Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian kesehatan gigi

Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum

adalah kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan gigi dan mulut dapat

mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh (Malik dalam ariyanti

2012).

Gigi berfungsi sebagai alat untuk mengunyah makanan, sebagai alat

komunikasi verbal untuk menjaga agar ucapan kata tepat dan jelas. Oleh karena

itu kesehatan gigi harus dijaga agar fungsinya tidak mengalami gangguan (Utami

dalam widyastuti , 2015).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya peningkatan pemeliharaan

kebersihan gigi dan mulut, penyuluhan gigi dan mulut, pencegahan penyakit gigi

dan mulut, serta perlindungan gigi dan mulut (Depkes RI dalam ariyani 2012).

Kesehatan merupakan salah satu faktor kebutuhan yang diutamakan oleh

manusia, dengan salah satu komponen yang mempengaruhinya adalah masalah

kesehatan gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut yang menjadi masalah

kesehatan masyarakat dewasa ini adalah penyakit karies gigi dan penyakit

periodontium, karena kedua penyakit tersebut menimbulkan gangguan fungsi

kunyah dan dapat menyebabkan terganggunya penyerapan dan pencernaan

makanan (Depkes RI, dalam purwoko 2015).

Penyakit gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan umum walaupun

tidak menyebabkan kematian secara langsung, penyakit gigi dan mulut dapat

menjadi faktor risiko penyakit lain, diantaranya sebagai infeksi fokal dari

penyakit tonsilitis, faringitis, otitis media bakterimia, toksemia, BBLR dan

penyakit jantung dan diabetes militus.


B. Tanda dan gejala gigi yang baik dan yang buruk

Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu suatu kondisi atau keadaan

terbebasnya gigi geligi dari plak dan calculus, keduanya selalu terbentuk pada

gigi dan meluas ke seluruh permukaan gigi, hal ini disebabkan karena rongga

mulut bersifat basah, lembab dan gelap, yang menyebabkan kuman dapat

berkembang biak (Farida, 2012)

Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), mengukur

kebersihan gigi dan mulut seseorang diukur dengan suatu index. Index adalah

suatu angka yang menunjukan keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan

pemeriksaan dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh

plak maupun calculus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan

penilaian yang objektif. (Hendrika, 2018)

C. Faktor penyebab

Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), Faktor-faktor yang

mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut yaitu:

a. Menyikat gigi

Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), mengatakan bahwa

menyikat gigi adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa

makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit

pada jaringan keras maupun jaringan lunak.

b. Jenis makanan

Menurut (Tarigan, 2013), fungsi mekanis dari makanan yang dimakan

berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, diantaranya :

1) Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang

berserat dan berair seperti : buah-buahan dan sayur-sayuran.


2) Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang

manis dan mudah melekat pada gigi seperti : coklat, permen, biskuit, dll

c. Merokok

Merokok mempunyai dampak yang besar bagi kebersihan gigi dan

mulut antara lain pewarnaan pada gigi (stain) dan karang gigi (calclulus) :

1) Pewarnaan pada gigi (stain)

Rokok mengandung tar dan nikotin yang dapat mengendap di

permukaan gigi dan menimbulkan pewarnaan coklat kehitam-hitaman.

Pewarnaan ini tidak bisa dihilangkan dengan menyikat gigi biasa sehingga

menjadi masalah estetika (mengganggu penampilan).

