Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETIKA

FORMULASI HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN SIRIH

DISUSUN OLEH
Raden Rizka Melinia A 21012004
Muhammad Rizky A 21012014
Sahara Asrafi 21012017
Nira Aulia F 21012018
Dila Iqlima 22012027

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirah Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum
yang berjudul Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Daun Sirih ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Praktikum Kosmetika. Selain itu laporan praktikum ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Formulasi Pasta Gigi Ekstrak
Daun Sirih bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Praktikan mengucapkan terimakasih kepada Bapak Achmad Marsam D.,
M.Farm selaku dosen mata kuliah Praktikum Kosmetika yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang praktikan tekuni.
Praktikan juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
praktikum ini.
Penulis menyadari laporan praktikum yang kami tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Bogor, 11 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

2
BAB I
PENDAHULUAN
Pasta gigi adalah salah satu contoh produk kefarmasian yang merupakan
produk oral dan digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan,
menghilangkan plak, bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi. Pada
masa lalu, penggunaan pasta gigi terbatas hanya sebagai kosmetik. Tetapi dalam
beberapa tahun terakhir ini, banyak dibuat pasta gigi yang mempunyai efek untuk
mengobati penyakit mulut dan mencegah karies gigi (Pratiwi, 2005).
Pasta gigi pertama di dunia dibuat oleh bangsa Mesir pada tahun 4 Masehi
dengan mencampur bahan berupa garam, merica, daun mint dan bunga iris.
Bangsa Romawi menggunakan formulasi pasta gigi dengan memakai produk urin
manusia karena kandungan amoniaknya. Pada urine berfungsi untuk memutihkan
gigi. Bangsa Amerika menemukan pasta gigi yang mengandung bahan roti
hangus, cinnamon, dan aluminium hangus pada abad ke-18. Awal tahun 1800
kegiatan menyikat gigi yang sebelumnya hanya menggunakan air saja diganti
dengan pupuk pasta gigi, biasanya dibuat sendiri dengan campuran bahan kapur,
bata yang dihancurkan dan garam, karena banyaknya keluhan yang timbul akibat
penggunaan bahanbahan ini maka tahun 1866 diperkenalkan pasta gigi bubuk
dengan bahan arang. Pada tahun 1900, mulai direkomendasikan pasta gigi dengan
backing soda, dan hidrogen peroksida. Jenis ini mencapai popularitasnya setelah 35
perang dunia pertama di New York tahun 1896, Colgate memperkenalkan pasta
gigi dalam kemasan tube seperti yang dipakai oleh para pelukis, kemudian unsur
flour mulai dimasukkan sebagai bahan pasta gigi pada tahun 1914 tetapi baru
disetujui ADA (American Dental Association) pada tahun 1950 (Pratiwi 2005).
Pasta gigi yang digunakan pada saat menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak atau stain, memperkuat perlindungan gigi terhadap
karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi, menghilangkan atau
mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara
kesehatan gingiva (Garlen, 1996). Karakteristik yang penting dari pasta gigi adalah
konsistensi, kemampuan menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan
keamanan. (Storehagen, 2003).
Pasta gigi biasanya mengandung bahan abrasif, pembersih, bahan
penambah rasa dan warna, serta pemanis, selain itu dapat juga ditambahkan bahan
pengikat, pelembab, pengawet, fluor, dan air.
a. Bahan abrasif

Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi umumnya berbentuk bubuk
pembersih yang dapat memolis dan menghilangkan stain dan plak. Bentuk dan
jumlah bahan abrasif dalam pasta gigi membantu untuk menambah kekentalan
pasta gigi. Bahan abrasif yang terdapat dalam pasta gigi tidak sekeras email, tapi
sekeras atau lebih keras dari dentin. Kandungan bahan abrasif yang terdapat di
dalam pasta gigi 6 sebanyak 30-40%. Contoh bahan abrasif ini antara lain natrium
bikarbonat, kalsium karbonat, kalsium sulfat, natrium klorida, partikel silika,
3
dikalsium fosfat. Efek yang diberikan oleh bahan ini antara lain membersihkan
dan memoles permukaan gigi tanpa merusak email, mempertahankan pelikel,
mencegah akumulasi stain.
b. Bahan pelembab atau humektan sebanyak 10-30%.

