Anda di halaman 1dari 7

I.

LATAR BELAKANG
Sekitar 50%-70% dari individu dengan skizofrenia melaporkan
halusinasi lisan dan pendengaran, bahkan selama pengobatan dengan obat
antipsikotik. Untuk 25%-30% dari pasien skizofrenia, seperti halusinasi tahan
terhadap terapi obat, mengakibatkan tekanan terus-menerus, ketidakmampuan
fungsional, dan sering hilangnya kontrol perilaku.

Bukti menunjukkan bahwa repetitif (berulang) transkranial magnetik


stimulasi (rTMS), teknik neurostimulasi non invasif bisa memodulasi
rangsangan kortikal untuk meningkatkan refraktori halusinasi lisan dan
pendengaran pada skozofrenia. Studi neuroimaging memiliki impilakasi pada
temporoparietal sebelah kiri hiperaktif selama halusinasi pendengaran, dan
studi terapi terkait telah ditampilkan mengurangi keparahan halusinasi dengan
rTMS frekuensi rendah (mengurangi rangsangan kortikal) dengan rangsangan
gulungan diterapkan di tengah-tengah antara T3 dan P3 (menggunakan 10-20
EEG sistem internasional). Pada terapi rTMS dengan frekuensi rendah
menunjukkan hasil yang tidak konsisten, dengan dua penelitian terbaru
melaporkan tidak berpengaruh. Beberapa penelitian yang meneliti dengan
rTMS menargetkan daerah otak yang lebih luas, sementara hiperaktif terdapat
di area broca, serta masih di ragukan apakah areanya di temporopaietal sebelah
kiri. Selain hiperaktif temporal, hipoaktivitas di korteks prefrontal terutama di
dorsolateral dan daerah cingulate anterior telah umum digambarkan pada
skizofrenia. Frekuensi tinggi stimulasi rTMS (meningkatkan rangsangan saraf)
meningkatkan gejala yang negatif.

Transcranial direct-current stimulation (tDCS) adalah pengobatan


neurostimulasi non invasif terbaru yang digunakan untuk pengobatan
neurologis dan gejala kejiwaan. Dengan tDCS rangsang korteks saraf
meningkat di sekitar anoda dan berkurang dekat dengan katoda. Studi pertama
yang menyelidiki efek tDCS di manusia difikuskan pada korteks motor, dimana
perubahan rangsangan kortikal dapat dengan mudah dipantau. Efek dari tDCS
pada rangsangan kortikal dapat dijelaskan oleh neuronal polarisasi membran
shift dan modifikasi dari reseptor NMDA efikasi. Elektrofisiologi studi
menunjukkan peningkatan aktivitas neuron dekat anoda tDCS menggunakan
somatosensori membangkitkan potensi dan anodal (stimulasi) dan katodal
(penghambatan) tDCS pada stimulasi korteks visual. Dengan demikian tDCS
dapat difokuskan pada dua node dari korteks, meingkatkan aktivitas jaringan di
satu area dan penurunan di lain area. Ini bisa menghasilkan terapi yang lebih
manjur. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi pengamatan
menjanjikan dari dua kasus terbuka dengan menilai kemanjuran tDCS di
halusinasi lisan dan pendengaran. Peneliti juga menilai efek tDCS pada
halusinasi di periode tindak lanjut 3 bulan. Peneliti berhipotesis bahwa
pengobatan tDCS dengan katoda pada sebelah kiri persimpangan
temporoparietal dan anoda di sebelah kiri dorsolateral prefrontal korteks dapat
mengurangi keparahan halusinasi lisan dan pendengaran pada pasien
skizofrenia.

