PASTA
Disusun Oleh :
Anjar Rina Rahayu (142210101071)
Dwi Ayu Yuniarsih (142210101083)
Ainur Ramadhan (142210101084)
Indah Setyowati (122210101089)
Rizqi Fauzia (122210101091)
Huuril Maula Ahdy (122210101103)
BAGIAN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memahami formulasi dan langkah-langkah pembuatan pasta gigi
serta evaluasinya
Mahasiswa dapat membuat pasta gigi dengan baik dan benar
1.2.Dasar Teori
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada selaput
lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan
dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan
kandungan flournya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan pembantu sikat gigi
dalam menghambat pertumbuhan plak secara kimiawi (Putra, 2002).
Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan untuk
membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi merupakan
bahan yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (anti plak)
untuk dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Pasta gigi biasa digunakan saat menyikat
gigi dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui
penyikatan gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat
ini dengan tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif
pada pasta gigi yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan
sebagai program pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat
mencegah kerusakan gigi sedini mungkin pada anak (Riyanti et al, 2010).
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai
manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk
mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles
permukaan gigi, menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulut serta memelihara kesehatan gingiva (Sasmita et al, 2007).
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan
tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa
merusak gigi dan jaringan mukosa mulut (Putra, 2002).
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut:
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan
pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan
gigi tanpa merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi
stain. Bahan yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium
bikarbonat, dan kalium sulfat.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan
kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air.
Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.
c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu
memberi tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC Na,
xanthan gum, carbomer. Bahan perekat ini menyusun 1-2% kandungan pasta gigi.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan
debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta
membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan
gigi dengan membentuk misel karena partikel surfaktan yang berbentuk lipid bilayer
yang meyusun 1-3% kandungan pasta gigi bahan yang sering digunakan antara lain
Natrium Lauryl Sulfat (SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan
mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium
benzoate, nipagin, dan nipasol.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.
g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan
konsistensi dari pasta gigi.
h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi
kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi
karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan
natrium fluoride.
2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas
dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut syaraf. Bahan yang
biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan
kaliumfosfat.
3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan
mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan
untuk mengurangi keasaman gigi. (Putri, MH, 2010)
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang
maksimal.
b. Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu
yang lama.
c. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
d. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
e. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
f. Tidak beracun.
g. pH 4,5-10,5 (SNI, 1995).
h. memiliki daya sebar yang luas.
Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya antaralain sebagai berikut:
a. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain
pada permukaan gigi serta menyegarkan napas.
b. Fungsi kosmetik terapeutikya itu untuk menghilangkan kalkulus dan gingivitis.
c. Fungsi terapeutik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis dan
sensitivitas gigi.
Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk
mengurangi flora bakteri oral. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan
kerusakan dan sakit gigi. Plak merupakan lapisan yang terbentuk pada permukaan gigi
terutama bagian leher gigi, terdiri dari bakteri dalam matriks organic, yang telah dikaitkan
dengan radang gusi (gingivitis); penyakit periodontal; atau karies gigi. Plak gigi dapat
dikendalikan dengan penghapusan fisik plak menggunakan pasta gigi dan obat kumur
antimikroba (Okpalugo et al, 2009).
Plak gigi adalah salah satu deposit lunak berwarna putih keabu-abuan atau kuning
yang melekat erat pada gigi. Plak dapat terbentuk setelah satu atau dua hari tanpa tindakan
kebersihan mulut dan dipengaruhi oleh makanan dan aliran saliva dalam rongga mulut
(Genco, 1990).
Karies gigi merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh demineralisasi email
dan dentin yang erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Terjadinya
karies gigi akibat peran dari bakteri penyebab karies yang terdapat padagolongan
Streptococcus mulut yang secara kolektif disebut Streptococcus mutans (Ami, 2005).
