Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN

Literatur review ini merupakan kajian literatur yang berfokus pada lansia dengan
arthritis. Arthritis merupakan proses peradangan sendi dan dapat mempengaruhi beberapa
sendi. Terdapat 2 jenis arthritis yang umum yaitu Osteoarthritis (OA) dan reumatoid
arthritis. Osteoarthritis berpengaruh pada lapisan tulang rawan sendi, yang menimbulkan
rasa nyeri sehingga membuat penderitanya sulit untuk berpindah atau bergerak. Arthritis
biasa berkembang pada usia lansia atau usia diatas 40 tahun. Terapi untuk osteoarthritis telah
banyak dilakukan dan dinilai efektif dalam meminimalisir cedera pada penderita
osteoarthritis. Intervensi yang dapat dilakukan terdiri atas intervensi exercise dan non
exercise. Intervensi exercise dinilai efektif dalam dalam mengurangi nyeri dan
menyeimbangkan serta meningkatkan fusngsi otot. Exercise merupakan terapi alternatif
komplementer penderita osteoartritis. Dalam penelitiannya Braghin, Libardi, Junqueira,
Nogueira – Barbosa, & de Abreu (2018) menyatakan bahwa pemberian exercise pada
penderita osteoartritis mampu menurunkan rasa nyeri, meningkatkan kekakuan otot,
keseimbangan serta meningkatkan fungsi otot. Dalam penelitian tersebut juga dikatakan
bahwa exercise mampu menurunkan kejadian jatuh pada penderita osteoartritis. Exercise
dinilai efektif apabila dilakukan selama 8 minggu dengan 2 kali exercise setiap minggunya
dengan durasi 50-60 menit. Exercise ini dinilai aplikatif karena dapat dilakukan secara
mandiri dengan mengikuti langkah-langkah panduan yang terdapat pada hasil penelitiannya.
Terapi Isometric Quadriceps Exercise termasuk dalam intervesi exercise yang dinilai
efektif. Dalam penelitiannya Anwer dan Alghadir (2014) menyatakan bahwa Isometric
Quadriceps Exercise mampu mengurangi intensitas nyeri. Exercise dilakukan dengan melatih
otot quadrisep, pergelangan kaki, dan pinggul yang dijelaskan pada jurnal selain itu juga
diberikan terapi ultrasound 1,5 watts/cm2 dalam 7 menit. Exercise dinilai efektif dengan
pemberian latihan selama 5 hari dalam 1 minggu. Dalam pengaplikasiannya Isometric
Quadriceps Exercis, memiliki kekurangan, yaitu peneliti tidak mempertimbangkan latihan
lain, terapi obat, atau partisipan yang dilakukan fisioterapi lain. Kuru Çolak et al (2017) juga
melakukan penelitian terkait exercise pada penderita osteoartritis, didapatkan hasil bahwa
program latihan intensitas rendah untuk ekstremitas bawah yang dilakukan dirumah maupun
dengan pengawasan efektif dalam mengurangi nyeri. Exercise ini dinilai kurang aplikatif
karena dalam pelaksanaannya membutuhkan alat yang tidak sederhana untuk mengukur
hemodinamik, alat pengukuran kekuatan otot paha yang tidak sederhana serta program
latihan isometric dan isotonik yang tidak disertai gambar langkah-langkah untuk melakukan
exercise.
Gejala nyeri dan juga hambatan mobilitas fisik pada penderita osteoartritis dapat
diperingan juga dengan beberapa intervensi non-exercise salah satunya adalah dengan
melakukan masasse pada bagian yang terkena OA biasanya pada bagian lutut. Pijat seluruh
tubuh pada osteoarthritis lutut (OA) selama 30-60 menit perminggu. Pemijatan (Swedish
massage) yang akan digunakan diantaranya (effleurage,petrissage, tapotement,
vibration/getaran, friction/gesekan, and skin rolling/gulungan kulit). Pemijatan (Swedish
massage) selama 8 minggu dinilai efektif dalam mengurangi gejala klinis OA seperti nyeri,
kaku sendi, dan mampu meningkatkan fungsi fisik. Terapi pijat dan aroma terapi termasuk
dalam intervensi non-exercise yang dinilai efektif. Dalam penelitiannya Nasiri dan Mahmodi
(2018) menyebutkan bahwa pijat aromaterapi mampu menurunkan tingkat kelelahan pada
penderita osteoartritis. Namun dalam pelaksanaannya dinilai kurang aplikatif karena dalam
penelitiannya peneliti menganjurkan untuk menerapkannya dengan pengawasan peneliti agar
mampu menerapkannya dengan benar. Selain penelitian yang dilakukan Nasiri dan Mahmodi
(2018), Kabiri, Hassanpour, dan Dreis (2018) juga mengatakan bahwa pijat aromaterapi
lavender pada penderita osteoporosis memberi hasil yang positif terutama dalam mencegah
terjadinya kecacatan. Namun sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Nasiri dan
Mahmodi (2018) intervensi ini dinilai kuang aplikatif karena dalam pelaksanaannya harus
mendapat pengawasan dari peneliti untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut, intervensi exercise dan non exercise dapat
digunakan pada penderita osteoartritis karena memberikan hasil yang efektif dalam
mengurangi nyeri, meningkatkan keseimbangan dan meningkatkan fungsi otot. Namun
beberapa diantaranya memiliki keterbatasan yang dininali kurang efektif untuk diaplikasikan,
seperti pada 2 jurnal yang menyatakan dibutuhkan pengawasan oleh peneliti dalam
pengaplikasiannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal, selain itu tidak disertakannya
gambar langkah-langkah tahapan sebagai contoh untuk mempraktikannya.

Anda mungkin juga menyukai