Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN UTAMA PADA KEJADIAN LUKA BAKAR

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners XXXVII


Stase Keperawatan Komunitas

Disusun Oleh:

PPN XXXVII GELOMBANG 2

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH

Pokok Bahasan : Luka Bakar


Sub Pokok bahasan : 1. Infeksi pada luka bakar
2. Pertolongan pertama pada kejadian luka bakar
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Babakan Sari
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Babakan Sari
Waktu : 15 menit
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 November 2019

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan pengunjung dapat
mengetahui pertolongan pada kejadian luka bakar.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit peserta dapat :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan luka bakar
2. Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan pertama
terhadap luka bakar

III. Karakteristik Sasaran


Sasaran dalam penyuluhan ini adalah Pengunjung dan Petugas yang ada di
Puskesmas Babakan Sari
IV. Analisis Tugas
Standar Kompetensi :
1. Know
a. Pengertian Luka Bakar
b. Macam-macam pertolongan pertama
2. Show
Peserta mendiskusikan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang
dipaparkan.
3. Do
- Peserta mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan pemateri
- Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
- Peserta mampu menjelaskan kembali materi yang telah diberikan oleh
pemateri

V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VI. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Diskusi

VII. Media yang Digunakan


1. Leaflet

VIII. Alokasi Waktu Kegiatan


1. Apersepsi (2 menit)
2. Uraian materi (10 menit)
3. Penutup (3menit)
IX. Strategi Instruksional
1. Menjelaskan materi penyuluhan
2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran
4. Mengadakan evaluasi

X. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Sasaran


Penyaji Siswa/i
1. 2 Pembukaan - Menyampaikan - Menjawab salam
Menit a. Salam pembuka salam pembuka,
b. Perkenalan perkenalan,
c. Menjelaskan menjelaskan maksud
pokok bahasan dan tujuan serta
d. Menyampaikan kontrak watu
tujuan pelaksanaan
e. Kontrak waktu kegiatan kepada
f. Apersepsi peserta penyuluhan
dengan bahasa yang
sopan dan jelas serta
penggunaan kata
yang efisien
- Menanyakan - Memperhatikan dan
beberapa pertanyaan terlihat antusias
seputar opini peserta mengikuti
mengenai topik penyuluhan
penyuluhan
2 10 Kegiatan Inti - Menyampaikan Menyimak dan
menit Penyampaian materi materi dengan jelas memperhatikan
- Pengertian Luka dan tepat sesuai penyuluhan dengan
Bakar dengan metode yang baik dan antusias
- Macam-macam dipilih
pertolongan - Menyampaikan
pertama materi tidak
berbelit-belit serta
efisien sehingga
mencegah
kekurangan waktu
- Memanfaatkan
semua media yang
tersedia untuk
menyampaikan
materi dengan baik
3 3 Penutup
Menit - Sesi tanya jawab - Melakukan dialog - Peserta penyuluhan
interaktif dengan dengan antusias
peserta penyuluhan bertanya dan
berdialog tentang
materi penyuluhan

- Melakukan - Menanyakan - Bersama penyaji


evaluasi beberapa pertanyaan menyimpulkan
singkat kepada materi
audiens tentang
materi penyuluhan
untuk mengetahui
feed back
- Menyimpulkan - Menyampaikan - Menyimak dan
materi yang kesimpulan dengan memperhatikan
didiskusikan padat dan jelas
- Mengakhiri - Menyampaikan - Menjawab salam
kegiatan dengan salam penutup dan
salam ucapan terimakasih
dengan sopan dan
jelas

XI. Evaluasi
1. Pengertian Luka Bakar
2. Macam-macam pertolongan pertama
A. Materi Penyuluhan

1. Pengertian Luka Bakar


Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas
dan mortalitas tinggi. Biaya yang dibutuhkan untuk penanganannya pun tinggi.

2. Proses terjadinya Infeksi pada Luka Bakar


a. Kerusakan Jaringan
Pembuluh kapiler yang terkena suhu tinggi rusak dan sel darah yang ada di
dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar menyebabkan
rupturnya sel atau nekrosis sel. Sel yang di perifer masih dapat hidup tapi
sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya mikrosirkulasi perifer lapisan
kolagen akan berubah bentuk dan rusak.
b. Inflamasi (Peradangan)
Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat adalah erythema yang
disebabkan karena respon neurovaskular mengakbibatkan vasodilatasi
pembuluh darah. Makin berat kerusakan jaringannya maka respon inflamasi
yang muncul akan makin lama bertahan.
c. Infeksi
Luka bakar merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
mikroorganisme, biasanya akan menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam.
Dalam kondisi yang lebih berat akan muncul bakteriemi atau septikemi yang
kemudian akan tejadi penyebaran infeksi ke tempat yang lain. Bakteriemi
merupakan penyebab kematian tersering pada luka bakar mulai dari 24 jam
pertama sampai pada luka bakar yang sudah sembuh.