II. METODE

Tiga puluh pasien yang memenuhi kriteria DSM-IV-TR untuk


skizofrenia dilibatkan dalam penelitian ini. Semua dari mereka memiliki
halusinasi pendengaran dan halusinasi lisan, didefinisikan sebagai halusinasi
persisten harian meskipun obat antipsikotik pada dosis yang cukup untuk
setidaknya 3 bulan. Semua pasien masih dalam tahap pengobatan selama
periode penelitian. Studi ini disetujui oleh Comite de Protection des Personnes
of Sud-Est VI (Lyon, France), dan semua pasien disediakan informed consent
tertulis. Sebuah randomized double-blind parallelarm (penilai, peneliti, dan
pasien buta untuk acak tugas pengobatan) protokol tDCS digunakan dalam
penelitian ini. Stimulasi dilakukan dengan menggunakan sebuah stimulator
Eldith DC (www.neuroconn.de/dc-stimulator_plus_en/) dengan dua 7x5 cm (35
cm2) elektroda spons direndam dalam larutan garam (NaCl 0,9%). Elektroda
ditempatkan pada dasar 10-20 internasional sistem penempatan elektroda.
Anoda ditempatkan di tengah antara F3 dan FP1 (prefrontal kiri korteks:
dorsolateral prefrontal korteks) dan katoda berada diatas titik tengah antara T3
dan P3 (persimpangan kiri temporoparietal). Sesuai dengan studi terbaru dari
tDCS di kejiwaan atau penyakit neurologis lainnya, tingkat rangsangan
ditetapkan pada 2 mA untuk 20 menit. Sejalan dengan penelitian sebelumnya
menggunakan 1 Hz RTM untuk halusinasi lisan dan pendengaran, sesi stimulasi
dilakukan dua kali sehari pada lima hari kerja. Dua kali sesi harian dipisahkan
oleh kurang lebih 3 jam. Dalam stimulasi sham, parameter stimulasi yang
dipilih yang ditampilkan, namun pada kenyataannya setelah empat puluh detik
stimulasi yang nyata (2 mA), hanya getaran kecil terjadi saat 550 msec (110 mA
lebih dari 15 msec) melalui sisa periode 20 menit.

Pengukuran Hasil

Ukuran hasil utama adalah perubahan dari waktu ke waktu di


keparahan halusinasi lisan dan pendengaran, dinilai oleh penyidik tugas
kelompok menggunakan Auditori Halusinasi Rating Scale (AHRS).
Penilaian dilakukan pada awal (sebelum sesi tDCS pertama), setelah 5 hari
dari tDCS (akut efek), dan 1 dan 3 bulan setelah tDCS (efek pemeliharaan).
Ukuran hasil eksplorasi merupakan keparahan dari gejala skizofrenia lain
seperti diukur oleh Skala Positif dan Negatif Sindrom (PANSS). Pengaruh
tDCS pada keseluruhan gejala skizofrenia dinilai menggunakan skor total
PANSS dan menggunakan pendekatan dimensi PANSS untuk membedakan
lima dimensi gejala utama yaitu positif, negatif, depresi, disorganisasi, dan
kegembiraan.

Analisis Statistik

Karakteristik demografi dan klinis dari dua kelompok yang


dibandingkan pada awal menggunakan tes t Student’s, kecuali jenis
kelamin, yang dinilai dengan uji chi-square. Untuk membandingkan efek
keseluruhan dari perawatan pada halusinasi lisan dan pendengaran dari
waktu ke waktu dalam dua kelompok, data dari sampel dianalisis
menggunakan analisis pengukuran berulang varians (ANOVA) dengan
pengobatan sebagai faktor antarkelompok dan waktu sebagai faktor
intrasubjek. Post hoc analisis dilakukan menggunakan tes t Student’s untuk
perbandingan antarkelompok. Ambang signifikasi adalah 0,05.

Untuk hasil eksplorasi sekunder, antar perbandingan dinilai dengan


menggunakan Cohen’s d (efek ukuran) diikuti oleh dua ekor tes t Student’s
segera setelah sesi tDCS. Analisis dibandingkan, variasi presentase dalam
nilai antara, sebelum, dan sesudah treatment antar kelompok. Perkiraan
ukuran efek sedikit bias dan karena itu dikoreksi dengan menggunakan
faktor disediakan oleh Hedges dan Olkin. Ukuran efek persis sama untuk
skor-z dari distribusi standar normal. Seperti yang disarankan oleh Cohen,
efek ukuran dari 0,2 dapat dianggap kecil, 0,5 menengah dan 0,8 besar.

III. HASIL

Tiga puluh pasien, semua tangan kanan, yang termasuk kedalam


penelitian. Lima belas pasien secara acak termasuk kedalam kelompok active
treatment dan lima belas pasien untuk kelompok sham treatmen. Pada awal,
tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik. Perbedaan antara
kelompok pada variabel apapun (usia, jenis kelamin, pendidikan, pengobatan,
skor AHRS, atau skor PANSS). Semua pasien melaporkan bahwa mereka tidak
dapat mengatakan kelompok mana mereka di alokasikan, dan semua dari
mereka dijelaskan akan ada kesemutan ringan atau sensasi gatal sedikit saat
timbul rangsangan.

Halusinasi Lisan dan Pendengaran

Efek akut. Dibandingkan dengan kondisi sham (pura-pura), sebagian besar


efek dari tDCS pada halusinasi lisan dan pendengaran terlihat pada
kelompok active treatment setelah 5 hari tDCS (d=1.58, p<0.001).
kelompok active treatment menunjukkan peningkatan rata-rata 31%
(SD=14.4) di skor AHRS (dari 28,3 [SD=4,1] menjadi 19.9 [SD=5,8]),
sedangkan kelompok sham treatment tDCS mengalami penurunan rata-rata
dari 8% (SD=13,7) di skor AHRS (dari 27,2 [SD=6,9] menjadi 25,1
[SD=7,7)

Efek Pemeliharaan. Pada kelompok tDCS active treatment, skor AHRS


berkurang 36% (SD=21,8) pada 1 bulan dan 38% (SD=25,0) pada 3 bulan,
sedangkan pada kelompok tDCS sham treatment, skor AHRS berkurang 3%
(SD=18,3) pada 1 bulan dan 5% (SD=13,7) di 3 bulan. Langkah mengulangi
ANOVA menunjukkan interaksi yang signifikan antara kelompok dan
waktu (F=10.97, df=3,84, p<0.0001). Post hoc analisis menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara kelompok sama sekali pasca dasar
penilaian-setelah tDCS (t=-4,45, p<0,001), pada 1 bulan (t=-4,48,
p<0,0001), pada 3 bulan (t=-4,58, p<0,001). Ketika titik awal dikeluarkan
dari ANOVA, hanya ada efek kelompok (F=29,9, df=1,28, p<0,0001). Efek
waktu dan interaksi kelompok oleh waktu secara statistik tidak signifikan,
menunjukkan bahwa efek tDCS pada halusinasi lisan dan pendengaran
dipertahankan di akhir pengobatan untuk 3 bulan. Meskipun penurunan skor
AHRS diamati untuk semua pasien dalam kelompok active treatment, tidak
ada pasien yang memiliki resolusi lengkap dari halusinasi mereka (yaitu
sebuah AHRS skor 0).

Gejala Skizofrenia Lain

Efek yang signifikan dari tDCS pada gejala skizofrenia, sebagaimana dinilai
oleh skor total PANSS, diamati di kelompok active treatment (skor menurun
dari 76,9 [SD=16,4] untuk 66,9 [SD=15,0]) relatif terhadap sham treatment
(penurunan dari 82,8 [SD=15, 4] untuk 80,5 [SD=12,0]) segera setelah
pengobatan (d=0,98; 95% Cl=0,22=1,73, p=0,01). Menurut PANSS
dimensi pendekatan yang peneliti gunakan, efek yang signifikan dari tDCS
active treatment pada dimensi negatif diamati dibandingkan dengan sham
treatment (D = 1,07; 95% CI = 0,30-1,84, p = 0,01). Positif dan depresi
dimensi menunjukkan efek ukuran sedang (> 0,5), meskipun keduanya jatuh
pendek dari signifikansi statistik (positif dimensi: d = 0,64; 95% CI = -0,09
menjadi 1,37, p = 0,08; depresif dimensi: d = 0.61; 95% CI = -0,12 menjadi
1,34, p = 0,10). Tidak berpengaruh pada dimensi disorganisasi atau yang
kegembiraan diamati.

IV. DISKUSI

Peneliti menilai manfaat tDCS yang diberikan pada persimpangan


temporoparietal sebelah kiri (penghambatan tDCS katoda) dan korteks
preforntal dorsolateral kiri (rangsang tDCS anoda) dalam mengurangi
keparahan halusinasi lisan dan pendengaran pada pasien dengan skizofrenia.
Peneliti juga menilai dampak dari teknik ini pada rafraktori gejala skizofrenia
lain. Sejalan dengan hipotesis peneliti, peneliti juga mengamati adanya
penurunan signifikan pada tingkat keparahan halusinasi lisan dan pendengaran
setelah tDCS di kelompok active treatment relatif pada sham treatment. Setelah
10 sesi tDCS active treatment selama 5 hari, peneliti mengamati 31%
pengurangan keparahan halusinasi, dibandingkan dengan 8% pengurangan
setelah 10 sesi sham treatment. Efek dari tDCS pada halusinasi lisan dan
pendengaran terlihat dipertahankan selama kurang lebih 3 bulan. pada akhir
percobaan, 6 pasien (40%) masih dapat dikategorikan sebagai responden
(didefinisikan sebagai >50% pengurangan di skor AHRS). Efek jangka panjang
bisa tidak dijelaskan oleh perubahan dalam pengobatan, karena semua pasien
tetap mengkonsumsi obat yang sama diseluruh masa percobaan. Selain itu,
penelitian ini memungkinkan tDCS kelompok sham treatment sangat efektif
yang memungkinkan dobel-blind sham dikendalikan desain eksperimental.

Dalam studi banding Gandiga et al ditemukan bahwa tDCS pada


kelompok akif dan kelomok stimulasi sham menghasilkan sensasi kualitas yang
sebanding. Dalam penelitian ini, tidak ada efek samping yang signifikan, dan
pasien tidak bisa mengidentifikasi kelompok mereka telah dialokasikan untuk
apa. Seperti yang diharapkan, efek menguntungkan dari tDCS tidak terbatas
halusinasi lisan dan pendengaran. Peneliti juga mengamati peningkatan di
PANSS total skor setelah pengobatan, terutama gejala negatif. Bukti
menunjukkan sebuah hubungan antara gejala negatif dan prefrontal dorsolateral
kiri hipoaktif, dan frekuensi tinggi RTM diterapkan selama korteks prefrontal
dorsolateral telah dilaporkan menyebabkan perbaikan geja anegatif skizofrenia
serta perbaikan dalam depresi. Hasil temuan ini bisa menjelaskan oenurunan
yang signifikan dari gejala negatif dan pengurangan dimensi depresi,
menunjukkan bahwa aktivaso korteks prefrontal dorsolateral menggunakan
stimulasi otak non invasif bisa memperbaiki hipofrontalitas atau
ketidakseimbangan frontolimbik. Pendapat lain menyebutkan bahwa efek pada
halusinasi lisan dan pendengaran merupakan katoda tDCS di persimpangan
temporoparietal sebelah kiri (meliputi lebih besar daerah kortikal dari T3-P3)
yang bekerja pada hiperaktif temporo parietal dan efek pada gejala negatif
depresi adalah hasil dari anoda tDCS pada hipoaktif frontal.
Pengaruh tDCS pada halusinasi lisan pendengaran mungkin akibat dari
aksi global dari dua elektroda pada jaringan frontotemporal. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tDCS merupakan sebuah alat murah mudah digunakan alat
stimulasi dengan sedikit efek samping, bekerja antagonis pada dua area otak
yang terlibat dalam patofosiologi skizofrenia. Penelitian lebih lanjut dengan
sampel yang lebih besar dan evaluasi tambahan, seperti kualitas kehidupan;
otonomi sosial pasien dan pencitraan, diperlukan untuk hasil yang lebih
menjanjikan.

V. KESIMPULAN

Meskipun penelitian ini memiliki sampel yang sedikit dan terbatas, hasil
penelitian ini menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk mengobati halusinasi
lisan dan pendengaran pada pasien skizofrenia serta manifestasi lain pada
skizofrenia yaitu gejala negatif dan depresi.

Sumber:

Brunelin, Jerome et al. 2012. Examining Transcranial Direct-Current Stimulation


(tDCS) as a Treatment for Hallucinations in Scizophrenia 169: 719-72. Am J
Psychiatry Audio. Diperoleh dari search.proquest.com tanggal 4 November 2016

Anda mungkin juga menyukai