2) Karang gigi (calculus)

Plak yang menumpuk pada gigi, jika tidak dilakukan pengendalian

plak, maka timbunan bakteri di dalam plak akan semakin banyak dan plak

mengalami pertambahan massa, kemudian berlanjut dengan pengerasan

yang disebut dengan karang gigi (calculus). Karang gigi berwarna coklat

kehitaman dan berbau. Karang gigi tidak bisa dihilangkan dengan menyikat

gigi biasa.

d. Jenis kelamin

Menurut Hungu, (2007), jenis kelamin adalah perbedaan

antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak lahir. Menurut

Kartono (dalam Hungu, 2007), jenis kelamin berpengaruh terhadap tingkat

kebersihan gigi dan mulut, pada dasarnya laki-laki dan perempuan itu

berbeda baik secara fisik maupun karakteristik, bahwa wanita biasanya

cenderung lebih memperhatikan segi estetis seperti keindahan, kebersihan


dan penampilan diri sehingga wanita lebih memperhatikan kesehatan gigi

dan mulutnya, sedangkan laki-laki biasanya kurang memperhatikan

keindahan, kebersihan dan penampilan diri. (Hendrika, 2018)


Masalah

Berikut masalah tentang kesehatan gigi:

a. Plak

Plak merupakan endapan lunak yang tipis dan melekat pada

permukaan gigi. Endapan lunak ini terbentuk oleh sisa makanan, saliva atau

air liur dan mikroorganisme. Mikroorganisme yang patogen dapat

menyebabkan peradangan pada gusi. Plak ini dapat dibersihkan dengan

menyikat gigi (Beemsterboer, 2011).

b. Kalkulus

Plak yang tidak dibersihkan akan menyebabkan mikroorganisme

berkembang biak sehingga plak akan menebal, mengeras dan membentuk

kalkulus (Tarigan, 1995). Kalkulus dibentuk oleh penumpukan mineral

kalsium dan fosfat di dalam plak yang mengandung bakteri. Plak yang

mengandung mineral dan bakteri ini dapat membentuk kalkulus dalam waktu

12 hari. Kalkulus melekat erat pada gigi sehingga tidak dapat dibersihkan

dengan menyikat gigi (Beemsterboer, 2011).

c. Karies

Karies merupakan suatu penyakit gigi akibat perusakan struktur gigi oleh

mikroorganisme. Plak gigi yang mengandung mikroorganisme menyebabkan

rusaknya email atau lapisan gigi (Bisla dalam Ariyani 2000).

Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan karies gigi yaitu mulai dari email

hingga menjalar ke dentin (tulang gigi) yang disebabkan oleh asam yang ada di

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan dengan perantara mikroorganisme


yang ada dalam saliva. (Widyastuti, 2015)

d. Gingivitis

Gangvitis merupakan penyakit periodontal stadium awal berupa peradangan

pada gingiva, termasuk penyakit paling umum yang sering ditemukan pada

jaringan mulut dengan gejala gusi yang mudah berdarah adalah salah satu

tanda-tanda dari radang gusi (gingivitis).Gingivitis biasanya ditandai pada

permukaan gusi licin, lunak, gusi bengkak, warnanya merah terang, dan mudah

berdarah dengan sentuhan ringan. Faktor penyebab terjadinya gingivitis adalah

faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal seperti plak, bakteri dan karang

gigi sedangkan faktor sitemik seperti diabetes, anemia dan leukemia

(Sariningsih, 2012).

e. Periodontitis

Periodontitis terjadi jika gingivitis menyebar kestruktur penyangga gigi.

Periodontitis merupakan salah satu penyebab utama lepasnya gigi pada dewasa

dan merupakan penyebab utama lepasnya gigi pada lanjut usia. Sebagian besar

periodontitis merupakan akibat dari penumpukan plak dan karang gigi

(tartar) diantara gigi dan gusi. Pada periodontitis akan terbentuk kantong

diantara gigi dan gusi dan meluas ke bawah antara akar gigi dan tulang

bawahnya. Kantong ini mengumpulkan plak dalam suatu lingkungan bebas

oksigen, yang mempermudah pertumbuhan bakteri. Jika keadaan ini terus

berlanjut, pada akhirnya banyak tulang rahang dekat kantong yang rusak

sehingga gigi lepas. (widyastuti, 2015)


D. Cara menjaga gigi

Anak sejak usia dini sudah bisa dididik kedispilinannya untuk melakukan

pembersihan gigi dengan menggunakan sikat gigi dan pasta gigi secara

mandiri. Dengan diajarkan cara menjaga dan memelihara kesehatan gigi dan

mulutnya. Dala pemeliharaan gigi tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan

makanan yang dikonsumsinya sehari-hari, membiasakan menggosok gigi dengan

benar dan melakukan kontrol berkala kedokter gigi secara teratur.

