Anda di halaman 1dari 9

KARYA ILMIAH EKSPERIMENTAL

Pengaruh tanaman tebu (Saccharum officinarum L.)


terhadap penurunan indeks plak pada gigi

UNMAS DENPASAR
Oleh:

I MADE ADITYA SUKADI PUTRA


NPM : 2106122010005

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS


MAHASARASWATI DENPASAR.
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Kesehatan merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Kesehatan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam setiap kelompok usia. Kesehatan
gigi dan mulut merupakan salah satu aspek kesehatan yang harus diperhatikan agar terhindar
dari berbagai macam masalah kesehatan seperti karies . Karies gigi merupakan suatu penyakit
yang mengenai jaringan keras gigi, yang terjadi akibat proses pelarutan mineral permukaan
gigi secara bertahap. Proses karies gigi terjadi karena aktivitas jasad renik dalam karbohidrat
yang dapat diragikan. Proses ini ditandai dengan demineralisasi jaringan keras (enamel,
dentin dan sementum) dan diikuti kerusakan materi organik gigi dengan produksi asam oleh
hidrolisis dari akumulasi sisa-sisa makanan pada permukaan gigi, sehingga dapat terjadi
invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu lapisan dentin serta dapat mencapai
pulpa. Karies gigi mengakibatkan pertumbuhan yang kurang maksimal pada anak diusia
pertumbuhan, karena dapat mengalami kehilangan daya kunyah dan terganggunya proses
pencernaan.
Kesehatan gigi dan mulut di Indonesia perlu diperhatikan, karena menurut World Health
Organization (WHO) masalah gigi yang umum ditemukan di masyarakat adalah karies dan
penyakit periodontal. Di seluruh dunia, ditemukan 60-90% pada anak-anak sekolah dan
hampir 100% pada dewasa memiliki karies, serta 15-20% pada orang dewasa setengah baya
(35-44 tahun) mengalami penyakit periodontal parah yang dapat mengakibatkan kehilangan
gigi (Handayani et al., 2018).Berdasarkan hasil Riskesdas Nasional 2018, penyakit
periodontal adalah penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak setelah karies gigi yang diderita
masyarakat Indonesia. Prevalensi penyakit karies adalah 88,8% disusul oleh penyakit
periodontal yaitu 74,1%. Saat ini, prevalensi tertinggi penyakit gigi dan mulut adalah karies
dan penyakit periodontal yang disebabkan adanya plak gigi (Panjaitan et al., 2020).Plak
merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas mikroorganisme
yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang mengabaikan
kebersihan gigi dan mulutnya (Putri et. al, 2011 cit. Wiradona dan Prasko, 2018).
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi, terdiri atas
mikroorganisme yang berkembang biak dalam suatu matrik interseluler jika seseorang
melalaikan kebersihan gigi dan mulutnya (Putri et al., 2010).Berdasarkan posisinya pada
permukaan gigi, plak diklasifikasikan menjadi plak supragingiva dan plak subgingiva. Plak
supragingiva berada pada tepi gingiva atau atas gingiva. Plak subgingiva berada di bawah
tepi gingiva, antar epitel poket gingiva (Larisa, 2020). Plak dapat dihilangkan dengan upaya
kontrol plak yang terdiri dari tiga cara, yaitu mekanik, kimiawi, dan alamiah. Cara mekanik
bisa dilakukan dengan menggosok gigi, sedangkan cara kimiawi dapat dilakukan dengan
menggunakan obat kumur, dan cara alamiah dapat dilakukan dengan mengunyah buah yang
segar, berserat dan berair yang dapat membantu membersihkan rongga mulut, dan
merangsang sekresi saliva yang berguna untuk melindungi gigi (Koagouw et al., 2016).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan sedini mungkin dapat
mencegah terjadinya karies gigi. Tindakan yang dapat dilakukan untuk memelihara
kebersihan gigi dan mulut adalah dengan menyikat gigi dan memakan makanan yang
mengandung serat dan air, karena makanan tersebut mempunyai kemampuan sebagai
pembersih alami (self-cleansing) pada gigi Self-cleansing di rongga mulut dapat terjadi ketika
mengunyah makanan berair dan berserat karena dapat membersihkan permukaan gigi dengan
menstimulasi aliran saliva. Pengunyahan makanan yang bertekstur keras dan kasar dapat
meningkatkan pembersihan dan mengurangi retensi makanan di rongga mulut. Makanan yang
banyak mengandung air dan serat di antaranya adalah tebu (Saccharum officinarum L.)
1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut:
Apakah mengunyah tebu dapat memembersihkan debris atau sisa-sisa makanan dan
menetralisir zat-zat asam dari sisa makanan yang terdapat pada permukaan gigi?.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah Sebagai pembuktian atau pengujian tentang kebenaran
bahwa kandungan serat dan zat – zat alami dalam tebu dapat membantu menghilangkan
debris atau sisa – sisa makanan dan menetralisir zat -zat asam pada rongga mulut .
1.4.Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat mengetahui kebenaran makanan berserat seperti
tebu apakah dapat untuk mengatasi masalah Kesehatan gigi yang diakibatkan oleh
penumpukan debris atau sisa – sisa makanan pada celah gigi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebersihan Gigi dan Mulut


Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan yang menunjukkan bahwa di dalam rongga mulut
seseorang bebas dari kotoran, seperti plak dan calculus. Apabila kebersihan gigi dan mulut
terabaikan akan terbentuk plak pada gigi geligi dan meluas keseluruh permukaan gigi. Kondisi mulut
yang selalu basah, gelap, dan lembab sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan
bakteri yang membentuk plak. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
baik sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan
anaknya bisa tumbuh dan berkembang secara optimal (Be, 2017). Karies gigi adalah sebuah penyakit
infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi. penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. lubang
gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi
fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,fruktosa,dan glukosa.

a. Sisa-sisa makanan (food debris)


Sisa-sisa makanan akan segera dilarutkan oleh enzim-enzim, dan dibersihkan dari rongga
mulut, namun masih terdapat sisa-sisa makanan yang tertinggal pada gigi dan mukosa. Hal-
hal yang mempengaruhi kecepatan pembersihan makanan dalam mulut ialah aliran saliva,
lidah, pipi serta susunan gigi geligi dalam lengkung rahang
b. Plak
Plak adalah lapisan lunak dan lengket di gigi yang terdiri dari protein dan bakteri (biofilm).
Plak terdiri dari 70% bakteri yang berasal dari air liur. Plak biasanya terbentuk segera setelah
selesai menyikat gigi. Plak yang sangat tipis (kurang dari 10-20 μ) baru kelihatan dengan
pewarnaan. Plak terdiri dari warna putih lunak, kekuning-kuningan, hijau maupun berbutiran.
c. Kalkulus
Kalkulus /karang gigi adalah massa yang mengalami kalsifikasi yang terbentuk dan melekat
pada permukaan gigi, dan objek solid lainnya yang ada dalam rongga mulut, misalnya gigi
tiruan dan restorasi.
Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut
yaitu dengan kontrol plak dan scalling . Kontrol plak adalah pengurangan plak mikroba dan
pencegahan akumulasi plak pada gigi dan permukaan gusi yang berdekatan, memperlambat
pembentukan karang gigi. Kontrol plak merupakan cara yang efektif dalam merawat dan
mencegah gingivitis serta merupakan bagian yang sangat penting dalam urutan perawatan
dan pencegahan penyakit rongga mulut .Scaling adalah suatu proses membuang plak dan
calculus dari permukaan gigi. Tujuan utama dari scaling adalah mengembalikan kesehatan
gusi dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan radang gusi, (plak, calculus)
dari permukaan gigi
2.1.2. Deskripsi Tanaman Tebu
Tanaman tebu termasuk salah satu anggota dari Familia Graminae, sub familia
Andropogonae. Banyak ahli berpendapat bahwa tanaman tebu berasal dari Irian, dan dari
sana menyebar ke kepulauan yang lain, Malaysia,Filipina, Thailand, Burma dan India. Dari
India kemudian dibawa ke Iran sekitartahun 600 M dan selanjutnya oleh orang-orang Arab
dibawa ke Mesir, Maroko,Spanyol dan Zanzibar. Beberapa peneliti yang lain berkesimpulan
bahwa tanaman ini berasal dari India berdasarkan catatan-catatan kuno dari negeri tersebut.
Bala tentara Alexander the Great mencatat adanya tanaman di negeri itu mencapai India pada
tahun 325 SM Tjokroadikoesomo dan Baktiar 2005).

Tebu (Saccharum officinarum) merupakan tanaman perkebunan semusim. Tebu


termasuk ke dalam famili poaceae atau lebih dikenal sebagai kelompok rumput-rumputan.
Tebu tumbuh di dataran rendah daerah tropika dan dapat tumbuh juga di emperat daerah
subtropika. Manfaat utama tebu adalah sebagai bahan baku pembuatan gula pasir. Ampas
tebu atau lazimnya disebut 8 bagasse adalah hasil samping dari proses ekstraksi cairan tebu
yang berasal dari bagian batang tanaman tebu. Dari satu pabrik dihasilkan ampas tebu sekitar
35- 40% dari berat tebu yang digiling (Zultiniar dkk., 2011).

2.1.3 Kandungan Tanaman Tebu


Tanaman tebu biasanya tumbuh baik pada daerah yang beriklim panas dengan
kelembaban untuk pertumbuhan adalah > 70%. Suhu udara berkisar antara 28Oc – 34Oc.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan tebu adalah tanah subur dan cukup air tetapi tidak
tergenang. Fase pertumbuhan tanaman tebu jatuh pada umur 3 sampai 8 bulan dan fase
pemasakan pada umur 9 sampai 12 bulan yang ditandai dengan tebu mengeras dan berubah
warna menjadi kuning pucat. Pengolahan tanah untuk penanaman tebu di lahan kering pada
umumnya dilakukan pada musim kemarau sampai akhir musim hujan, sedangkan penanaman
dilakukan di awal musim kemarau sampai menjelang musim hujan. Dari proses pertumbuhan
tanaman tebu yang telah dijelaskan. Berikut ini adalah kandungan yang terdapat pada batang
tebu :
1. Air (75 – 85 %)
Air merupakan komponen yang paling besar di dalam tebu sehingga untuk mendapatkan
gula, komponen air harus dihilangkan sebanyak-banyaknya pada proses penguapan dan
kristalisasi.
2. Sukrosa (10 – 12 %)
Sukrosa terdapat pada semua tanaman tebu. Kandungan sukrosa yang terbanyak terdapat
pada bagian batang. Sifatnya stabil dalam suasana alkalis.
3. Gula Reduksi (0,5 – 2 %)
Gula reduksi yaitu glukosa dan fruktosa dalam perbandingan yang berlebihan satu sama lain.
Semakin masak tebu, semakin sedikit gula reduksinya. Proses pemecahan dalam gula reduksi
akan menimbulkan kerugian pada emperat gula.Suhu tinggi dan Ph tinggi akan mempercepat
perpecahan gula reduksi, sehingga itu perlu dihindarkan.
4. Senyawa Organik (0,5 – 1 %)
Senyawa empera dalam tanaman tebu emperat besar dalam bentuk asam laktat, asam
suksinat, serta asam glukonat. Jika tebu busuk, asam akan teroksidasi menjadi asam laktat.
Asam laktat dalam jumlah yang cukup banyak akan mempercepat proses inverse. Inverse
dapat dicegah dengan cara mempertahankan Ph > 7 dengan emperature proses pemurnian
tidak terlalu tinggi.

5. Senyawa Anorganik (0,2 – 0,6 %)


Senyawa anorganik yang terdapat di dalam tebu antara lain Fe2O3, Al2O3, MgO,CaO, K2O,
SO3, dan H2SO4. Senyawa-senyawa tersebut berasal dari tanah dan dari pupuk yang dapat
dipisahkan pada proses pemurnian.
6. Senyawa Phosphate
Senyawa ini adalah senyawa yang penting dalam proses pemurnian karena senyawa ini dapat
menarik dan mengendapkan kotoran.
7. Serabut
Serabut merupakan rangka tanaman tebu yang tersusun dari selulosa atau hemiselulosa. Ciri
umumnya adalah keras karena adanya lignin dan pektin.Serabut merupakan semua bagian
tebu tanpa nira. Jika dipanaskan atau dikeringkan maka 50 % dari serabut adalah selulosa.
BAB III
KERANGKA BERPIKIR , KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1. Kerangka berpikir

