Anda di halaman 1dari 11

Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

ETIOLOGI DAN PENANGANAN PLAK PADA GIGI

(Etiologi and Treatment of Plaque on Teeth)

Indah Nurhaliza

Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Gigi, Sumatera Utara
Jl. Alumni No.2 Kampus USU Medan 20155
E-mail: indahnurhaliza6@gmail.com

Abstract
Dental plaque is a major cause of dental caries and periodontal disease. The main
cause of the formation of plaque is bacteria. The main bacterium that plays a role
in plaque formation is Streptococcus mutans. The process of plaque formation
consists of three stages. The purpose of this paper is to explain the causes and
treatment of plaque on teeth. Research shows dental plaque is one of the most dental
problems in the community. The effort made by cleaning plaque mechanically is
by brushing teeth. Prevention of plaque can be by chewing gum containing xylitol.
Good oral hygiene can reduce the level of plaque on the teeth.
Key words: plaque, streptococcus mutans, xylitol, oral hygiene.

Abstrak
Plak gigi merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi dan penyakit
periodontal. Penyebab utama terbentuknya plak adalah bakteri. Bakteri utama yang
berperan dalam pembentukan plak adalah Streptococcus mutans. Proses
pembentukan plak terdapat tiga tahap. Tujuan dari makalah ini adalah untuk
menjelaskan tentang penyebab dan penanganan plak pada gigi. Penelitian
menunjukkan plak gigi merupakan salah satu masalah gigi terbanyak di masyarakat.
Upaya yang dilakukan dengan cara membersihkan plak secara mekanis yaitu
dengan menggosok gigi. Pencegahan plak dapat dengan cara mengunyah permen
karet yang mengandung xylitol. Kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat
mengurangi tingkat terjadinya plak pada gigi.
Kata kunci : plak, streptococcus mutans, xylitol, kebersihan mulut.
Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

PENDAHULUAN

Presentasi penduduk yang mempunyai masalah gigi dan mulut menurut

Riskesdas tahun 2007 dan 2013 meningkat dari 23,2% menjadi 25,9%1. Data dari

The World Oral Health Report pada tahun 2008, menyatakan penyakit yang

berhubungan dengan mulut merupakan penyakit terbanyak di dunia2. Dalam dunia

kesehatan gigi, plak gigi termasuk salah satu masalah gigi yang paling banyak

ditemui. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa plak gigi merupakan

penyebab utama terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Pembentukan plak

gigi tidak bisa dihindari oleh karena itu dibutuhkan untuk mengurangi akumulasi

plak sehingga tidak terjadi penyakit pada gigi dan mulut3. Pembentukan plak dapat

dikontrol dengan penggunaan obat kumur dan juga menyikat gigi.

Tujuan penulisan makalah ini adalah menjelaskan mengenai pencegahan

dan penanganan plak pada gigi. Penulis juga akan membahas tentang konsep plak

gigi secara umum serta etiologi yang menyebabkan plak gigi dan penanganannya.

Alasan penulis membuat makalah ini karena plak merupakan masalah gigi dan

mulut yang umum terjadi di kalangan masyarakat, baik pada anak-anak maupun

orang dewasa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk merawat kesehatan gigi dan

mulut untuk mencegah plak tidak tertimbun yang lama kelamaan menyebabkan

kerusakan pada jaringan gigi.


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

INTERPRETASI PLAK GIGI

Plak gigi adalah suatu lapisan tipis yang terdiri dari berbagai jasad renik

yang terbentuk pada permukaan gigi beberapa saat setelah gigi berkontak dengan

saliva. Plak gigi biasanya tidak berwarna atau transparan. Plak bukanlah suatu

penyakit gigi namun plak gigi memegang peranan penting dalam proses karies

gigi4. Karies gigi yang tidak dirawat akan mempermudah terjadinya invasi

mikroorganisme, sehingga akan menyebabkan terjadinya perluasan kerusakan yang

dapat berdampak pada kerusakan periodonsium dan memicu terjadinya penyakit

periodontal5.

Plak merupakan penyebab dasar dari terjadinya berbagai kasus penyakit

gigi dan mulut, ini disebabkan oleh aktifitas dari mikroorganisme yang terkandung

dalam plak. Terjadinya demineralisasi lapisan email gigi oleh asam yang dihasilkan

dari fermentasi gula oleh kokus akan menyebabkan stuktur gigi menjadi rapuh dan

mudah berlubang. Kerusakan pada jaringan penyangga gigi dan mukosa mulutpun

dapat disebabkan oleh toxin-toxin hasil metabolisme bakteri4.

