formula yang paling optimum lanjut meliputi uji iritasi.
yakni formula yang mengandung 2. Diharapkan alat paa laboratorium
ekstrak buah belimbing wuluh Akademi Farmasi Muhammadiyah
sebesar 6%. Dikatakan stabil karena Kuningan dapat lebih dilengkapi.
pada sediaan obat kumur dengan
ekstrak buah belimbing wuluh
sebesar 6% tidak mengalami
perubahan yang signifikan bahkan
cenderung tetap dengan pH 3, warna
kuning cerah, dan bau khas.
2. Hasil penilaian uji stabilitas dalam
suhu kamar selama penyimpanan 28
hari formulasi obat kumur yang
mengandung ekstrak buah belimbing
wuluh masing-masing 6%, 8%, dan
10%, berdasarkan bentuk, dan bau
dikatakan stabil, sedangkan menurut
pengukuran pH serta perubahan
warna yang stabil dalam
penyimpanan suhu ruangan adalah
formula dengan kandungan ekstrak
buah belimbing wuluh 6%.
Saran

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-
NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits
unrestricted non-commercial used, distribution and reproduction in any medium
Farmasi
2018;3(2): 11-16
16
DAFTAR PUSTAKA vegetables. University of the
1. Ahmad, F. ,Gusnidar dan Reski. Philippine at Los Benos
2006. Ekstraksi bahan Humat dari (Philippine) UPLB; Juni 2009.
Batubara (Subbitumminus) dengan 13. Samad S. Perbandingan efek
menggunakan 10 jenis pelarut. antibakteri dari jus belimbing
J>Solum 4: Hal 72-79 (Averrhoa cavambola) terhadap
2. Diana soesilo, Rinna Eryawati streptococeus mutans pada waktu
Santoso dan Indeswati. Peranan kontak dengan konsentrasi yang
sorbitol dalam mempertahankan berbeda. Artikel Karya Tulis
kesetabilan pH saliva pada proses Ilmiah, Fakultas Kedokteran
pencegahan karies, Fakultas gigi Universitas Diponegoro Semarang;
Universitas Airlangga Surabaya - 2008.
Indonesia 14. Simatupama MM. Candida albican.
3. Farmakope Indonesia Edisi III USU Repository; 2009.
4. Farmakope Herbal 15. Sudrajad H, Firman A. Uji aktivitas
5. Ilyas M. Daya hambat ekstrak antifungi Minyak atsiri rimpang
mengkudu terhadap pertumbuhan temulawak (curcumax anthorriza
Candida albicans. Dentofacial; 7(1). Roxb) secara in vitro terhadap
Pp 7-12 candida albicans.
6. Jahan Parwaletal 2011 16. Syamsuni, A. 2006
7. Kusumaningtyas E. Mekanisme 17. Tjampakasari CR. Karakteristik
infeksi Candida albicans pada candida albicans. Cermin Dunia
permukaan sel. Loka karya Kedokteran; 2006: No. 151, pp33.
Nasional Penyakit Zoonosis. 18. Tortora, G.J., Derrikson, B.H.,
8. Nugrahawati D, Ten Nur Rahayu P, 2009. The Sepecial Senses. In
Hana Wahyu S. Pemanfaatan buah Tortora, Gerard J., Derrikson,
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Bryan H. (eds). Principles of
l) sebagai cairan alkumulator secara Anatomy and Physiology.12 th
alami dan ramah lingkungan. edition. New York: John Wiley &
Penerbit Universitas Sebelas Maret Sons, Inc, 605-611.
Surakarta,Surakarta; 2009. 19. Wahyuningtyas E. Pengeruh
9. Parekesit, Mario. Khasiat dan ekstrak graptophyllum pictum
manfaat belimbing wuluh. Penerbit candida albicans. Dentofacial;
stomata, Surabaya; 2011. 2008: 15(3) Pp 187-91.
10. Puji Rahayu. Kosentrasi hambat 20. Yousem, D.M., Chalian, A.A.,
minimum (KHM) buah belimbing 1998. Oral Cavity and Pharynx.
wuluh (Averrhoa bilimbi l) terhadap Head and Neck Surgery. Radiologic
pertumbuhan CANDIDA Clinic of North America 36 (5):
ALBICANS. Universitas 967-981.
Hasanuddin Makasar; 2013.
11. Rahman EF. Efektivitasv ekstrak
daun dewa
(gynurapseudochina(Lous) DC)
terhadap candida albicans pada lat
dasar gigitiruan resin akrilik.
12. Sabulanse VC. Antioksidan
activity, phenolic and flavonoid
content of some Philippine fruit and

Copyright @2017. This is an open-access article distributed under the terms of the Creatve Commons Atribution-NonCommercial-
ShareAlike 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/) which permits unrestricted non-commercial
used, distribution and reproduction in any medium

Anda mungkin juga menyukai