Karang gigi yang disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna
kuning yang menempel pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada
gigi. Karang gigi terbentuk dari dental plak yang mengeras pada gigi dan menetap dalam
waktu yang lama. dental plak merupakan tempat ideal bagi mikroorganisme mulut karena
terlindung dari pembersihan alami oleh lidah maupun saliva. Akumulasi plak
menyebabkan iritasi dan inflamasi gusi yang gingivitis. Jika akumulasi plak terlalu berat
maka dapat menyebabkan periodontis. Maka plak sering disebut juga sebagai penyebab
primer periodontis. Sementara kalkulus pada gigi membuat dental plak melekat pada gigi
atau gusi yang sulit dilepaskan hingga dapat memicu pertumbuhan plak selanjutnya.
Karena itu kalkulus disebut juga sebagai penyebab sekunder periodontis. Karang gigi
disebut juga kalkulus atau tartar adalah lapisan kerak berwarna kuning yang menempel
pada gigi dan terasa kasar, yang dapat menyebabkan masalah pada gigi (Samad, 2008).
Pengertian Kalkulus, Plak, Stain dan Karies pada Gigi
Kalkulus (karang gigi) merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Kalkulus merupakan plak
terkalsifikasi. Jenis kalkulus di klasifikasikan sebagai supragingiva dan subgingiva
berdasarkan relasinya dengan gingival margin. Pembentukan kalkulus tidak hanya
dipengaruhi oleh jumlah plak di dalam mulut,tetapi juga dipengaruhi oleh saliva.
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri
atas mikroorganisme yang berkembang biak dalamsuatu matrik interseluler jika
seseorang melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya.
Stain gigi adalah perubahan warna yang terjadi pada gigi karena adanya noda (stain).
Staining gigi dapat terjadi karena penggunaan produk tembakau, teh, kopi dan obat
kumur tertentu, dan pigmen di dalam makanan menyebabkan terbentuknya stain yang
akan menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga mudah ditempeli sisa
makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak. Apabila tidak dibersihkan, plak
akan mengeras dan membentuk karang gigi (calculus) kemudian Sampai ke akar gigi,
akibatnya gusi mudah berdarah, gampang goyah dan tanggal.
Karies gigi merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan keras gigi yaitu email,
dentin dan sementum yang mengalami proses kronis regresif. Yang ditandai dengan
adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat
terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan terjadinya invasi
bakteri serta kematian pulpa bakteri dapat berkembang ke jaringan periapeks sehingga
dapat menimbulkan rasa nyeri pada gigi. Karies gigi terjadi karena adanya interaksi
antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet, terutama komponen
karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama
asam laktat dan asetat.