PROSES TERBENTUKNYA PLAK

Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut dibentuk pertama kali oleh

substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian dilanjutkan

dengan serangkaian proses yang berurutan. Plak terjadi dalam tiga tahap yaitu

pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri dan maturasi plak. Plak terbentuk ketika

pelikel, sisa makanan dan bakteri bergabung.


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

Tahap pertama proses pembentukan plak gigi adalah melekatnya pelikel

pada email gigi. Pelikel adalah lapisan tipis protein saliva yang melekat pada

permukaan gigi hanya dalam beberapa menit setelah dibersihkan. Aktivitas asam

dilindungi oleh pelikel dan sebagai perekat dua sisi, sisi yang satu melekat pada

permukaan gigi dan menyediakan permukaan lengket pada sisi yang lainnya yang

memudahkan bakteri menempel pada gigi.

Tahap kedua proses pembentukan plak gigi adalah pelikel dikolonisasi

oleh bakteri coccus gram positif diantaranya Streptococcus mutans dan

Streptococcus sanguins dengan mengubah glukosa dan karbohidrat pada makanan

menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam akan terus diproduksi oleh bakteri.

Tahap ketiga terjadi kombinasi bakteri, asam, sisa makanan dan air liur

dalam mulut membentuk suatu substansi berwarna kekuningan yang melekat pada

permukaan gigi yang disebut plak. Pengerasan atau mineralisasi hingga membentuk

karang gigi dapat terjadi bila plak tidak dibersihkan di permukaan gigi. Semakin

lama plak tidak dibersihkan, semakin besar pula kemungkinan plak menjadi tempat

perlekatan kotoran patogen yang potensial terhadap inang6.

IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB PLAK GIGI

Kebanyakan bakteri rongga mulut terikat pada berbagai permukaan

epitelial dan permukaan gigi-gigi. Pada daerah dimana epitel selalu mengelupas dan

diperbaharui, dimungkinkan bakteri melekat pada permukaan gigi yang keras untuk

tetap tinggal dalam waktu yang lama. Plak bakteri ini dapat setebal beratus-ratus

bakteri sehingga dengan mata biasa tampak sebagai lapisan putih. Secara
Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

histometris plak terdiri dari 70% dari sel-sel bakteri dan 30% dari material

interseluler yang pada pokoknya berasal dari bakteri7.

Pit dan fisura merupakan tempat-tempat retensi yang hampir seluruhnya

dikelilingi oleh dinding email yang sangat sukar dapat dibasuh bersih oleh ludah.

Meskipun sejumlah besar jenis plak dapat tinggal dan bertahan di dalam pit dan

fisura, jenis plak ini rata-rata 80% terdiri atas koki Gram-positif. S. sungius secara

kuntitatif menduduki tempat penting. S. mutans dan jenis Lacto Bacillus ditemukan

dalam jumlah besar pada lesi awal. Plak yang tertimbun di bawah permukaan

kontak elemen-elemen, susunannya lebih bervariasi. Plak tersebut mengandung

aktinomisetes dalam persentasi tinggi, juga bakteri Gram-negatif dan lebih sedikit

streptokoki dibandingkan plak dalam fisura7.

Pada permukaan licin gigi-gigi dan geraham-geraham hanya dapat

terbentuk sedikit plak karena adanya efek mekanis yang besar disebabkan oleh pipi,

lidah dan sikat gigi. Hanya bakteri-bakteri yang terutama dapat melekat pada

permukaan keras gigi, dapat berkoloni pada tempat-tempat ini. S. mutans, didahului

oleh S. salivarius dan Actinomyces memainkan peran penting dalam pembentukan

plak7.

Pada permukaan gigi servikal orang dewasa terdapat plak terbanyak

dengan susunan yang paling kompleks. Cairan krevikular mencapai plak servikal,

sehingga bersama-sama dengan ludah yang mengandung berbagai cairan tubuh

dapat memelihara plak. Pada tempat-tempat itu di dalam plak pada satu permukaan

gigi dapat ditemukan lebih dari 50 macam mkroorganisme. Bakteri-bakteri anerob

murni dalam jumlah besar juga mampu mendiami daerah-daerah ini7.