1) Memperhatikan Makanan

Makanan manis dan lengket serta banyak mengandung hidrat arang seperi

coklat, biskuit yang terbuat dari tepung bila dimakan sepanjang hari di samping

makan pagi, siang dan malam akan memperbesar pengaruh asam terhadap gigi

karena akan menambah zat hidrat arang dalam mulut, sehingga dapat

menyebabkan kadar arang dalam mulut bertambah. Perlekatan makanan pada

gigi membuat asam lama berkontak dengan gigi, sehingga menambah

risiko terjadinya lubang (Donna P,2007). Semakin sering sisa makanan

melekat pada permukaan gigi, maka semakin sering pula kuman dalam mulut

untuk mengubah makanan menjadi asam yang bisa melarutkan lapisan email

gigi sehingga mempermudah terjadinya gigi berlubang. . (widyastuti, 2015)

Tindakan pertama yang dilakukan untuk mencegah atau setidaknya

mengontrol pembentukan plak adalah dengan membatasi makanan yang

mengandung karbohidrat terutama sukrosa. Hal ini karena karbohidrat

merupakan bahan utama dalam pembentukan matriks plak. Selain itu plak

banyak terbentuk apabila seseorang lebih banyak mengonsumsi makanan

lunak yang banyak mengandung karbohidrat (Putri dalam Ariyani 2012)


2) Membiasakan Menggosok Gigi dengan Baik dan Teratur

Menggosok gigi merupakan cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan

deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Menggosok gigi adalah kegiatan

membersihkan gigi pada permukaan gigi dari sela-sela makanan yang

menumpuk plak dengan menggunakan prinsip 3T yaitu tekun (menggosok secara

perlahan), teliti (semua permukaan gigi harus disikat), dan teratur (waktu untuk

menggosok gigi adalah sesudah makan dan sebelum tidur). Cara menggosok gigi

yang benar pada dasarnya menggosok gigi seluruh permukaan gigi sampai bersih dan

plak juga hilang sempurna dengan cara yang dilakukan. Dalam buku Sariningsi

(2012:67) cara menggosok gigi yaitu :

1. Gerakan menggosok gigi pendek-pendek, secara perlahan dan jangan terlalu

cepat, membersihkan salah satu sisi baru pindah.

2. Untuk menggosok permukaan samping baik luar maupun dalam tidak melawan

arah permukaan gusi (ujung pinggir gusi). Jadi kalau gigi atas, tidak menggosok

kearah atas, sebaliknya untuk gigi bawah tidak menggosok kearah bawah. Hal ini

dilakukan agar gusi tidak terkelupas, meskipun bulu sikat dikenakan gusi. Tujuannya

adalah agar gusi terpijat oleh bulu halus sikat. Dengan demikian merangsang aliran

darah gusi menjadi lebih cepat dan pembuluh darahnya sedikit

mengembangsehingga proses pembersihan makanan dan pengambilan sisa tak

berguna pada jaringan gusi dapat berjalan cepat, lancar dan gusi menjadi lebih sehat.

Menurut Riskesdas Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2007,

menyikat gigi yang benar adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. .

(widyastuti, 2015)
sehingga proses pembersihan makanan dan pengambilan sisa tak berguna pada

jaringan gusi dapat berjalan cepat, lancar dan gusi menjadi lebih sehat.
1). Menyikat gigi

Menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi dapat menyingkirkan plak

secara mekanis. Menyikat gigi bertujuan untuk mencegah dan membersihkan

sisa makanan atau plak, merangsang jaringan gingival, dan melapisi gigi

dengan fluor (Pintauli dan Hamada, 2008).

Anda mungkin juga menyukai