Kerangka Berpikir

Fenomena

Apakah Tebu dapat


berpengaruh terhadap
penurunan indeks plak
pada gigi

Hipotesis : tanaman tebu


dapat menurunkan indeks
plak pada gigi Teori

Teknik analissis data

Pembahasan

Kesimpulan dan saran


3.2 Konsep dan hipotesis penelitian

Konsep Penelitian

Tanaman Tebu Indeks plak gigi

Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas mikroorganisme yang
berkembangbiak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi
yang tidak dibersihkan (Pintauli S, Hamada T, 2008). Plak memegang peranan penting dalam
terjadinya penyakit gigi dan mulut. Bakteri yang terdapat dalam plak bertanggung jawab pada
terjadinya kerusakan gigi, karena bakteri-bakteri tersebut akan melakukan metabolisme
terhadap sisa-sisa makanan yang tertinggal (Hiranya, M. dkk, 2010) . Makanan padat dan
berserat secara fisiologis akan meningkatkan intensitas pengunyahan dalam rongga mulut.
Proses pengunyahan makanan ini akan merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva
akan membantu membilas gigi dari partikel-partikel makanan yang melekat pada gigi dan
juga melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan
fisure permukaan gigi (Mcdonald dan Avery, 2006). Tebu memiliki kandungan serat dan air
yang cukup banyak. Selain itu juga memerlukan pengunyahan yang cukup keras sehingga
dapat membersihkan gigi dari sisa–sisa makanan secara alami, sehingga dapat mempengaruhi
angka indeks plak seseorang. Dengan menyikat gigi pagi sesudah makan dan malam sebelum
tidur dapat menjaga kebersihan gigi dan mulut.Salah satu upaya untuk pemeliharaan
kebersihan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan mengkonsumsi tebu karena serat yang
terdapat didalam tebu dapat membersihkan plak pada gigi secara alami (Raffa, 2012).
“Pengaruh menguyah tebu terhadap plak pada gigi ” dapat disimpulkan sebagai
berikut: Tebu dapat menurunkan skor plak gigi ,Hal ini disebabkan karena tebu memiliki
kandungan senyawa atau zat yang bersifat antibakteri sebagai pembersih alami plak dengan
proses mengunyah yang dapat meningkatkan intensitas dan lama pengunyahan yang
dilakukan yang dapat menurunkan skor plak gigi. Sehingga, mengunyah tebu efektif terhadap
penurunan skor plak gigi.
DAFTAR PUSTAKA

Adriantoni, D., Sri Ramayanti, & Reni Nofika. (2019). Pengaruh Mengunyah Tebu (Saccharum
Officinarum L.) danBengkuang (Pachyrhizus Erosus) Terhadap Perubahan Indeks Debris pada
Anak Umur 8-9 Tahun di SD Adabiah Kota Padang. ANDALAS DENTAL JOURNAL, 7.

Dinda Holidina Yusro, Silvia Prasetyowati, & Sunomo Hadi. (2021). LITERATUR REVIEW EFEKTIVITAS
MENGUNYAH BUAH BERSERAT DAN BERAIR TERHADAP PENURUNAN SKOR PLAK GIGI. Jurnal
Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG), 16.

Nugroho, C. (2017). EFEK KONSUMSI JAJANAN TEBU BATANG TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN
MULUT PADA SISWA-SISWI KELAS V SDN 3 PALIMANAN TIMUR KECAMATAN PALIMANAN
KABUPATEN CIREBON. Indonesian Oral health Journal, 8.

Pariati, & Nur Aini Lanasari. (2021). KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT TERHADAP TERJADINYA KARIES
PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI MAKASSAR. Media Kesehatan Gigi, 6.

Tabitha Qotrunnada Sulistiyanto, Siti Merlianawati Sinaga, & Ade Suryanda. (2021). Pemahaman dan
Perspektif Mahasiswa Mengenai Manfaat Air Tebu (Saccharum officinarum) dalam Prospek
Kesehatan. Jurnal Pro-Life, 6.

Anda mungkin juga menyukai