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

Faktor substrat atau diet juga dapat mempengaruhi pembentukan plak

karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada

pada permukaan email8.

PENANGANAN PLAK GIGI

Usaha untuk mengontrol dan mencegah pembentukan plak dapat

dilakukan secara sederhana, efektif dan praktis yaitu dengan cara menggosok gigi

secara teliti dan teratur dapat menghilangkan plak dari seluruh permukaan gigi,

terutama permukaan interproksimal sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan

gigi dan mulut.9 Plak dapat dihilangkan dengan menyikat gigi dengan sikat gigi

berbulu lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Flouride melindungi

gigi dengan cara mengikat enamel dan menciptakan permukaan yang lebih keras.

Pastikan juga agar seluruh daerah mulut (gigi, gusi, lidah, bagian dalam pipi)

tersikat dengan bersih10. Penghilangan plak oleh seorang ahli, sekali dalam 14 hari,

dengan menggunakan rubber cups dan pasta gigi yang tidak begitu abrasif

dikombinasikan misalnya dengan benang gigi, ternyata juga mengurangi

peningkatan karies dengan sangat efekif7.

Penanganan plak gigi juga dapat dilakukan dengan menggunakan siwak.

Siwak yang diekstrasi dengan alkohol mengasilkan aktivitas antibakeri yang luar

biasa dan aman ditoleransi pada 10mg/mL dengan pengujian secara in vitro.

Ekstrak siwak dapat mengatasi beberapa patogen mulut seperti Staphylococcus

aureus, Streptococcus mutans, Strep. faecalis, Strep. pyogenis, Lactobacillus

acidophilus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albican, Escherichia,

Enterococcus dan Pseudomonas Aeruginosa. Juga efektif menghambat


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

pertumbuhan semua patogen tersebut, namun lebih efektif mengatasi bakteri gram

negatif. Aktvitas antikariogenik dan antiplak ekstrak siwak dapat digunakan untuk

mengurangi karies gigi, meningkatkan kesehatan gusi dan status periodontal11.

PENCEGAHAN PLAK GIGI

Plak akan terbentuk kembali setelah menggosok gigi namun upaya

meminimalkan pembentukan plak penting dilakukan untuk mencegah terjadinya

penyakit gigi.9 Pembentukan plak gigi dapat dicegah dengan cara menggosok gigi.

Cara terbaik untuk mencegah plak adalah dengan rutin sikat gigi setidaknya dua

kali sehari. Menggosok gigi dapat menghilangkan sisa makanan dan plak yang

terbentuk pada gigi, dan mencegah perkembangan plak yang lebih buruk. Tidak

dianjurkan untuk menyikat gigi 30 menit setelah mengkonsumsi

makanan/minuman asam. Asam yang terkandung pada makanan/minuman dapat

melemahkan enamel gigi, dan menggosok gigi terlalu keras dapat menghilangkan

enamel gigi. Lebih efektif menyikatl gigi sebelum makan makanan atau minuman

asam. Plak juga dapat dicegah dengan membersihkan sela-sela gigi dengan benang

gigi atau dental floss, karena sela-sela gigi adalah salah satu tempat

berkembangnya plak10.

Berdasarkan penelitian didapatkan korelasi positif yang kuat antara dua

indeks plak yaitu Rustogi Modified Navy Plaque Index (RMNPI) dan Turesky

Modified Quigley Hein Plaque Index (TQHP) pada pre dan pasca menggosok gigi

untuk keseluruhan permukaan lingual dan bukal. Hasil menunjukkan signifikan

setelah menggosok gigi dapat mengurangi tingkat plak, meskipun demikian

penghapusan plak akan meningkat secara ekstrim dengan menggosok gigi selama
Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

180 detik dapat menghapus plak 55% lebih banyak dibandingkan menggosok gigi

selama 30 detik. Menggosok gigi selama 120 detik dapat menghapus plak 26%

lebih banyak dibandingkan menggosok gigi selama 45 detik12.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk mencegah plak gigi adalah dengan

menggunakan obat kumur. Penggunaan obat kumur antibiotik membantu

membunuh bakteri, anestesi lokal atau atihistamin, antasid, serta kortikosteroid

untuk menangani inflamasi. Pencegahan plak juga dapat dilakukan dengan

menguyah permen karet yang mengandung xylitol. Pembentukan plak gigi dapat

dihambat dengan xylitol karena mengurangi sifat pelekatan bakteri plak pada

permukaan gigi dan menurunkan jumlah bakteri Streptococcus mutans, sehingga

dapat mencegah terjadinya karies gigi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Burt

menyebukan bahwa pengunyahan permen karet xyliol dapat menghambat

akumulasi plak, mencegah demineralisasi email, meningkatkan remineralisasi

email, dan menurunkan jumlah Streptococcus mutans karena memiliki sifat

antibakteri5.