3. Penanggulangan Infeksi pada Luka Bakar


Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan resusitasi cairan
dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran
dari luka. Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera sembuh dan
rasa sakit yang berkurang.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement lalu luka ditutup. Penutupan
luka ini memiliki beberapa fungsi diantaranya ;
a. Pertama, dengan penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel
dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
b. Kedua, luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien
tidak hipotermi.
c. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar pasien merasa
nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa sakit.

4. Pencegahan Infeksi pada Luka Bakar


a. Hentikan kontak dengan sumber panas untuk mencegah terjadinya kerusakan
jaringan yang lebih parah.
b. Bila terkena api, jangan berlari karena tindakan ini justru akan memperbesar
nyala apinya, lebih baik berguling-guling. Siram dengan air atau selimuti
dengan selimut basah.
c. Bila terkena zat kimia, harus segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya.
Lebih baik lagi mencucinya di bawah kran air yang mengalir.
d. Bila terkena aliran listrik, putuskan aliran listrik tersebut selekas mungkin
dengan menarik steker dari kontaknya atau melepaskan sekering.
e. Lalu lepaskan penderita dari barang yang mengandung aliran listrik dengan
menggunakan benda yang tidak menghantarkan aliran listrik, misalnya
sepotong dahan kering atau papan. Penolong pun harus terisolasi, misalnya
dengan berdiri di atas papan kering, tumpukan koran atau pakaian kering.
f. Apapun penyebab luka bakar, turunkan suhu luka bakar dengan air mengalir
atau kompres air dingin (bukan dengan air es atau es batu) selama 10-20
menit.
g. Bila korban berada di dalam ruang tertutup, segera dibawa ke ruang terbuka
atau yang memiliki ventilasi yang baik.
5. Penanganan Luka Bakar Ringan
a. Guyur luka bakar tersebut dengan air mengalir yang bersih atau rendam luka
tersebut dalam air bersih atau kompres dingin (jangan gunakan air es atau es
batu) sekitar 10-20 menit untuk mengurangi panas atau suhu pada luka dan
membantu mengurangi nyeri.
b. Jika terdapat lepuhan, jangan dipecah. Jika lepuhan besar dan mengganggu,
maka segera ke dokter.
c. Oleskan obat luka bakar pada luka dan tutup dengan kasa steril.
d. Jika perlu, minum obat penghilang rasa nyeri atau periksa ke dokter.
e. Cegah jangan sampai terjadi infeksi pada luka. Jika terjadi infeksi yang
ditandai dengan adanya nanah pada luka atau terjadi demam, segera ke dokter.
f. Jika luka bakarnya luas segera lepaskan baju dan asesoris yang melekat pada
badan tetapi jangan melepas/menarik baju yang melekat pada luka bakar
karena dapat memperparah kerusakan jaringan. Selimuti dengan selimut
bersih dan segera bawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pertolongan.
g. Untuk luka bakar akibat cairan kimia atau tersengat aliran listrik, luka bakar
yang mencederai saluran napas, luka bakar pada bayi, pada wajah, mata,
genitalia, atau daerah persendian, segera bawa ke rumah sakit terdekat
secepatnya.

Catatan:
Jangan mengoleskan pasta gigi, mentega, kecap, atau minyak tanah pada luka
bakar karena dapat menyebabkan infeksi yang membuat luka bisa semakin parah
dan menghambat penyembuhan luka serta menimbulkan bekas luka.

6. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar


Secara sistematik dapat dilakukan 6c diantaranya:
1) Clothing
Singkirkan semua pakaian yang panas atau terbakar. Bahan pakaian yang
menempel dan tak dapat dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai pada fase
cleaning.
2) Cooling
a. Dinginkan daerah yang terkena luka bakar dengan menggunakan air
mengalir selama 20 menit, hindari hipotermia (penurunan suhu di bawah
normal, terutama pada anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai
dengan 3 jam setelah kejadian luka bakar.
b. Kompres dengan air dingin (air sering diganti agar efektif tetap
memberikan rasa dingin) sebagai analgesik (penghilang rasa nyeri) untuk
luka yang terlokalisasi.
c. Jangan pergunakan es karena es menyebabkan pembuluh darah mengkerut
(vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipotermia.
d. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka bakar di daerah mata, siram
dengan air mengalir yang banyak selama 15 menit atau lebih. Bila
penyebab luka bakar berupa bubuk, maka singkirkan terlebih dahulu dari
kulit baru disiram air yang mengalir.
Untuk pertolongan pertama dapat dilakukan langkah clothing dan cooling.
Selanjutnya dilakukan pada fasilitas kesehatan.
3) Cleaning
Pembersihan dilakukan dengan zat anastesi untuk mengurangi rasa sakit.
Dengan membuang jaringan yang sudah mati, proses penyembuhan akan lebih
cepat dan risiko infeksi berkurang.
4) Chemoprophylaxis
Pemberian anti tetanus dapat diberikan pada luka yang lebih dalam dari
superficial partial-thickness. Pemberian krim silver sulvadiazin untuk
penanganan infeksi dapat diberikan kecuali pada luka bakar superfisial. Tidak
boleh diberikan pada wajah, riwayat alergi sulfa, perempuan hamil, bayi baru
lahir, ibu menyususi dengan bayi kurang dari 2 bulan.
5) Covering
Penutupan luka bakar dengan kassa. Dilakukan sesuai dengan derajat luka
bakar. Luka bakar superfisial tidak perlu ditutup dengan kasa atau bahan
lainnya. Pembalutan luka (yang dilakukan setelah pendinginan) bertujuan
untuk mengurangi pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan
kulit akibat luka bakar. Jangan berikan mentega, minyak, oli atau larutan
lainnya, menghambat penyembuhan dan meningkatkan risiko infeksi.
6) Comforting
Dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri. Dapat diberikan
penghilang nyeri berupa Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg. Selanjutnya pertolongan diarahkan
untuk mengawasi tanda-tanda bahaya seperti :

a. Airway and breathing


Perhatikan adanya stridor (mengorok), suara serak, dahak berwana
jelaga (black sputum), gagal napas, bulu hidung yang terbakar, bengkak
pada wajah. Luka bakar pada daerah orofaring dan leher membutuhkan
tatalaksana intubasi (pemasangan pipa saluran napas ke dalam
trakea/batang tenggorok) untuk menjaga jalan napas yang adekuat/tetap
terbuka. Intubasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang lengkap.
b. Circulation
Penilaian terhadap keadaan cairan harus dilakukan. Pastikan luas luka
bakar untuk perhitungan pemberian cairan. Pemberian cairan intravena
(melalui infus) diberikan bila luas luka bakar >10%. Bila kurang dari itu
dapat diberikan cairan melalui mulut. Cairan merupakan komponen
penting karena pada luka bakar terjadi kehilangan cairan baik melalui
penguapan karena kulit yang berfungsi sebagai proteksi sudah rusak dan
mekanisme dimana terjadi perembesan cairan dari pembuluh darah ke
jaringan sekitar pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya
pembengkakan (edema). Bila hal ini terjadi dalam jumlah yang banyak
dan tidak tergantikan maka volume cairan dalam pembuluh darah dapat
berkurang dan mengakibatkan kekurangan cairan yang berat dan
mengganggu fungsi organ-organ tubuh.
Cairan infus yang diberikan adalah cairan kristaloid (ringer laktat,
NaCl 0,9%/normal Saline). Kristaloid dengan dekstrosa (gula) di
dalamnya dipertimbangkan untuk diberikan pada bayi dengan luka bakar.
Jumlah cairan yang diberikan berdasarkan formula dari Parkland : 3-4 cc x
berat badan (kg) x %TBSA + cairan rumatan (maintenance per 24 jam).
Cairan rumatan adalah 4cc/kgBB dalam 10 kg pertama, 2cc/kgBB dalam
10 kg ke 2 (11-20kg) dan 1cc/kgBB untuk tiap kg diatas 20 kg. Cairan
formula parkland (3-4ccx kgBB x %TBSA) diberikan setengahnya dalam
8 jam pertama dan setengah sisanya dalam 16 jam berikutnya.
Pengawasan kecukupan cairan dilihat dari produksi urin yaitu
1cc/kgBB/jam.

B. Daftar Pustaka

Kuliah Ilmu Bedah FKG UNAIR oleh dr. Heru, SpB. Panduan Kesehatan Keluarga Edisi
1996

http://rosyidi.com/penanganan-luka-bakar-yang-benar/
Tgl browse: 29 Agustus 2008

http://www.mailarchive.com/dokter_umum@yahoogroups.com/msg01582.html. Tgl
browse: 29 Agustus 2008

Anda mungkin juga menyukai