Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pendahuluan

Karies Gigi

1. Definisi
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan sesementum,
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat
diragikan, dan ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi dan diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya (Edwina, dkk. 1991).
Karies gigi (kavitis) merupakan salah satu penyakit kronik yang paling sering
mempengaruhi individu pada segala usia, karies gigi merupakan masalah oral yang utama
pada anak-anak dan remaja (Dona L wong,2008)

2. Factor penyebab terjadinya karies


Menurut Yuwono (2003) faktor yang memungkinkan terjadinya karies yaitu :
a. Lingkungan gigi
Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan dan
kemampuan bbuffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah melindungi jaringan
dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi yang mengurangi keausan
okulasi yang disebabkan karena pengunyahan, Pengaruh buffer sehingga naik turun PH
dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi bakteri yang
merintangi kolonisasi mikroorganisme, Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis
yang dapat mengurangi akumulasi plak.
b. Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi
kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh : kelenjar paritis, kelenjar sublingualis dan
kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah dikeluarkan glandula sebanyak 1000
– 1500 ml, kelenjar submandibularis mengeluarkan 40 % dan kelenjar parotis sebanyak
26 %. Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini
berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air
ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur-unsur makanan (Yuwono,
2003).
c. Bakteri
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering
menyebabkan karies yaitu :
1) Steptococcus
Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya terbanyak
di dalam mulut, salah satu spesiesnya yaitu Streptococus mutan, lebih dari
dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga 4,3%. Sterptococus
mutan terutama terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
2) Actynomyces
Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam
laktat,asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces visocus dan actynomises
naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium.
d. Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa
sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-
mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya
bakteri.
e. Waktu
Waktu juga memegang peranan terhadap proses terjadinya karies gigi. Waktu yang
diperlukan dari terjadinya bercak putih sebagai tanda awal terjadinya karies gigi sampai
terjadinya lubang yang terlihat dipermukaan halusgigi diperkirakan akan mencapai 18
bulan, plus minus 6 bulan.Gigi yang sering terkena sukrosa atau gula dan pembersihnya
kurang baik, akan memungkinkan terbentuknya bercak putih dalam tempo 3 minggu
(Maulani, Chaerita.2005).
3. Manifestasi klinis
Karies gigi biasanya mulai pada ceruk dan fisura permukaan oklusi (gigitan) gigi molai lesi
yang baru terjadi tidak dpat didiagnosis melalui inspeksi, lesi tersebut biasanya dideteksi
dengan pemeriksaan ceruk/fisura yang terkena.
4. Jenis karies gigi
Menurut Widya (2008), jenis karies gigi berdasarkan tempat terjadinya :
a. Karies Insipiens
Merupakan karies yang terjadi pada permukaan email gigi (lapisan terluar dan terkaras
dari gigi), dan belum terasa sakit hanya ada pewarnaan hitam atau cokelat pada email.
b. Karies Superfisialis
Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dalam dari email dan kadang-kadang
terasa sakit.
c. Karies Media Merupakan karies yang sudah mencapai bagian dentin (tulang gigi) atau
bagian pertengahan antara permukaan gigi dan kamar pulpa. Gigi biasanya terasa sakit
bila terkena rangsangan dingin, makanan asam dan manis.
d. Karies Profunda
Merupakan karies yang telah mendekati atau bahkan telah mencapai pulpa sehingga
terjadi peradangan pada pulpa. Biasanya terasa sakit secara tiba-tiba tanpa rangsangan
apapun. Apabila tidak segera diobati dan ditambal maka gigi akan mati, dan untuk
perawatan selanjutnya akan lebih lama dibandingkan pada karies-karies lainnya.

5. Klasifikasi
Pengklasifikasian karies dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Lokasi
Secara umum, ada dua tipe karies gigi bila dibedakan lokasinya, yaitu karies yang
ditemukan dipermukaan halus dan karies di celah atau fisura gigi.
1. Karies celah dan fisura
Celah dan fisura adalah tanda aanatomis gigi. Fisura terbentuk saat perkembangan
alur, dan tidak sepenuhnya menyatu, dan membuat suatu turunan atau depresia yang
khas pada struktur permukaan email. Tempat ini mudah sekali menjadi lokasi karies
gigi.
2. Karies permukaan halus
Ada tiga macam karies permukaan halus yaitu, karies proksimal atau dikenal juga
sebagai karies interproksimal, terbentuk pada permukaan halus antara batas gigi.
Karies akar terbentuk pada permukaan akar gigi.
3. Deskripsi umum lainnya
Lesi karies dikelompokan sesuai lokasinya dipermukaan tertentu pada gigi

6. Proses terjadinya karies gigi


Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi sukrosa (gula)
dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu yang berubah
menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (5,5) yang akan
menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi
Secara perlahan-lahan demineralisasi interna berjalan ke arah dentin melalui lubang fokus
tetapi belum sampai kavitasi (pembentukan lubang). Kavitasi baru timbul bila dentin terlibat
dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral hilang dari inti lesi
sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang menghasilkan kavitasi yang
makroskopis dapat dilihat. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan
keempat (lapisan transparan, terdiri atas tulang dentin sklerotik, kemungkinan membentuk
rintangan terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak
tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala
degenerasi cabang-cabang odontoblas). Baru setelah terjadi kavitasi, bakteri akan
menembus tulang gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-lapisan
tiga (lapisan demineralisasi, suatu daerah sempit, dimana dentin partibular diserang), lapisan
empat dan lapisan lima (Suryawati, 2010).

7. Pencegahan
a. Menjaga kebersihan mulut
Menjaga kebersihan mulut merupakan sisitem pencegahan yang paling mudah dan
relative murah. Sikat gigi secara teratur, dengan interval tertentu untuk memutuskan tali
ikatan perkembangan bakteri penyebab karies dan menyikat gigi secara benar yang
meliputi seluruh permukaan gigi yang terpapar oleh makanan dan minuman (Chaerita
maulani, 2005)
b. Penggunan fluoride
Fluoride adalah mineral yang terdapat dalam berbagai jenis makanan, teruama pada
sumber air minum. Fluoride akan merintangi kemampuan bakteri untuk memproduksi
asam dan memperkuat email gigi lebih tahan terhadap kerusakan (Ronald H. Sitorus,
2008).
c. Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi dilakukan dengan:
1. Perawatan mulut
2. Sikatlah gigi sekurang – kurangnya dua kali sehari pada waktu – waktu yang tepat
yaitu waktu sesudah makan, sebelum tidur, ditambah dengan sesudah bangun tidur.
3. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala sikat kecil.
4. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotik (vancomycin), enzim
(destronase) dan antiseptik (chlor hexidine 0, 1 %).
5. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat menggunakan sikat gigi dengan benar,
dapat digunakan kain pembersih yang tidak terlalu tipis untuk membersihkan bagian
depan dan belakang gigi, gusi serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan
melilitkan pada jari kemudian digosokkan pada gigi.
6. Kunjungi dokter gigi sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami

8. Penatalaksanan karies gigi


Penanganan klinis : terhadap nyeri dan infeksi akibat karies gigi yang tidk diobati bervariasi,
seiring dengan tingkat/ peluasan keterlibatan dan status medis penderitanya. Pada
umumnya, infeksi gigi yang terlokalisasi diunitdentoalveolas dapat dikelola dengan cara-
cara local (semisal pencabutan pulpektami). Anti biotiknya biasanya tidak diindikasikan,
kecuali pada enderita dengan daya tahan terganggu, penyembuhan luka terganggu atau
beresiko endokarditis, sebaliknya, antibiotika diberikan secara rutin pada infeksi gigi yang
meny ebar ke struktur- struktur diluar dentoalveolar.

9. Komplikasi
Jika tidak ditangani, karies gigi biasanya menghancurkan sebagian besar gigi dan menyebar
kejaringan sebelahnya, menyebabkan sakit dan invensi.
Invasi mikroba ke pulpa gigi mempercepat respons radang (pulpitis) yang dapat
menimbulkan rasa sakit (sakit gigi) , pulpitis dapat menjelek dapat menjadi nekrosis dengan
invasi bakteri ke tulang alveolus (abses gigi, abses periapikal) proses ini dapat menimbulkan
nyeri yng hebat disertai komplikasi sepsis serta iinfeksi pada daerah muka, infeksi periapikal
gigi sulung dapat mengganggu perkembangan normal gigi terdapat penggantinya.

Anda mungkin juga menyukai