PEMBAHASAN

Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang tidak berwarna terdiri dari

kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang

terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi. Plak merupakan penyebab utama

terjadinya penyakit gigi maupun penyakit gusi. Lapisan plak sebagian besar terdiri

dari bakteri. Pada gigi lapisan plak dapat menyebabkan gigi berlubang atau karies,

sedangkan pada gusi lapisan plak dapat menyebabkan radang gusi atau gingivitis

serta periodontitis12. Pembentukan plak gigi di dalam rongga mulut dibentuk


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

pertama kali oleh substansi saliva dan karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian

dilanjutkan dengan serangkaian proses yang berurutan. Plak terjadi dalam tiga tahap

yaitu pembentukan pelikel, kolonisasi bakteri dan maturasi plak. Plak terbentuk

ketika pelikel, sisa makanan dan bakteri bergabung9. Bakteri yang memegang

peranan utama dalam pembentukan plak adalah Streptococcus mutans6. Dengan

melakukan perawatan gigi dan menjaga kesehatan gigi seperti menggosok gigi 2

kali sehari dapat meminimalkan masalah plak gigi. Meskipun penelitian mengenai

plak terhadap kesehatan gigi dan mulut sudah banyak dilakukan, sangat diperlukan

kesadaran bagi diri sendiri untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut agar dapat

mencegah terjadinya masalah yang lebih kompleks di kemudian hari.


Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI Pusat Data dan Informasi. Situasi Kesehatan


Gigi dan Mulut. Jakarta Selatan, 2014: 2
2. Inna M, Atmania N, Prismasari S. Potential Use of Cinnamomum burmanii
Essential Oil-based Chewing Gum as Oral Antibiofilm Agent. Journal of
Dentistry Indonesia 2010; 17(3): 80
3. Kaligis F, Fatimawali, Lolo W. Identfikasi Bakteri Pada Plak Gigi Pasien di
Puskesmas Bahu dan Uji Resistensi Terhadap Antibiotik Kloramfenikol dan
Linkosamida (Klindamisin). Jurnal Ilmiah Farmasi 2017; 6(3): 224
4. Rezki S, Parawati. Pengaruh PH Plak Terhadap Angka Kebersihan Gigi dan
Angka Karies Gigi Anak di Klink Pelayanan Asuhan Poltekkes Pontianak
Tahun 2013. ODONTO Dental Journal 2014; 1(2): 13
5. Fatikarini I, Handajani J. Pengunyahan Permen Karet Gula dan Xylitol
Menurunkan Pembentukan Plak Gigi. Maj Ked Gi 2011; 18(1): 11
6. Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah N. Deposit yang melekat pada
permukaan gigi. In: Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan
pendukung gigi. Jakarta: 2010; 56-8
7. Schuurs A, Moorer W, Prahl B, dkk. Karies. Patologi Gigi-Geligi Kelainan-
Kelainan Jaringan Keras Gigi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
1992: 137-9
8. Pintauli S, Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharaan. Medan: USU Press, 2017: 6
9. Wiradona I, Widjanarko B, B Syamsulhuda. Pengaruh Perilaku Menggosok
Gigi terhadap Plak Gigi Pada Siswa Kelas IV dan V di SDN Wilayah
Kecamatan Gajahmungkur Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia
2013; 8(1): 60
10. Alodokter. Cara Menghilangkan Plak Pada Gigi. 26 Desember 2018.
https://www.alodokter.com/begini-cara-menghilangkan-plak-pada-gigi
(18/10/2019)
Indah: Etiologi dan penanganan plak pada gigi

11. Rakhmania H, Ferry A, Setiadhi R. Pengaruh Siwak Terhadap Kesehatan


Rongga Mulut. Prosiding DIES 57 FKG UNPAD, Bandung, 2016: 216-7
12. Creeth JE, Bowman J, Barrett K, et al. The effect of brushing time and
dentifrice on dental plaque removal in vivo. Journal of dental hygiene/
American Dental Hygienists' Association 2009; 111

Anda mungkin juga menyukai