Disusun Oleh :
https://man2kotabengkulu.banpelis.id/
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang "Uji
Manfaat Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle) untuk Menghilangkan Bau Mulut". Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan
bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
ii
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11
LAMPIRAN .......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan masalah penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan seluruh masyarakat. World Health Organization (WHO) telah
banyak melakukan promosi kebijakan mengenai pencegahan penyakit gigi dan
mulut. Kesehatan mulut yang buruk disebabkan karena pertumbuhan bakteri
patogen. Salah satu penyakit yang paling sering dialami setiap individu yaitu
karies gigi
Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin
dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu
karbohidrat yang diragikan. Bakteri yang paling dominan adalah bakteri
Streptococcus mutans. Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri gram
positif patogen penyebab karies yang ditandai dengan adanya demineralisasi pada
gigi.
Pencegahan dan perawatan untuk infeksi oral dapat dicapai dengan menjaga
kebersihan mulut, menggunakan antiseptik dan juga menggunakan obat kumur,
serta rajin menyikat gigi setiap hari. Berbagai agen antimikrobial digunakan
sebagai pengobatan yang efektif dan mengandung produk yang dapat memelihara
kesehatan mulut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, bahan
kimia seperti alkaline peroxide, alkaline hypochlorite, chlorhexidine, dan
disinfectant pada obat kumur dapat mengurangi plak gigi dan jumlah patogen oral.
Namun, penggunaan jangka panjang dari bahan kimia dapat menyebabkan efek
samping tertentu seperti meningkatkan stain pada gigi, gangguan pengecapan, dan
sensasi terbakar di mulut.
Penggunaan bahan alami seperti ekstrat tanaman lebih aman dibanding
penggunaan bahan kimia. Oleh karena itu, beberapa tanaman obat telah di teliti
sebagai perawatan alternatif yang memiliki aktifitas antibakteri untuk pencegahan
dan pengobatan penyakit termasuk infeksi mulut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana efektifitas ekstrak daun sirih yang digunakan dalam penelitian
terhadap kesehatan gigi dan mulut ?
C. Tujuan Pembahasan
Meninjau secara sistematis dengan menganalisis berbagai efektifitas ekstrak
daun sirih yang digunakan dalam penelitian terhadap kesehatan gigi dan mulut.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Daun Sirih dan Manfaatnya
4
BAB III
METODOLOGI
PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan Penelitian
Persiapan Alat dan Bahan Pembuatan Obat Kumur dari Ekstrak Daun Sirih
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan obat kumur dari
ekstrak daun sirih meliputi :
1. Daun sirih
2. Air
4. Penyaring
5. Botol
Pembuatan obat kumur dari ekstrak daun sirih dilakukan dengan metode
infundasi. Infundasi adalah ekstraksi dengan cara perebusan, dimana pelarutnya
adalah air pada suhu 900C selama 15 menit. Infundasi merupakan proses penyarian
yang paling umum digunakan untuk menyari kandungan zat aktif yang larut dalam
air dari bahan-bahan nabati.
Metode ini mempunyai kelemahan yaitu sari yang dihasilkan tidak stabil dan
mudah tercemar oleh kuman dan kapang sehingga sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Irwanto, 2009).
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan obat kumur dari ekstrak daun sirih
yaitu:
1) Daun sirih jenis sirih jawa yang masih muda seberat 6 gram dicuci sampai
bersih, kemudian dipotong-potong.
4) Air daun sirih yang telah disaring tersebut dimasukkan ke dalam botol.
5
Pelaksanaan Penelitian
5) Lakukan penilaian plak indeks pertama (sebelum diberi obat kumur) baik pada
kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol positif. Catat hasilnya.
6) Selanjutnya sampel pada kelompok eksperimen berkumur dengan obat kumur daun
sirih 100 ml selama 1 menit sampai takaran habis. Obat kumur tidak perlu ditelan
(dibuang). Sedangkan pada kelompok kontrol positif berkumur dengan obat kumur
yang mengandung flouride 10 ml selama 30 detik.
7) Setelah selesai berkumur lakukan penilaian plak indeks akhir (post test).
8) Catat hasil pengukuran plak, baik pada kelompok yang diberi obat kumur daun sirih
maupun pada kelompok kontrol positif.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Ekstrak Daun Sirih Hijau
Hasil determinasi menyebutkan bahwa tanaman yang digunakan
adalah Piper betle linn, berasal dari famili Piperaceae. Dari 500 g daun sirih hijau
Etanol
7
terkecil yaitu sebesar 106 ppm dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus dengan kategori hambatan kuat. Hambatan pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus akan lebih besar seiring dengan lebih besarnya
konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang digunakan, dan tergolong kategori kuat.
Gambar 4.4. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus
8
4.1.3 Uji Kebermaknaan Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Hijau
4.2 Pembahasan
Menurut Harapini et al., (1996) daya antibakteri minyak atsiri daun sirih
hijau disebabkan oleh adanya senyawa fenol dan turunannya yang dapat
mendenaturasi protein sel bakteri.26 Heyne (1987) menyebutkan, komponen utama
minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa turunan
itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan
fenol.
9
Kehadiran fenol yang merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur
tiga dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya
kerusakan pada struktur kerangka kovalen (ikatan disulfida).5,27 Hal ini
menyebabkan rantai polipeptida tidak dapat mempertahankan bentuk asalnya
sehingga menyebabkan kerusakan pada dinding sel, dimana dinding sel
Staphylococcus aureus hanya terdiri dari beberapa lapis peptidoglikan tanpa adanya
tiga polimer pembungkus yang terletak diluar lapisan peptidoglikan yaitu
lipoprotein, selaput luar dan lipopolisakarida seperti pada bakteri E.coli sehingga
selnya akan lebih mudah terdenaturasi oleh bethel phenol dan derivatnya yang
terkandung dalam ekstrak daun sirih hijau sehingga diameter daya hambatnya lebih
lebar.
10
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti R, Mulyono. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih : Obat Mujarab dari
Masa ke Masa. Jakarta : Agro Media Pustaka. 2005.
Sastroamidjojo, S. A. Obat Asli Indonesia. Jakarta : PT. Dian Rakyat. 2001. Hal :
102.
Darwis S. N. Potensi Sirih (Piper betle L.) Sebagai Tanaman Obat. Bogor: Warta
Tumbuhan Obat Indonesia Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Rempah. Vol. 1 No. 1. Halaman 9-11.1992.
Hasim D. Daun sirih sebagai antibakteri pasta gigi. 2003. (cited 21 Januari 2011).
Available from : URL : http://www.pdgi-
online.com/v2/index.php?option=com_content&task=view&id=594&It
emid=39.
Suliantari. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) terhadap
Bakteri Patogen Pangan. Tesis : Institut Pertanian Bogor. 2008.
Hermawan, A., Hana, W., dan Wiwiek, T. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. Skripsi : Universitas
Erlangga. 2007.
12
LAMPIRAN
13