1.3.Evaluasi Produk Referen
N Nama Produsen Indikasi Komposisi Kemasan
o produk
1. Pepsode PT Mencega Calcium carbonat, water, 25 gram-
nt Unilever h gigi sorbitol, hydrated silica, sodium 120 gram
Indonesia berluban lauryl sulfate, sodium
Tbk. g monofluorophospate, flavor,
cellulose gum, potassium citrate,
sodium silicate, sodium
saccharin, DMDM hydantoin, CI
77891. Contains flouride.
2. Pasta Uetra Memelih 0,1% phtalimidoperoxycaproic 190 gram
Gigi Prima ara gigi acid eureur 0,8% sodium
Formula Abadi (email monoflourophospate precipitated
gigi) dan calcium carbonated,sorbitol
membuat purified
gigi water,hydratedsilica,PEG
tampak 600,sodium
putih saurylsulphate,flavor,sodiumcarb
berkilau oxymethyl + cl 74260,DMDM
hydantoin
3. Antiplaq PT Triple Melindun Cloxifenol, Arnica tincture, 75 gram
ue Ace gi gigi Sodium Monoflourophosphate
Corporati dari 0.8%, Oleum Caryophyli
on masalah
plaque,
karang
gigi, gigi
berluban
g, gusi
berdarah
sariawan,
membuat
nafas
lebih
segar
4. Ciptaden PT Liver Membant Calcium carbonate, silica, 35 gram,
t Wings u sorbitol, propylene glycol, 80 gram,
Jakarta mecegah xanthan gum, sodium lauryl 130
gigi sulfate, sodium saccharine, gram,
berluban sodium monofluorophospate, 200 gram
g sodium flouride, methyl paraben,
flavour, vitamin a, vitamin c,
vitamin e, xylitol, aqua
N Karakteristik Karakteristik
Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping Sifat Lain
o Fisik Kimia
-Terhirup debu
-pemerian
bahan dapat
berbentuk
menyebabkan
padat, serbuk,
Digunakan iritasi saluran
atau Kristal -berat
dalam pasta pernafasan dan
serbuk, da molekul
gigi untuk membrane
mukosa dengan granul. 105,99
pemutih
gejala batuk dan Berwarna -Titik leleh
gigi,
nafas pendek putoh dan 1563,8oF
1 Na2CO3 pembentuk
(dyspenia), tidak berbau. (851oC)
busa, abrasi,
edema paru -kelarutan 45,5 -Berat Jenis
dan -tertelandapat g/100ml air 2,532
sementara menyebabkan o
(100 C), larut -densitas 2,54
menaikkan iritasi saluran
dalam air g/cm3
pH di mulut pencernaan yang
panas dan
menimbulkan
gliserol, larut
gejala mual ,
muntah, diare,
sebagian
rasa haus, nyeri dalam air
pada bagian dinin, tidak
abdominal larut dalam
tergantung
aseton dan
konsentrasi dan
alkohol
jumlah yang
tertelan, juga
berpengaruh
pada sistem
kardiovaskuler
Bahan Bahan pengawet (Preservatives) yang terpilih adalah Metil paraben (nipagin) dan
Propil paraben (nipasol).
Alasan : kombinasi Metil paraben (nipagin) dan Propil paraben (nipasol) dapat mengatasi
mikroba dan jamur (memperluas spektrum aktivitas antimikroba.
7. Bahan Aroma
Perhitungan Bahan
1. NaHCO3
2
Untuk 30 gram x 30 = 0,6 gram
100
2
Untuk 100 gram x 100 = 2 gram
100
2. CaCO3
40
Untuk 30 gram x 30 = 12 gram
100
40
Untuk 100 gram x 100 = 40 gram
100
3. Na-CMC
1
Untuk 30 gram x 30 = 0,2245 gram
100
1
Untuk 100 gram x 100 = 1 gram
100
4. Gliserin
25
Untuk 30 gram x 30 = 7,5 gram
100
25
Untuk 100 gram x 100 = 25 gram
100
5. Na-Lauril Sulfat
4
Untuk 30 gram x 30 = 0,8 gram
100
4
Untuk 100 gram x 100 = 2 gram
100
6. Na-Sakarin
0,2
Untuk 30 gram x 30 = 0,0845 gram
100
0,2
Untuk 100 gram x 100 = 0,2 gram
100
7. Menthol
0,3
Untuk 30 gram x 30 = 0,09 gram
100
0,3
Untuk 100 gram x 100 = 0,3 gram
100
8. Metil Paraben
0,18
Untuk 30 gram x 30 = 0,0545 gram
100
0,18
Untuk 100 gram x 100 = 0,18 gram
100
9. Propil Paraben
0,02
Untuk 30 gram x 30 = 0,063 gram
100
0,02
Untuk 100 gram x 100 = 0,02 gram