Bahan pelembab atau humectants ini dapat mencegah penguapan air dan
mempertahankan kelembaban pasta. Contoh bahan pelembab ini antara lain
gliserin, sorbitol, dan air.
c. Bahan pengikat

Bahan pengikat ini memberikan efek untuk mengikat semua bahan dan
membantu memberi tekstur pasta gigi, terdapat sebanyak 1-5% dalam pasta gigi.
Contoh bahan pengikat ini antara lain karboksimetil sellulose, hidroksimetil
sellulose, carragaenan, dan cellulose gum.
d. Deterjen atau surfaktan

Deterjen dalam pasta gigi berfungsi menurunkan tegangan permukaan dan


melonggarkan ikatan debris dengan gigi yang akan membantu gerakan
pembersihan sikat gigi. Persentasi deterjen dalam pasta gigi sebanyak 1-2%.
Contoh deterjen yang terdapat dalam pasta gigi antara lain Sodium Laurly Sulfat
(SLS) dan Sodium NLaurly Sarcosinate.
e. Bahan pengawet

Bahan pengawet dalam pasta gigi berfungsi mencegah kontaminasi bakteri


dan mempertahankan keaslian produk. Jumlah bahan pengawet dalam pasta gigi
diatas 7 dari 1%. Contoh bahan pengawet yang digunakan dalam pasta gigi antara
lain formalin, alkohol, dan natrium benzoate.
f. Bahan pewarna atau bahan pemberi rasa.
Persentase bahan ini dalam pasta gigi sebanyak 1-5%. Bahan pewarna dan
bahan pemberi rasa ini berfungsi untuk menutupi rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, terutama SLS, dan juga memenuhi selera pengguna seperti rasa
mint, stroberi, dan rasa permen karet pada pasta gigi anak-anak. Contoh bahan ini
antara lain peppermint atau spearmint, menthol, eucalyptus, aniseed,dan sakharin.
g. Air

Kandungan air dalam pasta gigi sebanyak 20-40% dan berfungsi sebagai
bahan pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan konsistensi. 11,19 H.
Bahan terapeutik Bahan terapeutik yang terdapat dalam pasta gigi, antara lain:
Fluoride Penambahan fluoride dalam pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan
cara membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. (Ireland, 2006).
Salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai tanaman obat
adalah daun Sirih (Piper betle). Daun sirih dapat digunakan untuk mengobati
berbagai jenis penyakit seperti obat pembersih mata, menghilangkan bau
badan, mimisan, sariawan, pendarahan gusi, batuk, bronchitis, keputihan dan

4
obat kulit sebagai perawatan untuk kecantikan atau kehalusan kulit (Sukriani,
2016). Sejak tahun 600 SM daun sirih sudah dikenal mengandung zat
antiseptik yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai
antibakteri dan antijamur. (Caroline dkk, 2016).
Pemanfaatan rebusan dan ekstrak daun sirih sebagai bahan antibakteri alami
mempunyai keuntungan. Hal ini dikarenakan tanaman tersebut memiliki
senyawa alami yang lebih aman dibandingkan dengan penggunaan obat yang
mengandung bahan sintetik.
Daun sirih memiliki kandungan kimia antara lain saponin, flavonoid, poliferol,
dan minyak atsiri. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba.
Senyawa ini akan merusak membrane sitoplasma dan membunuh sel.
Senyawa flavonoid memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel
bakteri dan merusak membrane sel tanpa dapat diperbaiki lagi (Caroline dkk,
2016).
Tanaman sirih hijau (Piper betle L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan
yang banyak dimanfaatkan untuk pengobatan. Bagian dari tanaman sirih yang
digunakan sebagai obat oleh masyarakat adalah daunnya. Daun sirih
bermanfaat karena bersifat anti-septik, anti-inflamasi, dan pendingin kulit.
Penggunaan daun sirih tak terbatas di permukaan tubuh. Daun banyak
digunakan sebagai bahan untuk menginang dan air rebusannya dapat
digunakan untuk berkumur atau diminum untuk mengambil manfaat bagi
organ-organ tubuh (Lutviandhitarani dkk, 2015).
Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2%
minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan 4
isomer euganol allypyrocatechine, cineol methyl euganol, caryophyllen
(siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol dan terpinen (Sastromidjojo,
1997).

5
DAFTAR PUSTAKA

Caroline, Novita dan Wulan Noventi. 2016. The Potential of Green Sirih Leaf
(Piper betle L) for Alternative Therapy Acne vulgaris. Journal Majority.
5(1) : 140-143.
Garlen, D., 1996. Toothpastes, in Lieberman, H.A (Ed). Pharmaceutical Dosage
Forms: Dysperse Systems.New York : Marcel Dekker Inc . pp. 423-442
Ireland R. 2006. Clinical Textbook of Dental Hygiene an Therapy. U.K:
BlackwellMunksgaard.
Lutviandhitarani, D. W. Harjanti, F.Wahjono. 2015. Green Antibiotic Daun Sirih
(Piper betle l.) Sebagai Pengganti Antibiotik Komersial untuk
Penanganan Mastitis. Agripet. Vol.15, No.1.
Pratiwi, R. 2005, Perbedaan Daya Hambat Terhadap Streptococcus Mutans Dari
Bererapa Pasta Gigi Yang Mengandung Herbal, Majalah Kedokteran
Gigi .Dental Journal. Vol. 38, hlm: 64-67.
Sastroamidjojo, S. 1997. Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai