Karies Gigi
1. Definisi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sesementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan, dan ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya (Edwina, dkk. 1991).
Karies gigi (kavitis) merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama
pada anak-anak dan remaja (Dona L wong,2008)
5. Klasifikasi
Pengklasifikasian karies dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Lokasi
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang
ditemukan dipermukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
1. Karies celah dan fisura
Celah dan fisura adalah tanda aanatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan
alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresia yang
khas pada struktur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies
gigi.
2. Karies permukaan halus
Ada tiga macam karies permukaan halus yaitu, karies proksimal atau dikenal juga
sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi.
3. Deskripsi umum lainnya
Lesi karies dikelompokan sesuai lokasinya dipermukaan tertentu pada gigi
7. Pencegahan
a. Menjaga kebersihan mulut
Menjaga kebersihan mulut merupakan sisitem pencegahan yang paling mudah dan
relative murah. Sikat gigi secara teratur, dengan interval tertentu untuk memutuskan tali
ikatan perkembangan bakteri penyebab karies dan menyikat gigi secara benar yang
meliputi seluruh permukaan gigi yang terpapar oleh makanan dan minuman (Chaerita
maulani, 2005)
b. Penggunan fluoride
Fluoride adalah mineral yang terdapat dalam berbagai jenis makanan, teruama pada
sumber air minum. Fluoride akan merintangi kemampuan bakteri untuk memproduksi
asam dan memperkuat email gigi lebih tahan terhadap kerusakan (Ronald H. Sitorus,
2008).
c. Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:
1. Perawatan mulut
2. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu yang tepat
yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.
3. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil.
4. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim
(destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0, 1 %).
5. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar,
dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian
depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan
melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.
6. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami
9. Komplikasi
Jika tidak ditangani, karies gigi biasanya menghancurkan sebagian besar gigi dan menyebar
kejaringan sebelahnya, menyebabkan sakit dan invensi.
Invasi mikroba ke pulpa gigi mempercepat respons radang (pulpitis) yang dapat
menimbulkan rasa sakit (sakit gigi) , pulpitis dapat menjelek dapat menjadi nekrosis dengan
invasi bakteri ke tulang alveolus (abses gigi, abses periapikal) proses ini dapat menimbulkan
nyeri yng hebat disertai komplikasi sepsis serta iinfeksi pada daerah muka, infeksi periapikal
gigi sulung dapat mengganggu perkembangan normal gigi terdapat penggantinya.