Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Praformulasi
Studi praformulasi adalah tahapan pertama dalam pengembangan produk obat atau
sediaan yang rasional dari suatu zat aktif. Studi praformulasi adalah penelitian sifat fisika dan
kimia dari suatu bahan obat baik sendiri maupun dengan campurannya dengan eksipien. Studi
praformulasi dalam farmasi dapat didefinisikan sebagai studi pendahuluan untuk pengembangan
produk. Tujuan dari studi praformulasi yaitu untuk mendapatkan informasi untuk
mengembangkan sediaan yang berkhasiat, aman, stabil, dan akseptabel (Huda dan Sari, 2021).

B. Pasta Gigi
Sediaan semi padat adalah bentuk sediaan dengan konsistensi semipadat (setengah padat)
yang digunakan untuk pemakaian luar. Pasta gigi merupakan sediaan semi padat yang terdiri dari
bahan aktif dan bahan tambahan lain yang bertujuan agar zat aktif dapat bekerja pada permukaan
gigi untuk melindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh bakteri mulut. Fungsi utama pasta
gigi adalah untuk menghilangkan kotoran pada permukaan gigi. Timbulnya busa saat menggosok
gigi membuat proses pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi
adalah untuk mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Juliantoni dkk, 2020).

C. Kandungan Pasta Gigi


Kandungan dari pasta gigi pada dasarnya terdiri dari (Gendari dan Yowani, 2022):
1) Zat Aktif
Satu atau lebih bahan aktif biasanya ditambahkan pasta gigi. Saat ini sebagian besar
pasta gigi mengandung fluoride, triclosan, sodium tripolifosfat, kalium nitrat maupun
bahan aktif dari bahan alam.
2) Bahan Abrasif
Bahan ini merupakan bahan pembersih gigi, fungsinya adalah menghilangkan
kotoran dan sisa makana dari permukaan gigi, dan mengkilapkan gigi. Contohnya adalah
kalsium karbonat,natrium bikarbonat, kalium fosfat, alumunia terhidrat natrium
metafosfat.
3) Humektan
Humektan berperan untuk membantu menahan air dalam formulasi dari waktu
ke waktu, mempengaruhi stabilitas dan konsistensi umur simpan selama penggunaan
serta memberikan tekstur krim pada formulasi. Contoh humektan polialkohol berantai
pendek seperti polietilen glikol, sorbitol, propilen glikol dan gliserin.
4) Wetting Agent
Weeting agents berfungsi membantu penyebaran pasta gigi di rongga mulut untuk
meningkatkan sifat pembersihan dengan bertindak sebagai surfaktan dan menghilangkan
sisa-sisa dan plak dari rongga mulut. Wetting agents yang sering digunakan saat ini
adalah natrium lauril sulfat. Contoh lain adalah cocamidopropyl betaine, cocoyl taurate,
sodium lauryl sarcosinate dan ester asam lemak.
5) Flavors
Agen penyedap rasa (Flavors) berfungsi untuk mengurangi aroma dan rasa yang
tidak sedap dari bahan baku lainnya serta menimbulkan rasa yang menyegarkan.
Perpaduan minyak atsiri yang tidak larut dalam air, seperti peppermint, menthol dan
eucalyptus sering dimanfaatkan untuk agen penyedap dalam sediaan pasta gigi.
6) Pengikat
Bahan pengikat juga dikenal sebagai pengubah viskositas dan rheologi. Fungsi utama
dari bahan pengikat ini adalah untuk menghasilkan fase gelyang mengandung distribusi
homogen dari semua bahan dan untuk mencegah komponen dari pemisahan selama
penyimpanan. Bahan pengikat berkontribusi terhadap pembentukan viskositas dan
bertanggung jawab terhadapaliran pasta gigi dari wadah. Contoh bahan pengikat adalah
karboksilmetilselulosa (CMC), karbomer, xanthan gum, natrium alginate, keragenan,
7) Pemanis
Pemanis dapat meningkatkan rasa pada sediaan pasta gigi, mampu menambah rasa
sedap maupun manis. Pemanis yang sering dipakai yaitu natrium sakarin, sukralosa,
stevia glikosida.
8) Pengawet
Pengawet menahan agar perkembangbiakan mikroorganisme dalam sediaan pasta
gigi tetap terkontrol. Contoh pengawet yang dapat dipakai dalam pasta gigi yaitu natrium
benzoat, metil paraben dan propil paraben.
9) Pelarut
Pelarut yang umumnya digunakan untuk sediaan pasta gigi adalah air, karena mampu
melarutkan bahan dan memberikan peluang bahan-bahan untuk saling bercampur.

D. Evaluasi Pasta Gigi


Evaluasi dari pasta gigi adalah (Kresnawati dkk, 2023)
a. Organoleptis Pengujian organoleptis dilakukan dengan cara melihat tampilan fisik
sediaan pasta gigi yaitu berupa bentuk, bau, dan warna sediaan.
b. Homogenitas Pengujian homogenitas dilakukan dengan mengoleskan pasta gigi pada
objek glass kemudian diamati apakah ada butiran pada objek glass
c. pH pH sediaan pasta gigi diukur dengan menggunakan pH meter. Elektroda pH meter
dicelupkan ke dalam sediaan, nilai pH yang muncul pada layar dicatat. pH sediaan pasta
gigi harus memenuhi persyaratan yaitu antara 4,5 – 10,5.
d. Viskositas Sediaan pasta gigi yang akan diukur dimasukkan ke dalam gelas ukur, diukur
viskositas menggunakan viscometer Brookfield dengan spindel no 64. Hasil viskositas
dicatat setelah angka pada viskometer stabil. Viskositas pasta gigi yang baik antara
rentang 20000-50000 cps
e. Tinggi Busa Sebanyak 1 gr sediaan pasta gigi dilarutkan dalam akuades 10 mL di dalam
gelas ukur 50 mL. Gelas ukur ditutup kemudian dikocok selama 20 detik, dan diukur
busa yang terbentuk menggunakan penggaris
f. Stabilitas Fisik Uji stabilitas dilakukan dengan menyimpan pasta gigi pada suhu ± 4 o C
selama 24 jam, kemudian suhu 40o C selama 24 jam (1 siklus) sebanyak 6 siklus.
Pengamatan sediaan pasta gigi dilakukan terhadap perubahan fisik sediaan yaitu
organoleptis, homogenitas, pH dan viskositas
DAFTAR PUSTAKA
Gendari, I. A., dan Yowani, S. C. 2022. Pemanfaatan Getah Daun Jarak Pagar (Jatropha curcas
L.) sebagai Bahan Aktif Formulasi Pasta Gigi. In Prosiding Workshop dan Seminar
Nasional Farmasi (Vol. 1, pp. 128-142).

Huda, C., dan Sari, T. A. 2021. Teknologi Sediaan Solida : Buku Ajar. Media Nusantara Creative
: Malang.

Juliantoni, Y., Subaidah, W. A., dan Wirasisya, D. G. 2020. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak
Etanolik Herba Ashitaba (Angelica keiskei). Jurnal Farmasi Sains dan Terapan, 7(2), 70-
73.

Kresnawati, Yani., dan Mutmainah. 2023. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Pasta
Gigi Ekstrak Buah Delima Merah (Punica granatum L.). Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 12
No.3.

Anda mungkin juga menyukai