100
10. Pewarna
1
Untuk 30 gram x 30 = 0,3 gram
100
1
Untuk 100 gram x 100 = 1 gram
100
11. Aquadest
26,3
Untuk 30 gram x 30 = 7,895 ml
100
26,3
Untuk 100 gram x 100 = 26,3 ml
100
1.7. Metode
1. Alat
Mortir
Stemper
Beaker glass
Batang pengaduk
Timbangan analitik
Gelas ukur
Tabung reaksi
Pipet tetes
Cawan porselen
2. Bahan
CMA-Na
CaCO3
Gliserin
Na lauril sulfat
Sakarin Na
Menthol
Nipagin
Nipasol
Aquadest
3. Cara kerja
Skala 30 gram
Setarakan timbangan
Siapkan mortir
Tuang aquadest panas ke dalam mortir dan campurkan dengan CMC-Na lalu
diamkan, setelah itu di aduk sampai terbentuk muchilago
Timbang Gliserin sebanyak 7,5 gram lalu dicampur ke dalam mortir, aduk ad
homogen
Tambahkan Sakarin Na yang sudah terlarut ke dalam campuran gliserin dan CaCO3
Tambahkan nipagin dan nipasol sebanyak 0,054 gram dan 0,006 gram dan
menambah aquadest sedikit demi sedikit hingga terbentuk pasta
Siapkan mortir
Tuang aquadest panas ke dalam mortir dan campurkan dengan CMC-Na lalu
diamkan, setelah itu di aduk sampai terbentuk muchilago
Tambahkan Sakarin Na yang sudah terlarut ke dalam campuran gliserin dan CaCO3
Tambahkan nipagin dan nipasol sebanyak 0,18 gram dan 0,03 gram dan menambah
aquadest sedikit demi sedikit hingga terbentuk pasta
3 Uji viskositas
Alat : VT 03E (Viskotester)
Tutup atas tabung dengan jari tangan, lalu kocok sebanyak 25 kali
Amati busa yang terjadi selama 30 menit untuk melihat kestabilan busanya
Lalu beban ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta tidak
dapat melebar lagi diameteer sebarnya
VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN
Dari penjelasan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa sediaan yang
dibuat cukup baik yakni dengan hasil evaluasi yang baik:
uji organoleptis: bentuk sediaan pasta, aroma mint, warna orange muda,
rasa manis
pH sebesar 9
Uji daya sebar diameter sebesar 2,65-3 cm
Uji busa dengan tinggi busa 5,5 cm 0 menit, 4 cm selama 30 menit
Uji viskositas 125 dPa.s
IX. DAFTAR PUSTAKA
Ami A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi.
Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Pedodonsia Universitas
Sumatera Utara [Skripsi]. Medan: USU
Genco RJ, Goldman HM, Cohen DW. 1990. Contemporary periodontics.
Philadelphia: CV Mosby Company p.117-34.
Harwood, R. J., 2006, Hydroxypropyl Methylcellulose, In: Rowe, R. C., Shesky,
P. J., and Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients,
Fifth Edition, 346, Pharmaceutical Press, UK.
Johnson, R. dan Steer, R., 2006, Methyl Paraben, In: Rowe, R. C., Shesky, P. J.,
and Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth
Edition, 466, Pharmaceutical Press, UK.
Lieberman, H., A., Coben, L., J. 1994. Sediaan Semisolid. dalam Lachman, L.,
Lieberman, H., A., Kanig, J., L., 1994, Teori dan Praktek Farmasi
Industri III, UI-Press
Pratiwi, R. 2007. Perbedaan Daya Hambat terhadap Streptococcus mutans dari
Beberapa Pasta Gigi yang Mengandung Herbal. Dental Journal, Vol. 38
(2):65-67.
Putra, T. 2002. Pasta Gigi yang Mengandung Fluor sebagai Salah Satu Bahan
untuk Mencegah Terjadinya Stomatitis Gigi Tiruan. Jurnal PDGI. Edisi
khusus tahun ke-52: 330.
Samad F. 2008. Karies Gigi. Pekanbaru: FK-UNRI RSUD AA.
Sasmita, I., Pertiwi dan A., Halim. 2007. Gambaran Efek Pasta Gigi yang
Mengandung Herbal Terhadap Penurunan Indeks Plak. Jurnal PDGI, edisi
khusus PIN IKGA II: 37-41.