Anda di halaman 1dari 5

PROMKES KARIES GIGI

A. Pengertian

Karies gigi adalah suatu proses kronis, regresif yang dimulai

dengan larutnya mineral email, sebagai akibat terganggunya kesimbangan

antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam

microbial dari substrat (medium makanan bagi bakteri) yang dilanjutkan

dengan timbulnya destruksi komponen-komponen organic yang akhirnya

terjadi kavitas (pembentukan lobang) (Kennedy, 2002)

Karies dentis merupakan proses patologis berupa kerusakan yang

terbatas di jaringan gigi mulai dari email kemudian berlanjut ke dentin.

Karies dentis ini merupakan masalah mulut utama pada anak dan remaja,

periode karies paling tinggi adalah pada usia 4 – 8 tahun pada gigi sulung

dan usia 12 – 13 tahun pada gigi tetap, sebab pada usia itu email masih

mengalami maturasi setelah erupsi, sehingga kemungkinan terjadi karies

besar. Jika tidak mendapatkan perhatian karies dapat menular menyeluruh

dari geligi yang lain. (Behrman,2002)

B. Penyebab

Menurut Yuwono (2003) faktor yang memungkinkan terjadinya

karies yaitu :

1. Umur

Terdapat 3 fase umur yang dilihat dari sudut geligi yaitu:


a. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering

terkena karies

b. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 – 20 tahun pada

massa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat

menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan

mulut menjadi kurang terjaga, hal ini yang menyebabkan

persentase karies lebih tinggi

c. Umur antara 40 – 50 tahun, pada umur ini sduah terjadi

retraksi atau menurunnya gusi dan papil sehingga sisa-

sisa makanan lebih sukar dibersihkan

2. Kerentanan permukaan gigi

a. Morfologi gigi

b. Lingkungan gigi

3. Air ludah

4. Bakteri

5. Plak

6. Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies

C. Tanda dan gejala

Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies gigi

sampai penyakit berkembang lama. Tanda awal dari lesi karies adalah

sebuah daerah yang tampak berkapur dipermukaan gigi yang menandakan

adanya demineralisasi. Daerah ini dapat menjadi tampak coklat dan

membetuk lubang. Proses tersebut dapat kembali keasal atau refersible,


namun ketika lubang sudah terbentuk maka mengkilat dapat menandakan

karies. Daerah coklat pucat menandakan adanya karies yang aktif.

Bila enamel dentin telah rusak, lubang semakin tampak. Daerah

yang terkena akan berubah warna dan menjadi lunak ketika disentuh.

Karies kemudian menjalar ke saraf gigi, terbuka, dan akan terasa nyeri.

Nyeri dapat bertambah hebat dengan panas, suhu yang dingin dan

makanan atau minuman yang manis. Karies gigi dapat menyebabkan nafas

tak sedap dan pengecapan yang buruk.

Karies gigi biasanaya mulai pada fisura permukaan oklusi, gigi

mulai lesi yang abru terjadi tidak dapat didiagnosa memulai inspeksi, lesi

tersebut biasanya dideteksi dengan pemeriksaan fisura yang terkena.

Gejala karies gigi sebagai berikut :

a. Nyeri baru timbul jika pembusukan sudah mencapai dentin

b. Nyeri yang timbul telah mencapai pulpa

c. Nyeri saat dipakai menggigit karena bakteri masuk ke pulpa

dan pulpa mati

D. Cara pencegahan karies gigi

Menurut Mansjoer (2009), penatalaksanaan pencegahan karies gigi

dilakukan dengan :

a. Perawatan mulut

Perawatan mulut dilakukan dengan mempraktekan intruksi berikut :

1. Sikatlah gigi sekurang-kurangnya 2 kali sehari pada waktu- waktu

yang tepat, yaitu : waktu sesudah makan, sebelum tidur ditmabah

dengan sesudah bangun tidur


2. Pilihlah sikat gigi yang berbulu halus, permukaan datar dan kepala

sikat kecil

3. Gunakan dental glos (benang gigi) sedikitnya satu kali sehari.

4. Gunakan pencuci mulut anti plak yang mengandung antibiotic,

enzim, dan antiseptic

5. Untuk anak yang masih kecil dan belum dapat mengunakan sikat

gigi dengan benar, dapat digunaka kain bersih yang tidak terlalu

tipis untuk membersihkan bagian depan dan belakang gigi, gusi

serta lidah. Cara mempergunakan yaitu dengan melilitkan pada jari

kemudian digosokkan pada gigi.

6. Kunjungi dokter sedikitnya 6 bulan sekali atau bila mengalami

pengelupasan gigi, luka oral yang menetap lebih dari 2 minggu.

b. Diet

Karies dapat dicegah dengan menurunkan jumlah gula dalam makanan

yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang merusak

gigi (permen, coklat, dan lain sebagainya) dan membiasakan

mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah dan sayur)

c. Flouridasi

Dilakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel dental

pada gigi, menambahkan floiuride pada suplai air minum dirumah.

Karies gigi dapat dihindari atau dicegah apabila anak melakukan

perawatan gigi dengan benar setelah mengkonsumsi makanan

kariogenik.
Sumber :

Behrman. R. L. (2002). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Dian Rakyat.

Kennedy. (2002). Konservasi Gigi Anak (Pediatric Operative Dentistry).

Jakarta : EGC.

Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media

Aesculapius.

Yuwono. (2003). Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya karies

dentis di SMA Negeri 15 Semarang. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai