Anda di halaman 1dari 3

Pembahasan

Literature Review ini merupakan kajian literatur yang berfokus pada penanganan
nyeri luka bakar pada anak. Penanganan nyeri pada luka bakan ini dinilai sebagai intervensi
keperawatan utama pada masalah keperawatan nyeri luka bakar pada anak, khususnya di
Intalasi gawat darurat. Tinjauan sistematik ini menekankan pada intervensi penanganan nyeri
pada pasien dengan luka bakar berupa pelaksanaan intervensi non-farmakologis yang efektif
menurunkan nyeri pada pasien yang menjalani perawatan luka bakar.

Karakteristik Partisipan Intervensi Nyeri

Intervensi nyeri non-farmakologis adalah salah satu intervensi mandiri perawat dalam
menurunkan intensitas nyeri pada pasien dengan luka bakar. Pasien-pasien yang dilakukan
intervensi nyeri non-farmakologis diantaranya adalah anak dengan umur 0 – 18 tahun yang
pertama kali datang dengan luka bakar di instalasi gawat darurat. Karekteristik umur yang
berbeda-beda pada setiap jurnal mempengaruhi hasil intervensi, dikarenakan rasa sakit dan
trauma berhubungan dengan mereka yang memiliki pengalaman trauma dibandingkan dengan
yang belum mencapai usia dewasa, yaitu dilaporkan meliputi peningkatan kepekaan terhadap
rasa sakit dan fungsi psikologis yang kurang (Schechter NL, et all. 2003). Derajat luka bakar
dari kelima jurnal ini untuk dilakukan intervensi adalah skor Total Body Surface Area
mencapai >1%. Kontraindikasi juga perlu diperhatikan, hal ini dikarenakan kondisi yang
dapat menyebabkan perburukan.

Pelaksanaan Intervensi Non – Farmakologis Penanganan Nyeri Luka Bakar pada Anak

Terdapat lima jurnal penelitian yang membahas tenang intervensi non-farmakologis


yang telah dilakukan analisa. Terdapat perbedaan intervensi pada setiap jurnal, seperti
intervensi VR (Virtual Reality), terapi musik, penggunaan handuk basah, penggunaan handuk
basah dengan morfin, serta hipnoterapi. Kelima jurnal tersebut efektif dalam menurunkan
skala nyeri pada anak dengan luka bakar.

Jurnal 1: Penggunaan VR (Virtual Reality)

Jurnal pertama yaitu membahas mengani terapi non-farmakologi dengan


menggunakan Virtual Reality yang digunakan penderita saat penanganan luka bakar sebagai
teknik distraksi. Jurnal ini efektif signifikan dalam pengurangan rasa sakit namun minimal.
Namun, penggunaan pada runah sakit nasional belum dapat dilaksanaka, sebab penggunan
VR ini memerlukan biaya yang cukup besar dalam pengaplikasiannya. Juga dibutuhkan
penelitian-penelitian lain mengenai VR untuk kefeketifannya.

Jurnal 2: Penggunaan Penutup Selimut Dingin dan Handuk Basah

Jurnal ini membahas mengenai penanganan utama luka bakar dengan menutupnya
menggunakan selimut dingin atau handuk basah, sedangkan penanganan nyeri menggunakan
parasetamol atau morfin. Pendinginan adalah salah satu langkah pertolongan pertama yang
dikenal terbaik pada luka bakar. Hal ini dapat diduga unutk menghilangkan panas, untuk
mencegah edema, dan kerusakan jaringan lebih lanjut, dan untuk mengurangi nyeri. Setelah
pendinginan diperlukan untuk dilakukan penutupan untuk melindungi luka dan mencegah
hipotermi, terutama pada anak-anak dengan luka bakar (Allison K, et all. 2004). Penutupan
luka bakar dengan menggunakan selimut dingin atau handuk basah ini menunjukan
peningkatan perbaikan kondisi terkait manajemen nyeri dan penutup luka bakar yang efektif.
Penanganan luka bakar dengan pendinginan ini dalam pengaplikasian dalam penanganan
kegawatdaruratan merupakan salah satu intervensi yang dapat dilakukan. Namun, perlu
diperhatikan kontraindikasi dalam melakukan pendinginan pada luka bakar

Jurnal 3: Terapi Musik

Jurnal ketiga mebahas mengenai intervensi musik terapi dalam penanangan nyeri dan
kecemasan. Pasien dengan luka bakar diberikan terapi musik, jenis musik disesuaikan dengan
genre kesukaan partispan, terapi dilakukan selama 20 menit dengan mata tertutup selama tiga
kali dalam sehari. Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan signifikan rata-rata nyeri
dan kecemasan yang berkurang sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik. Terapi musik
menjadi salah satu intervensi non-farmakologis yang dapat dilakukan disemua layanan
perawatan dan hal ini dapat diaplikasikan dalam penanganan nyeri luka bakar di ruang
emergensi maupun di ruang rawat inap.

Jurnal 4: Dressing

Jurnal keempat menjelaskan mengenai penatalaksanaan penyembuhan luka bakar


dengan menggunakan tiga lapisan dressing yaitu dengan acticoat, acticoat, dan mepitel yang
dapat digunakan 3 – 5 hari. Hasil dari penelitian ini efektif. Luka mengalami repitalisasi yang
bagus >95%. Sehingga jurnal ini dapat diterapkan dalam penyembuhan luka bakar terutama
pada anak, baik di rumah sakit atau penanganan di rumah.

Jurnal 5: Hipnoterapi

Jurnal kelima menjelaskan m,engenai dampak hipnoterapi pada skala nyeri,


kecemasan, dan stress pada anak saat penggantian balutan. Hasil dari penelitian ini tidak
signifikan dalam menurunkan intensitas nyeri, dan tingkat kecemasan signifikan menurun,
serta gejala stress setelah trauma menunjukan hasil yang signifikan. Jurnal ini dapat
dilakukan dalam intervensi keperawatan di rumah sakit, namun dalam pelaksanaan
kegawatdaruratan belum tepat karena membutuhkan seorang hypnotherapist yang dapat
dijumpai dalam ruang rawat atau home care

Implikasi pada Praktik Keperawatan

Penanganan Nyeri Akut pada anak dengan luka bakar merupakan intervensi
keperawatan yang dapat membantu pasien dalam mengurangi skala nyeri yang dideritanya,
sebab pada luka bakar keluhan utama yang muncul adalah nyeri akut, ini disebabkan karena
beberapa jenis nociceptors langsung merangsang rasa sakit saat terbakar, hal ini adalah
karena kepekaan pada jalur noceptive dalam sistem saraf perifer dan sentral, sehingga
manajemen nyeri harus dimulai segera mungkin (Wemwer MU, et all. 2004). Beberapa
manajemen nyeri yang dianalisis dapat diterapkan sesuai keadaan ruangan dan keadaan
pasien luka bakar. Perawat dapat melakukan manajamen nyeri non-farmakologis yang sesuai
dengan keadaan pasien dengan luka bakar sebagai penanganan nyeri yang utama.

Implikasi pada Penelitian Selanjutnya

Mengingat masih banyak terdapat beberapa intervensi manajemen nyeri pada anak
dengan luka bakar yang memiliki intervensi yang lebih efektif pada anak. Penelitian
selanjutnya juga memerlukan manajemen yang tepat untuk diaplikasikan di rumah sakit atau
keadaan gawat darurat sehingga penanganan nyeri atau metode penyembuhan pada luka
bakar menjadi sebuah intervensi yang bersifat umum yang dapat dilakukan oleh seluruh
tenaga kesehatan saat menemukan kasus luka bakar, terutama pada anak.

Anda mungkin juga menyukai